Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Andhika Purnama Adrian
"Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 8,19% hingga tahun 2017. Meningkatnya jumlah kendaraan menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan ketersediaan bahan bakar yang banyak untuk memfasilitasi kegiatan sehari - hari. Tetapi, pertumbuhan jumlah kendaraan tidak diiringi dengan peningkatan produksi minyak dan juga menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap sumber energi tak terbarukan masih tinggi. Salah satu sumber energi yang berpotensi untuk dikembangkan dan dapat menjadi alternatif bahan bakar adalah bioetanol. Campuran bioetanol membuat bahan bakar lebih sulit terbakar dengan sendirinya sehingga tekanan yang dihasilkan akan lebih konsisten. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan campuran bahan bakar bioetanol E10 dengan modifikasi penggunaan zat aditif oxygynated cyclooctanol sebesar 0,3%; 0,5%; dan 1,3% terhadap produksi emisi gas buang yaitu nilai CO, CO2, HC, dan O2 serta kaitannya dengan Coefficient of Variations (COV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak persentase zat aditif oxygenated cyclooctanol menyebabkan nilai CO dan HC menurun sedangkan nilai CO2 dan O2 meningkat. Nilai COV terkecil diperoleh sebesar 5% juga dihasilkan oleh campuran E10+1,3% oxygenated cyclooctanol pada putaran 8500 rpm. Penambahan zat aditif oxygynated cyclooctanol memiliki pengaruh yang baik terhadap produksi emisi gas buang. Penurunan COV juga memberikan dampak yaitu membuat proses pembakaran yang lebih konsisten dan juga memiliki pengaruh yang baik terhadap emisi gas buang yang dihasilkan.

The number of motorized vehicles in Indonesia experienced a growth of 8.19% until 2017. The increasing number of vehicles shows that Indonesia needs the availability to a lot of fuel to facilitate daily activities. However, the growth in the number of vehicles was not accompanied by an increase in oil production and this also showed a high dependence on non-renewable energy sources. One source of energy that has the potential to be developed and can be an alternative fuel is bioethanol. Bioethanol mixture will make the fuel more difficult to burn by itself so that the pressure generated in the combustion chamber will be more consistent. This research was conducted to analyze the effect of using a mixture of bioethanol E10 with the modification of using oxygynated cyclooctanol by 0.3%; 0.5%; and 1.3% to the fuel emissions released namely CO, CO2, HC, O2 and its relation to the Coefficient of Variations (COV). The results showed that the increasing percentage of oxygenated cyclooctanol additives caused CO and HC values ​​to decrease while CO2 and O2 values ​​increased. The smallest COV value that is 5% was also produced by a mixture of E10 + 1.3% oxygenated cyclooctanol at 8500 rpm. This shows that the addition of oxygynated cyclooctanol additive has a good effect on the production of exhaust emissions. The reduction in COV also has an impact of making the combustion process more consistent and has a good effect on the resulting emissions produced.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devhy Dwi Aprilianti
"Performa ekspor industri pulp dan kertas tidak terlepas dari kontribusi perusahaanperusahaan pulp dan krtas yang memutuskan untuk menjual sebagian hasil produksinya di pasar ekspor. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi performa ekspor industri pulp dan kertas Indonesia. Dalam hal ini performa ekspor difokuskan pada kecenderungan perusahaan untuk mengekspor dan kemudian melihat besarnya proporsi output yang diekspor oleh perusahaan yang telah sukses dalam mengekspor. Secara empiris, penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesuksessan perusahaan untuk mengekspor dipengaruhi secara positif oleh produktivitas, rasio input yang diimpor, dan kepemilikan modal asing, dan dipengaruhi secara negatif oleh lokasi. Sedangkan proporsi output yang diekspor oleh eksportir dipengaruhi secara negatif oleh produktivitas, umur perusahaan, rasio input yang diimpor, dan lokasi. Penelitian ini menggunakan metode regresi probit untuk model kecenderungan firm?s propensity to export dan OLS (Ordinary Least Square) untuk model firm?s export intensity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6162
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Limited case study of biorefinery implementation in paper industry has been done through the investigation of fibers component separation from hydropulper reject for papermaking. Pulper rejects was cleaned from metal contaminant, crushing, screening sequentially through the screen 6, 2, and 1size, and drying. Reject fibers (R) then mixed with Old Corrugated Container or OCC (O) in the ratio of R:O as 100:0; 75:25; 50:50; 25:75; and 0:100. The handsheets then made at the basis weight of 70, 125, and 150 g/m2 or GSM, followed by testing and evaluating. The results showed that the furnish of reject and OCC mixing is feasible for papermaking, and still have some opportunities to develope further mechanically, chemically, and or fiber reinforcement. Based on the evaluation of handsheets quality, it
is recommended that improved 70 GSM paper suitable for wrapping paper, while improved 125 and 150 GSM papers supposed to be a lainer board and fluting medium."
JS 5 : 2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian digestasi anaerobik telah dilakukan selama 3 tahun dalam 3 sistem percobaan yaitu digestasi
anaerobik satu tahap sistem batch; digestasi anaerobik dua tahap sistem batch dan sistem kontinyu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa teknologi digestasi anaerobik dua tahap lebih efektif untuk mengolah lumpur biologi IPAL industri kertas. Hasil yang diperoleh dari proses digestasi lumpur biologi adalah dapat mereduksi jumlah lumpur sampai 88% dengan kadar padatan meningkat dari 2% ke 6% serta sisa efluen yang lebih mudah diolah. Berdasarkan kajian teknoekonomi pengolahan lumpur dengan digestasi anaerobik dua tahap, dapat
menghemat biaya operasional sebesar 18% dan diperoleh keuntungan lain dari produk samping biogas
sebanyak 1,75 L/g VS.hari dan pupuk organik sebanyak 25 kg/g VS.hari."
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syariful Helmi S
"Ringkasan Eksekutif
Pengelolaan HTI sebagai salah satu sumber daya hutan yang menghasilkan bahan baku untuk industri harus mengacu pada kebijaksanaan pengelolaan hutan sebagai komponen lingkungan hidup, diharapkan terpadu dengan kebijaksanaan pembangunan sektor kehutanan. Industri hasil hutan harus mengoptimalkan pola produksi yang menghasilkan nilai tambah besar namun tetap mempertahankan aspek pengelolaan lingkungan hidup dengan diterapkannya eco-labelling.
Suatu HTI akan mempunyai kelayakan untuk dibangun dan diusahakan apabila jelas urgensi dan prospeknya. Oleh karena itu, keberhasilan program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) Nasional berperan sangat strategis dalam upaya menjamin kesinambungan penyediaan bahan baku bagi industri perkayuan, khususnya industri pulp dan kertas di masa mendatang.
Kajian kelayakan pembangunan pabrik pulp terintegrasi dengan HTInya yang direncanakan oleh perusahaan kehutanan PT XYZ bekerjasama dengan BUMN Kehutanan berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dapat dikatakan layak dan dapat juga dikatakan tidak layak apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda terhadap parameter yang dikaji.
Apabila dikaji hanya dari faktor finansial maka pembangunan dan pengusahaan HTI dengan harga jual kayu HPH sebesar USD 22,7/m3 dan kayu HTI sebesar USD 20,9/m3 tidak dilayak diimplementasikan, karena nilai NPV pada discount rate biaya dana proyeknya (cost of capital) bernilai negatif. Besarnya biaya dana pembangunan HTI adalah 11,07 persen, dimana nilai NPV pada discount rate 11 persen adalah sebesar 1.768,6 juta, dan nilai NPV pada discount rate 12 persen sebesar 2.701,8 juta. Selain itu, nilai IRR proyek (10,65%) lebih kecil dari biaya dananya (11,07%) sehingga disimpulkan pembangunan dan pengusahaan HTI ini tidak layak apabila akan dilaksanakan.
Namun, mengingat adanya ketentuan apabila perusahaan baru akan mendirikan pabrik pulp harus terintegrasi dengan Hutan Tanaman Industri yang merupakan syarat perijinan yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, serta dengan tujuan agar pabrik dalam proses produksinya tidak menghadapi masalah pasokan bahan baku maka pembangunan dan pengusahaan HTI ini mutlak diperlukan.
Pertimbangan lain, adalah karena akan diterapkannya era labelling terhadap seluruh produk yang berbahan baku dari alam pada tahun 2000 nanti maka untuk mengantisipasi persyaratan tersebut, perusahaan yang akan mendirikan pabrik pulp oleh Departemen Kehutanan diwajibkan memiliki HPH dan HTI sebagai sumber pasokan bahan baku produksinya.
Kajian pembangunan dan pengusahaan HTI ini akan layak secara finansial apabila harga jual kayu minimal sebesar USD 25/m3 baik (untuk kayu HPH maupun kayu HTI. Harga jual kayu ini merupakan harga ketetapan yang diberikan oleh PT XYZ (pabrik) kepada PT SHS (perusahaan pengelola HTI) apabila pasokan kayu yang dihasilkan oleh PT SHS bersumber dari HTI yang dikelola berkesinambungan sebagaimana yang disepakati oleh kedua perusahaan yang bernaung di bawah group usaha yang sama."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sartopo
"ABSTRAK
Di dalam upaya menjaga kesinambungan kegiatan industri perkayuan yang berwawasan lingkungan di Kalimantan Selatan, dirasa perlu untuk mendaurulangkan limbah industri. khususnya industri perkayuan. Ternyata saat ini masih perlu ditingkatkan pengelolaan sumber daya alam hutan dilaksanakan berdasarkan penglihatan lingkungan.
Oleh karena itu dalam rangka pengembangan industri perkayuan dan dalam upaya menyediakan energi nonkonvensional perlu dipilih suatu teknologi yang tepat, agar dapat membantu mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Salah satu teknologi pemanfaatan limbah sebagai energi alternatif adalah teknologi gasifikasi.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat minat dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat Para pengusaha industri kayu untuk memanfaatkan limbah kayu sebagai energi melalui gasifikasi. Berkaitan dengan tujuan tersebut di atas dilakukan penelitian terhadap 20 perusahaan kayu di Kalimantan Selatan yang terdiri dari 12 perusahaan HPH dan 8 perusahaan non HPH.
Untuk mendapatkan data primer dan sekunder, dalam penelitian ini digunakan cara-cara : observasi terbatas di perusahaan-perusahaan kayu, mengadakan wawancara kepada para pengusaha dan mengisi kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara cak dan sederhana.
Pengukuran minat dilakukan dengan dua model, model pertama diukur dengan lima kriteria persepsi yaitu harga energi yang digunakan, harga energi alternatif (gasifikasi), besarnya investasi untuk energi alternatif (gasifikasi), informasi teknologi gasifikasi, dan kemudahan investasi bagi para pengusaha. Sedangkan model kedua minat diukur dengan tujuh kriteria persepsi yaitu kriteria yang disebut di atas ditambah dengan kesadaran lingkungan para pengusaha, dan kesetiakawanan sosial para pengusaha.
Hasil pengolahan dari kedua model tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat minat para pengusaha termasuk kategori sedang.
Data dianalisis dengan menggunakan model regresi linier di mana sebagai variabel tak bebas adalah minat sedangkan variabel bebasnya menggambarkan status perusahaan, sumber modal perusahaan, lama pengoperasian, sumber energi yang digunakan dalam proses produksi, volume produksi, dan jenis produksi.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa :
1. Status perusahaan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
2. Sumber modal perusahaan menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
3. Lama pengoperasian perusahaan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
4. Sumber energi yang dipergunakan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;
5. Volume produksi, bila minat diukur dengan lima kriteria maka yang menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat adalah hanya perusahaan dengan volume produksi antara 6000 - 12.000 m3 per tahun. Sedang bila minat diukur dengan tujuh kriteria maka yang menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat adalah perusahaan dengan volume produksi antara 6000 - 12.000 m3 dan di atas 120.000 m3 per tahun.
6. Jenis produksi yang dihasilkan, bila minat diukur dengan lima kriteria maka jenis produksi tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat, sedangkan bila minta diukur dengan tujuh kriteria maka produksi kayu gergajian dan kayu lapis menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat.
Dari studi ini juga menunjukkan bahwa minat para pengusaha yang hanya dilihat dari pandangan teknis ekonomis menghasilkan faktor-faktor yang berpengaruh jauh lebih kecil dari pada jika minat menyertakan juga kesadaran lingkungan dan kesetiakawanan sosial para pengusaha. Oleh karena dalam pengambilan keputusan investasi untuk teknologi gasifikasi ini perlu menyertakan pertimbangan-pertimbangan kesadaran lingkungan dan kesetiakawanan sosial. "
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>