Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196902 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Kencana Putri
"ABSTRAK
Dalam psikologi dikenal beberapa macam alat bantu diagnostik, salah satunya adalah Thematic Apperception Test atau T.A.T. yang dikembangkan oleh Murray (1943). T.A.T. merupakan metode yang dapat dipergunakan untuk mengungkapkan dorongan-dorongan, emosi, sentimen, kompleks atau konflik kepribadian yang dominan pada diri individu. T.A.T. berguna untuk melakukan studi kepribadian yang komprehensif dan dalam melakukan interpretasi pada gangguan tingkah laku, gangguan psikosomatik, neurosis dan psikosis. Pada subyek yang menderita psikosomatis penggunaan T.A.T. ini akan merefleksikan kebutuhan (need) dan tekanan (press) dari luar individu baik dari lingkungan fisik maupun individu lain yang muncul saat menghadapi situasi sosial tertentu. Peneliti berasumsi bahwa T.A.T. merupakan alat bantu yang penting untuk digunakan dalam pemeriksaan psikologis terhadap kasus-kasus psikosomatis.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan (need) dan tekanan (press) subyek yang menderita psikosomatis yang dilihat dari respon T.A.T. Selain itu juga bertujuan untuk memperkuat pandangan bahwa tes T.A.T. merupakan alat diagnostik yang dapat digunakan dalam menghadapi subyek yang mengalami psikosomatis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah tiga orang remaja penderita psikosomatis.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada need (kebutuhan) dan press (tekanan) di T.A.T. yang signifikan dengan need (kebutuhan) dan press (tekanan) yang terdapat di anamnesa, tetapi T.A.T. lebih banyak mengungkapkan need (kebutuhan) dan press (tekanan) yang tidak terungkap dalam anamnesa. Hal ini menjadi bukti bahwa T.AT. dapat memproyeksikan need (kebutuhan) dan press (tekanan) yang disadari maupun tersembunyi yang bersifat laten pada penderita psikosomatis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T37944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sulistyorini
"Keberadaan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan permasalahan yang
kompleks dalam kehidupan masyarakat Masalah pelacuran melibatkan kaum
perempuan dan laki - laki, melibatkan nilai - nilai dan standar moralitas ganda dalam masyarakat , melibatkan pula berbagai aspek Iain yaitu ekonomi, sosiologis, kultural
dan aspek-aspek lain nermasuk aspek psikologis yang saling terkait satu sama lain.
Terdapat stigma dan label yang diberikan oleh masyarakat terhadap status sebagai pekerja seks. Hal ini mcmbuat PSK enggan untuk mengakui jati diri sebagai pekcrja
seks. Salah satu cara yang dapat dllakukan untuk dapat membantu mengungkap jati diri PSK adalah dengan menggunakan alat tes yang dapat mengungkapkan data yang khas dari PSK.
Dalam ilmu psikologi dikenal alat bantu untuk melakukan diagnostik, yang disebut sebagai tes psikologis. Salah satu bentuk dari tes adalah teknik proyek-tif Tes
proyektif menggunakan stimulus yang relatif tidak terstruktur. Hal ini meznungkinkan munculnya respon yang bervariasi.Stimulus tersebut dapat berfungsi sebagai layar
untuk dapat mengungkapkan karakteristik proses berpikir, kebutuhan, kecemasan atau pun konflik yang tidak disadari atau tidal: cliakui oleh individu _ Salah satu tes proyeksi yang digunakan saat ini adalah TAT. TAT merupakan mctodc untuk dapat
mcngungkaplcan dorongan - dorongan, emosi, sentiment, kompleks atau kontlik kepribadian yang dominan pada diri individu Dalam tes proyeksi terdapat asumsi yang menyatakan bahwa respon subyek terhadap stimulus yang ambigu mencerminkan atribut kepribadian yang relatif menetap (Anastasi & Urbina 1988)
khususnya umuk TAT yang hasilnya clipengaruhi oleh faktor kemampuan verbal (Anastasi, 1988). Dalam TAT yang dikembangkan oleh Murray ( 1943) hal ini terungkap dalam need dan press yang dimiliki tokoh utama dalam respon subyek
Namun asumsi ini masih dipertanyakan. Pcnelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah TAT dapat memproyeksikan need dan press yang dimiliki oleh subyek PSK
mengingat PSK pada umumnya memiliki taraf pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi kemampuan verbalnya dalam memberikan respon pada TAT. Sebagai
indikator need dan press subyek digunakan anamnesa subyck_ Pcnelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakandata sekunder bempa laporan
kepaniteraan mahasiswa profesi di bagian Psikologi Universitas Indonesia di mana TAT digunakan sebagai alat tes.. Jumlah laporan kasus yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah lima berkas.
Hasil pcnelitian ini menunjukkan bahwa TAT dapat mengungkapkan need dan press subyek yang tampil dalam anamnesa subyek. Hal menunujukkan bahwa TAT
adalah metode yang proyektif Di samping itu TAT juga mampu mengungkapkan
need dan press yang tidak terungkap dalam ananmesa. Hal ini merupakan nilai lebih TAT. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa subyek mengenalkan iigur dan objek yang tidak terdapat dalam gambar pada kartu TAT yang menunjukkan
keinginan- keinginan suhyek. Penelitian ini juga menunjukkan adanya Egur dan objek yang djabaikan oleh subyck Hal ini menunjukkan tyerdapat hal- hal yang di repres
oleh subyek Temuan lain yang cukup menarik adaiah bahwa subyek menampilkan tokoh utama yang berbeda dengan kenyataan diri nya. Di samping itu subyek tampak
memiliki pandangan yang berbeda tentang masa depannya bila dibandingkan antara hasil tes dan kenyatnan yang tcrtcra dalam anamnesa subyek Dalian' pustaka: 13 (1960 - 2000)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Haripuisi Indonesia, 2016
808.81 YAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mo Shapiro
Jakarta: Kesaint Blanc, 1996
070.4 MOS w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Carissa Putri Moegandi
"Latar belakang: Layanan kontrasepsi dalam program keluarga berencana merupakan bentuk pelayanan kesehatan reproduksi yang memiliki objektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI yang masih tinggi serta pemakaian kontrasepsi yang rendah di provinsi Papua menandakan taraf kesehatan reproduksi yang masih belum optimal. Meskipun demikian, pemilihan penggunaan kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis mengenai hubungan faktor-faktor sosiodemografis serta penggunaan media massa dan internet dengan kejadian unmet need kontrasepsi di provinsi Papua.
Metode: Desain penelitian ini berupa studi potong lintang menggunakan data sekunder dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Subjek penelitian ini adalah wanita usia subur dalam rentang 15-49 tahun yang berdomisili di Papua serta memiliki data kuesioner yang lengkap. Unmet Need kontrasepsi didefinisikan sebagai perempuan yang fertil dan aktif secara seksual dengan keinginan untuk menunda atau mencegah kehamilan, tetapi tidak menggunakan kontrasepsi. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dikarenakan data bersifat kategorik serta dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Terdapat 458 total subjek yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian unmet need kontrasepsi di papua adalah tingkat pendidikan suami (p < 0.001), frekuensi membaca surat kabar/majalah (p = 0.017), frekuensi mendengar radio (p = 0.027), kepemilikan televisi (p = 0.005; OR = 0.443), frekuensi menonton televisi (p = 0.005), dan kepemilikan telepon seluler (p < 0.001; OR = 0.356).
Kesimpulan: Faktor yang berpengaruh dengan kejadian unmet need kontrasepsi di Papua adalah tingkat pendidikan suami, frekuensi membaca surat kabar/majalah, frekuensi mendengar radio, kepemilikan televisi, frekuensi menonton televisi, dan kepemilikan telepon seluler.

Introduction: Contraception in family planning program is one of the health care services delivered to lower the number of Maternal Mortality Rate (MMR). High MMR in Papua, Indonesia, reflected the need to optimize reproductive health care in the region. Despite that, the use of contraception itself is affected by numerous factors. This research aims to analyze sociodemographical factors and also the use of mass media and internet in affecting unmet need for contraception in Papua.
Method: This cross-sectional study used the secondary data obtained from 2017 Indonesia DHS (IDHS). Subjects in this study included all women of childbearing age (15-49 years old) in Papua with complete data from the survey. Unmet need for contraception was defined as fertile and sexually active women of childbearing age with the intention to postpone or limit their pregnancy without using any contraception method. Since all data were categorical, analysis were performed using Chi-Square test and logistic regression.

Result: A total of 458 subjects were included in this study. The factors that were found to affect unmet needs in Papua are husband’s educational level, (p < 0.001), frequency of reading newspaper/magazine (p = 0.017), frequency of listening to radio (p = 0.027), television ownership (p = 0.005; OR = 0.443), frequency of watching television (p = 0.005), and mobile phone ownership (p < 0.001; OR = 0.356).
Conclusion: Factors which were found to affect unmet need for contraception in Papua are husband’s educational level, frequency of reading newspaper/magazine, frequency of listening to radio, television ownership, frequency of watching television, and mobile phone ownership.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Maukar
"Salah satu jenis masalah klinikal yang dapat terjadi di dalam masa perkembangan dan cukup mengkhawatirkan adalah gangguan tingkah laku yang disebut sebagai Conduct Disorder. Conduct Disorder ditandai dengan adanya pelanggaran terhadap hak-hak orang lain atau nonna- norma atau aturan sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Diagnosis Conduct Disorder umumnya ditemukan pada anak-anak di rentang usia remaja. Walaupun gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor prediposisi dan kerusakan neurologis, berbagai penelitian dan tinjauan literatur yang ada menunjukkan bahwa Conduct Disorder seringkali merupakan hasil dari ketidakadekuatan hubungan interpersonal yang dimiliki anak dengan significant others mereka (misalnya orangtua yang koersifl harsh discqaline, peer rejection dan sobagainya). Hubungan interpersonal yang inadekuat dengan significant others, dapat menimbulkan ketidakpuasan/konflik dalam diri analc dan dapat menjadi life srressor bagi anak tersebut. Keadaan ini umumnya akan berpengaruh terhadap emosi yang akhirnya cenderung akan direfleksikan pada tingkah laku mereka.
Melihat fenomena ini, peneliti merasa tertarik untuk melihat bagaimana remaja yang mengalami Conduct Disorder menggambarkan hubungan interpersonal-nya dengan significani orhers mereka. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untnk mengetahui dan mendapatkan pemahaman mengenai garnbaran hubungan interpersonal dari para remaja tersebut. Alat diagnostik yang dianggap paling memenuhi syarat untuk dapat mengungkap hubungan interpersonal ini adalah T.A.T (Thematic Apperception Test). Melalui respon T.A.T dapat diperoleh garnbaran mengenai hubungan tesiee dongan figur otoritas priaiwanita dan juga hubungan mereka dengan tokoh sebaya dari kedua jenis kelamin, dorongan serta konflik yang mereka alami.
Subyek dari penelitian ini adalah 4 remaja dengan gangguan ConductDisorder, yang pemah ditangani di Klinik Perkembangan Fakultas Psikologi UI pada tahun 2000-2003. Karena penelitian ini menggunakan data primer maka peneliti melakukan proses screening diagnosis dalam mengarnbil sampel penelitian, guna memastikan bahwa subyek masih dapat digolongkan mengalarni gangguan Conduct Disorder pada saat penelitian ini dijalankan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode analisis data yang digunakan untuk mengintepretasi T.A.T adalah Object Relations Analysis. Objec! Relalions Anabrsis adalah salah satu cara spesifik untuk menganalisis T.A.T, yang secara khusus melihat tiga hal utama, yaitu karakter tokoh utama dan karakter tokoh-tokoh lainnya ketika berinteraksi srta bentuk dari interaksi itu sendiri.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya seluruh subyek rnenghayati dirinya sebagai seorang anak yang cenderung bersikap hostile terhadap figur otoritas, dituntut/dikontrol dan tidak diperhatikan/disayang oleh orangtua mereka, terutama ibu mereka. Dalam hubungan dengan teman sebaya, subyek penelitian cenderung memiiiki perasaan hostile, dimana mereka ingin ingin menghukum teman yang telah menyakitilmengeeewakan dirinya. Pada seluruh subyek penelitian, figur otoritas (terutama orangtuafibu) cenderung dipandang sebagai figur yang demanding, controlling dan uncaring. Sed angkan teman sebaya dipandang sebagai Hgur yang lebih superior dan menimbulkan rasa cemburu, agresif dan bersikap hostile.
Para subyek penelitian umumnya memiliki bentuk interaksi yang sifatnya agresif dan ancaring dengan figur otoritas, terutama orangtua. Selain ilu cenderung ditemukan bentuk interaksi yang sifatnya conrroiling-opposirional antara subyek dengan orangtua, dimana orangtua/ibu mengontrol dan anak bersikap membangkang. Benluk interaksi subyk penelitian dengan tokoh teman sebaya berjenis kelamin sama cenderung dipandang sebagai hubungan yang bersifat hosrile. Sedangkan benluk interaksi antara subyek dengan tokoh teman sebaya lawan jenis umumnya berupa interaksi yang agresif-punishing, dimana teman lawan jenis bersikap agresif dan subyek memiliki keinginan untuk menghukumnya.
Kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini adalah pada umumnya subyek penelitian cenderung memiliki kekecewaan, perasaan marah, tertekan dan depresi dalam hubungan interpersonal merka (inadequacy interpersonal relationshio), khususnya dengan orangtua. Dan hal ini nampaknya turut memberikan konstribusi pada tingkah laku conduct yang mereka lakukan, seperti membangkang, berbohong, pergi dari rumah dan lain-lain. Namun terlihat bahwa sebenarnya seluruh subyek memiliki wishing afiliation fulfillment terhadap significant others, khususnya terhadap ibu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Davey, D. Mackenzie
Jakarta: Balai Aksara, 1983
158 DAV p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Davey, D. Mackenzie
Jakarta: Balai Aksara, 1975
158.30202 DAV p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakta Sia Anita
"Prediksi pertambahan jumlah penduduk dunia menunjukkan Indonesia akan masuk ke dalam negara yang diprediksi akan mengalami pertambahan dalam jumlah besar. Penekanan nilai TFR menjadi salah satu cara dan mempresentasikan hasil kinerja dalam mengendalikan jumlah penduduk. Nilai TFR salah satunya dapat dipengaruhi oleh unmet need kontrasepsi karena berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi yang memengaruhi angka kelahiran. Nilai unmet need kontrasepsi di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan. Terdapat perbedaan angka penurunan unmet need kontrasepsi yang cukup signifikan antara Provinsi Riau dan Kepulauan Riau dari tahun 2021 hingga 2023. Provinsi Riau dapat menurunkan nilai unmet need kontrasepsi sebesar 7,81% sedangkan Provinsi Kepulauan Riau hanya dapat menurunkan sebesar 3,12%. Padahal, kedua provinsi tersebut memiliki karakterisitk yang hampir sama, seperti kebudayaan dan kebiasaan masyarakat karena Provinsi Kepulauan Riau merupakan pemekaran dari Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang paling berhubungan dengan kejadian unmet need kontrasepsi di Provinsi Riau adalah keterpaparan informasi tentang KB dari petugas (AOR 0,030 CI 95% 0,010-0,084) dan diskusi dengan suami (AOR 2,833 CI 95% 1,352-5,934). Sedangkan di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan status pekerjaan (AOR 1,639 CI 95% 1,011-2,660) dan tempat tinggal (AOR 2,554 CI 95% 1,034-6,306) sebagai faktor-faktor yang memiliki hubungan paling kuat dengan kejadian unmet need kontrasepsi.

Population growth projections indicate that Indonesia will be among the countries expected to experience significant increases. Lowering the Total Fertility Rate (TFR) is one of the strategies to manage population growth effectively, and TFR serves as a key performance indicator in controlling population numbers. One of the factors influencing TFR is the unmet need for contraception, which is directly related to contraceptive use and birth rates. The level of unmet need for contraception in Indonesia is still far from the targeted goal. Between 2021 and 2023, there was a notable difference in the reduction of unmet need for contraception between Riau Province and the Riau Islands Province. Riau Province successfully reduced the unmet need for contraception by 7.81%, whereas the Riau Islands Province only managed a reduction of 3.12%. This is noteworthy because both provinces share similar characteristics, such as culture and societal habits, given that the Riau Islands Province was carved out from Riau Province. Research findings highlight that in Riau Province, the factors most associated with the occurrence of unmet need for contraception are exposure to family planning information from health workers (AOR 0.030, CI 95% 0.010-0.084) and discussions with husbands (AOR 2.833, CI 95% 1.352-5.934). In contrast, in the Riau Islands Province, employment status (AOR 1.639, CI 95% 1.011-2.660) and place of residence (AOR 2.554, CI 95% 1.034-6.306) are the strongest factors associated with the unmet need for contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>