Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Erila Damayanti
"ABSTRAK
Penyakit diabetes dapat menyerang siapa saja dan dimana saja.
Walaupun telah banyak obat yang dapat dikonsumsi penderita diabetes, namun
belum ada obat yang dapat menyembuhkan fingsi pankreas secara totai
sehingga salah satu cara untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan cara
mengontrol kadar gula dalam darah, dengan cara pengaturan makanan, olah
raga, dan obat-obatan. Apabila penderita diabetes tidak disiplin dalam
menangani penyakitnya maka penyakit sulit sembuh dan dapat berakhir dengan
kematian. Ketidakdisiplinan merawat diri dan berobat secara teratur dan baik
akan berakibat penderita diabetes dapat terserang komplikasi. Perilaku
kepatuhan sangat rendah pada penyakit kronis seperti diabetes. Menurut
McGoldrick (dalam Carter, dkk, 1989) laki-laki cenderung lebih segan dalam
mencari bantuan dan mereka hanya mau mengakui dirinya sakit bila masalah
yang dihadapinya serius dan mengharuskan mereka dirawat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Individu untuk mematuhi nasehat
dokter adalah dukungan sosial. Individu yang merasakan bahwa mereka
menerima penghiburan, perhatian, dan pertolongan yang mereka butuhkan dari
orang lain atau kelompok lain cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis
daripada individu yang kurang menerima dukungan sosial (DiMatteo & DiNicola,
1982 dalam Sarafiono 1998). Dukungan ini dapat berasal keluarga, teman dan
support groups. Menurut Taylor (1991, dalam Smet, 1994) dibutuhkan ketja
sama anggota keluarga untuk menghasilkan perilaku kepatuhan. Berada dalam
keadaan sakit .membuat penderita berada dalam situasi yang tidak
menyenangkan, dan dampaknya dari penyakit selain dirasakan penderita juga
dirasakan oleh istrinya (Gatchel dkk, 1992). Oleh karena itu dibutuhkan
dukungan istri untuk menghasilkan perilaku kepatuhan pada penderita diabetes.
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui bagaimana gambaran
dukungan istri yang diterima oleh penderita diabetes yang dilihat dari sisi istri dan
penderita diabetes dan dukungan yang efektif dari istri terhadap medical
adherence pada penderita diabetes.
Ada 3 teori besar yang mendasari penelitian ini, yaitu teori diabetes
mellitus, dukungan sosial dan medical adherence. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif untuk mencari orang yang memiliki perilaku patuh yang lebih
dipengaruhi oleg dukungan sosial yang diukur mengunakan teori Fishbein dan Azjen, dan metode kualitatif untuk mengali penghayatan terhadap pengaaih
dukungan istri terhadap medical adherence pada penderita diabetes. Subyek
terdlrl 30 orang penderita diabetes dan 3 orang pasang suami Istri penderita
diabetes yang diwawancaral yang terpillh dari subyek kuantitaf.
Hasil dari penelltian Inl adalah bentuk dukungan yang diberikan oleh
seorang Istri terhadap penderita diabetes, yaltu dukungan emoslonal, dukungan
infonmasl, dan dukungan instrumental. Dukungan yang dipersepslkan diterima
oleh subyek penderita diabetes dari istri adalah dukungan emosional, dukungan
informasi, dan dukungan Instrumental. Sedangkan dukungan Istri yang
dibutuhkan subyek penderita diabetes agar patuh terhadap petunjuk dokter
adalah dukungan emoslonal, dan dukungan Informasi. Walaupun dukungan yang
diberikan Istri sama dengan dukungan yang dipersepslkan diterima oleh subyek,
tapi tidak semua dukungan itu dipersepslkan diterima oleh indivldu. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada kesesuaian antara kebutuhan dukungan dan
ketersedian dukungan yang diberikan kepada subyek penderita diabetes.
Dukungan emosional walaupun sudah diberikan oleh istri tetapl masih
dibutuhkan oleh subyek penderita diabetes karena subyek masih membutuhkan
dukungan tersebut diberikan setiap saat untuk memberikan semangat kepada
subyek yang terkadang subyek merasa bosan, jenuh dan putus asa terhadap
kondisi penyakitnya. Sedangkan dukungan informasi masih dibutuhkan karena
subyek masih menpunyal harapan agar dapat sembuh dari penyakit diabetes
melalui pengobatan secara medls.
Untuk penelitlan selanjutnya, disarankan agar lebih menggali dan
menfokuskan perhatlan pada sumber stres sehingga membutuhkan dukungan
yang berbeda pula untuk menghasllkan perilaku kepatuhan yang tinggi pada
pasien penderita diabetes. Untuk menghasllkan penghayatan yang leblh dalam
maka proses wawancara mellbatkan anak dari penderita diabetes. Akan sangat
menarik jlka penelitlan Inl dllanjutkan dengan melihat lebih dalam lagi pengaruh
latar belakang budaya, perbedaan pendidikan istri dan pendldikan penderita
diabetes, dan faktor keprlbadlan pada penderita diabetes."
2002
S2820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Mustikaningtyas
"ABSTRAK
Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Depok menduduki peringkat 2 di Jawa Barat dengan jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 terbanyak. Insulin direkomendasikan sebagai salah satu terapi diabetes lini pertama untuk mengontrol kadar glukosa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tingkat kepatuhan terapi insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2 agar tercapai hasil terapi sesuai dengan yang direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kepatuhan terapi insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian model cross sectional dan menggunakan teknik consecutive sampling sebagai teknik dalam pengambilan sampel. Jumlah sampel 79 orang pasien diabetes mellitus tipe 2 yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kepatuhan insulin masih rendah sebanyak 52 orang 65,8 . Adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok, Dinas Kesehatan Depok, perawat, dan masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan terapi insulin.

ABSTRAK
Abstract Diabetes Mellitus is the fourth leading non infectious diseases cause of death in the world. Depok was ranked 2nd in West Java with the highest number of people with type 2 diabetes mellitus. Insulin is recommended as one of the first line diabetes therapy to control glucose levels. Therefore, it is important to know the adherence level of insulin therapy in people with type 2 diabetes mellitus in order to achieve the satisfied results of therapy. This study aimed to identify the level of adherence in insulin therapy among people with type 2 diabetes mellitus in Depok City. This research was a quantitative research using a cross sectional design and using consecutive sampling as a technique in sampling. The number of samples were 79 patients with type 2 diabetes mellitus who came to the Regional General Hospital of Depok City. The result showed that the level of insulin adherence came still low as many as 52 people 65.8 . This study is expected to provide information to the Regional General Hospital of Depok City, Depok Health Office, nurses, and the community to improve adherence to insulin therapy."
2017
S67065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin
"Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang bisa menyebabkan banyak komplikasi pada penderitanya sehingga menurunkan kulitas hidup bahkan kematian. Salah satu komplikasi paling sering yang terjadi adalah masalah pada kaki seperti kehilangan sensori, ulkus kaki diabetik, hingga amputasi. Pencegahan komplikasi masalah kaki ini harus aktif dilakukan sebagai bentuk preventif dan promotif di masyarakat. Tujuan dari penulisan karya ilimiah ini adalah memberikan gambaran asuhan keperawatan pada kelurga dengan masalah ketidafektifan manajemen kesehatan. Metode yang digunakan adalah laporan asuhan keperawatan keluarga dari tahap pengkajian hingga evaluasi. Intervensi keperawatan dilakukan selama tiga minggu dengan intervensi unggulan yang dilakukan adalah perawatan kaki diabetes. Hasil evaluasi menunjukan bahwa intervensi yang dilakukan efektif untuk mencegah masalah kaki diabetes dan meningkatkan kesadaran keluarga atas pentingnya perawatan kaki secara rutin. Intervensi perawatan rutin disarankan digunakan oleh perawat dalam memberikan tindakan preventif dan promotif pada penderita diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Diabetes is a chronic condition that can lead to several complications in patients, lowering quality of life and even causing death. Foot issues including sensory loss, diabetic foot ulceration, and even amputation are among the most frequent consequences that can arise. As a form of prevention and social promotion, it is imperative to aggressively pursue the prevention of foot problem complications. This scholarly paper aims to give a general overview of nursing care for families who have issues with inefficient health management. A report on family nursing care from the assessment to evaluation stages is the technique adopted. The nursing intervention was carried out for three weeks with the leading intervention carried out being examination and treatment of diabetic feet. According to the evaluation's findings, the intervention is successful in preventing diabetic foot issues and raising family awareness of the value of regular foot examinations and maintenance. It is advised that nurses provide preventative and promotive measures to diabetes mellitus patients as part of routine assessment and care interventions in order to stop further complications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tamrin
"Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan metabolisme tubuh, ditandai dengan hiperglikemik kronis yang dapat mengakibatkan komplikasi akut dan kronis. Prevalensi penyakit DM meningkat pada agregat dewasa sebagai kelompok rentan. Karya Ilmiah akhir Spesialis ini menggunakan integrasi teori manajemen, community as partner, family centre nursing, dan health promotion model. Pelaksanaan intervensi dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga pada 10 keluarga binaan dan asuhan keperawatan komunitas pada 65 diabetesi dewasa dengan purposive sampling. Terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga dalam merawat agregat dewasa dengan DM. 90% kemandirian keluarga setelah intervensi adalah Tingkat kemandirian III dan 10% Tingkat Kemandirian IV. Terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 18,3%, sikap sebesar 22% dan perilaku sebesar 56% pada agregat dewasa dengan DM. Intervensi Dialatama merupakan suatu bentuk intervensi latihan yang efektif untuk mengatasi masalah gaya hidup kurang gerak, dan diagnosis keperawatan seperti ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan, perilaku Kesehatan cenderung berisiko, risiko ketidakstabilan gula darah, risiko disfungsi neurovaskuler perifer dan beberapa diagnosis lainnya. Intervensi Dialatama ini dapat diberikan kepada individu, kelompok maupun komunitas. Intervensi bisa dilakukan oleh masyarakat secara umum, baik yang memiliki masalah aktual maupun yang berisiko. Diharapkan Program Dialatama dapat terus dijalankan oleh diabetes secara aktif dan mandiri.

Diabetes Mellitus is metabolic disease because alter secretion, act of insulin or both, showed by hyperglycemia. The prevalence of DM increased in the aggregate of adults as a susceptible group. This specialist's final scientific work uses the integration of management theory, community as partner, family center nursing, and health promotion model. Implementation of the intervention with the approach of family nursing care in 10 assisted families and community nursing care for 65 adult diabetics with purposive sampling. There was an increase in the level of family independence in caring for the aggregate of adults with DM. 90% of family independence after the intervention is Level III independence and 10% Independence Level IV. There was an increase in knowledge as much as 18.3%, attitudes by 22% and behavior by 56% in the aggregate of adults with DM. Dialatama intervention is an effective form of exercise intervention to overcome sedentary lifestyle problems, and nursing diagnoses such as ineffective health maintenance, health behaviors that tend to be at risk, risk of blood sugar instability, risk of peripheral neurovascular dysfunction and several other diagnoses. This Dialatama intervention can be given to individuals, groups or communities. Interventions can be carried out by the general public, both those who have actual problems and those who are at risk. It is hoped that the Dialatama Program can continue to be run by diabetics actively and independently"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Akmalul Fikri Abdi
"Diabetes Mellitus tipe II memiliki penatalaksanaan yang terdiri dari : Edukasi, Terapi Nutrisi Medis, Latihan Jasmani, Terapi Farmakologis, dan Monitor Kadar Gula Darah. Komplikasi diabetes mellitus tipe II dapat disebabkan oleh ketidakpatuhan terapi nutrisi medis atau diit. Sebagian besar pasien diabetes mellitus tipe II patuh terhadap rekomendasi diit hanya selama 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan diit pada pasien diabetes mellitus tipe II di poli diabetes Rumah Sakit doktor Haji Marzoeki Mahdi Bogor dengan berdasarkan aspek patuh jadwal, patuh jenis, dan patuh jumlah. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode consecutive sampling yang melibatkan 109 responden. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden tidak patuh terhadap diit terutama patuh jumlah. Rekomendasi penelitian ini adalah melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor ndash; faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan diit terhadap jumlah.

Diabetes Mellitus type II has a management consisting of Education, Medical Nutrition Therapy, Physical Exercise, Pharmacological Therapy, and Blood Sugar Level Monitor. Diabetes mellitus type II complications can be caused by non adherence to medical nutrition therapy or diethary planning. Most of diabetes mellitus type II patients adhere to diethary recommendations only for 6 months. This study aimed to describe the diethary adherence in outpatient clinic diabetes mellitus type II Doctor Haji Marzoeki Mahdi Bogor hospital based on the schedule, type, and amount of food. The design of this study used cross sectional with consecutive sampling method involving 109 respondents. The result of this study shows that most of respondent has non adherence to diet especially adherence of food amount. The recommendation of this study is to conduct further research on the factors that influence non adherence of food amount.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Sonnya Ayutthaya
"

Penyakit komorbid Diabetes Melitus (DM) yang umum dan paling sering adalah hipertensi. DM dan hipertensi terdapat secara bersamaan pada 40%-60% penderita DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unmodifiable factors dan modifiable factors pada penderita DM tipe 2 sebagai faktor risiko hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang berobat di poli penyakit dalam RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi pada tanggal 30 September-19 Oktober 2019 dengan total sampel sebanyak 292 responden. Unmodifiable factors meliputi gender, umur, pendidikan, status perkawinan, lama menderita DM, hereditas DM, hereditas hipertensi dan golongan darah. Sedangkan modifiable factors terdiri dari indeks massa tubuh, pekerjaan, aktifitas fisik dan merokok. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg. Analisis data dengan Cox regression menggunakan Stata versi 15. Persentase hipertensi pada penderita DM tipe 2 adalah 46,57%. Dari analisis multivariat faktor risiko hipertensi yang signifikan untuk unmodifiable factors adalah faktor umur > 50 tahun (Pv= 0,02; PR= 1,93) dan kelompok dengan hereditas DM yang berasal dari kakek/nenek (Pv= 0,04; PR= 1,86) dan orang tua (Pv= 0,04; PR= 1,54). Sedangkan dari modifiable factors, Indeks Massa Tubuh berat badan lebih (Pv= 0,01; PR=1,81) dan obesitas (Pv=0,02; PR=1,81), merupakan faktor risiko hipertensi yang signifikan. Disarankan agar terhadap pasien DM tipe 2 terutama bila disertai dengan berat badan berlebih atupun obesitas perlu diberikan informasi lengkap tentang faktor risiko hipertensi.


The most common Diabetes Mellitus (DM) comorbid disease is hypertension. DM and hypertension are present simultaneously in 40% -60% of people with type 2 diabetes. The purpose of this study is to know unmodifiable factors and modifiable factors of type 2 DM patients as risk factors for hypertension, The design of this study was cross sectional. The sample of study was type 2 DM patients those seeking treatment at Department of Internal Medicine-dr Chasbullah Abdulmadjid Hospital-Bekasi on September 30-October 19, 2019 with a total of 292 respondents. Unmodifiable factors include gender, age, education, marital status, duration of DM, heredity of DM, heredity of hypertension and ABO blood group. While modifiable factors consist of body mass index, occupation, physical activity and smoking. Hypertension is a state of systolic blood pressure ≥140 mm Hg and /or diastolic blood pressure ≥90 mm Hg, Data were analysed with Cox regression using Stata versi 15.The precentage of hypertension in patients with type 2 DM was 46.57%. Multivariate analysis revealed that the significant hypertension risk factors for unmodifiable factors are age > 50 years (Pv= 0,02; PR= 1,93) and DM heredity from grandfather/grandmother (Pv= 0,04; PR= 1,86) and parents (Pv= 0,04; PR= 1,54). While from modifiable factors, Body Mass Index overweight (Pv= 0,01; PR=1,81) and obesity (Pv=0,02; PR=1,81) were the significant risk factors for hypertension. It is recommended that patients of type 2 diabetes especially when accompanied by overweight or obesity need to be given complete information about risk factors for hypertension

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silma Kaaffah
"Penelitian terkait evaluasi perilaku berobat penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 terhadap penurunan parameter glikemik di Indonesia dengan big data skala nasional masih sangat terbatas. Tujuan penelitia mengevaluasi perilaku berobat penderita DM tipe 2 terhadap penurunan parameter glikemik ( kadar gula darah puasa (GDP) dan gula darah 2 jam pasca pembebanan (GDPP)). Metode penelitian kohor retrospektif menggunakan subset data sekunder Studi Kohor Bogor dengan membandingkan proporsi kelompok perilaku berobat dan kelompok perilaku tidak berobat terhadap penurunan parameter glikemik. Pengambilan subset data bulan Agustus 2019, didapatkan sampel responden dengan pemantauan 4 tahun, kelompok berobat 62 dan kelompok tidak berobat 105 responden.
Hasil penelitian, proporsi penurunan parameter glikemik  kelompok berobat lebih besar (GDP 80,6% dan GD2PP 90,3%) dibandingkan kelompok tidak berobat (GDP 42,0% dan GD2PP 67,3%). Terdapat perbedaan signifikan penurunan kadar GDP dan GDPP kelompok berobat dan tidak berobat (nilai p <0,05). Perilaku berobat meningkatkan kejadian penurunan kadar GDP selama 4 tahun sebesar 3,304 kali dibandingkan perilaku tidak berobat, setelah dikontrol oleh variabel penurunan kadar LDL dan penggunaan obat tablet. Perilaku berobat meningkatkan kejadian penurunan kadar GDPP selama 4 tahun sebesar 3,064 kali dibandingkan perilaku tidak berobat, setelah dikontrol oleh variabel penggunaan obat tablet, penurunan kadar LDL dan aktifitas fisik yang cukup.

Research related to the evaluation of the treatment behavior of people with diabetes mellitus (DM) type 2 on the decrease in glycemic parameters in Indonesia with a national big data scale is still very limited. The purpose of this study is to evaluate the treatment behavior of patients with type 2 diabetes against glycemic parameters (fasting plasma glucose  (FPG) and post prandial glucose (PPG)). The retrospective cohort study method uses a secondary data subset of the Bogor Cohort Study by comparing the proportions of the treatment behavior group and the non-treatment behavior group to decrease glycemic parameters. Taking a subset of data in August 2019, obtained a sample of respondents with 4 years of monitoring, 62 treatment groups and 105 respondent non-treatment groups.
The results of the study, the proportion of the decrease in glycemic parameters of the treatment group was greater (FPG 80.6% and PPG 90.3%) compared to the group without treatment (FPG 42.0% and PPG 67.3%). There was a significant difference in the decrease in levels of FPG and PPG in the treatment and non-treatment groups (p value <0.05). Behavior of treatment increases the incidence of decreasing levels of GDP for 4 years by 3,304 times compared to non-treatment behavior, after being controlled by the variable decrease in LDL levels and the use of tablet drugs. Behavior of treatment increases the incidence of decreasing levels of GDPP for 4 years by 3.064 times compared to the behavior of no treatment, after being controlled by the variable drug use of tablets, decreased levels of LDL and sufficient physical activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T54834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Kusuma Putri Mahdi
"ABSTRAK
Latar belakang Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang perawatannya sangat bergantung kepada kemampuan penderitanya untuk mematuhi regimen medis berupa pengaturan pola makan, berolahraga, pengecekan kadar glukosa darah, dan meminum obat sesuai anjuran. Ketidakpatuhan terhadap regimen medis dapat mengakibatkan kontrol glukosa darah memburuk dan memperbesar resiko komplikasi penyakit, seperti gangguan mata dan hipertensi. Pada lansia dengan diabetes melitus tipe 2, kepatuhan medis menjadi suatu isu yang lebih kompleks, karena semakin bertambah usia seseorang maka regimen medis yang dimiliki juga akan menjadi lebih kompleks, sedangkan kemampuan kognitif dan memori mengalami penurunan. Oleh karena itu, peneliti mencoba menjawab permasalahan tersebut dengan memberikan Cognitive Behavioral Therapy kepada 2 (dua) orang lansia dengan diabetes melitus tipe 2 yang bermasalah dengan kepatuhan medis. Desain penelitian ini menggunakan single subject design. Pengukuran dilakukan saat pra-intervensi, pertengahan intervensi, dan pasca-intervensi. Hasil pengukuran intervensi melalui pengisian 8-Item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8), wawancara dan observasi, serta pengukuran kadar glukosa darah, menunjukkan kenaikan tingkat kepatuhan medis dari rendah menjadi menengah pada kedua partisipan. Kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa Cognitive Behavioral Therapy efektif untuk meningkatkan kepatuhan medis pada para lansia dengan penyakit diabetes melitus tipe 2. Partisipan juga merasa mendapatkan manfaat dari teknik-teknik yang diajarkan dalam terapi ini dan memahami bahwa untuk mempertahankan kepatuhan medis yang mereka miliki, partisipan perlu untuk selalu menerapkan teknik-teknik tersebut dalam keseharian mereka.

ABSTRACT
Background Type 2 diabetes mellitus is a chronic disease which its treatment heavily depend on patients ability to adhere to their medical regimens. Type 2 diabetes mellitus medical regimen consists of healthy diets, frequent exercises, blood glucose level control, and regular taking of medications. Non-adherence to medical regimen could lead to worse blood glucose control and result in the increase of another disease complication, such as glaucoma and hypertension. In older adults with type 2 diabetes mellitus, medical adherence becomes a more complex issue, because as people grow old, their medical regimen will become more complex. Meanwhile, their cognitive and memory ability decrease. In this research, the researcher will provide Cognitive Behavioral Therapy for 2 (two) older adults with type 2 diabetes mellitus and have problems with their medical adherence. Research design use single subject design. There are three assessments that were taken, pre-intervention, mid-intervention, and post-intervention. Result assessments through 8-Item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8), interview, observation, and blood glucose control showed increase in medical adherence levels, from low medical adherence to medium medical adherence in both participants. Conclusion this research proved that Cognitive Behavioral Therapy is effective to increase medical adherence in older adults with type 2 diabetes mellitus. All participants also experienced the benefits from techniques that were given during therapy and understood that to maintain the medical adherence they achieved; they need to keep applied those techniques into their daily life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>