Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ketton-Cremer, Robert Wyndham, 1906-
London: Longmans, Green, 1958
928.42 GRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ketton-Cremer, Robert Wyndham, 1906-
London: British Council by Longmans, Green, 1958
821.6 KET t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fraser, George Sutherland, 1915-
London : Longmans, Green , 1957
928.42 FRA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raine, Kathleen, 1908-2003
London: The British Council by Longmans, Green, 1965
822.3 RAI w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Longmans, Green, 1956
928.42 CRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Guerard, Albert J.
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1949
928.42 GUE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alssid, Michael William, 1927-
New York : Twayne, 1967
822.4 ALS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farahdiba Noor Rachmat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kegiatan pasar abu-abu (gray market) pada digital marketplace yang dibentuk oleh jaringan sosial, melalui fenomena jual beli akun premium Netflix di platform media sosial Twitter. Studi-studi terdahulu melihat bahwa kegiatan gray market hanya sebatas berada pada pasar yang masih bersifat konvensional. Studi-studi lain juga melihat bahwa platform media sosial hanya terbatas sebagai media promosi dan cenderung di dalam media sosial hanya menciptakan online weak ties. Namun, peneliti berargumen bahwa kegiatan gray market sudah berada pada pasar yang berbasis digital dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk bertransaksi pada gray market karena media sosial pada saat ini dapat berfungsi sebagai media jual beli (digital marketplace) yang mana didalamnya juga terdapat online strong ties. Untuk melengkapi argumen peneliti, peneliti menggunakan konsep struktur jaringan sosial yang di dalamnya terdapat tiga unsur yaitu institusi, jaringan sosial dan kerangka kognitif. Konsep tersebut digunakan dengan harapan dapat menjelaskan bagaimana keterbentukan dan mekanisme kegiatan gray market pada digital marketplace khususnya melalui fenomena jual beli akun premium Netflix pada platform media sosial Twitter.

This study aims to examine gray market activities in the digital marketplace, through the phenomenon of buying and selling Netflix premium accounts on the Twitter social media platform. Previous studies have shown that gray market activities are typically limited to conventional markets. Other studies have also indicated that social media platforms are primarily used for promotional purposes and tend to only create online weak ties in social media. However, researchers argue that gray market activities already exist in digital-based markets by utilizing social media as a transaction medium in the gray market. This is because social media currently functions as a digital marketplace where strong online ties are also present. To support the researcher's argument, the researcher uses the concept of social network structure in which there are three elements namely institutions, social networks and cognitive frameworks. This concept is utilized with the aim of explaining how gray market activities are formed and operate in the digital marketplace, particularly concerning the buying and selling of Netflix premium accounts on the Twitter social media platform."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Tjahjono Yuwono
"Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini semakin ke arah globalisasi perdagangan. Produk yang dihasilkan suatu negara tidak hany diperdagangkan di negara tersebut, melainkan diperdagangkan pula di negara lain. Akibatnya orientasi pasar ditujukan ke seluruh dunia. produsen harus menyesuaikan disain produknya agar seseuai dengan kebutuhan global yaitu dengan menciptakan produk yang bersifat universal. Kalaupun harus dilakukan penyesuaian, maka penyesuaian itu kecil dan tidak memerlukan biaya besar.
Tersedianya media komunikasi yang canggih akan mempercepat informasi suatu produk sampai pada calom pembeli. Informasi itu tidak hanya mengenai produk saya, namun juga harga jual di tiap negara. Demikian juga pola permintaan, penawaran, pola penyaluran serta karakteristik pemakai dari suatu produk dapat diketahui dengan cepat.
Faktor-faktor diatas akan mendorong gray marketer untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Semua kegiatan yang menyangkur penyaluran suatu produk tanpa melalui saluran distribusi yang resmi, dikenal sebgai kegiatan gray market. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan cara mengimpor dan menjual produk yang sama dari sumber di negara lain, dapat berasal dari produsen maupun distributor resmi, kemudian menjualnya di pasar dalam negeri dengan harga bersaing.
Di samping itu gray market dapat menekan biaya pemasaran dan operasinya dengan memanfaatkan citra produk yang memang sudah dikenal oleh calon pemakainya. Dengan harga bersaing, yaitu sekitar 40% di bawah harga jual resmi, pemakai umumnya berani mengambil resiko dengan mengabaikan pelayanan purna jualnya yang mencakup jaminan, pelayanan perbaikan dan tersedianya suku cadang.
Pembahasan ini dilakukan pada industri elektronika mengingat bahwa kegiatan ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh industri elektronika di Indonesia. Dari pengamatan LIPI dan Gabungan Pengusaha Elektronika, jumlah produk yang berasal dari kegiatan ini berkisar antara 40-60 % dari total permintaan produk elektronika di Indonesia.
Pada masa resesi, banya produsen elektronika yang menghentikan produksinya karena menurunnya daya beli masyarakat dan mengecilnya pangsa pasar akibat kegiatan gray market. Ditambah pula, kebijakan pemerintah terhadapa industri elektronika mengenai produk komponen elektronika sehingga menyebabkan harga jual tidak bersaing.
Namun dengan dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan 28 Mei 1990 (PAKMEI), industri elektronika di Indonesia mendapat peluang yang besar untuk melakukan perluasan usaha sehingga akan tercipta produk yang murah dengan kualitas yang baik. Akibatnya, produk yang dihasilkan oleh produsen lokal dapat bersaing dengan produk luar negeri.
Dampak selanjutnya adalah kecenderungan berkurangnya peran kegiatan gray market, sehingga distorsi terhadap mekanisme pasar akan sangar berkurang. Namun demikian hal ini tidak terjadi secara langsung. Banyak faktor yang perlu dibenahi seperti misalnya kualitas distributir produk elektronika, kualitas produk rakitan lokal dan juga peranan investasi pada industri komponen elektronika.
Melihat peluang industri elektronika yang sangat besar, terutama dalam menunjang ekspor non migas, maka prospek kegiatan gray market menjadi tidak menarik lagi. Perbedaan harga produk elektronika raktian dalam negeri cenderung menjadi lebih murah dari produk rakitan luar negeri, industri elektronika merupakan industri padat karya, sehingga komponen biaya tenaga buruh menjadi relatif lebih menguntungkan."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T10227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roberts, S.C.
London: Longmans, Green, 1965
828 ROB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>