Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49943 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Indah Pratiwi
"Skripsi ini berisi pembahasan tentang aspek-aspek mistis yang terdapat dalam upacara Adang di Kasunanan Surakarta. Aspek-aspek mistis tersebut terdapat dalam simbol, dan mitos yang terkait dengan upacara Adang tersebut. Penelitan ini bertujuan untuk mencari makna yang terkandung dalam setiap aspek mistisnya. Dengan teori religi Koentjaraningrat peneliti menggunakan jalan interpretasi untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Hasil analisis menyatakan bahwa makna simbolis mistis dalam upacara Adang di Kasunanan Surakarta adalah adanya konsep legitimasi spiritual raja, yakni Paku Buwono.

This paper contains of review of mystical aspects in Adang ceremony in Kasunanan Surakarta. The mystical aspects are exist in symbol and myth that link with Adang ceremony. This research are aimed to find the meaning that exist in every mystical aspect. Moreover, researcher use the interpretation to find the meaning that are exist through Koenjtaraningrat religion theory. The results is found that TMSOAC.INKS, there is the king spiritual legitimacy concept, Paku Buwono."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Shinta Sekarwigati
"Penelitian ini menjelaskan makna simbolis upacara Paningset dalam tiga golongan masyarakat Jawa di Yogyakarta. Dalam rangkaian upacara pernikahan adat Jawa, upacara Paningset merupakan simbolisasi ikatan kedua mempelai sebelum mereka melaksanakan ijab kabul pernikahan. Pada masyarakat di Yogyakarta hingga saat ini ketiga golongan masyarakat Jawa (priyayi, abangan, dan santri) masih melakukan upacara tersebut. Tentu bahwa di antara ketiganya terdapat perbedaan dalam aspek-aspek barang Paningset yang disampaikannya, termasuk urut-urutan penyerahannya. Namun bahwa dalam masing-masing golongan memiliki makna simbolis sesuai dengan orientasi budaya yang mereka anggap sebagai identitas budayanya. Untuk menjelaskan makna simbolis tersebut diperlukan satu teori yang berkaitan dengan nilai orientasi budaya. Menurut teori Kluckhohn ada lima hakikat nilai orientasi budaya yaitu hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, hakikat alam dan manusia, dan hakikat manusia dengan sesamanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pentingnya orientasi nilai budaya dalam srah-srahan di golongan priyayi, abangan, dan santri. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol makna pada srah-srahan mempunyai makna bahwa masyarakat Jawa menganggap sangat penting melakukan ikatan-ikatan kekeluargaan yang disimbolisasikan melalui rangkaian upacara Paningset.

ABSTRACT
This study explains the symbolic meaning of the Paningset ceremony in the three classes of Javanese people in Yogyakarta. In a series of traditional Javanese wedding ceremonies, the Paningset ceremony is a symbol of the bond of the bride and groom before they carry out the marriage permit. To the people in Yogyakarta to date the three Javanese groups (priyayi, abangan, and santri) still carry out the ceremony. Of couse, that among three there are differences in the aspects of the pandandle goods that it presents. Including the order of submission. But that in each group has symbolic meaning in accordance with the cultural orientation that they consider to be a cultural identity. To explain the symbolic meaning needed a theory to the value of cultural orientation, according to Kluckhons theory there are five basic values of cultural orientation, namely the nature of human life, the nature of human work, the nature of human position in space and time, the nature of nature and humans, and humans, and the nature of humans with each other. This study aims to see the importance of cultural value orientation in srah-srahan in priyayi, abangan, and santri groups. The method used is field research with observation and interviews. The resultsof the study indicate that the meaning symbols in srah-srahan have the meaning that the Javanese people consider it very important to do family ties symbolized through a series of Paningset ceremony."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
572.926 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Latifa Dinar Rahmani Hakim
"ABSTRAK
Multikulturalisme merupakan salah satu isu penting dalam masyarakat majemuk yang menekankan toleransi dan penerimaan terhadap kelompok lain. Multikulturalisme turut menyiratkan kehendak untuk membawa semua ekspresi kebudayaan dalam struktur yang seimbang dan mampu mengatasi permasalahan ekslusivitas yang dapat memicu konflik. Studi ini melihat praktik keberagaman yang diakomodasikan melalui even kesenian berupa Grebeg Sudiro sebagai identitas bersama komunitas Sudiroprajan. Merujuk pada kajian sebelumnya yang membahas akomodasi keberagaman melalui intervensi pemerintah,
penelitian ini melihat sisi lain yang jarang diurai dalam studi sebelumnya yakni kesadaran kolektif. Melalui metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa kesadaran kolektif komunitas Sudiroprajan secara positif mendorong terciptanya Grebeg Sudiro. Kesadaran kolektif terbangun melalui nilai-nilai kebersamaan, pengalaman, relasi dan kepercayaan antar anggota dalam komunitas Sudiroprajan sehingga Grebeg Sudiro sebagai even kesenian yang hanya terjadi setahun sekali dapat menjadi praktik keberagaman yang kuat. Grebeg Sudiro sekaligus menjadi simbolisasi komunitas untuk membangun kembali citra kampung sebagai kampung pembauran Sudiroprajan.

ABSTRACT
Multiculturalism is one of the most important issues in a compound society that emphasizes tolerance and acceptance of other groups. Multiculturalism also implies the will to bring all cultural expressions into a balanced structure and able to address the problems of exclusivity that can trigger conflict. This study saw the practice of diversity that was accommodated through the art event of Grebeg Sudiro as a shared identity of the Sudiroprajan community. Referring to previous studies discussing accommodation of diversity through government intervention, this study saw the other side that is rarely disraveled in the previous study of collective consciousness. Through qualitative methods, the study found that the collective consciousness of the Sudiroprajan community led positively to the creation of Grebeg Sudiro. Collective consciousness awakens through the values of togetherness, experience, relationships and beliefs between members in the Sudiroprajan community so that Grebeg Sudiro as an art event that happens only once a year can be a strong practice of diversity.
Grebeg Sudiro also became the symbolization of the community to rebuild the image of Kampung as Sudiroprajan intermingling."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 11 (3-4) 2010 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>