Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100838 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tampubolon, Eva Sari
"ABSTRAK
Kabupaten Dairi merupakan kabupaten penghasil kopi terbesar di Sumatera Utara dimana produksi kopi robusta dan arabika sebagai komoditas utama perkebunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran tanaman kopi sehubungan dengan karakteristiknya. Luas wilayah kesesuaian lahan kopi robusta sebesar 15,09% dan arabika sebesar 36,36% dari luas total Kabupaten Dairi. Wilayah tanaman kopi diperoleh melalui pengolahan citra Landsat dan peta penggunaan tanah yang diverifikasi dengan survei lapang di sepuluh kecamatan penghasil kopi. Melalui analisis spasial deskriptif diperoleh kesimpulan bahwa persebaran kopi robusta lebih cenderung ke arah utara dan arabika lebih cenderung ke arah selatan dari Kabupaten Dairi.

ABSTRACT
Dairi is the largest coffee producer in North Sumatera where robusta and arabica coffee production as the main of the plantation. The purpose of this research is finding out coffee distribution which is related to characteristics of the coffee region. The total area of land suitability for coffee robusta is 15,09% and arabica is 36,36 % from the total area of Dairi. The area coffee plants obtained through image processing of Landsat and landuse map verified by surveys in ten coffee producer districts. Through descriptive analysis, concluded that the spatial distribution of Robusta coffee is more inclined towards the north and arabica is more inclined towards the south of Dairi."
2014
S53837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patrisha Ramadhiani
"Minuman kopi merupakan salah satu sugar sweetened beverages, dibuat dari bubuk kopi, gula dan air melalui proses pemanasan. Konsumsi minuman kopi yang tinggi berkaitan dengan kandungan gulanya yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi tingkat konsumsi minuman kopi berdasarkan karakteristik individu dan faktor lingkungan pada mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 181 mahasiswa aktif S1 non-kesehatan tahun 2023. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2023 melalui pengisian kuesioner secara mandiri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden memiliki tingkat konsumsi minuman kopi yang tinggi (≥ 3-4 kali seminggu). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan proporsi signifikan konsumsi minuman kopi berdasarkan perilaku merokok, pengaruh teman, ketersediaan, serta aksesibilitas (p-value < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa pengaruh teman adalah faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi minuman kopi mahasiswa. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran dan mengajak lingkungan pertemanannya untuk membatasi konsumsi minuman kopi. Peneliti juga menyarankan bagi institusi kesehatan untuk dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai batas aman konsumsi.

Coffee drinks are sugar-sweetened beverages made from coffee powder, sugar, and water, through a heating process. High consumption of coffee drinks is associated with the sugar content, which can increase the risk of obesity. The aim of this study was to determine the differences in coffee drinks consumption levels based on individual characteristics and environmental factors among non-health undergraduate students at the University of Indonesia in 2023. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample of 181 active undergraduate non-health students in 2023. Data were collected in June 2023 through self-administered. The results showed that 52.5% of the respondents had a high level of coffee drink consumption (≥ 3-4 times per week). Bivariate analysis revealed significant differences in coffee drinks consumption based on smoking behavior, peer influence, availability of coffee at home, and accessibility (p-value < 0.05). Multivariate analysis indicated that peer influence was the dominant factor influencing students' coffee drink consumption. The researchers suggest students increase their awareness and encourage their social circle to limit excessive coffee consumption. Additionally, relevant health institutions are advised to provide education, increase information about recommended limits of coffee consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Sosrowidjojo
"Tesis ini membahas kesenangan dalam mengkonsumsi pada pelanggan kedai kopi Tak Kie dan Bakoel Koffie. Penelitian ini bertujuan menunjukkan bagaimana konsumen kedai kopi Tak Kie dan Bakoel Koffie mendapatkan kesenangan ketika mengkonsumsi kopi di kedai tersebut pada saat waktu luang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warung kopi dapat menjadi gambaran gaya hidup masyarakat kota urban seperti Jakarta. Kesenangan mengkonsumsi di warung kopi menjadi gaya hidup walaupun diperoleh dengan cara yang alamiah ataupun direkayasa.

This thesis draws the pleasure of consumption of the consumers at two coffee shops; Tak Kie and Bakoel Koffie. The objective of this thesis is to show how the consumers of Tak Kie and Bakoel Koffie experience pleasure when consuming coffee at both coffee shops during leisure time. It is a qualitative research that uses the ethnography approach. The results show that coffee shops illustrate urban lifestyle like in Jakarta. The pleasure of consumption in coffee shops is then a lifestyle in the urban life, either taken naturally or man-made."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27557
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Anindya Fausta
"Proses menyangrai kopi untuk memperoleh mutu produk biji kopi yang konsisten dan sesuai dengan preferensi pasar terbilang cukup kompleks dan membutuhkan keahlian operator yang memiliki pengalaman bertahun-tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan pemodelan perhitungan kompleksitas sistem manufaktur proses sangrai kopi sebagai salah satu jenis alat ukur sebuah proses untuk menilai proses yang ada. Pemodelan ini nantinya berfungsi untuk mengestimasi biaya awal di tahapan desain sebelum meningkat pada otomatisasi proses sangrai. Peneliti mengadaptasi dan mengembangkan pemodelan perhitungan kompleksitas yang diusung oleh W. H. El Maraghy ke dalam ruang lingkup sangrai kopi, khususnya biji kopi Arabika Gayo dan Robusta Temanggung. Proses sangrai pada penelitian ini dilakukan dengan temperatur pre-heating 160°C dan waktu penyangraian selama 16 menit. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil, bahwa aspek penting yang paling mempengaruhi kompleksitas sangrai biji kopi berdasarkan tingkatan sangrai adalah warna sangrai, massa, dan dimensi yang dihasilkan dari profil sangrai biji kopi. Selain itu, variasi RPM akan memengaruhi temperatur turning point dan titik akhir temperatur biji. Indeks kompleksitas tertinggi didapatkan pada biji kopi Robusta Temanggung dengan RPM 90 dan memiliki tingkatan sangrai dark, yaitu sebesar 9,96.

The process of roasting coffee to obtain consistent coffee bean product quality under-market preferences is quite complex and requires the expertise of operators. This study aims to present a model for calculating the complexity of the coffee roasting process as a measurement tool to assess existing processes. This modeling will later function to estimate the initial costs at the design stage before moving on to the automation of the roasting process. The researcher adapted and developed the complexity calculation model carried out by W. H. El Maraghy to the scope of coffee roasting, especially Arabica Gayo and Robusta Temanggung coffee beans. The roasting process in this study was carried out with a pre-heating temperature of 160°C and a roasting time of 16 minutes. Based on this research, the results show that the most important aspects that influence the complexity of roasting coffee beans are roast color, mass, and dimensions resulting from the roasted coffee bean profile. In addition, variations in RPM will affect the temperature of the turning point and end point temperature of the beans. The highest complexity index was found in Temanggung Robusta coffee beans with an RPM of 90 and a dark roast level of 9.96."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Yayasan Pengkajian Hadits el-Bukhori, 2018
338.1 CAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Produksi tahunan kopi dunia memperlihatkan kestabilan pada tingkat 117 juta kantong dengan rata-rata volume kantong sebesar 60 kg pada periode tahun 2004 - 2007 . Indonesia sebagai salah satu penghasil kopi dunia,mulai mengenal kopi sejak tahun 1690 -an...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Edy
Jakarta: Agromedia Pustaka, 2019
633.73 PAN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Arfakhsadz Putera
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan Indonesia terhadap perdagangan komoditas kopi ditinjadu dari ketentuan WTO. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai dampak dari pelaksanaan ketentuan WTO terhadap pasar dan industri kopi nasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum seperti buku dan perundang-undangan, serta studi kasus , dimana suatu kesimpulan dapat ditarik yaitu ketentuan peraturan perundang-undangan Indonesia terhadap perdagangan komoditas kopi pada dasarnya sudah sesuai dengan ketentuan WTO, hanya saja dampak dan akibatnya menimbulkan efek yang beragam terhadap perkembangan industri komoditas kopi nasional dan perdagangan kopi indonesia di pasar internasional

ABSTRACT
This study discusses the application of the provisions of Indonesian legislation to trade in coffee commodities are imported from the WTO provisions. In addition, this study also discusses the impact of implementation of WTO provisions on national coffee market and industry. This study uses normative juridical research method with literature study on legal materials such as books and legislation, and case studies, where a conclusion can be drawn that the provisions of Indonesian legislation on coffee commodity trading is basically in accordance with the provisions of the WTO, it 39 s just that the impact and consequences have a diverse effect on the development of national coffee commodity industry and Indonesian coffee trade in the international market."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyna Chairani
"Kopi luwak dikenal sebagai kopi spesialti Indonesia karena aromanya yang lebih harum dan rasa yang unik. Produksinya menggunakan Coffea arabica yang membutuhkan syarat tumbuh ketinggian dan iklim tropis; serta luwak (Paradoxurus hermaphroditus) yang hidup di wilayah tropis. Mayoritas lahan kopi nasional adalah perkebunan rakyat yang produktivitasnya rendah karena kopi ditanam pada kelas kesesuaian lahan yang kurang tepat. Hal ini mengakibatkan petani sulit mencapai keberlanjutan produksi. Hal lain adalah dalam pengelolaan kopi luwak selama ini lebih fokus pada pendekatan sektoral dan kurang menyeluruh dalam memadukan kesepakatan stakeholders untuk pengelolaan produksi dengan konservasi lingkungan.
Tujuan umum riset adalah melakukan sintesis keberlanjutan pengelolaan kopi luwak di lanskap riset. Sedangkan tujuan khusus meliputi  analisis kesesuaian lahan untuk kopi, habitat luwak dan pengelolaan kopi luwak Arabika; serta menilai dampak aspek lingkungan, sosial dan ekonomi untuk menentukan keberlanjutan dari 6 model pengelolaan kopi luwak di 3 kabupaten (Bandung, Bandung Barat dan Bangli).
Metodologi riset meliputi analisis multi-kriteria dan pemetaan tumpang susun dengan sistem informasi geografis untuk menentukan sebaran kesesuaian lahan; serta metode Life Cycle Analysis (LCA), Life Cycle Costing (LCC), Social Life Cycle Analysis (SLCA) dan Life Cycle Sustainability Assessment (LCSA) untuk menilai keberlanjutannya.
Hasil riset kesesuaian lahan kopi luwak Arabika tertinggi ditemukan di Bandung (75,24%), sedangkan terkecil di Bangli (40,39%). Pada permasalahan lingkungan berdasarkan kriteria pemanasan global, pengelolaan kopi luwak melalui penangkaran memberikan dampak yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengelolaan secara liar. Aspek keekonomian produksi kopi luwak liar lebih menguntungkan dibanding dengan pengelolaan secara kandang atau tangkar. Sedangkan hasil riset aspek sosial tidak dibedakan karena semuanya memberikan kontribusi terhadap masyarakat lokal dan konsumen. Secara umum tingkat keberlanjutan model luwak liar lebih baik dibandingkan dengan model luwak yang dikandangkan. Walaupun demikian, Model Kandang Bangli-3 memiliki tingkat keberlanjutan paling tinggi diantara 6 model pengelolaan yang diriset.

Civet Arabica coffee (kopi luwak) is an Indonesian prominent specialty coffee for its aroma and unique taste. The coffee production involves Coffea arabica that requiring growing conditions of altitude and tropical climate; and civet (Paradoxurus hermaphroditus) that lives in the tropical belts. The majority of the Country coffee plantation is owned by smallholder farmers. The issue of low productivity leads to the difficulty in achieving coffee production sustainability. Moreover, the management of civet coffee has been more focused on sectoral approach and less comprehensive in integrating stakeholder agreements on productivity and environmental conservation.
The research aims to synthesis the sustainability of civet coffee management in the landscape of research. Furthermore, the objectives include analyzing land suitability of Coffea Arabica, civet habitat, and civet Arabica coffee; and to assess its impact on environment, economic, and social/community.
The research employed the methods of multi-criteria analysis, and combined with weighted overlaying techniques for mapping land suitability; and Life Cycle Assessment (LCA), Life Cycle Costing (LCC), Social Life Cycle (SLCA), and Life Cycle Sustainability Assessment (SLCA) of 6 management models in 3 districts (Bandung, West Bandung and Bangli).
The research results reveal that Bandung area has the highest suitability for kopi luwak Arabica (75.24%) and the smallest is in Bangli (40.39%). On the environmental impact, caged models produce higher global warming than that of wild models. The economic aspect of wild models earned bigger profit than caged system. On the social impact, the entire models positively contribute to local community and consumer. It is, however, Model of caged Bangli-3 is the most sustainable among the others.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Muhamad Zuhuda
"Proses menyangrai kopi merupakan proses yang sederhana secara konsep namun kompleks dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan proses tersebut dilakukan dengan prinsip mengeluarkan cita rasa dari biji kopi tersebut, namun dalam pelaksanaannya banyak sekali parameter yang memengaruhi proses sangrai tersebut. Selain itu, untuk menghasilkan cita rasa yang konsisten membutuhkan keahlian dari penyangrai yang tentu membutuhkan pengalaman yang tidak bisa didapat dalam waktu yang singkat. Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan sebuah pemodelan dalam melakukan perhitungan kompleksitas sistem manufaktur dari proses sangrai kopi. Pemodelan ini berperan sebagai salah satu jenis alat ukur sebuah proses untuk menilai proses yang ada. Nantinya, pemodelan ini memiliki fungsi untuk melakukan estimasi biaya awal pada tahapan desain sebelum meningkat pada tujuan akhir yaitu otomatisasi proses sangrai kopi. Pada penelitian ini, penulis mengadaptasi metode yang telah dikemukakan oleh W.H. El Maraghy terkait pemodelan kompleksitas dan mengembangkan pemodelan tersebut ke dalam ruang lingkup sangrai kopi, khususnya untuk biji kopi Arabika Solok Radjo dan Robusta Temanggung. Proses sangrai pada penelitian ini dilakukan dengan temperatur pre-heating 160OC dengan durasi penyangraian selama 16 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat hasil bahwa aspek penting yang paling mempengaruhi kompleksitas sangrai biji kopi berdasarkan tingkatan sangrai adalah dimensi, massa, dan warna sangrai yang dihasilkan dari profil sangrai biji kopi. Selain itu, variasi RPM juga memengaruhi temperatur turning point dan titik akhir temperatur biji. Indeks kompleksitas tertinggi didapatkan pada biji kopi Robusta Temanggung dengan RPM 90 dan memiliki tingkatan sangrai dark, yaitu sebesar 9,99.

The process of roasting coffee is simple in principle yet complex in execution. This is happened because the process is carried out with the simple principle, that is to brings out the flavour of the coffee beans. But in practice, there are so many parameters that affect the roasting process. In addition, to produce a consistent taste requires expertise from the roaster which certainly requires experience that cannot be obtained in a short time. This research aims to present a model for calculating the complexity of the coffee roasting process manufacturing system. This model act as a type of measurement tool for a process to assess the existing process. Later, this model will have a function to estimate the initial costs at the design stage before increasing to the last goals, that is the automation of roasting process. In this research, writer adapted the method that was carried out by W. H. El Maraghy about the modelling the complexity and adapted it to the scope of coffee roasting, especially Arabica Solok Radjo and Robusta Temanggung coffee beans. In this research, the roasting process was carried out with a pre-heating temperature of 160°C with a roasting duration of 16 minutes. Based on this research, the results show that the important aspects that influence the complexity of roasting coffee beans are dimension, mass, and roast color resulting from the roasted coffee bean profile. In addition, the variations of RPM will affect the turning point temperature and the end point temperature of the beans. The highest complexity index was found in Robusta Temanggung coffee beans with the RPM of 90 and a dark roast level, that is 9.99."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>