Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vincent T. Radja
"Survei daerah vulkanik di Pulau Flores di akhir tahun 1969 telah menyebabkan penemuan sumber air panas dari Wai-Posih dan Magokoba dan bidang solfataric dari Waikokor, yang merupakan sumber kemungkinan energi panas bumi. Hampir 150 MW tenaga listrik dapat dihasilkan pada tahap awal pengembangan.
Eksploitasi energi panas bumi di Flores dapat digunakan untuk produksi listrik, tujuan kuratif, ekstraksi berbagai senyawa kimia, desalinasi air laut dan lainnya industri"
Djakarta: Lembaga Masalah Ketenagaan, 1970
K 333.88 VIN p
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Handarbeni Prakoso
"Penyediaan tenaga listrik bersumber dari panas bumi belum sesuai dengan prinsip persaingan usaha yang sehat. Hal ini dapat dilihat dari tidak didapatkannya harga listrik yang wajar yang dapat mendorong pelaku usaha untuk berinvestasi. Teknologi adalah bagian mendasar untuk membawa listrik dari energi panas bumi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Komponen Teknologi membentuk nilai investasi yang nilainya dari tahun ke tahun semakin mahal sehingga di perlukan harga uap dan/atau listrik yang wajar untuk mendapatkan keuntungan. Harga yang wajar ini tidak didapatkan karena para investor baik BUMN maupun swasta tidak mungkin menjual listrik secara langsung kepada masyarakat umum karena PLN memiliki prioritas utama (First right of refusal). Jika harga patokan tertinggi terlalu rendah dan pengembang panas bumi memulai penawaran atas harga itu kepada PLN, maka akan berakhir di suatu titik dimana proyek-proyek tidak dapat atau layak untuk dikembangkan karna hasil negosiasi menghasilkan kesepakatan harga yang sangat tidak ekonomis. Hal ini menyebabkan terhambat masuknya pelaku usaha lain atau pesaing potensial untuk masuk ke dalam pasar (barrier to entry) sehingga meciptakan persaingan usaha yang tidak sehat. Penelitian ini adalah penelitian normatif dengan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menyarankan bahwa pemerintah seharusnya menentukan tarif harga jual listrik perwilayah dan perdaerah yang sudah ditetapkan yang bersifat ekonomis, sehingga tidak perlu ada proses negosiasi panjang antara pengembang PT PLN (Persero), karna perlunya faktor kepastian harga listrik untuk menghitung nilai keekonomian di dalam investasi di bidang usaha penyediaan tenaga listrik.

Provision of electric power from geothermal sources is not fulfill the principles of fair competition. It can be seen from the unreasonable electricity prices that cannot encourage businesses to invest. Technology is a fundamental part to bring electricity from geothermal energy to all the people of Indonesia. The Technology component to form the value of investments is getting more expensive so it needs a reasonable price of steam and / or electricity to make profit. The reasonable price is not obtained because both SOEs and private investors may not sell electricity directly to the general public because PLN has a top priority (First right of refusal). If the benchmark price is too low and geothermal developers start bidding up the price to PLN, it will end up at a point where projects may or may not be feasible to develop because the outcome of negotiations resulted in an agreement which the economical price will not be achieved. This leads to inhibited the entry of other business operators or potential competitors to enter the market (barrier to entry) and leads to unfair business competition. This thesis is using a normative study with descriptive analytical method. The results of the study suggest that the government should determine the reasonable selling price of electricity, so there should be no long negotiation process between the developer with PT PLN (Persero), because it is very important to know the exact price for certain in the needs for calculating electricity prices in the economic value of investment in electricity supply business."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dicky Amrullah
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, bahkan potensi energi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Mengacu pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) belum maksimal yaitu sebesar 1.405,4 MW atau 1,1% dari bauran penggunaan energi nasional. Pada Program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2015, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) diberikan porsi sebesar 25%. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang merupakan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) mulai dianggap sebagai salah satu solusi ketenagalistrikan nasional. Namun, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dapat menyebabkan permasalahan lingkungan apabila tidak dioperasikan dengan benar. Untuk mencegah resiko seperti itu, manajemen aset yang baik menjadi suatu kebutuhan.
Metode penilaian reliability adalah salah satu metode manajemen aset yang umum digunakan pada industri pembangkit listrik. Dengan mengetahui nilai reliability suatu aset, strategi maintenance dapat disusun secara efektif. Objek perhitungan reliability pada penelitian ini adalah power generation system PLTP Unit 4 Kamojang. Untuk mengetahui nilai reliability dari plant, analisis reliability block diagram (RBD) perlu dilakukan. Setiap diagram blok pada RBD dibagi berdasarkan sistem maupun equipment yang terdapat pada PLTP yaitu steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, dan closed cooling system. Formula perhitungan dari RBD diterapkan pada tabel kalkulasi reliability, sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan efisien dan gangguan yang terjadi pada sistem dapat dilihat pada tabel kalkulasi reliability. Performa reliability dan availability PLTP Unit 4 Kamojang pada tahun 2015 tergolong baik dimana masing-masing mencapai nilai 99% dan 91%.

Indonesia is considered as a world major volcanic country and was gifted with the great geothermal energy resources. Despite having a big potential, according to data from the Ministry of Energy and Mineral Resources, the installed capacity for geothermal power plant is just in the amount of 1405.4 MW, or just 1.1 % of national energy use. As the 35,000 MW Project which were announced by the government in 2015 goes on, the portion of renewable energy-based electricity generation amounted to 25%, geothermal power plant (PLTP), which is renewable energy ? based power plant is considered as a solution for the national electricity industry. However, geothermal power plant (PLTP) can also cause an environmental problem if it isn't operated properly. To prevent major risks like that, a good asset management is needed.
One of asset management method is making a reliability assessment. By knowing the reliability value of asset, maintenance strategies can be programmed effectively. A reliability assessment is applicated on Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant. To determine the reliability value of plant, an analysis of reliability block diagram (RBD) is needed. Each block diagram, divided by the components of the systems in geothermal power plant. They are steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, and closed cooling system. RBD philosophy should be applied to the reliability calculation table, so that the calculation can be done efficiently and the disturbance on the system can be seen in reliability calculation table. Reliability and availability performance of geothermal power plants in 2015 can be said good. Each of them reach a value of 99% and 91%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Danar Wibisono
"Total kapasitas terpasang PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Indonesia baru mencapai 1.341 MW, sekitar 4.8% dari seluruh potensi panas bumi yang ada. Salah satu penyebab terbesar masalah tersebut adalah masalah keekonomian dari PLTP. Penelitian ini ingin menemukan cara agar PLTP skala kecil dapat menjadi salah satu alternatif yang diperhitungkan bagi sumber listrik lokal pada tingkat harga yang kompetitif dengan sumber-sumber lain di tingkat konsumen.
Dalam penelitian ini, kapasitas PLTP skala kecil akan divariasikan sebesar 1 MW, 2 MW, 3 MW, 4 MW, dan 5 MW, dengan interval variasi dari suhu uap panas bumi berkisar antara 100°C sampai 340°C dan variasi kecepatan alir (flowrate) uap panas bumi berkisar antara 300 kg/s sampai 1000 kg/s.
Analisis dilakukan dengan melakukan perhitungan Biaya Pokok produksi (BPP) serta penilaian kelayakan investasi pengusahaan PLTP berdasarkan Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Analisis Sensitivitas atas sumur panas bumi yang sebelumnya dinilai tidak ekonomis oleh satu dan lain sebab.

The total installed capacity of geothermal power plants in Indonesia reached 1,341 MW, approximately 4.8 % of the existing geothermal potential. One of the biggest causes of such problems is economic of electricity from geothermal power plants.
This study wants to find ways to make small-scale geothermal power plants could be an alternative source of electricity that is taken into account for local at a rate competitive with other sources at the consumer level. In this study, small-scale geothermal power plant capacity will be varied at 1 MW, 2 MW, 3 MW, 4 MW and 5 MW. While the interval of variation of temperature geothermal steam 100°C to 340°C ranges. While the range of variation of the flow velocity (flowrate) geothermal steam ranged from 300 kg/s to 1000 kg/s.
The analysis was performed by calculating the cost of electricity production and valuation of investment feasibility is based on the Internal Rate of Return ( IRR ), Net Present Value ( NPV ), and Sensitivity Analysis for marginal geothermal steam well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam masyarakat pesisir terutama di
wilayah pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau jaringan listrik nasional. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dilakukan berbagai upaya diversifikasi energi, seperti pemanfaatan potensi
energi arus laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui morfologi dasar laut dan
sifat-sifat hidro-oseanografi sebagai referensi lokasi yang tepat dalam pemanfaatan energi arus
laut. Lokasi penelitian di Selat Larantuka antara Pulau Flores dan Pulau Adonara ? Propinsi
Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian berupa pengukuran arus, pengamatan pasang surut,
pengamatan parameter meteorologi dan kondisi morfologi pesisir dan dasar laut daerah
penelitian. Penelitian menunjukkan lokasi penempatan turbin arus laut cukup memenuhi syarat
dengan morfologi relatif landai pada kedalaman ± 20 meter dan dekat dari pemukiman
penduduk. Berdasarkan hasil analisis pengukuran arus dengan ADCP bergerak diperoleh
distribusi kecepatan arus yang terendah adalah 0.004 m/det dan tertinggi 3.68 m/det. Sedangkan
dari hasil pengukuran arus dengan ADCP stasioner diperoleh harga kecepatan arus terendah
adalah 0.002 m/det dan tertinggi sekitar 2.83 m/det. Kondisi ini erat kaitannya dengan tipe
pasang surut di daerah penelitian, yaitu tipe semi diurnal dengan dua kali kejadian pasang dan
dua kali kejadian surut dalam waktu 24 jam. Jadi, hasil analisis energi arus ini sangat potensial
untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik."
620 JITK 3:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA2471
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Utomo
"Ratifikasi United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dan Protokol Kyoto oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 6/1994 dan Undang-Undang Nomor 17/2004 memberikan peluang bagi Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam upaya dunia mengatasi masalah perubahan iklim akibat pemanasan global. Perwujudan dari partisipasi tersebut antara lain dengan terlibat dalam Clean Development Mechanism (CDM) di sektor energi melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di sistem ketenagalistrikan Jawa-Madura-Bali (JAMALI). Tulisan ini menentukan kelayakan suatu PLTP untuk dijadikan proyek CDM dengan membandingkan IRR dari suatu PLTP dengan MARR-nya. Hasil analisis pada tulisan ini menghasilkan kesimpulan bahwa PLTP yang paling layak dikembangkan adalah PLTP Salak Tahap I dengan kapasitas 165 MW.

Ratification of UNFCCC and Kyoto Protocol by the Government of Indonesia trough Law Number 6/1994 and Law Number 17/2004 give the opportunity to Indonesia to participate with the world effort in solving the climate change problems caused by global warming. The form of that participation is by being involved on the Clean Development Mechanism (CDM) in energy sector trough the development of geothermal power plant in Jawa-Madura-Bali (JAMALI) power system. This writing determines the feasibility of geothermal power plant to be proposed as a CDM project by compare its IRR and MARR. The analysis resulted that Salak Phase I geothermal power plant is the most feasible to develop."
2009
T25910
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resha Rafizqi Bramasta
"ABSTRAK
Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah sumber energi bersih terbarukan dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia. Sistem deteksi kesalahan manual pada mesin kritis adalah salah satu masalah dalam pengoperasian pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Kesalahan rentan dalam menentukan kondisi mesin dan keterlambatan dalam mengetahui peringatan adalah dua masalah utama yang muncul. Penerapan algoritma pembelajaran mesin dalam membuat model deteksi kesalahan telah digunakan di berbagai industri dan objek. Penelitian ini adalah penerapan algoritma pembelajaran mesin untuk membuat model klasifikasi deteksi kesalahan pada mesin kritis pembangkit listrik tenaga panas bumi. Algoritma yang digunakan adalah classifier dasar dan ensemble classifier untuk membandingkan algoritma mana yang menghasilkan indikator klasifikasi terbaik. Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang industri pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia untuk mengatasi sistem deteksi kesalahan yang ada dengan memanfaatkan data sensor menggunakan algoritma pembelajaran mesin.

ABSTRACT
Geothermal power plants are a renewable clean energy source with great potential that Indonesia has. The manual fault detection system at the critical machine is one of the problems in the operation of geothermal power plants in Indonesia. Vulnerable errors in determining engine conditions and delays in knowing alerts are two major problems that arise. The application of machine learning algorithms in making fault detection models has been used in various industries and objects. This research is the application of machine learning algorithms to create fault detection classification models on critical engines of geothermal power plants. The algorithm used is the basic classifier and ensemble classifier to compare which algorithms produce the best classification indicators of classifications. This research can provide insight into the geothermal power plant industry in Indonesia to overcome existing fault detection system by utilizing sensor data using machine learning algorithm."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar Khalifatullah
"Kebutuhan energi listrik dari segi ketersediaan, kapasitas, dan energi meningkat sangat tinggi seiring dengan rencana perkembangan dari sebuah negara. Energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi bersih dan rendah karbon yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan menggunakan teknologi konversi energi (PLTP). Namun, penelitian yang membahas tentang PLTP sendiri masih belum banyak terkhusus yang membahas penilaiain keandalan (reliability assessment). Penilaian Keandalan menjadi hal sangat penting untuk menjamin operasi yang optimal dan pemeliharaan yang efektif. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil dari nilai keandalan aktual yang mengacu pada data kegagalan sebuah PLTP dengan menggunakan beberapa metodologi yang berguna untuk menjadi sebuah acuan dalam mengoptimalkan kinerja dari operasi dan pemeliharaan PLTP.Penelitian mengkombinasikan beberapa metodologi (Weibull Distribution, FMEA, FTA, dan RBD) dalam prosesnya. Dari setiap metodologi akan mempengaruhi metodologi selanjutnya sehingga dapat dijadikan menjadi satu kesatuan metodologi dalam mendapatkan nilai keandalan dari PLTP.Metode Weibull Distribution menghasilkan nilai reliabilitas sebesar 0,315 atau setara dengan 31,5%. Metode FMEA menunjukkan bahwa hasil perhitungan yang perlu dijadikan acuan pada proses operasi dan pemeliharaan terdapat pada sistem Turbin dan Perangkat Lainnya. Sedangkan pada metode FTA-RBD menghasilkan nilai keandalan sebesar 0,435 atau setara dengan 43,5%. Perbedaan hasil nilai dikarenakan pada metode Weibull berfokus pada keseluruhan PLTP sedangkan pada metode FTA-RBD memiliki fokus kepada sistem yang terdapat pada PLTP.Setiap metode memberikan hasil yang berbeda - beda menyesuaikan dengan data kegagalan yang telah didapatkan dan pengolahan data yang dilakukan. Sehingga, setiap metode dapat dikembangkan agar menjadi sebuah metodologi yang baru atau dapat mengkombinasikan setiap metode untuk mendapatkan nilai yang aktual.

The need for electrical energy in terms of availability, capacity, and energy increases very high along with the development plan of a country. Geothermal energy is one of the clean and low-carbon energy sources that can be utilized for electricity using energy conversion technology (PLTP). However, there are still not many studies that discuss PLTP itself, especially those that discuss reliability assessment. Reliability assessment is very important to ensure optimal operation and effective maintenance. So, this research aims to get the results of the actual reliability value that refers to the failure data of a GPP by using several methodologies that are useful to be a reference in optimizing the performance of PLTP operations and maintenance. The research combines several methodologies (Weibull Distribution, FMEA, FTA, and RBD) in the process. Each methodology will affect the next methodology so that it can be used as a unified methodology in obtaining the reliability value of GPP. Weibull Distribution method produces a reliability value of 0.315 or equivalent to 31.5%. The FMEA method shows that the calculation results that need to be used as a reference in the operation and maintenance process are in the Turbine and Other Devices system. While the FTA-RBD method produces a reliability value of 0.435 or equivalent to 43.5%. The difference in value results is because the Weibull method focuses on the entire GPP while the FTA-RBD method focuses on the system contained in the PLTP. Each method provides different results according to the failure data that has been obtained and the data processing performed. So, each method can be developed into a new methodology or can combine each method to get the actual value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>