Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Negra, Diane, 1966-
London : Routledge, 2001
791.436 5 NEG o (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kagiya, Akiko
Tokyo: Japan Publications, 2010
R 306.082 KAG f
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Farich Styowati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi urutan perkembangan theory of mind
(ToM) anak usia 5-7 tahun di rural dan urban serta untuk mengetahui peran budaya
individualis atau kolektivis dan parenting attitude terhadap perkembangan theory of
mind anak. Penelitian ini melibatkan 91 partisipan ibu dan anak dari suku Jawa di rural
dan urban. Kemampuan theory of mind diukur menggunakan Theory of Mind Task.
Budaya diukur dengan Skala Pengasuhan Individualis atau Kolektivis dan parenting
attitude diukur menggunakan Parenting Attitude Inventory. Penelitian ini juga akan
mengukur komponen sarcasm untuk pertama kali di Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa urutan perkembangan theory of mind anak di rural dan urban tidak
mengikuti pola urutan ToM western atau eastern dengan urutan komponen ToM diverse
desire > hidden emotion > diverse belief > sarcasm > knowledge access > false belief
> second order. Budaya individualis atau kolektivis dan parenting attitude ditemukan
tidak signifikan dalam memprediksi perkembangan theory of mind anak di rural dan
urban, tapi parenting attitude pola konformiti menunjukkan hubungan negatif secara
signifikan dengan komponen hidden emotion.

This study aims to identify the sequence of development of theory of mind (ToM) of
children aged 5-7 years in rural and urban areas and to determine the role of
individualist or collectivist culture and parenting attitude towards the development of
theory of mind. This study involved 91 participants of mothers and children from
Javanese in rural and urban areas. The ability of theory of mind is measured using
Theory of Mind Task. Culture preferences is measured by the Individualist or
Collectivist Parenting Scale and parenting attitude is measured using Parenting Attitude
Inventory. This research will also measure the components of Sarcasm for the first time
in Indonesia. The results showed that the sequence of development of theory of mind of
children in rural and urban areas did not match with the pattern of western or eastern
ToM sequences and showed a sequence of ToM components diverse desire> hidden
emotion> diverse beliefs> sarcasm> knowledge access> false beliefs> second order.
Individualist or collectivist culture and parenting attitude were found to be insignificant
in predicting the development of children's theory of mind in rural and urban areas, but
parenting attitude conformity patterns showed a significant negative relationship with
the hidden emotion component.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luli Lusdiana Awaliah
"Tugas akhir ini membahas tentang peran organisasi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia dalam mempertahankan kebudayaan Tionghoa di Kota Sukabumi pada tahun 2008-2019. PSMTI cabang Kota Sukabumi didirikan pada tahun 2008 oleh Robert Charly. Berdirinya PSMTI di Kota Sukabumi memiliki tujuan untuk menginventarisasi budaya Tionghoa di Indonesia. Hal ini dilakukan karena masyarakat Etnis Tionghoa di Kota Sukabumi masih memiliki rasa khawatir yang berlebih ketika menunjukan identitasnya sebagai etnis Tionghoa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh PSMTI dalam mempertahankan kebudayaan masyarakat Tionghoa di Kota Sukabumi. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya yang dilakukan oleh PSMTI Kota Sukabumi dalam mempertahankan budaya Tionghoa berdampak pada kembalinya tiga pilar kebudayaan Tionghoa yang sebelumnya dilarang. Selain itu, rasa khawatir yang berlebih dari masyarakat Etnis Tionghoa di Kota Sukabumi berangsur pulih, sehingga mereka berani untuk memperlihatkan kembali identitasnya sebagai Etnis Tionghoa. Adapun upaya tersebut dilakukan dengan cara pembentukan Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) cabang Sukabumi, membuka kursus bahasa mandarin secara gratis bagi masyarakat Kota Sukabumi, memeriahkan kembali perayaan hari besar masyarakat Tionghoa, dan pembangunan Anjungan Taman Tionghoa Sukabumi di TMII.

This final project discusses the role of the Indonesian Chinese Clan Social Organization in maintaining Chinese culture in Sukabumi City from 2008 to 2019. PSMTI in Sukabumi City branch was founded in 2008 by Robert Charly. PSMTI has goal as to take an inventory of Chinese culture in Indonesia. This activity was carried out because the Chinese community in Sukabumi City still had an inflated sense of worry when they showed their identity as Chinese ethnic. Therefore, this research intends to describe the efforts made by PSMTI to maintain the culture of the Chinese community in Sukabumi City. The research uses historical researchmethods, which consist of four stages: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results of this research indicate that the efforts made by PSMTI Sukabumi City in maintaining Chinese culture impact the return of the three pillars of Chinese culture, which the New Order government previously prohibited. In addition, the excessive anxiety of the ethnic Chinese in Sukabumi gradually recovered, so they dared to show their identity as ethnic Chinese again. These efforts were carried out by establishing the Sukabumi branch of the Indonesian Barongsai Sports Federation (FOBI), opening a free Mandarin language course for the people of Sukabumi City, enlivening the Chinese community's celebration day, and building the Sukabumi Chinese Pavilion Park around the complex located at TMII."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Justin Yuversal
"Female Gaze merupakan sebuah konsep yang dikembangkan sebagai rekasi terhadap male gaze yang dikemukakan oleh Laura Mulvey di 1975. Konsep ini dapat didefiniskan sebagai persepektif kaum wanita terhadap dunia sekitar mereka tanpa memikirkan gender. Sejak penciptaannya, konsep ini telah digunakan oleh banyak orang untuk meneliti pengaruh dari pendapat dan pengaruh kaum wanita terhadap berbagai jenis media. Salah satu media tersebut adalah Taisho Otome Otogibanashi sebuah anime romansa yang berlatar di era Taisho Jepang. Meskipun era tersebut merupakan era yang cukup riuh, era ini telah digunakan sebagai latar dari berbagai karya bergenre sama. Female gaze berperan dalam penggambaran berbagai budaya era ini yang dapat dianggap bermasalah di masa modern. Konsep ini berperan dalam memperkuat perasaan Taisho Roman yang dapat ditemukan di banyak karya fiksi yang menggunakan era ini sebagai latar. Berkat hal tersebut, konsep ini mampu mengubah persepsi orang-orang dari era ini, dan menyebabkan mereka untuk mengabaikan segala masalah yang terdapat di era ini.

The Female Gaze is a concept that was created in reaction to the theory of male gaze put forward by Laura Mulvey in 1975. The concept itself can be defined as the perspective of women towards the world around them regardless of gender. Since its inception, the concept is used by many to study the effects of women’s opinion and perspective to various pieces of media. One such media is Taisho Otome Otogibanashi, a romance anime set during the Taisho era of Japan. Even though the era is a tumultuous one, it has been used as the background of many works of the romance genre. The female gaze is responsible in influencing the depiction of various culture of the era that would be considered problematic in the current age. It is responsible in amplfying the sense of Taisho Romance which is prevalent in so many works of fiction that uses the era as a background. Due to that, it was able to alter people’s perception of the era, and cause them to ignore any problems that might exist within it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas ndonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London: British Museum Publications for The Trustees of The British Museum , 1988
391.7 ETH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murray, Les A.
Sydney: Angus & Robertson, 1977
821.3 MUR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Artika Isnanda Sarah
"ABSTRAK
Penekanan terhadap representasi visual, seperti tampilan fisik, kostum dan
koreografi tari membuat girlband dan boyband K-pop menjadi terseksualisasi,
menjadikan mereka hanya sebagai gambaran objek seksual. Pada musik video,
yang merupakan media paling utama bagi girlband dan boyband K-pop generasi
kedua dalam mempromosikan lagu serta menghimpun penggemar dari global,
seksualisasi ini ditunjukkan dengan gambaran tubuh perempuan dan posisinya
dari laki-laki. Pada tahun 2015, kecenderungan berbeda ditunjukkan oleh Brown
Eyed Girls dan Stellar yang memunculkan tanda-tanda (sign) merujuk pada
genital perempuan. Bahkan Big Bang, kelompok boyband juga ikut menampilkan
hal serupa. Menggunakan pemikiran Julia Kristeva tentang abjeksi terhadap tubuh
perempuan, tiga video tersebut dianalisa menggunakan metode semiotika
pragmatis Pierce untuk menemukan makna di balik simbol-simbol yang menjadi
tanda bagi subjektifitas. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa musik BigBang
dengan lagu Bae Bae menunjukkan subjektifitas perempuan yang pasif dan aktif
bagi laki-laki seperti pada ajaran Konfusius, lagu Brown Eyed Girls,
menunjukkan subjektifitas perempuan pada era 1960-an yang menjadikan
tubuhnya sebagai ekspresi diri dan identitas feminin, sementara musik video
Stellar Vibrato menunjukkan komersialisasi tubuh dalam industri K-pop.

ABSTRACT
K-pop girlband and boyband has been emphasized visual representations on their
physical appearance, costume, and dance choreography which make their own
been sexualized as sexual imagery. This sexualization can also been found on On
the music video, the main media for second wave K-pop to promote song and
gather global fans, potrays women body and their position from man. In 2015, the
sexualization coming with new trends which the sexual innuendos that refer to
female genitalia is significantly appear. There are three music videos which the
girlbands, Brown Eyed Girls, Stellar and Big Bang boyband showed this kind of
sexual innuendos in their new single. Using the Kristeva thought and Peirce
pragmatics semiotics, this research found that on Big Bang Bae Bae music video,
the genitalia signs is potrayed woman and man subjectivity based on
Confusianism. Meanwhile, on Brown Eyed Girls music video, the subjectivity
representation is related to Korean women who in 1990?s transformed their body
as expression and feminine identity. The transformation on woman thought about
their mind and body is comersialized on K-pop industry which can be observed on
Stellar music video."
2016
S64926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Chintya
"Pertunjukkan Pawai Tatung dalam perayaan Cap Go Meh berasal dari Kalimantan
Barat, tepatnya Kota Singkawang. Tradisi Tatung di Kalimantan Barat merupakan tradisi yang dibawa langsung oleh suku Hakka yang berasal dari Cina Selatan. Hal yang menarik dari Pawai Tatung di Kota Singkawang adalah tradisi ini merupakan perpaduan antara tiga budaya yakni budaya Dayak, Melayu serta Cina. Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk implementasi akulturasi etnis Cina dengan kebudayaan lokal dalam Pawai Tatung di Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data primer berupa video dokumentasi penuh Perayaan Cap Go Meh Singkawang 2020 dari halaman Youtube “Pojok Inspirasi”. Hasil penelitian menemukan bahwa bentuk implementasi akulturasi dalam Pawai Tatung tidak hanya terletak dari keikutsertaan masyarakat dari masing-masing ketiga budaya tersebut serta kostum khas dari masing-masing budaya, melainkan keterlibatan dewa-dewi Cina dengan roh lokal setempat ( Datuk & Latuk ). Akulturasi yang terjadi dalam Pawai Tatung menunjukkan tumbuhnya kesetiaan orang Cina terhadap penunggu / roh nenek moyang setempat serta rasa persaudaraan yang terjalin diantara ketiga budaya ini dan berhasil berpengaruh terhadap eksistensi Pawai Tatung yang masih ada hingga saat ini di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

The Tatung Parade in the Cap Go Meh celebration originally from Singkawang City,
West Kalimantan. The Tatung tradition in West Kalimantan was brought by the Hakka people from South China. The interesting thing about the Tatung Parade in Singkawang City is that this tradition is a collaboration between three cultures ; The Dayak, Malay, and Chinese. The main problem in this research is how the implementation of the acculturation between the Dayak, Chinese and Malay in the Tatung Parade is. The research method is qualitative method. The primary source in this research is a full documentation video of the 2020 Cap Go Meh Singkawang Celebration from Youtube account "Pojok Inspirasi". The result of this research indicates that the form implementation of acculturation in the Tatung Parade did not only lie in the participation of the Dayak, Malay, and Chinese, but it is the involvement of Chinese gods / goddesses with local spirits (Datuk & Latuk). The acculturation that occurs in the Tatung Parade shows the loyalty of the Chinese to the local ancestors of West Kalimantan and the brotherhood between these three cultures. This acculturation has proven influent on the existence of Tatung Parade in Singkawang City until right now.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Violine Agnes
"Skripsi ini membahas mengenai kasus pembagian waris yang terjadi dalam keluarga masyarakat keturunan Tionghoa, yang dalam kasus ini harta warisan tersebut telah diatasnamakan hanya kepada anak laki-laki, sedangkan dalam hal ini pewaris juga memiliki anak perempuan. Anak perempuan dalam kasus ini memperjuangkan hak-haknya dengan mengajukan gugatan sampai dengan pengajuan permohonan pada tingkat Kasasi. Dengan tidak mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan, Majelis Hakim dalam putusan menyatakan bahwa obyek perkara bukanlah suatu boedel warisan. Setelah diteliti, penulis berpendapat bahwa keputusan Majelis Hakim tersebut tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata. Penelitian ini adalah penelitian normatif yang erat kaitannya dengan penelitian kepustakaan dengan menggunakan sumber data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah obyek perkara merupakan suatu boedel warisan yang menjadi hak masing-masing ahli waris, baik ahli waris laki-laki maupun ahli waris perempuan.
This thesis discusses a case regarding the dispute of inheritance in the Chinese ethnic Family, which in this case has been wholly stated on behalf of the Male Inheritor, whereas in this case the heir also has a Female Inheritor. The Female Inheritor fights for her rights by filing a lawsuit up to the level of Cassation. Without considering the legal facts revealed in court, the judges in the court decision states that the object is not an inheritance. However after researching extensively, the author rsquo s opinion that the decision made by the court is against the Indonesian Civil Code. This research is a normative research that uses secondary data retrieved from literature as a source of information. The results of this study states that the object is an inheritance are the rights of each Inheritor, both Male Inheritor or Female Inheritor."
2017
S66228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>