Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Suparmanto
Surakarta: [Mangkunegaran], 1993
899.222 BAM d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Price of Surakarta Mangkunegoro IV, 1809-1881
Surakarta: [publisher not identified], 1993
899.222 MAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV
Yogyakarta: Yayasan Centhini, 1992
899.222 MAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
K.G.P.A.A. Mangkunagoro IV
Surakarta: [publisher not identified], 1995
899.222 MAN s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Partinah BRAy. Mordokoesoemo
Surakarta [Mangkunagaran] 1999
899.222 PAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1980
899.222 RAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rooslain Wiharyanti
"Telaah terhadap dua naskah drama Jawa modern karya Bambang Widoyo Sp. yaitu Rol dan Leng yang diterbitkan dalam kumpulan naskah drama berjudul Gapit (diterbitkan pada tahun 1998 oleh Yayasan Bentang Budaya dibantu oleh Taman Budaya Surakarta dan The Ford Foundation). Tujuannya adalah untuk menemukan kritik-kritik sosial yang terdapat dalam Rol dan Leng. Pembahasan dibatasi menjadi suatu pemahaman terhadap tema drama Jawa Rol dan Leng berdasarkan sosiologi sastra. Tema dianalisis dengan suatu pendekatan intrinsik. Teori-teori yang dipergunakan yaitu teori drama Waluyo, Atar Semi, Luxemburg dan Oemarjati yang mengatakan bahwa drama adalah teks yang didominasi oleh dialog-dialog yang berisi tentang konflik-konflik manusia. Dasar dari drama adalah action dan acting karena pada dasarnya drama dibuat dengan tujuan untuk dipentaskan.
Analisis tema mempergunakan teori Bakdi Soemanto yang mengatakan terra sebagai pemikiran yang meliputi ide-ide dan emosi yang ditunjukkan oleh kata-kata dari semua karakter dan keseluruhan arti dari lakon atau drama itu sendiri. Selain itu juga teori Waluyo yang menggolongkan drama Rol dan Leng sebagai sosio drama yang beraliran realisme sosial. Teorinya juga dipergunakan dalam rekonstruksi alur. Proses analisis tema adalah sebagai berikut: 1) pemaparan tokoh; 2) pemaparan konflik antar tokoh; 3) rekonstruksi alur berdasarkan konflik yang terjadi; 4) penentuan tema berdasarkan puncak konflik. Setelah melalui tahapan tersebut diperoleh tema Rol yaitu penembakan buron tanpa jalur hukum, sedangkan tema Leng yaitu industrialisasi yang menekan rakyat kecil.
Hasil analisis tema tersebut kemudian dijadikan bahan untuk menentukan kritik-kritik sosial yang terdapat dalam Rol dan Leng. Penentuan tersebut berdasarkan pendekatan sosiologi sastra dengan menggunakan teori Damono yang mengatakan karya sastra mencerminkan persoalan sosial dan jika pengarangnya peka dapat memunculkan kritik-kritik sosial. Selain itu juga dipergunakan teori Wellek & Waren yang membatasi pembahasan sosiologi sastra ini dalam klasifikasi sosiologi karya sastra yang secara khusus mengenai tujuan dan amanat yang terdapat dalam suatu karya. Serta teori Ian Watt dalam Damono yang memberikan batasan pembahasan hanya dalam konteks sosial pengarang. Dalam tahapan ini, ditemukan kritik sosial dalam Rol yang secara umum tentang penembakan misterius Mau Petrus dan dalam Leng secara umum tentang industrialisasi pedesaan. Kritik-kritik sosial tersebut disampaikan secara langsung oleh Bambang Widoyo Sp. dalam dialog tokoh-tokohnya, melalui konflik yang terjadi, dan melalui tema."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Edi Subroto
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
899.222 EDI w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
L.M. Elmi Wiarti
"Kita yang menggeluti kebudayaan Jawa, khususnya di bi_dang kesusasteraan, boleh bangga karena memiliki sejumlah pujangga yang telah mewariskan karya-karyanya kepada kita. Misalnya kita mengenal R.Ng. Yasadipura I dan II yang anta_ra lain menggubah kitab Serat Menak, Rama Jarwa, Wiwaha Jarwa, Wicara Keras, Sasanasunu, Arjunasasrabahu atau Lokapala. Sinuhun Pakubuwana IV terkenal dengan gubahannya yaitu Wu_lang Rah yang dipakai sebagai pedoman Para abdi keraton. R.Ng. Sindusastra terkenal dengan karyanya yang berjudul Arjunasasrabahu yang bersumber dari Serat Linda. R. Ng. Rang_gawarsita antara lain menggubah Paramayoga, Pustaka Raja, Jitapsara, dan masih banyak pujangga lain yang juga menghasilkan karya-karya besar (Poebatjaraka,1957). Salah seorang pujangga yang tidak kalah pentingnya da_lam sejarah kesusasteraan Jawa adalah K.G.P.A.A Mangkunegara IV (MN IV), Beliau adalah seorang seniman dan juga filosof yang banyak mewariskan karya-karyanya kepada kita. Karya-_karyanya dalam bentuk tembang (puisi Jawa) banyak digemari dan dikagumi orang, baik dalam maupun luar negeri. Th.Pigeaud dalam majalah Djawa (1927:244) mengakui MN IV sebagai penyair yang menduduki tempat utama dalam hal keindahan bahasa. Dalam keadaan demikian beliau telah mem_peroleh tempat utama dalam sejarah kesusasteraan Jawa. P.T.R. Soedjonoredjo, yang pernah membahas kitab Wedhatama, mengagumi MN IV dalam hal susunan kalimatnya yang sa_ngat menarik untuk didengar, menggetarkan perasaan dan dapat dijadikan sarana penggemblengan serta pembinaan jiwa (Hadi_sutjipto,1979:74). Pendapat-pendapat tersebut di atas didukung pula oleh S.Z. Hadisutjipto (Ibid :75). Jika kita mendengar nama MN IV tentu teringat pada Wedhatama atau Tripama, dua karya MN IV yang paling digemari orang hingga kini. Hal ini disebabkan oleh isi yang terkan_dung di dalamnya dan juga keindahan bahasanya. Akan tetapi kita tidak boleh melupakan karyanya yang lain yang juga sa_ngat indah bahasanya. Misalnya Rerepen, yang menceritakan seseorang yang sedang menghibur diri untuk meredakan kese_dihan karena rindu pada kekasih hati. Dalam Rerepen MN IV memperlihatkan kemahirannya menggubah tembang dengan merangkaikan kata-kata berisi teka-teki atau tebakan dan sekaligus mencantumkan jawabannya secara tersamar. Seni merangkai kata_kata seperti ini menghasilkan suatu bentuk karya sastra yang disebut wangsalan. R.Ng. Sasrasumarta (1956:38) mengatakan, ... wangsalan punika dados bumbu ingkang sedhep sanget bahwa wangsalan merupakan bumbu yang sangat sedap."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>