Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herbayu Adi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA2465
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Muliawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Sukarahardja
"Terminal penerima LNG atau terminal regasifikasi LNG dapat meng-akomodir peningkatan kebutuhan gas bumi di wilayah padat konsumen gas bumi, baik yang telah memiliki jalur pipa transmisi/distribusi gas maupun daerah remote. Dalam kajian ini regasifikasi LNG pada terminal penerima dirancang untuk dipadukan dengan industri lainnya, yaitu dingin yang terkandung dalam LNG tersebut (-160°C) untuk di-integrasikan kepada unit condenser yang men-support sistem pendinginan pada instalasi pembangkit listrik (dalam kajian ini PLTG).
Penanganan sistem pendinginan Turbin penggerak pembangkit listrik sirkulasi pendingin (coolant) membutuhkan energi untuk melepaskan panas (+ 5000K) ke udara terbuka, yang mana hal tersebut bisa diefisiensikan dengan cara memadukan/meng-integrasikan sistem pendinginan Turbin dengan sistem regasifikasi LNG yang membutuhkan panas, sehingga terminal penerima LNG dengan PLTG dapat menjadi suatu simbiosis yang saling membutuhkan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian ini antara lain menganalisa abilitas panas buang yang dihasilkan PLTG (+ 3,000 MMBTU/h) terhadap sistem regasifikasi LNG, kapasitas dan kemampuan suplai gas dari terminal (18,250 m3/d) serta analisa ke-ekonomian-nya. Adapun kajian secara ekonomi pembangunan terminal penerima LNG dengan sistem terpadu bisa membutuhkan biaya sebesar 436 juta US$ dan dengan Equity CAPEX 30%, Discount Rate 7.52% dan dengan asumsi harga LNG FOB sebesar 7.53 US$/MMBTU maka diperoleh IRROE sebesar 13.82% untuk payback periode selama 10 tahun dan IRROI sebesar 8.25%.

LNG'S receiver terminal or terminal regasification LNG that accommodation can requirement step-up gas to earth at consumer?s solid region gas to earth, well has already had transmission pipe band / gas distribution and also remote region. In this study regasification LNG on terminal receiver is designed to been fused by another industry, which is cold which consists in LNG that (-160°C ) for at integrates to condenser's unit that men - support refrigeration system on power station installation (in this study PLTG).
Actuating Turbine refrigeration system handle circulate power station coolant needing energy for undone heat (+ 500 0 K) to fresh air, which is that thing that efficient can integrates Turbine refrigeration system with regasification LNG's system that needs heat, so LNG'S receiver terminal with PLTG cans be a mutually symbiosis needs.
Steps that is done in this study for example analyses ability heat discards that resulting PLTG(+ 3,000 MMBTU/h) to regasification LNG's system, capacity and supply ability gases of terminal (18,250 m3 /d) and morphological to economics. There is study even developments economic ala terminal LNG'S receiver with coherent system can need cost as big as 436 million US$ and with Equity CAPEX 30%, discount is Rate 7.52% and with price assumption FOB of LNG as big as 7.53 US$/ MMBTU therefore acquired IRROE as big as 12.52% for payback period up to 10 years and IRROI as big as 8.25%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26748
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lapian, Gideon M.
"ABSTRAK
Pedagang Kaki Lima Makanan harus dapat mempertahankan kelangsungan kegiatan ekonomi itu demi pemenuhan kebutuhan untuk hidup mereka. Sehingga mereka memerlukan suatu manajemen yang dapat mengatur dan mengelola usaha kebutuhan material mereka. Namun selain berusaha memperoleh hasil material, mereka pun harus dapat memproses penginteqrasian pengelompokan sesial (reproduksi sosial) yang terproses dalam manajemen tersebut. Reproduksi sosial ini sangat penting dalam usaha pemenuhan kebutuhan material karena menyangkut kelangsungan usaha pemenuhan kebutuhan material itu sendiri. Terlebih lagi para pedagang kaki lima tersebut terkondisi dalam situasi yang serba informal (tak resmi/tanpa legalitas kontrak ). Nyatanya manajemen yang terwujud dan relatif mapan merupakan hasii dari proses mekanisme kerja yang berlangsung dalam kegiatan ekonomi mereka sehari-hari di mana usaha pe/nenuhan kebutuhan material (reproduksi material) dibarengi dengan usaha pengintegrasian pengelompokan sosial di antara mereka. Ada pun proses pengintegrasian yang terwujud ialah melalui berbagai bentuk pertukaran barang/jasa yang bersifat personal; yang memproses suatu pola hubungan kerja yang sangat mengandalkan azas saling percaya. "
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agusthina Christina Kakiay
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas bekerjanya kekuasaan dalam hubungan pelakupelaku yang terlibat dalam pelayanan publik di terminal Depok. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, secara khusus etnografi. Upaya membaca data penelitian memanfaatkan pendekatan pluralis yang melihat kekuasaan tersebar di dalam masyarakat, sehingga yang menjadi fokus adalah strategi dan teknik kekuasaan. Pemikiran Foucault dan Bourdieu dimanfaatkan untuk mengarahkan analisis saya.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) kekuasaan bekerja tidak secara langsung tetapi melalui teknologi pengaturan tindakan pelaku baik dengan cara menyesuaikan diri dengan aturan main yang disepakati maupun menyesuaikan diri dengan posisi masing-masing; (2) relasi kekuasaan pelaku-pelaku adalah tersebar dan bersifat kompleks. Di kalangan petugas DLLAJ terjadi fragmentasi dalam relasi atasanbawahan, antara kelompok yang mendukung pimpinan dan tidak. Juga karena variasi latar belakang seperti : jaminan keamanan ekonomi, status kepegawaian (PNS, TKK dan honorer), etnis, teman angkatan, solidaritas unit-unit pelayanan (administrasi, retribusi dan jalur). Relasi antar instansi resmi (DLLAJ, Pospol dan DKLH) diwarnai oleh ego sektoral dan pertimbangan perimbangan pembagian keuntungan ekonomi. Terlibatnya pelaku-pelaku di luar aparat negara terjadi melalui ?koordinasi tahu sama tahu? diperkuat melalui negosiasi identitas, membangun jaringan dengan pejabat dan tokoh politik. Selain itu ada aktor-aktor in absentia (umumnya oknum militer). Pada kasus tertentu ada kerja sama dalam hubungan pelaku-pelaku berdasarkan kepentingan dan solidaritas di kalangan tertentu, terutama yang mengidentifikasi diri sebagai kelompok marginal dalam kebijakan nasional.
Implikasi teoritis : (1) Pendekatan pluralis khususnya Foucaltian sangat membantu menjelaskan gejala kekuasaan yang bersifat jamak. Ini berarti faktor penjelas terhadap realitas pelayanan publik di terminal Depok adalah kompleks.
Temuan penelitian memperlihatkan adanya pusat-pusat kekuasaan lain di luar negara yang harus juga diperhitungkan seperti swasta atau pemilik modal dan komunitas atau paguyuban-paguyuban bahkan pelaku individu ; (2) Terjadi dialektika antara kebebasan atau otonomi pelaku-pelaku dengan struktur objektif. Artinya pelaku tidak
sepenuhnya otonom, tetapi hanya eksis sebagai bagian dari struktur yang diterima. Di sisi lain seorang pelaku tidak sepenuhnya mempengaruhi pelaku lainnya, melainkan hanya parsial.
Kesimpulan : relasi kekuasaan pelaku-pelaku dalam pelayanan publik di
terminal Depok bersifat kompleks. Baik koordinasi tahu sama tahu, fragmentasi, kerja sama dan solidaritas adalah bagian-bagian yang mempertegas sifat kompleks dari pola relasi kekuasaan pelaku-pelaku.

ABSTRACT
The writer is interested in conducting research to find out how power works between public service workers who involve managing public service in Depok Bus Terminal that then give the effect of service management. The pluralistic approach is used for reading the research data based on Foucauldian?s notion of power that states the spread of power in the community focused on its strategy and technique of power. Foucault and Bourdieu?s thoughts are also used for directing my analysis.
The research findings indicate that (1) the power does not work directly but through the technology of the action by adjusting either the rules of play or the position of each; (2) the power relation between public service workers is very complex.
Among DLLAJ officers, there is fragmentation occurred in the superior-subordinate relationship, and between groups supporting the leader and not. There are also other factors such as economy security, employment status (civil servants (PNS), TKK, and honorary employments (honorer)), ethnicity, friends in the same generation, service unit solidarity (administration and a levy). Relations between formal institutions (DLLAJ, Pospol and DKLH) are marked by a sector ego, some considerations in sector distribution of economic benefits. The involvement of external actors outside the state apparatus occurs through ?tahu sama tahu coordination? strengthened by identity negotiations and by building a network between senior officials and political leaders. Moreover, there are actors in absentia (generally military personnel). In some cases there is cooperation between actors in the relationship of the importance and solidarity among certain groups, especially those who identify themselves as marginalized groups in national policy.
Theoretical implications are: (1) the pluralistic approach by Foucaldian helps to explain the power symptoms that are in a plural form. This means that the clarifying factors of the public service reality in Depok bus terminal is very complex. Research finding shows the existence of the centers of power in the foreign country should also be calculated like the owner or private capital, and the economic communities or even individual actors; (2) the existence of groups that occupies and plays a position between the market and the community, state and community gives the effect of the creation of "game rules" applied and agreed between them; (3) the dialectics is created by either freedom or autonomous actors with the objective structure. This means that the actors are not fully autonomous, but only exist as part of the received structure. On the other side, an actor does not fully affect others, but only in a partial form.
Conclusion: The power relation of public service workers in Public Service in Depok bus Terminal is very complex. ?tahu sama tahu coordination, fragmentation, cooperation and solidarity are the parts that explain the nature of the complex patterns of power relation between actors."
Depok: 2009
D983
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfa Rosyandeli
"Terminal Penumpang sebagai salah satu jenis pelayanan publik di perkotaan dewasa ini belum mampu menciptakan kualitas yang maksimal. Ciri utama dari tiap terminal yang ada di kota-kota besar, adalah kesemrawutan. Hal ini terkait dengan beragam kendala dalam pengelolannya seperti kekurangan daya tampung, sarana dan prasarana terminal yang kurang memadai, serta ketidakdisiplinan dari para pengemudi kendaraan umum itu sendiri. Dampak nyata dari kesemrawutan ini adalah ketidaknyamanan para pengguna jasa transportasi. Mereka tidak dapat mengakses terminal secara penuh, padahal itu hak mereka sebagai warga kota. Terminal Terpadu Depok sebagai salah satu penyelenggara pelayanan publik melibatkan dua pihak dalam pengelolaan sehari-hari, yaitu pihak formal dan nonformal. Pihak formal yang dimaksud yaitu DLLAJ yang bermitra dengan Organda, Pospol dan DKLH. Sedangkan pihak nonformal yaitu paguyuban-paguyuban yang beranggotakan kelompok-kelompok aktivitas di terminal seperti para supir, kernet, calo, timer, hingga pengamen, pemulung dan pengemis. Kedua pihak ini secara bersama-sama sesuai dengan peran dan aturan mereka masing-masing mengelola terminal. Muncul dan berkembangnya pihak nonformal ini disebabkan karena keterbatasan peraturan yang ada dalam suatu pengelolaan terminal, sehingga berkembanglah otonomi-otonomi yang bersifat relatif yang mampu mengakomodir kebutuhan para kelompok aktivitas di terminal. Selain itu, adanya pemahaman bahwa selain sebagai fasilitas umum, terminal adalah tempat untuk mencari nafkah bagi banyak orang, maka ketika peraturan yang ada tidak mampu mengakomodir kebutuhan masing-masing individu atau kelompok tersebut, peraturan lainlah yang kemudian `disepakati' bersama. Pengelolaan kebersihan lingkungan di TTD merupakan salah satu aspek yang tercantum dalam peraturan suatu penyelenggaraan Terminal Penumpang. Penelitian ini bersifat kualitatif. Dengan demikian penulis akan menggambarkan secara keseluruhan pengelolaan kebersihan yang berlangsung di sana. Wawancara dilakukan peneliti kepada para informan, yaitu para petugas kebersihan yang terdiri atas lakilaki dan perempuan dan pihak dari DKLH. Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan kerja di lapangan, yaitu mengenai peraturan yang lemah, pengelolaan yang kurang maksimal serta persepsi para petugas terhadap kegiatan memelihara kebersihan itu sendiri yang terwujud dalam perilaku mereka ketika melaksanakan tugasnya. Perbedaan persepsi antara laki-laki dan perempuan didasarkan pada penilaian yang ada di masyarakat mengenai jender, yaitu peran perempuan dalam urusan domestik dan peran laki-laki dalam bidang publik. Perbedaan persepsi ini kemudian berpengaruh pada perbedaan perilaku yang terwujud pada kualitas kerja yang dihasilkan. Petugas perempuan memiliki kualitas kerja yang lebih baik daripada petugas laki-laki. Hasil sapuan petugas perempuan lebih bersih dan rapih daripada petugas laki-laki. Petugas perempuan mempersepsikan menyapu adalah tugas perempuan di rumah sehari-hari, bukan laki-laki, sehingga perempuan lebih terbiasa. Asosiasi yang melekat pada perempuan yaitu bersifat rapih, tekun dan teliti, semakin membuat petugas laki-laki tertekan dengan status sebagai pesapon yang menurut mereka tidak pantas disandang untuk laki-laki. Dengan demikian, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat mengenai peran laki-laki dan perempuan masih cukup kuat untuk membentuk konstuksi berpikir dan berperilaku, termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S4290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1967
R 499.221 KAM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jose Febrian
"Posisi Manggarai sebagai pusat transit Jakarta tentu berdampak bagi perekonomian warga sekitar. Kawasan Manggarai memerlukan perencanaan berbasis transit-oriented development (TOD), yaitu Simpul Manggarai, supaya terdapat kesinambungan. Sebagai TOD, Simpul Manggarai dilengkapi oleh berbagai aktivitas ekonomi, salah satunya adalah edutainment (edukasi-hiburan). Portal Manggarai, sebagai bagian dari edutainment block, merupakan pusat edukasi berbasis teknologi komunikasi digital. Penggunaan teknologi-teknologi komunikasi digital, seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan hologram, menghemat ruang dan waktu serta memberikan keleluasaan dalam mengomunikasikan sesuatu. Keberadaan Portal Manggarai berdampak baik bagi masyarakat Manggarai bahkan luar Manggarai melalui pendidikan, pengembangan talenta digital, penciptaan lapangan pekerjaan, hingga terwujudnya komunitas yang berkelanjutan di Simpul Manggarai.

Manggarai’s position as transit hub in Jakarta certainly impacts local residents’ economy. Manggarai needs transit-oriented development (TOD) planning, Simpul Manggarai, to integrate local residents’ needs with Manggarai’s potential as transit center. As a TOD, Simpul Manggarai has several economy activities, one of them is edutainment (education-entertainment). Portal Manggarai, as a part of edutainment block, is an education center based on digital communication technology. The usage of digital communication technologies, such as virtual reality, augmented reality, and hologram, saves space and time as well provides freedom in communicating. The presence of Portal Manggarai gives good impacts on local residents and outsiders, such as education, digital talent development, job creation, and supporting a sustainable community of Simpul Manggarai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1970
R 499.221 KAM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>