Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180615 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Achmad Izzul Waro
"Penelitian ini akan mengungkapkan keterkaitan kebijakan perparkiran yang bisa melengkapi penyediaan angkutan massal Transjakarta Busway serta penerapan electronic road pricing (ERP) dalam mereduksi tingkat kemacetan di Jakarta. Kebijakan pentarifan dan penyediaan lahan parkir merupakan bagian dari strategi Transportation Demand Management (Prayudiyanto dan Tamin, 2007), yang bisa mempengaruhi warga kota dalam menentukan jenis moda transportasinya.
Penelitian ini menggunakan wawancara dengan teknik stated preference survey dengan responden pengemudi mobil pribadi yang menggunakan fasilitas parkir dalam gedung (off-street parking) di Jalan Thamrin Jakarta untuk mengetahui tingkat Willingness to Pay (WTP) mereka. Analisis logit biner digunakan untuk menentukan utilitas dan probabilitas keputusan perpindahan moda dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Dari 95 responden yang berhasil menjawab kuesioner dengan benar, 51 diantaranya memperoleh kemudahan pembayaran tarif parkir, baik berupa parkir gratis maupun reimbursable payment dari kantornya. Sedangkan 44 responden menanggung sendiri biaya parkirnya. Nilai WTP untuk Kondisi A (existing condition) mencapai Rp 2.440, untuk Kondisi B (ada perbaikan fasilitas parkir) Rp 2.880, dan Kondisi C (terdapat perbaikan fasiltias parkir dan earmarking untuk angkutan massal) Rp 3.240.
Agar peningkatan tarif parkir berdampak efektif terhadap pembatasan minat masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, diperlukan pengetatan peraturan penyediaan lahan parkir maupun perubahan sistem perpajakan parkir sehingga menjadi berorientasi nilai rupiah per lahan parkir yang disediakan.

As a part of the Transport Demand Management strategy for pushing the commuters to leave their private vehicles at home, the existence of reliable mass rapid transit networks should be supported by adequate parking policy for private motorists as well as the implementation of an Electronic Road Pricing system.
This research examines the elasticity of parking fee in Thamrin Road (the heart of Jakarta) through a stated preference survey for 95 private motorists who park their cars at parking slots in 6 different buildings located alongside Thamrin Road during working hours. The data shows that 44 respondents pay their parking fee, while the rest of them get either free pass of carpark facility or reimbursable parking fee from their working company. Binary logistic is used to analyze the value of willingness to pay of the priced parking slots below: IDR 2,440 if the existing condition will go ahead, IDR 2,880 if some improvements will come to carpark facilities, and IDR 3,240 if there are both of carpark facility improvements and an earmarking system enforced from parking revenue to Transjakarta Busway.
This constellation results at inelastic condition of parking price in Thamrin area, unless there will be significant improvements of both parking retribution system and the limitation of parking slot provision in the office buildings. Those policies are critically required prior to the better implementation of the Transit Oriented Development system in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T42743
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Muhammad Giffari Putra Riza
"Peran ekonomi transportasi semakin penting, hal ini ditunjukkan dengan bagaimana orang membutuhkan lebih banyak waktu untuk bepergian ke tempat kerja dalam beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu, menjadi penting untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan masyarakat dapat ditentukan oleh pilihan mereka saat bepergian, salah satunya adalah moda transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan dampak moda transportasi yang digunakan dalam perjalanan komuter terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Menggunakan regresi logistik yang dipesan dan keamanan pribadi selama perjalanan sebagai proxy untuk kesejahteraan, penelitian ini menemukan bahwa moda transportasi memang mempengaruhi keamanan pribadi mereka. Selain itu, berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan kendaraan pribadi berhubungan positif dengan keamanan pribadi selama perjalanan. Dari temuan tersebut, penelitian ini mengadvokasi rekomendasi kebijakan yang sejalan dengan peningkatan pengalaman komuter angkutan umum serta pengguna mobilitas aktif, seperti penegakan keamanan di halte atau stasiun kereta api serta prioritas pejalan kaki dan pengendara sepeda melalui penyediaan trotoar yang lebih luas serta jalur sepeda.

The role of transport economics is increasingly important, it is shown by how people take more time to commute to work in recent decades. Thus, it becomes important to figure out how people’s well-being can be determined by their choices when commuting, one of which is transporting mode. This study aims to estimate the impact of transport mode used in commuting on people’s well-being in Indonesia. Using ordered logistic regression and personal security during commuting as a proxy to well-being, this study finds that transport modes do affect their personal security. Additionally, walking, cycling, and using private vehicle are positively related to personal security during commuting. From the findings, this study advocates for policy recommendations that are in line with improving commuting experience of public transit as well as active mobility users, such as security enforcements at bus stops or train stations as well as pedestrians’ and cyclists’ prioritization through providing wider sidewalks and bike lanes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogie Tanoyo
"Transportasi merupakan hal yang krusial di dalam perekonomian, hal ini dapat dilihat dari mobilisasi yang semakin meningkat, baik mobilisasi barang maupun manusia. Oleh karena peningkatan mobilisasi, perkembangan dari transportasi ini ikut meningkat. Peningkatan perkembangan transportasi ini sejalan dengan peningkatan kepadatan penduduk di daerah-daerah tertentu terutama daerah pusat transit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat asosiasi antara aglomerasi ekonomi dengan pemilihan moda transportasi umum yang dipilih oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Menggunakan metode two-step least-squared (TSLS) dan proporsi populasi kota-kota di Jabodetabek sebagai proksi untuk menggambarkan aglomerasi ekonomi. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara aglomerasi ekonomi dan preferensi pemilihan moda transportasi umum. Hubungan ini berpengaruh signifikan pada variabel biaya perjalanan dan pekerjaan individu. Dari hasil tersebut, penulis mengadvokasi bagi instansi terkait untuk meningkatkan kualitas dari transportasi umum terutama kemudahan transit bagi penggunanya.

Transportation is a crucial factor in economics, we can see this from the increasing number of mobilizations, whether it is a person mobilization or goods mobilization. Increasing numbers of mobilization also increases development in transportation. This development of transportation followed by increasing number of population density, especially cities with transit centre. This study aims to estimate the association between economic agglomeration and transportation preferences chosen by public to do their daily activities. Using two-step least-square (TSLS) and population proportion of cities in Jabodetabek as a proxy to present economic agglomeration. This study finds that there is an association between economic agglomeration and public transportation preferences. This association is significant travel cost and individual job variable. From this finding, author advocates for related institutions to improve the quality public transportation especially for transit convenience."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayana Fitri
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana optimisasi jumlah angkutan umum perkotaan pada suatu rute dilakukan menggunakan metode Integer Linear Programming. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan juga mengurangi biaya yang dikeluarkan.
Model yang digunakan merujuk kepada model penelitian yang telah dibangun oleh Alkheder et al., 2018, dengan menyesuaikan kondisi objek penelitian. Variabel yang digunakan merupakan variabel yang berkaitan dengan tingkat pelayanan angkutan umum, dengan permintaan yang ada pada saat jam sibuk.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, perlu adanya pengurangan angkutan umum yang sudah ada, dengan frekuensi per jam yang telah ditetapkan. Kuantitas optimal yang didapatkan merupakan kuantitas optimal untuk jam sibuk, yang sudah memenuhi syarat untuk melayani penumpang di jam tidak sibuk.

This study discusses about how to optimize bus quantity that is used as urban transport. As the problem constructed is about optimization, Integer Linear Programming is chosen to be the method for this study. The purpose of this study is to decrease the quantity of bus based on demand and certain constraints made by observing the object of this study, thus will decrease total cost in each route based on the length of them.
This study was conducted with case study design to apply and modify Alkheder et al., 2018 model through observation results. The variables involved in this study are about service level given by the operator of bus and the demand in each route.
This study found that a decrease in bus quantity is a must to match the demand with certain standard frequency. The optimal quantity of bus is the optimal quantity for peak hours, assuming the quantity is edible to serve demand in off peak hours.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Kade Sukesa
"Penelitian tentang hubungan infrastruktur transportasi dan pertumbuhan ekonomi telah menarik perhatian banyak peneliti di Indonesia. Namun, beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang bervariasi tergantung pendekatan yang digunakan, lokasi penelitian dan waktu penelitian.
Berkenaan dengan itu, penelitian ini sekaligus menggunakan dua pendekatan yaitu pertama dengan menggunakan data time-series dan kedua menggunakan data panel. Dengan menggunakan pendekatan pertama, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan searah dari pertumbuhan ekonomi ke pertumbuhan infrastruktur jalan, dan tidak sebaliknya. Sementara, hubungan pertumbuhan ekonomi dengan transportasi udara dan laut tidak signifikan. Hasil yang serupa juga ditemukan dengan menggunakan pendekatan kedua dengan menggunakan fixed effect model dengan robust standard errors. Pertumbuhan dari ketiga moda transportasi itu tidak memiliki efek yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Namun, dampak dari level transportasi udara signifikan dan negative pada pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, berbeda dengan efek dari infrastruktur transportasi, efek dari pertumbuman modal tetap bruto, sebagai proxy dari investasi infrastruktur, positif dan signifikan di semua model yang menggunakan fixed effect model dengan robust standard errors. Ini menunjukkan bahwa investasi modal memiliki peran penting pada ekonomi Indonesia, dan sepertinya ini menkonfimasi bahwa pertumbuhan investasi infrastruktur meningkatkan permintaan pada intermediate goods dan buruh, yang dapat menstimulasi terjadinya multiplier effect di dalam ekonomi.

The relationship between transport infrastructure and economic growth has attracted many researchers, including in Indonesia. However, all of these studies show quite mixed results depending on the approach used, the study's location, and the time studied.
This study uses both time-series data analysis and panel data analysis to investigate the relationship between economic growth and three transport infrastructure types. By using time-series data analysis, by employing VAR/VECM, this study concludes that there is a unidirectional relationship from economic growth to the growth in road infrastructure, not vice versa, while the relationships of per capita economic growth with the growth in air and sea transport infrastructure are not significant. A similar result also has been found using panel FEM with robust standard errors. All the growths in three types of infrastructure have no significant effect on per capita economic growth. Similarly, the effects of the level of both road transportation infrastructure and sea transportation infrastructure on economic growth are also not significant. However, the effect of the level of air transportation infrastructure is significant and negative.
Furthermore, in contrast with the effect of the growth rate of transport infrastructure on economic growth, the effect of growth in gross capital formation per capita, as a proxy of infrastructure investment, is positive and significant in all equations using FEM with robust standard errors. This shows that capital investment plays an essential role in Indonesias economy and might confirm that the growth in infrastructure investment increases the demand for intermediate goods and labours, which can stimulate a multiplier effect in the economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Putri Cahaya
"Beroperasinya MRT Fase I dengan rute dari stasiun Lebak Bulus menuju stasiun Bundaran HI di Jakarta yang dimulai pada Bulan Mei 2019 memberikan harapan agar bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. MRT awalnya menerapkan tarif gratis, kemudian dikenakan tarif diskon pada bulan April 2019 dan pada tanggal 13 Mei 2019 tarif dinaikkan 100%. MRT akan dikembangkan ke fase II dan III pada tahun 2020 hingga tahun 2024. Perencanaan ini membutuhkan evaluasi MRT fase I yang saat ini sedang beroperasi, untuk melihat elastisitas permintaan penumpang terhadap perubahan tarif MRT. Penelitian ini menggunakan data asal-tujuan pada jumlah penumpang yang berasal dari semua stasiun MRT Jakarta untuk melihat dampak perubahan tarif ganda pada 13 Mei 2019. Perbandingan jumlah penumpang dilakukan pada waktu sebelum dan sesudah tanggal ketika tarif berubah melalui pendekatan Regression Discontinuity Design (RDD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah penumpang sebesar 11,3% yang menyiratkan elastisitas permintaan penumpang dalam jangka pendek yaitu -0,0086. Perkiraan ini menunjukkan permintaan MRT bersifat inelastis seperti yang ditemukan dalam literatur terbaru dari elastisitas permintaan angkutan rel (harga sendiri) di Australia (Litman, 2017).

Phase I MRT operations with a route from Lebak Bulus station to the Bundaran HI station in Jakarta starting in May 2019 give hope to reduce congestion in Jakarta. MRT applies free fare at the start of operations, then is subject to discounted rates in April and on May 13, 2019 fares are raised 100%. The development of the MRT will continue to phases II and III in 2020 to 2024. This planning requires an evaluation of the phase I MRT which is currently operating, to see the elasticity of passenger demand for changes in MRT fare. This study uses origin destination (O-D) data on the number of passengers originating from all Jakarta`s MRT (Mass Rapid Transit) stations to see the effect double fare change on May 13, 2019. It compares the passengers at time before and after the date when the fare changes with  Regression Discontinuity Design (RDD) approach. The estimates show that there was a decrease in passenger numbers by 11,3% which implies the short-response demand elasticity of 0,0086. This estimate shows MRT demand is inelastic as found in the latest literature on the elasticity of rail transport demand (own price) in Australia (Litman, 2017)."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur
"ABSTRAK
Tingginya volume kendaraan berat yang masuk, keluar atau melintasi area perkotaan, khususnya Jakarta, menyebabkan kemacetan lalu lintas. Pihak berwenang merencakan untuk melaksanakan pembatasan akses kendaraan berat pada Jakarta Outer Ring Road (JORR) untuk mengurangi kemacetan di jalan tol. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa solusi alternatif dari perusahaan logistik untuk mengatasi dampak dari kebijakan tersebut. Data dikumpulkan dengan mewawancarai 102 pengemudi truk dan 7 staf dari perusahaan logistik yang menggunakan JORR. Hasil menunjukkan pilihan tindakan terbanyak adalah pergantian waktu operasional. Berdasarkan uji hipotesis, kebijakan pembatasan akses di JORR mempunyai dampak yang berarti pada biaya pengiriman. Pergantian waktu operasional akan meningkatkan durasi waktu pengiriman sebesar 1.04% dan biaya operasional sebesar 1.71%, sementara pergantian rute akan meningkatkan durasi waktu pengiriman sebesar 2.96% dan biaya operasional sebesar 4.35%. Selain itu, pergantian moda akan mengurangi durasi waktu pengiriman sebesar 25% dan biaya operasional sebesar 50%, dan kombinasi tindakan pergantian rute dan waktu akan berdampak pada peningkatan durasi waktu pengiriman sebesar 3.05% dan biaya operasional sebesar 5.39%.

ABSTRAK
The high volume of freight vehicles that enters, leaves or passes through the urban areas, especially Jakarta, has caused traffic congestion. Local authority plan to perform the access restriction on freight vehicles on the Jakarta Outer Ring Road (JORR) to reduce the congestion on that toll road . This study is aimed to analyze the alternative solutions of the logistics companies to overcome the impact of such policy. The data collection was done by interviewing 102 truck drivers and 7 staffs of logistic companies that use JORR. The results shows that the most preferred action is to shift the operating time. Based on the hypothetical test, access restriction policy on JORR have a significant impact on the operational costs of delivery. Shifting the operational time will increase the delivery duration time by 1.04 and the operating cost by 1.71%, while shifting the route will increase the delivery duration time by 2.96% and the operating costs by 4.35%. Moreover, shifting the mode will reduce the delivery duration time by 25% and the operating expenses by 50%, and the combination action of shifting the route and time will have an impact on the delivery duration time as increased by 3.05 and the operating costs as increased by 5.39%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S67488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna
"Terdapat dua cara peningkatan infrastruktur transportasi memengaruhi perekonomian. Pertama, melalui berkurangnya biaya transportasi. Kedua, menciptakan kegiatan ekonomi di daerah dengan infrastruktur yang lebih baik. Menggunakan data yang berasal dari Podes untuk tingkat desa di Indonesia. Studi ini berusaha menjawab seberapa besar pengaruh kualitas jalan terhadap aktivitas perdagangan di suatu daerah. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode regresi, terdapat pertumbuhan aktivitas ritel kecil di wilayah perdesaan dengan kualitas jalan lebih baik. Sehingga, kualitas jalan dapat meningkatkan pertumbuhan aktivitas ekonomi.

There are two ways the improvements from transportation infrastructure influence economic outcomes. First, through the reduction of transportation cost. Second, creating economic activity in regions with better infrastructure. To investigate the latter benefits of transportation infrastructure we measure what is the impact of better road quality in the village level in Indonesia using data from Podes. Based on the regression results, there is an increasing number of small retail activities in rural areas with better road quality. Thus, the increasing road quality can help the village in rural areas improve economic activities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Imtiyaz
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara teknis dan ekonomi kegiatan penangkapan, transportasi, dan penyimpanan CO2 di Sumatera Selatan. Sumber CO2 ditangkap berasal dari hasil pembakaran bahan bakar dari PLTU, pabrik semen, dan kilang minyak, sedangkan pada pabrik amonia dan lapangan pengolahan gas bumi dari regenerasi pelarut dalam unit pemisahan CO2. Penangkapan CO2 akan dilakukan menggunakan pelarut MDEA/PZ, dehidrasi CO2 dengan TEG, dan transportasi CO2 dengan pipa disimulasikan dengan perangkat lunak Aspen HYSYS V11. Hasil simulasi penangkapan 98% CO2 menunjukkan bahwa beban reboiler untuk kilang minyak, pabrik semen, dan PLTU berturut-turut 8.091 kWh/ton CO2, 7.907 kWh/ton CO2 dan 7.047 kWh/ton CO2, sedangkan beban reboiler pada unit dehidrasi seluruh sektor adalah 4.100 kWh/ton H2O. Sumber CO2 kemudian dikelompokkan menjadi klaster 1 dari pabrik semen, PLTU, dan lapangan pengolahan gas bumi dan klaster 2 dari pabrik amonia dan kilang minyak, yang mana CO2 ditransportasikan pada fasa superkritis. Kebutuhan energi pompa booster pada klaster 1 dan 2 berturut-turut 220,17 kW dan 984,82 kW. Injeksi CO2 ke dalam depleted oil reservoir dilakukan dengan perangkat lunak IPM Prosper dan Reveal dengan memvariasikan tekanan, laju injeksi, dan jumlah sumur. Dari tiga skenario, injeksi melalui dua sumur pada tekanan maksimum 72,4 bar pada periode injeksi 1 dan laju 45 MMscf pada periode injeksi 2 berhasil menyimpan 50,12 MtCO2 yang telah ditangkap dan ditransportasikan ke dalam depleted oil reservoir. Keekonomian CCS dievaluasi menggunakan metode biaya levelized untuk biaya pokok dan arus kas untuk tarif SPC dengan model bisnis CCS operator dan integrasi vertikal. Biaya pokok CCS yang diperoleh berturut-turut sebesar $100/tCO2 dan $31/tCO2 berturut-turut untuk model bisnis CCS operator dan integrasi vertikal. Tarif SPC per tCO2 yang diperoleh dari model bisnis CCS operator untuk pabrik amonia, pabrik pengolahan gas, pabrik semen, PLTU, dan kilang minyak berturut-turut sebesar $2, $7, $17, $47, dan $77, sedangkan harga surat izin emisi per ton CO2 yang diperoleh dari model bisnis integrasi vertikal adalah $58.

This study aims to assess the technical and economic aspects of CO2 capture, transportation, and storage in South Sumatra. Sources of CO2 include steam power plant, cement plant, and oil refinery, while in the ammonia plant and natural gas processing field, CO2 will be captured from AGRU. CO2 capture will be carried out using MDEA/PZ, CO2 dehydration with TEG, and CO2 transport with pipeline are simulated with Aspen HYSYS V11 software. The simulation results of 98% CO2 show that the reboiler duty for oil refinery, cement plant, and steam power plant are 8.091 kWh/ton CO2, 7.907 kWh/ton CO2, and 7.047 kWh/ton CO2, respectively, while the reboiler duty at the dehydration unit for each sector is 4,100 kWh/ton H2O. CO2 sources are then grouped into cluster 1 from cement plant, steam power plant, and natural gas processing field and 2 from ammonia plant and oil refinery, where CO2 is transported in supercritical phase. The energy requirement for booster pumps in clusters 1 and 2 are 220.17 kW and 984.82 kW, respectively. CO2 injection into the depleted oil reservoir is carried out using IPM Prosper and Reveal software by varying the pressure, injection rate, and number of wells. From three scenarios, injection through two wells at a maximum pressure of 72.4 bar in the 1st injection period and a rate of 45 MMscf in the 2nd injection period succeeded in storing 50.12 MtCO2 which had been captured and transported into the depleted reservoir. CCS economics is evaluated using levelized cost for the base price and cash flow method for the SPC tariff under the CCS operator and vertical integration business model. Base price of CCS obtained is $100/tCO2 dan $31/tCO2 for CCS operator and vertical integration business model, respectively. The SPC tariff per tCO2 obtained from the CCS operator business model for ammonia plant, gas processing plant, cement plant, steam power plant, and oil refinery are $2, $7, $17, $47, and $77, respectively, while the emission permit price per tCO2 obtained from the vertical integration business model is $58."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>