Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theodora Tersiana
"Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 248.000/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Faktor yang sangat mempengaruhi adalah masih rendahnya akses pelayanan ANC yang berkualitas dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, faktor tersebut sesuai dengan salah satu pesan kunci dalam Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah Angka Kematian Ibu (Depkes RI, 2008). Terdapat kesenjangan antara jumlah ibu yang melahirkan pada tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC. 96% ibu mendapat pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan profesional selama kehamilannya hanya 4% yang tidak mendapat pemeriksaan kehamilan, 66% dari ibu tersebut persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan sisanya 32% persalinan ditolong oleh dukun (SDKI 2002-2003). Pada tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih sekitar 75%, sisanya ditolong oleh dukun bayi yang masih menggunakan cara-cara tradisional dan beresiko karena dukun bayi tidak mampu membantu persalinan dengan penyulit yang sangat memerlukan tindakan medis walaupun sudah sangat berpengalaman dalam menolong persalinan (Depkes RI, 2008). Perilaku ibu tersebut sesuai dengan teori Green dan Kreuter (2005) yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor penguat (reiforcing factors) dan faktor pemungkin (enabling factors) dalam pemilihan penolong persalinan walaupun ibu selama kehamilannya telah melakukan pemeriksaan Antenatal Care minimal empat kali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan oleh ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC minimal empat kali di Propinsi NTT tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional dan menggunakan data sekunder hasil survei data dasar dukungan sektor kesehatan di NTT tahun 2007. Sumber data dari GTZ dan Puslitkes UI.yang didapat pada bulan Mei 2008. Pengolahan data dilakukan bulan September ?November 2008. Sampel dalam peneliti ini adalah 3326 ibu usia reproduksi (15-49 tahun) yang mempunyai anak berusia tidak lebih dari 5 tahun dan selama kehamilan balita terkecilnya melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal empat kali. Variabel dependen adalah pemilihan penolong persalinan oleh ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC minimal empat kali, variabel iondependen adalah status sosial ibu, status reproduksi ibu, pengetahuan ibu, riwayat ANC ibu selama kehamilan balita terkecilnya, riwayat komplikasi kehamilan, rencana penolong persalinan, pengambilan keputusan untuk mencari pertolongan kesehatan, dukungan masyarakat terhadap kesehatan ibu selama kehamilan dan persalinannya, kepemilikan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), adanya komunikasi kesehatan dengan suami selama kehamilan, informasi kesehatan yang diterima ibu, jumlah anggota keluarga dan status ekonomi keluarga.
Hasil penelitian mendapatkan hanya 57,7% ibu memilih persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan sisanya 42,3% masih memilih tenaga non kesehatan (termasuk dukun, keluarga, tetangga atau tanpa penolong). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara perencanaan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan setelah dikontrol oleh pendidikan ibu, kepemilikan buku KIA, jumlah anggota keluarga dan status ekonomi. Ibu yang mempunyai perencanaan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan mempunyai kecenderungan 24 kali lebih besar untuk bersalin pada tenaga kesehatan dibandingkan ibu yang tidak mempunyai rencana.
Berdasarkan hasil tersebut maka peran tenaga kesehatan sangat penting dalam membantu ibu dan keluarganya agar mampu membuat perencanaan persalinan selama konseling ANC dan dengan salah satu kegiatan dari desa siaga yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan adalah P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang mendorong peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan suatu persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil sehingga ibu dan bayinya selamat.

Maternal mortality rate in Indonesia is quite high around 248 per 100,000 live births (SDKI 2007). The most influencing factor is low density access to qualified Antenatal Care (ANC) service and birth assistancy provided by health workers, which is in accordance to the one of the key messages of Making Pregnancy Safer (MPS) i.e. any birth handled by professional health workers, the higher birth covered by professional health workers, the lower maternal mortality rate (Health Ministry of the Republic of Indonesia, 2008). There is range between the number of mothers birth handled by health workers and the mothers who check their pregnancy through Antenatal Care. It is 96 per 100 of mothers who were checked by health workers; meanwhile only 4 per 100 pregnant mothers who were checked during their pregnancy. 66 per 100 of them were assisted by health workers and 32 per 100 of the rest assisted by dukuns (SDKI 2002-2003).
During 2006, it was only 75 per 100 births covered by Indonesian health workers while the rest was assisted by dukun, provided traditional care, risky as dukuns are not in the capacity to assist birth with difficulty especially whenever the patiences were in need of medical treatment of expert health workers, even dukuns were expert in birth services (Health Ministry of The Republic of Indonesia 2008). Mothers? habits were in accordance with Green and Kreuter theory (Health Ministry of the Republic of Indonesia, 2008) i.e predisposing factors, reinforcing factors and enabling factors to chose birth even during mothers pregnancy they had checked in antenatal care for the minimum of four times
The purpose of the above research is to know the influencing factors to choose birth help of the mothers who passed antenatal care for four times or more in the Province of The East Nusatenggara in 2007. This research is the quantitative Cross Sectional study and using secondary datas as the results of basic data Survey Supporting Health Sector Conducted in 2007 in the East Nusatenggara Province. Sources of the data were GTZ and Health Research Center of University of Indonesia provided by May 2008. Data processing was conducted by September to November 2008. The samples were 3326 mothers of reproduction ages (15 to 49 years old), who had child below 5 years old and as long as the pregnancy the youngest child got pregnant care for four times or more. The dependant variables are choosen birth assistance checked through antenatal care during pregnancy of the youngest child, the history of the pregnant complication of the birth assist plan, decision making to get health help, the community support to the mothers? health during pregnant and health book of mother and child owner, health communication provided by the husband during pregnant, the number of the family members and the family economic status.
The result of the research showed that 57.7 per 100 of choosen mothers without health workers? help (including dukun, family, neighbour or without helper). The result of the statistical test showed that there is the relationship between birth plan helped by healthworkers after controlled by mothers? education, health book of mother and child owner, the number of the family members and the family economic status. Mothers who planned birth helped by health workers had more than twenty four times tendency to helped by health workers than the other who had no birth plan.
Based on the above result, the writer assumes that health workers have vital role to assist mothers and the family enabling them to make birth plan during antenatal care consultancy and consulting to one of the ?desa siaga? activity handled by health workers i.e birth plan program and complication prevention (P4K). The latests push family and community roles to plan safety birth and prepare facing complication for pregnant mother."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rabea Pangerti Jekti
"Pelayanan antenatal (ANC) merupakan salah satu program kegiatan Puskesmas, yang berupaya merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah keamanan persalinan dan memperbaiki rujukan risiko kehamilan. Pemeriksaan kesehatan ibu sewaktu melakukan ANC terekam dalam data kohort ibu hamil. Namun di Indonesia peningkatan angka kunjungan ANC tidak selalu diikuti dengan pemanfaatan tenaga kesehatan yang ada pada saat melahirkan. Kecamatan Jati Sampurna Bekasi yang merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta, memiliki angka cakupan persalinan oleh dukun yang tertinggi di wilayah kota Bekasi (14,30%).
Berdasarkan pada kenyataan ini, maka dilakukan penelitian yang mencoba melakukan analisis data kohort ibu hamil tentang hubungan melakukan kepatuhan ANC dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah Puskesmas Jati Sampurna Bekasi tahun 2001-2002, yang terdiri dan beberapa variabel, yaitu : kepatuhan melakukan ANC, umur, paritas, jarak kehamilan, riwayat kehamilan dengan variabel pemilihan penolong persalinan.
Penelitian dilakukan dengan desain studi kohort retrospektif, dengan melakukan analisis data sekunder (data kohort ibu hamil). Setelah ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi dan dilakukan Simple Random Sampling (SRS), maka diperoleh sampel minimal meliputi 372 sampel, dengan rincian kelompok terpapar (tidak patuh melakukan ANC) sebanyak 186 sampel, dan kelompok tidak terpapar (patuh melakukan ANC) sebanyak 186 sampel. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada dua dan lima variabel bebas yang bermakna secara statistik dengan pemilihan penolong persalinan, yaitu kepatuhan melakukan ANC [RR = 2,41 (95% CI 1,45-4,01)], dan riwayat kehamilan [RR = 0,22 (95% CI 0,10 - 0,47)] atau dapat ditulis dalam bentuk [RR = 4,55 (95% CI 2,13 - 10,00)].
Perlu dilakukan peningkatan promosi kepada ibu hamil tentang pentingnya kepatuhan melakukan ANC, dan pemilihan penolong persalinan yang aman, meskipun pada ibu yang beriwayat kehamilan baik. Serta dilakukan pengukuran riwayat kehamilan secara konsisten dan terpadu dalam paket ANC.
Pustaka : 45 (1987 - 2002)

Antenatal care (ANC) is one of Puskesmas programmes to pervade people attitude and behavior to childbirth safety and to improve reconciliation of pregnancy risk. The health check up of pregnant women was recorded in the cohort of pregnancy data when she came to ANC. However in Indonesia, arising of ANC coverage is not always followed up by the use of health provider when giving birth. Jati Sampurna subdistrict is one of DKI Jakarta buffer areas, which possess the highest childbirth coverage by midwife in Bekasi City, it is about 14,30%.
Based on these facts, a study was carried out to analyse the cohort of pregnancy data to prove correlation between obedience ANC with selection of childbirth helper in Puskesmas Jati Sampurna Bekasi 2001-2002, which consisted of : obedience of ANC, age, parity, space of pregnancy, history of pregnancy, with selection of childbirth helper.
The study was made by using the retrospective cohort design study by analysing secondary data (the cohort of pregnancy data). After deciding some criterias : inclution and exclution criterias, and by simple random sampling, we achieved 372 subjects which consisted of : 186 subjects in exposed group, and 186 subjects in unexposed group. Data were analysed by univariate, bivariate, and multivariate.
The results of study showed that 2 (two) of 5 (five) variables were statistically significant correlation, those are obedience of ANC [RR = 2,41 (95% CI 1,45 - 4,01)] and history of pregnancy [RR = 0,22 (95% CI 0,10 - 0,47)] or on the other result that [RR = 4,55 (95% CI 2,13 - 10,00)].
Promotion to pregnant women about the importance obedience of ANC and the selection of safe childbirth helper is in need of improvement. The measurement of history of pregnancy should be carried out consistently in ANC package as well.
References : 45 (1987 -- 2002).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afriliyanti
"Angka Kematian lbu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup. Risiko kematian ibu selama kebamilan dan persalinan dapat dilrurangi bila ibu hamil memeriksakan kehamilannya sedini mungkin dan tepat waktu yaitu I kali pada trimester !, I kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan serta mendidik dan memotivasi ibu hamil untuk merawat diri dan mempersiapkan persalinannya. Berdasarkan data SDKI 2002=2003 diketahui jenis pelayanan terbanyak yang dilakukan petugas pada saat melakukan ANC adalah pemeriksaan abdomen dan masih sedikit yang memberikan info tentang tanda bahaya kehamilan dan persiapan menghadapi persalinan. Pelayanan antenatal pada dasarnya merupakan interaksi antara pengguna jasa (ibu hamil) dan penyelenggara pelayanan, sesuai dengan teori Andersen dan Green yang menunjukkan hasil dan manfaat pelayanan yang diterima akan mendorong atau melemahkan perubahan perilaku dalam penggunaan pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakukan antenatal di empat puskesmas (Simpur, Korpri. Pasar Ambon dan Kedaton) Kota Bandar Lampung tahun 2007. Penelitian ini adalah penelition kuantitatif dengan menggunakan desain studi Cross Sectional, dilalrukan pada bulan April 2008 pada 160 o!l!llg ibu yang mempunyai bayi S 6 bulan dan pemah memeriksakan kebamilannya selama bamil ke 4 puskesmas yang terpilib sebagai sampel. Variabel dependen adalah ketemtu!lUl ibu dalam melalrukan antenatal, variabel indapenden adalah kualitas pelayanan antenatal dan variabel kovariat umur, pendidikan, pengetahuan, paritas , pekeljaan, sikap, pengbasilon keluarga, dnkongan keluarga dan kebutuhan ibu untuk melalrukan antenatal. Hasil penelitian mendapaikan 65,0% responden melalrukan antenatal secara temtur, dimana sebanyak 59,4% responden menilai koelitas pelayonon antenatal yang diterimanya sudah baik.
Hasil uji statistik menunjukken ada bubungan antara kualitas pelayonon antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakokan pemeriksaan antenatal setelah dikontrol oleh umur, pendidiken dan sikap terbadap polayanan antenatal, dimana ibu bamil yang menilai koelitas antenatal baik keteraturan melakukan pemeriksaan antenatal bampir 4 kali dibandingkan ibu hamil yang menilai kualitas antenatal buruk. Berdasarkan basil tersebut maka koelitas pelayanan anten?tal perlu ditingkaikan dengan eara memberikan pelatihan teknis tentang antenatal, pelatiban penggunaan buku KlA, pelatiban KIP&K kepada petugas, disamping meningkatkan monitoring pelayanan antenatal sesuai SOP oleh Dinas Kesehatan ke Puskesmas. Selain itu pihak puskesmas harus memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Maternal mortality rate in Indonesia is quite high around 262 per I00,000 live births. Mother's death risk during pregnancy and delivery can be reduced by providing antenatal care as early as possible and on schedule in which mothers should get antenatal care once in the first and second semester and twice in the last one. The purpose of the examinations during pregnancy is a) to monitor mothers and their fetal conditions regularly followed by interventions needed to correct the abnormality, b) to educate and motivate the mother for taking care of her self and c) to prepare for their delivery. Based on (SDKI) in 2002-2003, most of the health services provided by health workers during antenatal care is abdominal examination. However they provide mothers with less information about the danger signs of pregnancy and delivery preparedness. Basieally antenatal care is an interaction between costumers (pregnant women) and health workers. According to Anderson and Green, the result and the benefit received by costumers will either encourage or weaken them to change their behaviors to get services.
The purpose of this research is to know the correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women?s regularity to attend antenatal care in four public health centers (Simpur, Korpri, Pasar Ambon, Kedaton) in Bandar Lampung City, Lampung Province 2007. This quantitative research used cross-sectional study conducted on April 2008. The samples were 160 mothres having babies below 6 months and never attended the antenatal care in four public health centers afore mentioned above. The dependent variable is the pregnant women's regularity to attend antenatal care while the independent variable is the quality of antenatal care. The co-variant variables are age, education, knowledge. parity, work, attitude, llunily's income, fiunily's suppert and mother's need to attend antenatal care.
The result of this research showed that 65 % respondents attended the antenatal care regularly in which 59.4 % respondents said that the quality of antenatal care was goed. The statistics test showed that there was correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women's regularity to attend antenatal care after controHed by age, education and attitude. Pregnant women attending regular antenatal care programs assumed that the quality of antenatal care was good while those atteoding irregular ones didn't Based on the results above, the writer suggests that quality of antenatal care should be hnproved by giving technical trainings on antenatal, use of mother and children's hook, inter-personal communication & counseling and also monitoring antenatal care based on standerdized operational guidelines by the health office to public health centers. Heallh centers should also provide standerdized hsaith services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11531
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widawati
"Tenaga penolong persalinan sangat berperan terhadap kematian ibu, setiap menit seorang wanita meninggal karena komplikasi persalinan (WHO,2005). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan professional akan membantu menurunkan angka kematian ibu saat persalinan. Tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2006 di Indonesia masih sekitar 76%, artinya masih banyak pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dengan cara tradisional. Di wilayah kerja Puskesmas Kopo cakupan persalinan tahun 2007 sekitar 77,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan pada ibu yang bersalin di wilayah kerja Puskesmas Kopo tahun 2007. Penelitian menggunakan desain potong lintang (Cross sectional study), yang menjadi sampel adalah ibu yang mempunyai anak 1-2 tahun dan tinggal di wilayah kerja Kopo, Besar sampel yang didapat adalah 141 orang. Hasil penelitian didapat 71,6% ibu yang memilih persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan dan sebesar 28,4% ibu yang memilih penolong persalinan oleh bukan tenaga kesehatan (dukun). Ibu yang memilih persalinan oleh dukun tersebut pendidikan rendah (40,4%), pendapatan < Rp.973000. (36,7%), pengetahuan kurang (60,7%) dan menyatakan tidak mampu menjangkau biaya persalinan di pelayanan kesehatan (55,1%). Hasil uji Chi-Square variabel tersebut mempunyai hubungan bermakna. Sehingga perlu diadakan kegiatan penyuluhan dan pembinaan dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kehamilan, persalinan, dan tempat persalinan yang aman. Dengan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai layanan kesehatan yang bisa di manfaatkan yaitu Jamkesmas, TABULIN dan Program stiker P4K melalui kegiatan Desa Siaga."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Suantari
"Persalinan dengan tenaga kesehatan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Indonesia sudah mencapai 87,1. Akan tetapi, masih di bawah target Kemenkes 2013 dan terdapat perbedaan cakupan di berbagai provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kunjungan ANC sesuai standar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel merupakan sampel pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012, yaitu ibu usia 15-49 tahun berstatus menikah yang melahirkan anak lahir hidup setahun sebelum survei sejumlah 2.986 responden. Data dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua ibu memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 93,9 . Hubungan kunjungan ANC sesuai standar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan berbeda menurut wilayah tinggal, ibu yang melakukan K4 dan mendapatkan pelayanan 7T lengkap memiliki peluang paling besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan K4 dan tidak mendapatkan pelayanan 7T lengkap. Usia, tingkat pendidikan, pengambil keputusan, kuintil indeks kekayaan, paritas, komplikasi, kepemilikan asuransi, dan perencanaan persalinan merupakan confounder.

Delivery with skilled birth attendants SBAs can lower maternal mortality rates. By 2013, the utilization of SBAs in Indonesia had reached 87.1 . However, the utilization of SBAs in 2013 was still below the target of the Ministry of Health, and there were gaps in utilization across provinces. The aim of this study was to determine the association of standardized antenatal care ANC with the utilization of SBAs.
The study design was cross sectional. The study sample consisted of respondents N 2,986 to the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey IDHS i.e., married women aged 15 ndash 49 years who had a live birth a year prior to the survey. The data were analyzed by logistic regression.
The results showed that almost all women 93.9 utilized SBAs. The association of standardized ANC with the utilization of SBAs differed according to region, with women who attended four ANC visits and received the full complement of ANC services having the greatest opportunity to choose health workers as birth attendants as compared with women who did not attend all ANC visits and did not receive all components of ANC services. Age, education level, joint decision maker, wealth index quintile, parity, pregnancy and delivery related complications, insurance, and birth preparedness were confounders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dista Karlita
"Persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan faktor penting dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan di Kelurahan Cimahpar Wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara sebesar 71,9% masih di bawah target SPM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pada ibu bersalin yang berhubungan dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kelurahan Cimahpar Wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 80 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa 61,3% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan 38,8% ditolong oleh tenaga non kesehatan.
Dari hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikaan ibu, sikap terhadap pelayanan kesehatan, pendapatan keluarga, dan persepsi kebutuhan kesehatan yang dirasakan dengan pemilihan penolong persalinan. Sedangkan umur, paritas, kunjungan ANC , kepemilikan jaminan kesehatan, dan akses pelayanan kesehatan tidak teridentifikasi berhubungan secara signifikan.

Deliveries by health professionals is an important factor in efforts to reduce maternal mortality. The scope of deliveries by health professionals in Cimahpar District the Work Area of North Bogor Health Center is 71,9% and still under target.
The aim of this study is to find out maternity factors related to selection helper delivery in Cimahpar District the Work Area of North Bogor Health Center 2015. Cross Sectional approach was used with primary data that collected by spread out the questionnaire to 80 respondents. The results showed that 61,3% of births attended by health professional and 38,8% of births attended by non health professional.
From statistic results showed there are relationships between education level, attitude toward health care, family income, and perceptions to need of health service with the utilization of delivery assistance by health professionals. For age, parity, Antenatal Care visit, property insurance, and access of health service, was not significantly associated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesri
"Berdasarkan Survey Dasar Kependudukan Indonesia (SDKI) Pada tahun 2002- 2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, Hal ini menunjukan AKI di Indonesia masih tinggi salah satu penyebabnya adalah komplikasi dan resiko tinggi kehamilan yang dapat dicegah melalui pemantauan antenatal dengan pemeriksaan kehamilan serta memberikan pelayanan rujukan bagi kasus resiko tinggi yang dapat menekan angka kematian sampai 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kinerja petugas KIA puskesmas pembantu dalam pelayanan Antenatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas KIA tersebut, serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas KIA puskesmas pembantu.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan rancangan penelitian cross Sectional. Sampel penelitian adalah semua petugas KIA puskesmas pemhantu yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Agam yang berjumlah 115 orang. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan.
Hasil penelitian menunjukan 55.7% kinerja petugas KIA puskesmas pembantu di Kabupaten Agana kurang dan 44.3% mempunyai kinerja baik, dan hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara status perkawinan, motivasi dengan kinerja serta analisis multivariat menunjukan bahwa status perkawinan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja.
Penelitian ini menyarankan agar dinas kesehatan Kabupaten Agam dan puskesmas dalam memberikan pembinaan kepada petugas KIA puskesmas pembantu dengan kinerja kurang khususnya tentang memeriksa glukosa urine atas indikasi, memeriksa urine untuk test protein atas indikasi, mengukur suhu, menganjurkan ibu buang air kecil sebelum memeriksa kehamilan, mencuci tangan sebelum memeriksa kehamilan.

Indonesian Health Demogaphy Base Survey (SDKI) in 2002-2003 showed that Maternal Mortality Rate (AKI) was 307 per 100.000 life birth. This indicated that AKI in Indonesia is still high compared to The National target, due to complication and high risk pregnancy that are preventable through proper antenatal monitoring and earlier pregnancy cheek up and delivering referal care for high risk case in order to repress mortality rate until 80%.
This research is aimed to describe KIA’s officer job performance at assistant community health center in performing antenatal care and to explore factors related to KlA'S officer job performance, and the most dominant motor related to KIA oiiicer job performance at servant community health center.
This research was conducted in Agam District region with cross sectional's design. The sample were all KIA’s oticer of servant community health center in Agam District Health office region with l 15 omcers. Data were analyzed in univariat, bivariat, and multivariate way. The bivariate analysis used chi square test to explore the correlation between independent and dependent variable and multivariate analysis used logistic regression test to explore the most dominant factor.
The result show that 55,7% KIA oiiicer job performance is improper and 44,3% is good, and the analysis showed that there are significant correlation between marital status and job performance and between motivation and job performance. The multivariate analysis showed that marital status was the most dominant factor related to job performance.
This research suggests Agam District health o&ice and community health center to develop a training for KIA otlicers of cervant community health center with improper job performance, particularly about testing urine glucose on indication, checking urine for protein test on indication, measuring tempemtme, washing hand before checks pregnancy.
"
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Riski Anggraeny
"Persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan faktor penting dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan di Desa Wanaherang wilayah kerja Puskesmas Gunung Putri sebesar 82,38% masih di bawah target SPM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemilihan penolong persalinan pada 6 ibu nifas di desa Wanaherang wilayah kerja Puskesmas Gunung Putri tahun 2016. Faktor yang diteliti yaitu pengetahuan, sikap, biaya persalinan, kepemilikan BPJS, sumber informasi, dukungan suami, keluarga dan kelompok ibu nifas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada 10 informan dan diskusi kelompok kepada tiga kelompok yaitu suami, nenek dan teman sebaya. Hasil analisis menunjukkan pengetahuan yang baik dalam memilih penolong persalinan tidak selalu berujung dalam menentukan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan karena dipengaruhi oleh faktor pemungkin yaitu sumber informasi. Biaya persalinan dan kepemilikan kartu BPJS tidak memiliki peran dengan pemilihan penolong persalinan. Dukungan suami dan keluarga berperan dalam menentukan penolong persalinan.

Delivery by health personnel is an important factor in efforts to reduce Maternal Mortality Rate (MMR). Scope aid by health workers at the village Puskesmas Wanaherang Gunung Putri amounted to 82.38% is still below the target SPM. This study aims to reveal the birth attendant election at 6 postpartum mother in the Wanaherang District the work area of Gunung Putri Health Center 2016. Factors studied were knowledge, attitude, labor costs, ownership BPJS, resources, support the husband, family and peers. The design study is qualitative primary data collected through in-depth interviews to 10 informants and discussion groups to three groups husband, grandmother and peers. The analysis showed a good knowledge in choosing a birth attendants do not always lead in determining the delivery assistance by health professionals because it is influenced by the enabling factor that is the source of information. The cost of labor and ownership BPJS card has no role in the selection of birth attendants. Support of her husband and family play a role in determining the birth attendant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fegga Aulia Ananda
"Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Semakin tinggi angka kematian ibu dan bayi di suatu negara, maka dapat dikatakan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Data tersebut menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi apabila dilihat dari target yang ditentukan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup, dan angka tersebut masih jauh dari target yang diharapkan (Sustainable Development Goals, 2017). Angka kematian ibu pada tahun 2021, sebagian besar penyebabnya terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, dan penyebab tertinggi kedua karena perdarahan sebanyak 1.330 kasus. Perdarahan dapat disebabkan karena anemia dan kekurangan energi kronis (KEK). World Health Organization(WHO) menyebutkan bahwa sekitar 40% kematian pada ibu dinegara berkembang berkaitan dengan kejadian anemia pada masa kehamilan yang disebabkan oleh perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan energi kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode kuantitatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling. Diambil dari data sekunder yaitu dari bulan Januari 2023 - Juni 2023 dari Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan yang datanya sudah lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kekurangan energi kronik (p = 0,00), dan juga karakteristik responden meliputi usia ibu (p = 0,00), Frekuensi ANC (p = 0,00), Pendidikan (0,026) dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Untuk variabel yang berpengaruh paling dominan setelah dilakukan analisis multivariat yaitu variabel KEK dengan Odd ratio sebesar 2,727 dan p-Value sebesar 0,003 (< 0,05), yang artinya kekurangan energi kronik (KEK) memiliki resiko 2,727 kali lebih besar pada ibu hamil dengan anemia. Dari penelitian ini, diharapkan dapat memantau ibu hamil untuk melakukan ANC secara rutin agar salah satunya ibu hamil dapat terpantau dalam minum tablet tambah darah yang sudah diberikan. Serta mengajak partisipasi dari suami atau keluarga untuk mendukung ibu hamil rutin dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, agar ibu hamil terhindar dari anemia, selain itu diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai nutrisi makanan yang dapat dikonsumsi selama kehamilan atau diwajibkan untuk konsultasi ke ahli gizi agar ibu hamil dapat terhindar dari KEK selama kehamilan.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are still indicators of the level of public health in a country. The higher the maternal and infant mortality rate in a country, it can be said that the health status of that country is poor (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). Based on the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI), the Maternal Mortality Rate (MMR) was 305 per 100,000 live births, and the Infant Mortality Rate (IMR) was 24 per 1,000 live births. This data shows that MMR and IMR in Indonesia are still high when viewed from the targets set by the Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, namely MMR of 70 per 100,000 live births and IMR of 12 per 1000 live births, and these figures are still far from the expected target. In 2021, the majority of maternal deaths were related to COVID-19, 2,982 cases, and the second highest cause was bleeding, 1,330 cases. Bleeding can be caused by anemia and chronic energy deficiency (CED). The World Health Organization (WHO) states that around 40% of maternal deaths in developing countries are related to anemia during pregnancy which is caused by acute bleeding and poor nutritional status. Pregnant women with poor nutritional status can result in chronic energy deficiency. This study aims to determine the relationship between chronic energy deficiency and the incidence of anemia in pregnant women at the SetiabudiDistrict Health Center, South Jakarta. The research design used in this research is descriptive analytical with quantitative methods. Sampling in this research used a simple random sampling technique. Taken from secondary data, namely from January 2023 - June 2023 from the Setiabudi District Health Center, South Jakarta, where the data is complete. The results of the study showed that there was a significant relationship between chronic energy deficiency (p = 0.00), and also the characteristics of respondents including maternal age (p = 0.00), ANC frequency (p = 0.00), education (0.026) and incidence of anemia in pregnant women. For the variable that has the most dominant influence is chronic energy deficiency variable with an Odd ratio of 2.727 and a p-Value of 0.003 (< 0.05), meaning that chronic energy deficiency will have a 2.727 times greater risk of experiencing anemia in pregnant women. From this research, it is hoped that pregnant women can monitor their Antenatal Care regularly and monitor their consumption of the blood supplement tablets that have been given. As well as inviting participation from husbands or families to support pregnant women regularly in consuming blood supplement tablets, so that pregnant women avoid anemia, apart from that it is hoped that they can provide education regarding nutritional food that can be consumed during pregnancy or are required to consult a nutritionist so that pregnant women can avoid chronic energy deficiency (CED) during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>