Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Rizkiyanto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas jaringan Virtual Private Network (VPN) yang
merupakan metode komunikasi pada jaringan publik yang aman, dengan
melakukan tunneling dan enkripsi. Teknologi terbaru dari VPN adalah Dynamic
Multipoint VPN (DMVPN) yang dapat melakukan komunikasi ke banyak jaringan
lokal secara mudah, dibandingkan dengan VPN, karena bekerja secara multipoint.
Perbedaan antara DMVPN dengan VPN, seperti cara membuat tunnel dan
konfigurasi, tidak jauh berbeda. Pada penulisan ini akan dibahas perbedaan kedua
metode VPN dan DMVPN dalam Quality of Service (QoS) tertentu, seperti delay,
jitter, dan throughput. Metode yang digunakan untuk mengukur QoS tersebut
adalah dengan melakukan berbagai komunikasi, seperti video streaming, audio
streaming, dan pengiriman file antar jaringan lokal dengan menggunakan jaringan
VPN dan DMVPN. Hasil yang didapat dari penelitian ini, secara keseluruhan
pada aplikasi video call dan audio call, VPN memiliki QoS lebih baik
dibandingkan dengan DMVPN dengan perbedaan keseluruhan dibawah 10 %,
sedangkan untuk aplikasi file transfer, secara keseluruhan DMVPN lebih banyak
unggul dengan perbedaan yang sedikit lebih baik, hanya sekitar 5 %. Perbedaan
yang tidak terlalu jauh ini membuat DMVPN baik digunakan untuk komunikasi
data yang aman.

ABSTRACT
This thesis discusses about Virtual Private Network (VPN) network,
which is a secure communication method in public network using tunneling and
encryption. The latest VPN technology is Dynamic Multipoint VPN (DMVPN)
that can communicate to multiple local networks easily compare to VPN, because
it works in multipoint way. The differences between DMVPN and VPN, for
instance methods to make tunnels and configuration are not too contrast, In this
paper, the differences between the two methods, DMVPN and VPN, in a certain
Quality of Service, such as delay, jitter, and throughput. Methods which will be
used to measure QoS is by using various communications, such as video
streaming, audio streaming, and file transfer between local network that use VPN
and DMVPN network. By obtaining the data QoS from various type of
communications, it will be analyzed to get the best QoS method. The results
obtained from this research, overall the video call and audio call application, a
VPN has a better QoS than the DMVPN with differences below 10%, while for the file transfer application, DMVPN overall more superior with the difference
that a little better , only about 5%. The difference is not too much of this makes
good DMVPN used for secure data communication."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaka Naufan Azmi
"Virtual Private Network adalah sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang terkoneksi ke jaringan lokal melalui jaringan komputer publik dan membentuk suatu jaringan pribadi. Teknologi VPN dapat dibentuk dengan menggunakan tunneling. Ada beberapa teknologi tunneling yaitu GRE dan IPSecurity. Untuk mengetahui performansi tunneling yang terbaik maka akan dilakukan analisis dengan mengukur beberapa parameter QoS seperti throughput, packet loss dan delay.
Jaringan yang digunakan pada tesis ini menggunakan aplikasi video streaming. Pengujian akan dilakukan dengan cara memutar video dengan format .mpg dan .mp4. Pengukuran performansi dilakukan pada saat video streaming berjalan dari server ke client.
Dari hasil pengukuran QoS, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan performansi tunneling GRE lebih baik dibandingkan dengan performansi tunneling IPSecurity. Namun secara kehandalan tunneling IPSecurity lebih baik daripada tunneling GRE. Selisih performansi untuk tunneling GRE dan tunneling IPSecurity untuk parameter throughput,packet loss dan delay adalah 0.54%, 13.30%, dan 0.0015% untuk format video .mpg dan 3.17%, 7.06%, dan 0.032% untuk format video mp4.

Virtual Private Network is a technology that allows one to connect to the local network via a public computer networks and form a private network. VPN technology can be formed by using tunneling. There are several technologies that GRE tunneling and IPSecurity. To determine the performance of the best tunneling then be analyzed by measuring some QoS parameters such as throughput, packet loss and delay.
Network used in this tesis using a streaming video application. Testing will be done by rotating the video format. Mpg and. Mp4. Performance measurements made at the time the video stream running from the server to the client.
From QoS measurements, it can be seen that the overall performance is better than the GRE tunneling with tunneling IPSecurity performance. But the realibility of tunneling IPSecurity better than GRE tunneling Difference in performance for GRE tunneling and tunneling parameters IPSecurity for throughput, packet loss and delay is 0:54%, 13.30%, and 0.0015% for the video format. Mpg and 3:17%, 7.06%, and 0.032% to mp4 video format.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Jakson Harianto Johannes
"Teknologi End to End QoS Quality of Services adalah teknologi pemrioritasan trafik pada jaringan IP Internet Protocol dan solusi bagi permasalahan delay yang ditimbulkan oleh karakteristik jaringan IP. Dalam pengembangannya, dihasilkan fitur pemrioritasan terhadap layanan data, yaitu THP/ARP Traffic Handling Priority/Allocation Retention Priority dan dikontrol oleh perangkat PCRF Policy and Charging Rule Function untuk mekanisme pentarifan.PT. XL Axiata belum melihat teknologi End to End QoS sebagai faktor utama dalam mempertahankan kualitas jaringan dan solusi utama akan tren penurunan pertumbuhan pendapatan yang diakibatkan peralihan penggunaan layanan konvensional SMS dan suara menjadi layanan OTT Over The Top . Hal ini terlihat dari belum adanya perencanaan mekanisme perawatan teknologi End to End QoS dan belum dimanfaatkannya fitur THP/ARP pada produk PT. XL Axiata saat ini. Padahal fitur THP/ARP bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis layanan data PT. XL Axiata, dimana kontribusi layanan data masih kecil untuk pendapatan PT. XL Axiata yaitu hanya sekitar 18 .Analisa strategi penerapan End to End QoS menggunakan teori manajemen strategi, yang dilakukan dengan mengidenfikasi faktor terkait teknologi ini di internal maupun eksternal, kemudian dipetakan menggunakan analisa SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats dan QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix untuk menentukan strategi utama dan pendukung.Berdasarkan hasil analisa SWOT, PT. XL Axiata berada di Kuadran I. Menurut Pearce and Robinson 1998 , perusahaan pada kuadran tersebut mempunyai posisi strategis yang baik dan disarankan menggunakan strategi progresif, artinya PT. XL Axiata dalam kondisi prima dan mantap, sehingga sangat dimungkinkan untuk terus berekspansi, bertumbuh dan meraih kemajuan secara maksimal.Agar penerapan strategi progresif berjalan dengan baik, diperluka perawatan teknologi End to End QoS yang baik. Dari hasil analisa SWOT yang dikombinasikan dengan QSPM, didapatkan bahwa mekanisme perawatan berkala berdasarkan kombinasi periode waktu tertentu atau pertumbuhan jaringan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan opsi tanpa perawatan dan perawatan berdasarkan periode waktu atau pertumbuhan jaringan saja.
Technology of End to End QoS Quality of Services is a traffic prioritization technology in IP Internet Protocol based network and the solution for delay problem caused by IP network characteristics. In its development, THP ARP Traffic Handling Priority Retention Priority Allocation feature is used for data services prioritization and controlled by the PCRF Policy and Charging Rule Functin for the pricing mechanism.PT. XL Axiata have not seen the End to End QoS technology as a key factor in maintaining the network quality and the main solution for revenue growth decreasing trend as result of displacement use of conventional services SMS and voice into OTT over The Top services. This is evident from the lack of planing for maintenance mechanism for End to End technology and THP ARP feature have not been exploited on the PT. XL Axiata 39 s product. Though the THP ARP feature can be used to develop PT. XL Axiata data services business, while the contribution of data services is only about 18 for revenue of PT. XL Axiata.Implementation strategy of End to End QoS analysis using strategy management theory, by identifying associated internal and external factors with the technology, then map it to SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats and QSPM Quatitative Strategic Planning Matrix analysis to determine primary and supporting strategies.Based on the result of the SWOT analysis, PT. XL Axiata is in Quadrant I and according to Pearce and Robinson 1998 , companies that are in the quadrant has a good strategic position ans suggested using a progressive strategic, meaning PT. XL Axiata in prime conditio and steady, so it is possible to continue to expand, growing, and achive the maximum progress.In order to make the progressive strategy implementation running well, it requires good maintenance of End to End QoS technology. The result of SWOT combined with QSPM analysis is the regular maintenance mechanism based on the combination of a specific time period or network growth gain greater value than no maintenance option, and maintenance options based on the time period only or network growth only."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Ghofur Al Amin
"Seiring dengan perkembangan dalam teknologi seluler, telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan dari jaringan, perangkat hand phone dan jumlah aplikasi yang tersedia, terjadi ledakan permintaan akan layanan data. Pengembangan jaringan secara masif untuk jaringan seluler generasi 2G, 3G dan 4G turut memacu pertumbuhan layanan data. Berdasarkan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 16 tahun 2013 tentang Standar Kualitas Jasa Teleponi Dasar Pada Jaringan Bergerak Seluler, standar tolok ukur QoS hanya dilakukan untuk jenis layanan suara.
Dalam penelitian ini akan dilakukan proses analisis terhadap performansi QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler di DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor dan Depok, Indonesia dengan sistem uji petik secara drive test dan static test. Pada proses drive test dilakukan uji coba untuk aplikasi HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk static test dilakukan uji coba aplikasi PING. Untuk melengkapi hasil analisis dilakukan dengan benchmarking terhadap regulasi layanan data pada ETSI, MCMC, IDA, dan Ofcom.
Diharapkan hasil penelitan ini dapat menjadi gambaran secara utuh terhadap performansi QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler yang dapat indikator penting dalam menentukan parameter QoE dan QoS layanan data guna perbaikan regulasi pada penentuan standar tolok ukur QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler di Indonesia.

Along with the development in the mobile technology, there has been a significant increase in the ability of the network, the device is a mobile phone and the number of applications available, causing explosion in demand for data services. Massive's network development for 2G, 3G and 4G mobile netowork helped increasing the growth of data services. Based on the regulation of the Minister of Communication and Information number 16 of 2013 on Basic Telephone Service Quality Standard On Mobile Cellular Network, the measurement of QoS is only done for voice services.
In this study we will perform an analysis of the performance of QoS and QoE data services on mobile networks in Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor and Depok, Indonesia with pick-test system as drive test and static test. In the drive test conducted trials for application HTTP (Hypertext Transfer Protocol) and for the static test trials conducted PING application. The results of the analysis is completed with regulation benchmarking on data services at the ETSI, MCMC, IDA, and Ofcom.
Expected results of this research can be a full picture of the performance of QoS and QoE data services on mobile networks that can be an important indicator in determining the parameters of QoE and QoS data services for the improvement of the regulation on the standard QoS and QoE data services on mobile networks in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Patrianto
"Pasar VPN saat ini diambang pertumbuhan yang tinggi. Virtual private network (VPN) secara umum didefinisikan sebagai suatu koneksi temporer, aman melalui jaringan publik, yang umumnya Internet. VPN menawarkan penghematan biaya yang significan, fleksibilitas tinggi dan kemudahan manajemen dibandingkan metode internet working tradisional, seperti leased line dan dial-up remote access, tanpa perlu mengkuatirkan keamanan data.
Bagi Harian Kompas, pemanfaatan VPN akan menjadi suatu alternatif yang menarik, untuk meningkatkan jaringan komputer yang telah ada saat ini. khususnya sebagai penghubung antara kantor pusatnya di Jakarta dengan semua kantor sirkulasi yang tersebar di daerah-daerah. Dengan pemanfaatan VPN diharapkan dukungan terhadap strategi bisnis dalam mencapai sasaran perusahaan. untuk menjadi surat kabar nasional yang terkemuka di seluruh Indonesia dapat tercapai.

The VPN is on the verge of explosive growth. A virtual private network (VPN) broadly defined, is a temporary, secure connection over a public network, usually the Internet VPNs offer signficant cost savings greater flexibility and easier relative to traditional internetworking methods such as leased line and dial up remote access without worry about security.
VPN will be an attractive solution to Harian Kompas to enhance the existing network specially for communication among the head office and all of the branches whtch was distributed in widely area By leveraging VPNs to support bussiness strategy the company goal to be leader News Paper Company in Indonesia will be reachable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Juanita
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi Policy Control Rules Function (PCRF) pada jaringan OpenIMSCore. PCRF berfungsi sebagai penentu kebijakan pada OpenIMSCore dalam pengaturan Quality of Service (QoS). QoS dapat menjamin layanan OpenIMScore agar dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi PCRF dilakukan untuk memodelkan suatu jaringan OpenIMSCore dalam pengaturan bandwidth yang diberikan kepada layanan yang ada. Instalasi PCRF membutuhkan komponen penting yaitu protocol DIAMETER yang memiliki peranan dalam Authentication, Authorization, and Accounting (AAA). PCRF terhubung langsung dengan P-CSCF sehingga pada P-CSCF juga harus dilakukan pengaturan protocol DIAMETER agar dapat tersambung dengan PCRF.

This paper discusses the implementation of the Policy Control Rules Function (PCRF) on the OpenIMSCore network. PCRF functions as a determinant in setting policy on OpenIMSCore Quality of Service (QoS). QoS can guarantee OpenIMScore services in order to operate as expected. Implementation PCRF performed to model a OpenIMSCore network in bandwidth settings given to existing services. Installation requires a critical component of PCRF DIAMETER protocol that has a role in the Authentication, Authorization, and Accounting (AAA). PCRF is connected directly to the P-CSCF to the P-CSCF should also be performed DIAMETER protocol settings in order to connect to the PCRF."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1849
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toufik Gozali
"ABSTRAK
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) merupakan perusahaan yang memiliki usaha utama dibidang penyelenggaraan jaringan, jasa telekomunikasi dan informatika. Berbagai jenis produk Telkom dihasilkan dengan berbasiskan teknologi jaringan internet protocol (IP) yang didukung oleh luasnya infrastruktur telekomunikasi Telkom. Pada kondisi terjadi gangguan infrastruktur yang berakibat saturasi bandwidth diharapkan layanan dapat beroperasi dengan kualitas yang baik sesuai dengan service level agreement (SLA) produk dan jenis pelanggan. Fakta yang terjadi pada saat keadaan saturasi bandwidth yaitu performansi layanan koneksi data dan internet menjadi lambat, tidak dapat melakukan panggilan telpon serta terjadi penurunan kualitas layanan televisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perancangan QoS yang ideal terhadap jenis produk berbasis IP pada infrastruktur backbone Telkom agar memberikan prioritas traffic pada saat terjadi saturasi bandwidth. Rancangan QoS bersumber pada studi komposisi biaya setiap jenis produk, SLA, segmen pelanggan, dan utilisasi penggunaan bandwidth pada infrastruktur Telkom. Dalam keadaan infrastruktur normal, penerapan QoS ini tidak memiliki pengaruh terhadap penerapan proses antrean paket pada network element infrastruktur jaringan. Sebaliknya, implementasi QoS sangat berguna jika terjadi traffic congestion yang berakibat pada saturasi bandwidth. Dengan diterapkannya QoS pada setiap network element infrastruktur jaringan akan memberikan jaminan bandwidth dan preferensi prioritas bagi masing-masing jenis produk berbasis IP.

ABSTRACT
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) is a company whose core business is in network operations, telecommunications services and informatics. Various types of Telkom products are produced based on internet protocol (IP) network technology which is supported by the broad telecommunications infrastructure. In conditions of infrastructure disruption, it is expected that services can operate with good quality in accordance with the product service level agreement (SLA) and type of customer. The fact that the performance of data connection services and the internet becomes slow, unable to make telephone calls and low quality of television services. This study aims to determine the ideal QoS design for IP-based products on Telkom's backbone infrastructure when bandwidth saturation occurs. The QoS design is based on the study of cost composition in each products, SLA, customer segment, and bandwidth usage utilization. In normal operation, the application of QoS has no effect on the implementation of the packet queue process on network infrastructure element networks. Conversely, QoS implementation is very useful if there is traffic congestion which results in bandwidth saturation. With the implementation of QoS on each network element, network infrastructure will provide bandwidth guarantees and priority preferences for each type of IP-based product.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Virtul Private Network yang dikembangkan untuk menggantikan peranan WAN pribadi bagi perusahaan masih menyisakan kendala seperti interoperasi antar berbagai teknologi VPN dan tingkat skalabilitas yang tidak memadai. Multiprotocol Label Switching (MPLS) memiliki mekanisme routing dan forwarding dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan juga bersifat independen terhadap teknologi layer-2 dan layer-3 sehingga mempermudahnya untuk bekerja diatas teknologi link layer seperti Frame Relay atau ATM.dan teknologi layer-3 seperti IP.
Penggabzmgcm leknologi MPLS dengan solusi VPN bagi perusahaan mampu menjawab permasalahan skalc·bilitas, kemudahan pengadaan bagi penyedia jaringan dan tingkat keamanan komunikasi paket. Gambaran bagaimana MPLS/VPN menjadi solusi permasalahan yang selama ini dihadapi jaringan VPN dapat dilakukan melalui rekayasa sebuah jaringan VPN. Dari studi implementasi yang dilakukan terhadap rekayasa VPN tersebu berhasil diketahui bahwa MPLS memang dapat menyelesaikan permasalahan skalabilitas, keamanan dan interoperasi dengan telmologi VPN lainnya.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Herjuno Chondro Laksono
"Perusahaan jasa keuangan dihadapkan pada perkembangan layanan finansial berbasis teknologi. Perusahaan perbankan saat ini perlu membuat aplikasi perbankan berbasis teknologi yang membutuhkan infrastruktur cloud untuk mendukung kehandalan dan kecepatan time to market bisnisnya. Teknologi cloud computing yang sering digunakan adalah public cloud atau private cloud. Saat ini belum ada regulasi khusus yang membahas terkait penggunaan public cloud, sehingga banyak perusahaan jasa keuangan yang membangun Virtual Private Cloud (VPC) nya sendiri. Bank ABC yang telah membangun VPC nya pada tahun 2018 dihadapkan pada masalah inefisiensi produk tersebut. Penelitian ini memberikan rekomendasi strategi pengendalian manajemen produk VPC sesuai dengan teori dan konsep yang ada. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) bagaimana penetapan pusat pertanggung jawaban group IT Infrastruktur untuk meningkatkan kinerja Bank ABC, (2) Bagaimana perhitungan biaya dari VPC Bank ABC dan (3) Bagaimana rancangan sistem untuk mendukung implementasi transfer pricing Produk VPC yang optimal. Penelitian ini menganalisa produk VPC di Bank ABC secara kualitatif dengan data primer yang didapatkan melalui proses interview. Hasil dari penelitian ini menjelaskan mengenai penetapan departemen IT sebagai pusat laba semu yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memberi gambaran metode perhitungan biaya untuk VPC menggunakan pendekatan Total Cost of Ownership (TCO) dan rekomendasi rancangan sistem transfer pricing untuk VPC. Keterbatasan penelitian ini hanya menganalisis obyek penelitian perusahaan perbankan, dimana penggunaan public cloud masih belum di izinkan. Sehingga harga transfer di bebankan menggunakan metode cost-based. Penelitian ini juga tidak membahas desain teknis dari teknologi VPC. Penelitian ini memberikan gambaran terkait sistem pengendalian manajemen untuk Departemen pengelola VPC di perusahaan perbakan Indonesia.

Financial services companies are faced with the rapid development of technology-based financial services. Today's banking companies need to create technology-based banking applications that require cloud infrastructure to support the reliability and speed of their business time to market. Cloud computing technology that is often used is public cloud or private cloud. Currently, there are no specific regulations that discuss the use of public clouds, and many financial service companies decide to build their own Virtual Private Cloud (VPC). Bank ABC, which built its VPC in 2018, was faced with the inefficiency of the product. This study provide recommendations for VPC product management control strategies in accordance with existing theories and concepts. The research problems of this study are (1) how to determine the IT Infrastructure group responsibility center to improve the performance of Bank ABC, (2) How to calculate Bank ABC’s VPC cost and (3) How to design a system to support the implementation of transfer pricing for VPC products. This study analyze the VPC product at Bank ABC qualitatively with primary data obtained through the interview process. The results of this study explain the determination of the IT department as a pseudo profit center that can improve company performance. This paper also demonstrate VPC costing calculation method using Total Cost of Ownership (TCO) approach and recommendations for the design of a transfer pricing system for VPC. The limitation of this study is only examines banking organization as the research object, where the use of the public cloud is not permitted. Therefore the transfer pricing charge is calculated by cost-based method. This research also does not discuss the technical design system of VPC technology. This study provides an insight of the management control system for a VPC product management department in an Indonesian banking organization."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Nuradi Prawadika
"Sistem dinamik chaotic dikenal sangat bermanfaat untuk kriptografi data citra digital, karena memiliki beberapa sifat dan perilaku penting, seperti sensitivitas tinggi terhadap keadaan awal, ergodisitas tinggi, dan juga perilaku acak dan aperiodik. Dalam tesis ini, sebuah analisis dilakukan untuk menguji apakah peta chaotic Gauss Map dan Circle Map dapat dikomposisikan untuk menghasilkan sebuah peta chaotic baru yang layak untuk diimplementasikan pada kriptosistem citra digital. Untuk menguji kelayakan ini, Lyapunov Exponents dan diagram bifurkasi dari Gauss Map, Circle Map, dan peta hasil komposisi keduanya dianalisis. Setelah peta chaotic hasil komposisi terbaik diperoleh, peta tersebut diuji kualitas keacakannya sebagai pembangun barisan bilangan pseudorandom menggunakan Uji NIST. Kemudian, sebuah kriptosistem citra digital berbasis One-Time Pad yang mengimplementasikan peta chaotic hasil komposisi tersebut sebagai generator keystream dikonstruksi, yang diujikan pada sepuluh citra digital agar kinerjanya dapat diukur. Peta chaotic yang dihasilkan dari komposisi tersebut memiliki diagram bifurkasi yang himpunan nilai limitnya padat pada domainnya, memiliki nilai-nilai Lyapunov Exponents yang sangat positif, dan hampir lulus seluruh Uji NIST secara sempurna. Kriptosistem yang mengimplementasikan peta chaotic tersebut juga secara sempurna lulus uji-uji sensitivitas, uji ruang kunci, uji korelasi, uji entropi, dan hampir secara sempurna lulus uji histogram.

Chaotic dynamical systems are known to be very beneficial for digital image cryptography due to its important properties and behaviors, such as extreme sensitivity to initial conditions, high ergodicity, and its random and aperiodic behaviors. In this thesis, an analysis is conducted to test whether the chaotic Gauss Map and Circle Map can be combined to generate a new chaotic map suitable for digital image cryptosystem implementations. To test this suitability, the Lyapunov Exponents and the bifurcation diagrams of Gauss Map, Circle Map, and their combined map are analyzed. Once the best combined map is obtained, its randomness quality as a pseudorandom number generator (PRNG) is tested using the NIST Test. Then, a digital image cryptosystem based on the One-Time Pad scheme implementing the combined chaotic map as the keystream generator is constructed, which is tested on ten digital images to have its performance measured. The resulting chaotic map from the combination has bifurcation diagrams with dense limit sets within its domain, has very positive Lyapunov Exponents, and almost perfectly passes the entire NIST Test. The cryptosystem implementing the chaotic map also perfectly passes the sensitivity tests, the keyspace test, the correlation test, the entropy test, and almost perfectly passes the histogram"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>