Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA472
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Buaton, Yosua Samuel Kusuma
"Kecelakaan kerja itu harus dicegah dan jangan sampai terjadi. Salah satu upaya menurunkan angka kecelakaan kerja adalah dengan pengadaan program pencegahan kecelakaan kerja yaitu dengan melaksanakan penilaian risiko. Dalam usaha pencucian mobil, terdapat banyak potensi bahaya dalam setiap proses kerja. Penelitian ini diharapkan dapat diketahui dan dikenal bahaya dan seberapa besar tingkat risiko serta rekomendasi pengendaliannya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan standar AS/NZS 4360:2004. Pengumpulan data didapat dari hasil observasi dan wawancara serta dokumentasi.
Hasil studi menemukan bahwa dalam seluruh alur proses terdapat potensi bahaya seperti bahaya keselamatan kerja, bahaya kesehatan kerja, bahaya lingkungan kerja, bahaya budaya kerja, dan resiko seperti, terpeleset, tertabrak, terantuk, terkilir, postur janggal, dan kejatuhan.Ada beberapa saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian diantaranya yaitu, modifikasi mesin dan area kerja, pemakaian APD, pembuatan SOP dan safety sign, pengadaan shift kerja serta melakukan penyuluhan.

Occupational accidents mustbe prevented and should not happened. One of the ways to reduce the number of occupational accidentsis doing risk assessment. In a car wash business, there are many potential hazards in every work process. This study held to analize and recognize the hazard and riskand give recommendations to control it. This study is using observational methodwith AS/NZS 4360: 2004 standard. The data were obtained from observations, interviews and documentation files.
The study found potential hazards such as occupational hazards, health hazards, workplace hazards, work culture hazard, and risks such as, slipped, got hit, stumbles, sprains, awkward postures, and falling object in the whole process flow. Thesuggestions given based on the results of research are engine and work areamodifications, using PPE,SOP, and safety sign, making work-shift and doing counseling.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Lestari
"ABSTRAK
Latar Belakang : Sepatu tertutup (boot) merupakan salah satu jenis APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan oleh operator cucian mobil area basah untuk mencegah kecelakaan kerja. Namun dalam penggunaannya justru menimbulkan masalah kesehatan baru bagi pekerja yaitu penyakit jamur pada kaki (Tinea pedis). Penelitian ini bertujuan mengetahui insidensi Tinea pedis pada operator cucian mobil area basah dan membandingkan efektivitas jenis pelindung kaki tertutup (boot) dengan berongga bagi pencegahan Tinea pedis serta faktor- faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian Kuasi Eksperimental dilakukan pada pekerja cucian mobil area basah di perusahaan waralaba pencucian mobil. Data diperoleh dari kuisioner, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan KOH 10%, pengamatan di lapangan.
Hasil : Dari 55 orang pekerja diberikan 27 sepatu tertutup dan 28 sepatu berongga terdapat 6 orang yang mengalami Tinea pedis yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab KOH 10%. Dari 6 orang itu, 4 orang menggunakan sepatu tertutup (66,6%) dan 2 orang sepatu berongga (33.3%). Keempat orang yang positif berusia diatas 24 tahun dengan tingkat pendidikan sedang yaitu SLTA. Dari 6 orang tersebut juga diketahui tingkat pengetahuan terhadap Tinea pedis kurang sebanyak 5 orang dan tingkat sedang 1orang. Mereka yang memiliki tingkat kebersihan diri rendah berisiko 8 kali lebih besar untuk menderita Tinea pedis. (RR=8,000, 95% CI= 1,675- 38,204, p= 0,011). Pekerja pengguna sepatu tertutup memiliki proporsi 2 kali lebih besar dan risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami Tinea pedis bila dibandingkan dengan pengguna sepatu berongga (RR= 2,074, 95% CI= 0,413- 10,407, p= 0,422).
Kesimpulan: Pengguna sepatu tertutup lebih berisiko mengalami Tinea pedis bila dibandingkan dengan pengguna sepatu berongga. Faktor kebersihan diri seseorang yang rendah juga merupakan faktor yang meningkatkan risiko terjadinya Tinea pedis.

ABSTRACT
Background: Shoes (boots) is one Personal Protective Equipment used by car wash operators in wet areas to prevent accidents. But it can cause fungal diseases on foot (Tinea pedis). The aims of this study are not only to determine the incidence of Tinea pedis within the car wash operator in the wet areas and to compare the effectiveness of two kinds of PPE, shoes (boots) and porous shoes which are appropiate for the prevention of Tinea pedis but also the influencing factors.
Methods: Quasi-Experimental Research on the operators of car wash franchise company in wet areas. Data are obtained from the questionnaire, anamnesis, physical examination, examination of KOH 10%, field observations.
Results: Within 55 operators, 27 operators are given boots and 28 are given porous shoes. There are 6 people who have Tinea pedis which is conclude through anamnesis, physical examination, laboratory tests KOH 10%. Among them, 4 people using boots (66,66%) and 2 porous shoes (33,33%). The four positive people aged ≥ 24 years and are high school graduated . Among them, 5 people have low level of knowledge for Tinea pedis, 1 person is at moderate level. Those who have a low level of personal hygiene are 8 times greater at risk of suffering from Tinea pedis. (RR = 8.000, 95% CI = 1,675- 38.204, p = 0.011). Operators who use boots have 2 times greater proportion and 2 times greater risk for experiencing Tinea pedis when compared to the operators who use porous shoes.(RR= 2,074, 95% CI= 0,413- 10,407, p= 0,422).
Conclusion: Operators using shoes (boots) are more at risk of Tinea pedis, One?s low personal hygiene is also a factor which increases the risk of Tinea pedis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Adrianto A
"The following independent study paper will present an overview of the car industry in France
(Europe) and South Korea (Asia) for the United States of America car industry. It will focus
upon the historical background, and facts regarding several macroeconomic conditions, market
conditions and socio-cultural conditions. The author chose France and South Korea, because
both of them have appeared to have a good surface level for doing a foreign business for the US
car Industry to open up their new production there. This paper used a literature review based on
google scholars and the government's website. According to the Korea Automobile
Manufacturers Association (KAMA) automobile output from Korea totaled 3,506.848 units in
2020, down 11.2 percent from 2020. Despite the fall in production, the country's overall auto
output ranking moved up two notes from 2020. Car Production in France decreased to 1316371
Units (1316,371 K Units) in 2020. The maximum volume was 3701870 Units and minimum was
1316371 Units. Based upon the information gathered in this paper, South Korea has overall
better conditions for US production and market seeking firms, compared to France, due to the
historical background within the automotive industry, as well as the historical relations with the
United States could support the choice for South Korea for investment opportunities, and so does
the potential for future innovation capabilities of the region
."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Adrianto Amiranto
"The following independent study paper will present an overview of the car industry in France (Europe) and South Korea (Asia) for the United States of America car industry. It will focus upon the historical background, and facts regarding several macroeconomic conditions, market conditions and socio-cultural conditions. The author chose France and South Korea, because both of them have appeared to have a good surface level for doing a foreign business for the US car Industry to open up their new production there. This paper used a literature review based on google scholars and the government's website. According to the Korea Automobile Manufacturers Association (KAMA) automobile output from Korea totaled 3,506.848 units in 2020, down 11.2 percent from 2020. Despite the fall in production, the country's overall auto output ranking moved up two notes from 2020. Car Production in France decreased to 1316371 Units (1316,371 K Units) in 2020. The maximum volume was 3701870 Units and minimum was 1316371 Units. Based upon the information gathered in this paper, South Korea has overall better conditions for US production and market seeking firms, compared to France, due to the historical background within the automotive industry, as well as the historical relations with the United States could support the choice for South Korea for investment opportunities, and so does the potential for future innovation capabilities of the region.

Makalah studi independen berikut akan menyajikan gambaran industri mobil di Perancis (Eropa) dan Korea Selatan (Asia) untuk industri mobil Amerika Serikat. Ini akan fokus pada latar belakang sejarah, dan fakta mengenai beberapa kondisi makroekonomi, kondisi pasar dan kondisi sosial budaya. Penulis memilih Prancis dan Korea Selatan, karena keduanya tampaknya memiliki tingkat permukaan yang baik untuk melakukan bisnis asing bagi Industri mobil AS untuk membuka produksi baru mereka di sana. Makalah ini menggunakan literature review berdasarkan google cendekia dan website pemerintah. Menurut Korea Automobile Manufacturers Association (KAMA) output mobil dari Korea mencapai 3.506,848 unit pada tahun 2020, turun 11,2 persen dari tahun 2020. Meskipun ada penurunan produksi, peringkat output mobil negara secara keseluruhan naik dua catatan dari tahun 2020. Produksi Mobil di Prancis menurun menjadi 1316371 Unit (1316,371 K Unit) pada tahun 2020. Volume maksimum adalah 3701870 Unit dan minimum 1316371 Unit. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam makalah ini, Korea Selatan secara keseluruhan memiliki kondisi yang lebih baik untuk produksi AS dan perusahaan pencari pasar, dibandingkan dengan Prancis, karena latar belakang sejarah dalam industri otomotif, serta hubungan historis dengan Amerika Serikat dapat mendukung pilihan bagi Korea Selatan untuk peluang investasi, dan begitu pula potensi kemampuan inovasi masa depan kawasan ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sherena Varenska Nikita
"Skripsi ini mempelajari hubungan antara internasionalisasi dan kinerja perusahaan, dengan menganalisa keputusan internasionalisasi, tingkat control dalam mode entri yang dipilih, dan pemilihan waktu yang dibuat oleh produsen mobil Jerman dan Jepang seperti Mercedes-Benz, BMW AG, Volkswagen AG, Toyota dan Honda. Selain itu skripsi ini juga membandingkan kinerja Fiat Automobiles S.p.A, dimana strategi internasionalisasi perusahaan dalam memasuki pasar Asia tidak signifikan.
Temuan pada skripsi ini menunjukan bahwa internasionalisasi ke Asia mempengaruhi kinerja perusahaan secara positif; tetapi, ketinggian tingkat kontrol dalam mode entri yang dipilih tidak menghasilkan kinerja yang lebih baik. Selain itu, skripsi ini tidak dapat menyimpulkan efek dari pemilihan waktu entri di Asia terhadap kinerja internasionalisasi perusahaan karena ditemukannya hasil yang bertentangan.

This paper studies the relationship between internationalization and firms performance, by analyzing the internationalization decision, level of control within the entry mode chosen, and entry timing made by German and Japanese car manufacturers such as Mercedes-Benz, BMW AG, Volkswagen AG, Toyota and Honda. Furthermore this paper also compares the performance of Fiat Automobiles S.p.A, whose internationalization strategy in Asian market is not significant.
The findings suggest that internationalization to Asia positively affect firms performance; however, a high level of control within the chosen entry modes does not significantly result in a better performance. Lastly, the paper is not able to conclude the effect of entry timing on firms internationalization due to ambivalent findings.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Michael
"Therefore the standardization is important in the global market. The standardization may give certain effects to the industry and to the market. This thesis try to offer a tool to predict the future effect of the mandatory standard implementation to the domestic industry. Hopefully this thesis be useful and inspiring for the people"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Krisna
"ABSTRAK
Tesis ini adalah mengenai penelitian yang dilakukan untuk mengkaji distribusi keragaman dan sebaran peluang dari kejadian waktu mulai dari pembelian pertama sampai dengan terjadinya pembelian kembali dan menjelaskan karakteristik/faktor-faktor apa saja yang dapat menjelaskan lama waktu konsumen dalam melakukan pembelian kembali. Sampel dalam penelitian ini adalah debitur dari PT. ABC Finance yang melakukan pembelian mobil pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan masa pengamatan adalah selama delapan tahun, dimulai sejak awal masa penelitian. Hasil penaksiran dengan metode nonparametrik menyatakan bahwa diperkirakan belum ada yang melakukan pembelian ulang hingga 3 bulan ke depan sejak pembelian pertama. Dijelaskan pula bahwa sebesar 37.6 dari seluruh debitur akan melakukan pembelian ulang dalam masa 96 bulan sejak pembelian pertama. Hasil penaksiran dengan metode semiparametrik menyatakan bahwa faktor jangka waktu kredit, nilai pinjaman, usia, pekerjaan, dan jenis kelamin berpengaruh terhadap keragaman waktu hingga terjadinya pembelian kembali.Tesis ini adalah mengenai penelitian yang dilakukan untuk mengkaji distribusi keragaman dan sebaran peluang dari kejadian waktu mulai dari pembelian pertama sampai dengan terjadinya pembelian kembali dan menjelaskan karakteristik/faktor-faktor apa saja yang dapat menjelaskan lama waktu konsumen dalam melakukan pembelian kembali. Sampel dalam penelitian ini adalah debitur dari PT. ABC Finance yang melakukan pembelian mobil pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan masa pengamatan adalah selama delapan tahun, dimulai sejak awal masa penelitian. Hasil penaksiran dengan metode nonparametrik menyatakan bahwa diperkirakan belum ada yang melakukan pembelian ulang hingga 3 bulan ke depan sejak pembelian pertama. Dijelaskan pula bahwa sebesar 37.6 dari seluruh debitur akan melakukan pembelian ulang dalam masa 96 bulan sejak pembelian pertama. Hasil penaksiran dengan metode semiparametrik menyatakan bahwa faktor jangka waktu kredit, nilai pinjaman, usia, pekerjaan, dan jenis kelamin berpengaruh terhadap keragaman waktu hingga terjadinya pembelian kembali.

ABSTRACT
This thesis is about the research that conducted to assess the distribution of the diversity and distribution of opportunities of occurrence start time of the first purchase until the time of repurchase and explain the characteristics factors that can explain the length of time in repurchase. The sample in this study is the debtor of PT. ABC Finance who made a purchase of car in the period of 2005 to 2008. While the observation period is for eight years, starting from the beginning of the study period. Results of assessment by nonparametric methods stating that no one has repurchase up to 3 months from the first purchase. It also explained that 37.6 of all debtors will repurchase in the past 96 months since the first purchase. The result of assessment by the semiparametric method stating that factor of credit term, plafond, age, job, and sex affect the diversity of time to repurchase."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrihan Zaki Nurhadi
"Manusia merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kecelakaan di Indonesia sebesar 61%, utamanya terjadi ketika pengemudi menunjukan perilaku berkendara berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mind wandering dan usia terhadap perilaku berkendara berbahaya. Partisipan penelitian ini adalah 259 pengemudi mobil yang berusia 18 sampai 50 tahun berdomisili Jabodetabek. Pengukuran mind wandering menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari “The Four Factors of Mind Wandering (4FMW) Questionnaire dan pengukuran perilaku berkendara berbahaya menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari “The Dula Dangerous Driving Index”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mind wandering dan usia secara bersama-sama dapat memprediksi perilaku berkendara berbahaya secara signifikan, dimana mind wandering merupakan prediktor yang lebih besar dibandingkan variabel usia terhadap perilaku berkendara berbahaya. Hasil penelitian ini menunjukkan perlu upaya sosialisasi oleh pihak kepolisian yang lebih kuat tentang pentingnya kesadaran dan konsentrasi bagi pengemudi untuk keselamatan dalam berkendara.

Humans are one of the main factors causing accidents in Indonesia, accounting for 61%, primarily occurring when drivers exhibit dangerous driving behavior. This study aims to examine the role of mind wandering and age on dangerous driving behavior. The participants of this study were 259 car drivers aged 18 to 50 years residing in the Greater Jakarta area (Jabodetabek). Mind wandering was measured using an instrument adapted from "The Four Factors of Mind Wandering (4FMW) Questionnaire" and dangerous driving behavior was measured using an instrument adapted from "The Dula Dangerous Driving Index". The results showed that mind wandering and age together significantly predict dangerous driving behavior, with mind wandering being a larger predictor than age for dangerous driving behavior. The results of this study indicate the need for stronger efforts by the police to socialize the importance of awareness and concentration for drivers to ensure driving safety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulian Ismail Dewandanu
"Sayap belakang (SB) merupakan salah satu pesawat aerodinamika yang paling terkemuka, sehingga melahirkan banyak studi serta analisis terhadapnya. Namun, banyak dari studi tersebut tidak menyinggung efek terhadap dinamika kendaraan dari SB tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengukur peningkatan performa pada sebuah mobil balap karena penggunaan SB melalui simulasi CFD dan analisa empirik. Studi ini dilakukan pada model CAD Williams F1 FW42, di mana pada pengujian CFD dibuat 7 juta meshing cells. Simulasi ini menggunakan model turbulensi K-Ɛ untuk mendapatkan data gaya angkat dan hambat. Performa mobil, seperti kurva traksi dan rasio gigi, diperoleh dengan menggunakan data telemetri pada Sirkuit Autódromo José Carlos Pace (Interlagos), yang juga digunakan untuk memodelkan performa mobil hasil simulasi di dunia nyata. Dari hasil studi, didapatkan bahwa penggunaan SB berkontribusi terhadap 27.3% total gaya angkat, 28.5% total gaya hambat, dan meningkatkan 20.9% kelajuan maksimum pada sebuah tikungan. Hasil-hasil tersebut berakumulasi sehingga, secara teoretis, penggunaan SB dapat memangkas waktu putaran hingga 1.745 detik walaupun meningkatkan penggunaan bahan bakar hingga 2.13%.

The rear wing (RW) is one of the most iconic aerodynamic devices to be put on a car, spawning many analyses and examinations. However, most of those studies on the aerodynamics of a RW do not relate its effects to the vehicular dynamics. This study aims to gauge the performance gains of a race car due to the utilization of the RW, via CFD simulation and empirical analysis. This study is done on a Williams FW42 Formula 1 car, on which CFD testing was conducted using a full-scale CAD model of the car, meshed to 7 million cells. The simulation used K-Ɛ turbulence model to find lift and drag figures. The car’s performance, such as gear ratios and traction band, was approximated using telemetry footage data from a qualifying lap at Autódromo José Carlos Pace (Interlagos) circuit, on which the model car is simulated to run as well. From the study, it was found that on average, the RW contributes to 27.3% of the total downforce generated, 28.5% of the drag, and 4.33% increase in limiting cornering velocity. These results culminate in a theoretical 1.745 second faster lap time for the car equipped with the RW, though with a worse fuel efficiency as seen by a 2.13% increase in fuel consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>