Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mapparessa, Achmad Aflus
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Martono Sindhu
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan "Bagaimana situasi pendidikan yang ada di Secapa Polri saat ini" serta "Bagaimarra sistem pendidikan di Secapa Polri" Minat meneliti topik ini didasari oleh kenyataan bahwa profesionalisme Polri tergolong rendah. Hal tersebut ditandai dengan ; kemampuan teknis khas kepolisian menurun, tidak lagi responsif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, cenderung bersikap militeristik, dan lain-Iain yang diduga disebabkan oleh faktor pendidikan sebagaimana diungkapkan oleh beberapa pakar yang memahami tentang Kepolisian. Secara teoretis juga didukung oleh teori interaksional yang menjelaskan bahwa faktor bawaan (nab) maupun faktor lingkungan (situadonay secara bersama-sama mempengaruhi perilaku sosial seseorang (interactions) (Endler, 1973; Endler & Hunt, 1968, dalam Wrightman, 1977).
Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk mengeksplorasi bagaimana situasi pendidikan Secapa Polri berdasar pada variabel sistem pendidikan yang ada. Untuk melihat sistem pendldikannya, didasarkan pada variabel lingkungan fisik, kurikulum, proses belajar mengajar, dan perilaku siswa yang akan melaksanakan tugas dengan orientasi pada pemolisian komunitas.
Dipilihnya Secapa Polri karena ; Secapa Po1ri merupakan lembaga pendidikan kepolisian terbesar di Indonesia, memiliki kekhususan tersendiri di lingkungan kepolisian karena mendidik para pelaksana lapangan menjadi manajer tingkat pertama (first line supervisor), dan telah mencoba mengembangkan lingkungan pendidlkan untuk dapat digunakan oleh masyarakat agar lebih mengenal lingkungan pendidikan Polri. Hal tersebut tidak ditemukan pada lingkungan pendidikan yang lain (Siagian, et aL 1999).
Berkaitan dengan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan sebanyak 10 lnforman (5 orang siswa/mantan siswa dan 5 orang pembina/tenaga pendidik}. Subyek penelitian adalah Siswa Secapa Polri angkatan ke-28 tahun ajaran 2000 sejumlah 400 orang. Kepada mereka diberikan angket yang masing-masing untuk mengukur pendapat dan perasaan siswa terhadap variabel sistem pendidikan.
Data dari hasil pengamatan, wawancara, FGD, dan dokumen primer diolah dengan Cara mendeskripsikan, dicari kata kunci, dan dibuat interpremsi. Data yang diperoleh dari hasil pengisian angket, diolah dengan bantuan program SPSS 10.00 untuk melihat mean dan standar deviasi dari lingkungan fisik, kurikulum, proses belajar mengajar, dan perilaku siswa yang akan melaksanakan tugas dengan orientasi pada pemolisian komunitas.
Hasil penetitian dari analisis data kualitatif yang dapat diungkap bahwa lembaga pendidikan Secapa Polri secara fisik, kurang memadai dan memberikan kesan sebagai lembaga pendidikan tertutup; kurikutum pendidikan selama 11 bulan dengan mata pelajaran yang banyak (38 mata pelajaran), kegiatan yang padat, minimnya materi pelajaran keterampilan; proses belajar mengajar didukung oleh personil yang secara kuantitas dan kualitas terbatas, penggunaan metode belajar yang tidak tepat; perilaku siswa adalah perilaku yang didapatkan dari "model" yang serba terbatas. Beberapa ciri tersebut mengindikasikan bahwa Secapa Polri merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan sistem pendidikan tertutup.
Selain itu, hasil analisis data kuantitatif dari pendapat dan perasaan siswa memperlihatkan bahwa mean dari variabel sistem pendidikan berada di sebelah kiri dari rata-rata dengan variasi jawaban yang diberikan cenderung homogen. Hal ini mengindikasikan sistem pendidikan tertutup. Sebagaimana terlihat pada tabel 18 dan 19, bab IV halaman 100. Adanya kesamaan (konsistensi) antara pendapat dan perasaan siswa terhadap sistem pendidikan Secapa Polri. Hal tersebut lebih mempertegas bahwa sistem pendidikan yang ada di Secapa Polri adalah sistem pendidikan tertutup.
Mengingat keterbatasan suatu penelitian yang tidak mungkin mengungkap segala aspek yang diteliti, terdapat beberapa hal yang dapat didiskusikan. Terdapat kesamaan antara hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dislitbang Polri dan UGM, dan Pokja PHK yaknl bahwa kurikulum pendidikan Polri perlu disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan yang efektif dan efssien dalam membentuk Polri profesional, perlu dikembangkan studi banding dengan pendidikan polisi yang setingkat dengan pendidikan Secapa di negara lain yang sudah maju namun memiliki karakteristik masyarakat yang mirip masyarakat Indonesia. Penggunakan teori dikembangkan dengan teori motivasi sebagaimana terkandung dalam teori Mc. Clelland (Gibson,etaL1997) dan teori penelitan sosial yang beranggapan bahwa pedoman perilaku seseorang didasarkan pada standar penilaian yang dibentuk oleh pengalaman, kehidupan, dan lingkungan sebelurnnya.
Analisis data dapat dikembangkan dengan analisis regresi untuk melihat seberapa besar sumbangan dari motivasi siswa, latar belakang pendidikan, lama kedinasan, dan sistem pendidikan terhadap perilaku siswa hasil pendidikan tertentu (SPN, Akpol, PTIK, Secapa, dan lain-lain). Dengan memperluas masalah penelitian, memperbanyak pertanyaan penelitian, memperkaya teori dan kerangka teori serta mengembangkan metode penelitian, sangat boleh jadi hasilnya akan lebih representatif dan lebih bermanfaat untuk pengembangan organisasi, khususnya mempercepat terwujudnya Polri yang profesional.
Berdasar kesimpulan di atas, diajukan beberapa rekomendasi:
Lingkungan fisik untuk lembaga pendidikan sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga memberi kesan sebagai lembaga pendidikan yang sifatnya terbuka; kurikulum dapatnya diperbaiki disesuaikan dengan skala prioritas dengan tetap mengacu pada sistem pendidikan yang berlaku (Sistem Pendidikan Naslonal) dan Undang-undang No. 2/2002 tentang Polri serta disesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan organisasi; proses belajar mengajar yang melibatkan siswa dan tenaga pendidik, perlu dikembangkan "model" pendidik yang memiliki motivasi yang dapat diandalkan dan berprestasi sehingga dapat dijadikan model yang baik oleh siswa yang dididik.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan pimpinan untuk penentuan sistem pendidikan yang efektif dan efisien untuk semua jenjang pendidikan, perlu disesuaikan dengan jenis kemampuan personil yang diperlukan organisasi. Dan nampaknya sistem pendidikan terbuka dapat dijadikan sebagai alternatif sistem pendidikan dalam mewujudkan Polri yang profesional. Secara lebih otentik sebagai Iandasan untuk mengembangkan sistem pendidikan Polri, merupakan hal yang sangat mendasak adalah penelitian yang komprehensif tentang pendidikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farouk Muhammad
Jakarta: Restu Agung, 2005
363.2 FAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kepolisian RI, 1999
363.25 REF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Dwi Laksono
"Sejarah panjang Kepolisian Negara Republik Indonesia telah membentuk sikap dan perilaku anggota Polri cenderung militeristik dan merugikan masyarakat. Integrasi Polri dengan ABRI selama Orde Baru ternyata membawa dampak buruk terhadap kineija Polri di masyarakat. Polri cenderung bertindak sebagai aparat penguasa yang melindungi kepentingan pemerintah dan mengabaikan kepentingan masyarakat. Pada tanggal 1 April 1999 Polri resmi berpisah dari ABRI dan kemudian pada tanggal 1 Juli 2000 Polri benar-benar menjadi lembaga independen dibawah Presiden (Polri Mandiri). Perubahan ini kemudian membawa dampak kepada perubahan paradigma Polri dari kecenderungan mengabdi pada kepentingan penguasa menjadi institusi sipil yang mengabdi kepada masyarakat (civilian police). Berbagai kebijakan dan strategi Polri Mandiri yang gencar digalakkan Polri merupakan salah satu upaya Polri dalam memaksimalkan peran, fungsi dan tugasnya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan sikap anggota Polri dan masyarakat terhadap Polri Mandiri. Sampel diambil menggunakan metode non probability sampling dengan teknik Occidental sampling, dengan jumlah sampel 200 orang yang terdiri dari 100 anggota Polri dan 100 masyarakat. Untuk melihat perbedaan sikap tersebut dilakukan perhitungan t-test for independent sample pada skor rata-rata sikap masing-masing kelompok. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan perbedaan sikap yang signifikan antara anggota Polri dan masyarakat terhadap Polri Mandiri.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa anggota Polri mempunyai kecenderungan sikap yang favorable terhadap Polri Mandiri, sedangkan masyarakat mempunyai kecenderungan sikap yang unfavorable terhadap Polri Mandiri. Perbedaan ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan sikap seperti pengalaman langsung masyarakat ketika berurusan dengan polisi, pengaruh orang lain, media massa dan juga faktor-faktor emosional. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya perbedaan sikap antara anggota Polri dan masyarakat terhadap Polri Mandiri adalah indentitas sosial, faktor ingroupoutgroup, dan juga prasangka kelompok."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Nuke Irviana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan kapasitas organisasi di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri agar terciptanya penanganan tindak kejahatan yang lebih baik. Pendekatan post positivism dan metode pengumpulan data secara kualitatif digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian dimana berpegang pada pemahaman teori yang didukung dengan bukti empiris untuk mengumpulkan berbagai sumber data dan informasi mengenai kapasitas organisasi yang didapat dari hasil wawancara dan studi kepustakaan. Penelitian ini mencoba memotret kapasitas organisasi yang dimiliki oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri saat ini dan melakukan pengembangan kapasitas organisasi guna meningkatkan kualitas kinerja dalam penanganan kasus perkara dan pencapaian target capaian kinerja. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri harus lebih menguatkan fungsi dari organisasi dengan mengembangkan kapasitas organisasi yang dimiliki. Dengan mengacu pada ABK, struktur organisasi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri harus dilakukan perombakan dan pengkajian ulang sebab masih banyak ditemukan ketidakpastian dan ketidaksesuaian. Organisasi belum mampu memenuhi jumlah SDM yang ideal. Hal ini berpengaruh pada anggaran belanja barang dan pegawai yang perlu diperhatikan dan diajukan ke divisi terkait guna terpenuhinya formasi serta menutupi beberapa jabatan kosong. Selain itu penguatan fungsi teknologi yang telah ada yakni pada situs Patroli Siber perlu dikembangkan beserta fitur-fitur yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan sebagai pendukung dalam tercapainya target penyelesaian kasus.

This study aims to analyze the development of organizational capacity in the Directorate of Cybercrime, Bareskrim Polri in order to create a better handling of crimes. Post-positivism approach and qualitative data collection methods are used as approaches in research which adhere to an understanding of theory supported by empirical evidence to collect various sources of data and information about organizational capacity obtained form interviews and literature studies. This study tries to capture the organizational capacity of the current Directorate of Cybercrime, Bareskrim Polri and develop organizational capacity to improve the quality of performance in handling cases and achieving performance targets. The results of the study revealed that the Directorate of Cybercrime, Bareskrim Polri, must further strengthen the functions of the organization by developing its organizational capacity. By referring to the Workload Analysis, the organizational structure of the Directorate of Cybercrime, Bareskrim Polri, must be reformed and reviewed because there are still many uncertainties and discrepancies. The organization has not been able to meet the ideal number of Human Resources. This affects the budget for goods and personnel which need to be considered and submitted to the relevant divisions in order to fulfill formations and cover several vacant positions. In addition, the strengthening of the existing technology functions, namely the Patroli Siber site, needs to be developed along with the features it has so that it can be utilized optimally and as a supporter in achieving the target for solving cases."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunarto, 1940-
Jakarta: Cipta Manunggal, 1997
363.207 KUN p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Wiyardi
"ABSTRAK
Beberapa penelitian mengenai hubungan psycap dan komitmen organisasi telah dilakukan, dan didapatkan hasil yang signifikan. Namun, dalam penelitian tersebut tidak ditemukan peneliti yang menghubungkan variabel psycap dengan dimensi komitmen organisasi. Penelitian kali ini, dengan desain ex post facto field study, bertujuan untuk melihat hubungan psycap dan komitmen organisasi dam juga dengan dimensi-dimensinya. Selain itu, penelitian ini juga melihat hubungan antar dimensi psycap dan komitmen organisasi. Sebanyak 179 anggota Polri yang sedang mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara psycap dan komitmen organisasi dengan r = 0,102. Namun terjadi hubungan yang signifikan antara psycap dan setiap dimensi komitmen organisasi. Bentuk hubungan tersebut ada yang berupa hubungan positif dan ada pula yang berhubungan negatif. Selain itu dalam penelitian ini dilihat pula, hubungan antar dimensi psycap dan komitmen organisasi. Hasil analisis menunjukkan, terdapat hubungan yang signifikan antara setiap dimensi psycap dengan komitmen afektif dan normatif. Sedangkan hubungan antara psycap dengan komitmen kontinuans didapat hubungan yang negatif signifikan atau tidak ada hubungan.

ABSTRACT
A few researches on a relationship between psycap and organizational commitment have been undertaken, and that there has been a significant result obtained. In the researches undertaken, however, researches seem to find no such a relationship between psycap variable and organizational commitment component. This particular research using ex post facto field study design is intended to look at the relationship between psycap and organizational commitment including their components. Apart from that this research has also focused on the relationship between psycap dimensions and organizational commitment. As many as 179 INP officers attending academic course in PTIK have become participant in this research. The results show that there is no significant relationship available between psycap and organizational commitment (r = 0.102). However, there is a significant relationship between psycap and each organizational commitment components. Such results indicate both positive and negative relationships. Further, in this particular research relationship between psycap and organizational commitment components have also been looked into. The results show that there is significant relationship between psycap with both affective and normative commitments. On the contrary, the relationship between psycap and continuance commitment shows negative relationship or not related at all"
2010
S3660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zikriana Novitia
"Skripsi ini merupakan penelitian dengan perspektif feminis yang membahas sensitivitas gender dalam petunjuk teknis penanganan perempuan korban perkosaan di PUSINAFIS Bareskrim Polri serta implementasinya di Polres Bekasi Kabupaten. Peneliti juga ingin melihat pemahaman mengenai sensitivitas gender pada petugas identifikasi kepolisian dalam menangani perempuan korban perkosaan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan wawancara dan studi dokumen.
Berdasarkan indikator - indikator sensitivitas gender yang dibuat, maka kesimpulan yang diperoleh adalah petunjuk teknis-petunjuk teknis tersebut belum memiliki rasa sensitivitas gender. Dalam implementasinya juga terjadi pemangkasan fungsi identifikasi kepolisian yang tidak sesuai petunjuk teknis meskipun pemahaman sensitivitas gender petugas sudah cukup baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>