Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131511 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herni
"Manajemen bencana dewasa ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada tindakantindakan penyelamatan pasca bencana, namun juga memfokuskan perhatian pada upaya melibatkan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana alam. Wilayah RW 03 Cawang merupakan wilayah rawan banjir dimana sebagian warganya membuang sampah rumah tangganya di kali Ciliwung. Fokus dari intervensi ini adalah pada upaya meningkatkan komitmen warga terhadap lingkungannya. Menurut Davis, Green dan Reed (2009), komitmen lingkungan dapat memprediksi perilaku pro lingkungan seseorang. Individu yang dengan komitmen lingkungan yang tinggi memiliki kecenderungan lebih besar untuk berperilaku pro lingkungan (Davis et al, 2009). Teknik yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan komitmen lingkungan adalah teknik Appreciative Inquiry. Analisis paired sample t-test terhadap peserta workshop Appreciative Inquiry menunjukkan adanya peningkatan rata-rata komitmen lingkungan yang signifikan t(19) = -6.662,p = .000. Dapat disimpulkan bahwa teknik Appreciative Inquiry dapat meningkatkan komitmen suatu komunitas terhadap lingkungannya.

Today's disaster management not only focuses attention on the actions of post-disaster rescue, but also focuses attention on efforts to involve the community to reduce the risk of natural disaster and to reduce the underlying factors. The area in RW 2003 Cawang is a flood prone area where some residents throw their domestic household waste into the Ciliwung river. The focus of this intervention is on the efforts to increase the commitment of people to natural environment. According to Davis, Green and Reed (2009), the commitment to environment can predict a person’s pro-environmental behavior. Individuals with a high commitment to the environment have a greater tendency of pro environmental behavior (Davis et al, 2009). A technique that is deemed most appropriate to improve commitment to environment is the Appreciative Inquiry technique. A paired sample t-test analysis on the participants of the Appreciative Inquiry workshop showed a significant change of mean of the commitment with t (19) = -6662, p = 000. It can be concluded that the Appreciative Inquiry technique can improve the community's commitment to the environment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
V. Dhiana Anggraeni
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T37986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifullah
"ABSTRACT
This research was acorrelation study consisted of two independent variables, namely knowledgeof disasters and headman leadership in addressing flood, and thedependent variable, namelythe citizen's behavioral in flood awareness. Results of this studyyielded threeconclusions, namely: 1) correlation between knowledge of the disaster with the citizen's behavioral in flood awareness with acorrelation coefficient (ry1) of 0643 and the coefficient of determination (r²y1) of 0.413.2) correlation between eadership of the headman in addressing flood with citizen's behavioral in flood awareness, with a correlation coefficient (ry2) of 0.950 and a coefficient of determination (r²y2) of 0.902. 3) correlation between knowledge of disasters and leadership headman in addressing flood together with citizen's behavioral in flood awareness with a correlation coefficient (ry12) of 0.950 and a coefficient of determination (r ²Y12) of 0.903."
Bogor: Program Pascasarjana Universitas Pakuan, 2017
370 JPLH 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Wirawan
"Tugas akhir ini berfokus pada bagaimana menggunakan pendekatan appreciative inquiry dalam coaching dan performance appraisal khususnya diterapkan pada program persiapan kader kepemimpinan yang terpadu pada PT X. Permasalahan yang hendak dikaji adalah kurang tepatnya program mentoring yang selama ini dilaksanakan oleh PT X, sehingga perlu usulan perbaikan dengan melakukan modifikasi atas program mentoring , menjadi program coaching dalam proses persiapan kader kepemimpinan terpadu guna mempersiapkan calon-calon pemimpin unit kcrja perusahaan di masa yang akan datang. Penggantian tersebut diperlukan mengingat dalam program mentoring fokus utamanya adalah bukan pada performance karyawan, namun Iebih kepada adanya transfer nilai-nilai dari seorang mentor kepada mentee. Program mentoring juga lebih bersifat tanpa agenda yang terstruktur. Sedangkan apa yang hendak diterapkan oleh PT X adalah adanya fokus pada performance karyawan dengan mcnggunakan agenda tertentu. Dengan demikian program coaching akan lebih tepat untuk diterapkan. Selanjutnya, tujuan dari tugas akhir ini adalah memberikan usuian bahwa coaching dan peq7'or/nance appraisal yang diterapkan akan lebih efektifbila menggunakan pendekatan appreciative inquiry.
Beberapa keunggulan pendekatan appreciative inquiry ini adalah : 1) mcrangsan g adanya komunikasi secara lebih terbuka antara atasan dengan karyawan, karena diawali den gan sikap menghargai apa yang telah diraih; 2) mendorong karyawan untuk mengemukakan ide-ide secara lebih kreatifi 3) berupaya menggali potensi yang dimiliki dengan berpikir secara positifterhadap apa yang bisa dicapai di masa dating 4) disamping itu pendekatan appreciative inquiryjuga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pcscrta untuk membuka wawasan positif§ berpikir imajinatif dan mencari alternatif-altematif baru dalam melaksanakan perubahan; S) agar pendekatan appreciative inquiry tersebut dapat diterapkan secara efektif diperlukan pelatihan tcrlebih dahulu bagi para atasan, yailu pelatihan atasan sebagai coach dan pelatihan pendekatan appreciative inquiry dalam proses coaching dan performance appraisal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Waraouw, Maria Maud Magdalena Theresia
"Kekerasan di sekolah yang dapat dikategorikan sebagai bentuk bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) sering terjadi terutama di sekolah setingkat SMA (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). Kejadian kejadian seperti perilaku pemalakan, "gencet-gencetan", "senioritas", mewarnai kehidupan interaksi sosial remaja di SMA, dan hal ini dapat terjadi di antara para murid, maupun antara guru dan murid.
Untuk mengatasi persoalan sosial seperti bullying, perlu penanganan menyeluruh dan sistematis menyentuh akarnya agar efektif dalam mengurangi bullying. Artinya dalam intervensi bullying maka baik pihak murid, orang tua maupun guru harus sama-sama dilibatkan dalam upaya menurunkan tingkat bullying di institusi tsb. Intervensi di SMA XS dilakukan dengan melibatkan ke tiga pihak tsb, dan yang menjadi laporan tugas akhir ini adalah intervensi yang melibatkan pihak guru.
Untuk mendapatkan data obyektif tentang gambaran bullying di SMA XS dilakukan studi base-line menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif yaitu melalui kuesioner, focus group discussion, wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan adalah antara lain konfirnnasi tentang beberapa perilaku guru yang dicirikan sebagai bullying (McEvoy, 2005) Ciri-ciri perilakunya dapat dikategorikan sebagai bullying (Olweus, 1993; Rigby, 1996) karena seringkali memiliki niat untuk menyakiti, dilakukan oleh mereka yang secara struktural lebih berkuasa terhadap mereka yang lebih lemah. Aksi yang dilakukan untuk mendapat kepuasan atau kesenangan ini dipersepsi korban akan berulang.
Sebagai upaya intervensi mula-mula dilakukan strategi persuasi untuk membawa sekelompok guru ke dalam diskusi kelompok. Tujuannya agar guru bisa merasakan sendiri apa yang akan dilakukan dalam pelatihan khusus guru tentang pengurangan aksi bullying melalui "membangun komunitas berdasarkan program SAHABAT di sekolah XS". Mengajar orang dewasa membutuhkan strategi yang berbeda.
Untuk itu digunakan experiential learning (Kolb, 1984) sebagai bagian dari modul. Namun ternyata teknik ini memancing perilaku yang defensif dari pihak guru sehingga diputuskan untuk menggunakan pendekatan appreciative inquiry (Cooperrider &Whitney, 1999, Whitney & Trosten Bloom, 2003, Bushe, 2001). Teknik ini dilandasi oleh pendekatan psikologi positif, di mana guru di ajak untuk meletakkan masalah di luar dirinya, dalam membahas penyelesaian yang diinginkan. Appreciative Inqury juga dipilih karena singkat, mudah, dan menyenangkan sehingga pada saat teknik ini digunakan untuk membahas masalah tidak nampak rasa capai yang tergambar dalam raut peserta diskusi kelompok.
Hasil dari intervensi ini adalah perubahan pemahaman dan pihak guru, dan perubahan sikap dari defensif menjadi kornitmen untuk ikut serta dalam upaya mengurangi bullying di SMA XS.

Violence in schools that can be categorized as bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) is more frequent in high school nowadays (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). This could be any forms of aggression such as teasing, oppressing, act of social exclusion and seniority were part of student's life at school, specifically high school students. Bullying act was practiced between peers and there also teachers bully students (McEvoy, 2005).
In an attempt toward developing school intervention to curb bullying, it is believed that a holistic and systemic approach will be more effective as an approach. That means all of the school community members will take their part to contribute actively in reducing bullying. Intervention in reducing bullying act in the high school SMA XS will be studied, and intervention in an effort to enhance teacher's awareness on the impact of bullying toward the victim, teacher's part will be specifically presented on this report.
In order to have a perspective about bullying in SMA XS baseline study had been conducted. Quantitative and qualitative method had been developed in the questionnaires and employed through survey on students' perspectives. To have a thorough and deep understanding of the essence of the problem, the other tools for qualitative research e.g. focus group discussion, interviewing and observation had been exercised.
Results shown and confirmed that some forms of bullying that had impact on the student-teacher relationships were practiced by teachers (McEvoy, 2005). The characteristics of the acts categorized as bullying (O1weus,1993; Rigby, 1996) includes an initial desire to hurt which is done so by the one who has power or structurally in a high position toward those that weak, physically, psychologically. The act which perceived by the victim threatening had been done so for enjoyment of the bully.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hadianto
"Latar belakang riset ini adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir akibat perilaku masyarakat namun kurang diimbangi dengan kesiapsiagaan masyarakat terutama di hilir Sungai Ciliwung. Rumusan masalah riset menunjukkan bahwa faktor kesiapsiagaan lebih banyak berfokus pada pengetahuan dan sikap sedangkan faktor rencana darurat, peringatan dini, mobilisasi sumber daya dan pengalaman masih jarang diteliti. Riset ini bertujuan untuk membangun model kesiapsiagaan masyarakat hilir Sungai Ciliwung berbasis perilaku berwawasan lingkungan. Metode riset menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, melalui wawancara dengan otoritas setempat serta pemberian kuesioner kepada 397 kepala keluarga di Kelurahan Bidara Cina. Hasil riset menunjukkan bahwa kesiapsiagaan dipengaruhi oleh pengetahuan, rencana darurat, peringatan dini, dan sikap namun dilemahkan oleh mobilisasi sumber daya, dan pengalaman. Masyarakat merasa sudah berpengalaman dan cenderung mengandalkan mobilisasi sumber daya dari pemerintah sehingga menjadi kurang siap siaga. Kesimpulan riset adalah diperlukannya kesiapsiagaan berbasis perilaku berwawasan lingkungan di tingkat keluarga untuk meningkatkan kesiapsiagaan banjir.

The background of the research is increasing flood frequency and intensity caused by human behavior but not followed by community preparedness. The problem of the research showed that preparedness focused more on knowledge and attitude but not on emergency plan, early warning, resources mobilization and experience factor. The objective of the research was to develop flood preparedness model for the community based on environmentally responsible behavior. The method of the research was quantitative and qualitative through interviews with local authorities and distribution of questionnaires to 397 households at Bidara Cina, East Jakarta. The results indicated preparedness influenced by knowledge, attitude, emergency planning and early warning but weakened by resources mobilization and experience. The community relied on their experience having flood and resources mobilization by the governmental thus causing low preparedness. The conclusion of the research is a necessity of preparedness based on environmentally responsible behavior to improve flood preparedness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Putri Sortaria Permata
"Kondisi permukiman dan perumahan masih menjadi masalah yang pelik bagi kota besar seperti Jakarta. Persentase rumah sehat di DKI Jakarta masih tergolong rendah yaitu 31,28%. Karakteristik rumah tangga seperti sumber air bersih, fasilitas sanitasi, dan pengelolaan air limbah sangat penting terhadap kesehatan anggota keluarga. Salah satu tujuan dari Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih dan sanitasi lingkungan, tercapainya permukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan, termasuk penanganan daerah kumuh yang biasanya terdapat di lokasilokasi yang tidak diperuntukan bagi permukiman, seperti bantaran sungai, pinggir rel kereta api, dan lainnya. Penyakit berbasis lingkungan seperti diare, ISPA, DBD, masih menjadi masalah utama pada sebagian besar wilayah permukiman di Jakarta. Berdasarkan hal tersebut, peneliti bermaksud untuk melihat pengaruh kondisi fisik rumah, sarana sanitasi dasar, dan lokasi permukiman terhadap riwayat penyakit berbasis lingkungan di Kelurahan Bidara Cina. Kelurahan Bidara Cina merupakan salah satu kelurahan di Jakarta yang berbatasan langsung dengan sungai Ciliwung sehingga memiliki permukiman di sepanjang bantaran sungai tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa hasil wawancara dan observasi lapangan baseline survey Integrated Community Based Risk Reduction on Climate Change (ICBRR-CC) Palang Merah Indonesia. Disain studi yang digunakan adalah potong lintang atau cross sectional, dengan uji chi square untuk melihat hubungan antar variabel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 300 sampel, yang merupakan responden baseline survey tersebut.
Hasil yang didapatkan adalah adanya hubungan antara tingkat risiko lokasi permukiman dengan riwayat penyakit berbasis lingkungan (OR=10.3). Adanya hubungan antara jenis ventilasi (OR=2.7), kondisi halaman (OR=3.02), jenis jamban (OR=2.82), kepemilikan SPAL (OR=2.38), Jenis SPAL (OR=5.06), dan pola pembuangan sampah (OR=1.9) dengan riwayat penyakit berbasis lingkungan. Terdapat perbedaan jenis lantai, kualitas fisik air bersih, jenis jamban, dan jenis SPAL antara permukiman risiko tinggi dengan permukiman risiko rendah. Pada permukiman risiko tinggi, dari 12 variabel yang diuji, hasil yang signifikan hanya didapatkan antara jenis ventilasi dengan riwayat penyakit berbasis lingkungan (OR=3.20). Hal ini disebabkan karena tingginya persentase riwayat penyakit berbasis lingkungan baik pada responden dengan kondisi fisik dan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat maupun yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan pada permukiman risiko rendah, terdapat hubungan antara tipe bangunan (OR=2.5), jenis lantai (OR=3.27), jenis ventilasi (OR=5.53), kondisi halaman (OR=7.26), jenis jamban (OR=3.43), kepemilikan SPAL (OR=4.04), dan pola pembuangan sampah (OR=2.72). Pihak-pihak terkait seperti sektor kesehatan, LSM, lembaga-lembaga kemanusiaan, dan pemerintah daerah perlu bekerja sama untuk mengupayakan peningkatan sanitasi dasar seperti jamban keluarga, SPAL, dan pengadaan tempat sampah yang saniter, serta perbaikan kondisi fisik rumah. Penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat juga penting dilakukan. Upayaupaya tersebut berfungsi untuk meningkatkan kapasitas dari masyarakat itu sendiri terhadap ancaman penyakit berbasis lingkungan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"Ayah mempunyai peranan yang penting dan strategis yang menentukan keberhasilan ibu dalam proses menyusui. Ayah bisa menjadi pihak yang mendukung keberhasilan ibu menyusui atau justru malah menjadi faktor yang menghambat dan mencegah pemberian ASI. Dukungan emosional yang diberikan oleh ayah dapat secara langsung mempengaruhi keputusan ibu untuk menyusui. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ayah tentang ASI dan menyusui serta meningkatkan perilaku ayah dalam memberikan dukungan emosional kepada pasangannya yang sedang dalam periode menyusui Desain penelitian menggunakan one group pre test ndash post test.
Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa setelah mengikuti workshop Appreciative Inquiry subyek penelitian lebih meningkat pengetahuannya tentang ASI dan menyusui. Meskipun pengetahuan subyek penelitian lebih meningkat namun hasil analisis statistik menunjukan tidak ada pengaruh workshop Appreciative Inquiry terhadap peningkatan skor dukungan emosional subyek penelitian kepada pasangannya yang menyusui.

Fathers play an important and strategic role in determining the success of the mothers in the breastfeeding process. The father can be the one who supports breastfeeding mothers or even becomes the factors that inhibits and prevents breastfeeding process. Emotional support given by the father can be directly influence the mother s decision to breastfeed. This study aims to increase the father s knowledge and awareness about breastmilk and breastfeeding and to enhance the father s behavior in providing emotional support for breasfeeding mothers. The research design uses one group pre test post test.
Based on the post test result the finding shows that the score of knowledge about breastmilk and breastfeeding is increased after the participants attending the Appreciative Inquiry workshop. Although the knowledge of the participant is increased the post test result indicates that there is no significant difference in providing emotional support after the participants attending the Appreciative Inquiry workshop.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrina Ratri Paramita
"Gallupe dan Baron (2010) menyatakan bahwa moralitas seseorang memiliki peran dalam memprediksi terjadinya penyimpangan tingkah laku yang mengarah pada kriminalitas. Hal serupa juga dikemukakan oleh Bandura (2004) melalui teori pelepasan moral (moral disengagement) dalam fenomena radikalisme dan terorisme yang dapat dijelaskan sebagai rekonstruksi kognitif terhadap tingkah laku destruktif menjadi tingkah laku yang memiliki tujuan moral tinggi. Meskipun demikian, pelepasan moral dapat dicegah dengan memunculkan aspek-aspek kemanusiaan pada diri seseorang melalui penanaman nilai-nilai positif yang dapat membantu meningkatkan moral judgment seseorang. Meskipun demikian, remaja belum menjadi fokus dari program kontra radikalisasi di Indonesia, sehingga dirasa perlu ada program khusus bagi remaja sebagai kelompok yang rentan dipengaruhi oleh paham radikal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan moral judgment remaja yang terkait dengan keberagaman dengan menerapkan teknik Appreciative Inquiry (Cooperrider, Whitney, & Stavros, 2003) terhadap siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di wilayah Jakarta. Melalui penerapan teknik tersebut, diperoleh peningkatan moral judgment remaja yang signifikan secara statistik dengan peningkatan rata-rata nilai sebesar 29.5% (t = -2.209, df = 23, p = .037).

Gallupe and Baron (2010) proposed that morality has a role in predicting deviation in one?s behavior leads to crime. Bandura (2004) also proposed the similar idea regarding radicalism and terrorism issues, stated that individuals experienced moral disengagement caused by cognitive reconstruction towards destructive behavior, resulting it to appear as a high morality behavior. Moral disengagement can be prevented by bringing up humanity aspects from one self through teaching positive values to develop moral judgment. Nevertheless, Indonesian adolescents? are not yet the focus for counter-radicalisation program held by the government, making it necessary to develop a program special for adolescents as a group vulnerable to radicalism. This research focus on enhancing adolescents? moral judgment regarding diversity, and appreciative Inquiry technique (Cooperrider, Whitney, & Stavros, 2003) is being used for this intervention technique targeting public high school students in Jakarta area. The application of this technique resulting in the statistically significant enhancement of adolescents? moral judgment with the average increased score 29.5% (t = -2.209, df = 23, p = .037).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>