Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40256 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nursilah
"Pengelolaan taxi tradisional di Indonesia menjadi perdcbatan di kalangan seniman tentang arah perkembangan dan batas tanggung jawabnya Perdebatan berkisar pada pertentangan antara keinginan imtuk tetap menjaga keaslian seni tradisi dan usaha untuk mengembangl-can sejauh mungkin agar lebih aktual dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Tanpa mengesampingkan pertentangan tersebut, usaha uniuk tetap melestarikan tradisi maupun mengembangknn tetap bisa dilakukan jika dilandasi alasan-alasan yang bisa dipenanggungjawabkan.
Kajian terhadap seni tari terdiri dari dua aspek, yaitu sebagai produk dan proses. Sebagai produk, tari diamati sebagai scbuah karya seni yang mempunyai nilai estetis dan sejauh mana lcualitas estetis suaru knrya. Sebagai proscs, seni tari dapat diamati scbagai proses perilaku manusia dalam rangka merefleksikan kehendak baik secara individu maupun kolektif sebagai ekspresi budaya Pada umumnya kajian seni tari yang ada hanya mengambil salah satu yaitu sebagai proses atau produk saja kajian yang menggabungkan keduanya jarang dilakukan, padahal sangat diperlukan agar upaya pengelolaan tari tradisional dapat terwujud secara komprehensif dan menyeluruh.
Reyog Ponorogo dipilih untuk menjelaskan kajian seni tari sebagai produk dan proses budaya Sebagai produk budaya, pengamatan diarahkan pada isi karya seni dan elemen-elemen estetis yang terkandung di dalamnya Berdasarkan uraian ini terungkap bahwa reyog Ponorogo merupakan bentuk seni pertunjukan rakyat yang lebih mementingkan aspek fungsi dan maknanya di masyarakat. Scbagai proses budaya pengamalan diarahkan pada bagaimana kehidupan seni tari tersebut berlangsung di tengah-tengah masyaraj-cat. Berdasarkan uraian ini dapat dikatakan bahwa reyog Ponorogo mempunyai peran penting dalam rangka menyertai berbagai aktivitas rnasyarakat sesuai dengan tuntutan kehidupan
Kajian terhadap seni perumjukan nzyog Ponorogo sebagai produk dan proses budaya ini pada akhimya dapat digunakan untuk mengetahui idcntitas budaya masyarakat pendukungnya. Identitas budaya dapat diketahui berdasarkan keunikan, kcpribadian, dan peran yang dapat dilakukan dalam lingkungannya. Keunikan dalam reyog Ponorogo dapat dilihat dari ciri khas seni pertwijukan baik teknik penyajian tari, elemen pendukung, maupun nilai estetis seni. Kepribadian dapat dilihat dari nilai-nilai budaya yang dianggap berharga yang tcrungkap dalam seni pertunjukan, ditinjau dari aspek karya scni dan seniman pelaku. Tinjauan terhadap karya seni terungkap bahwa reyog Ponorogo bemilai bagi masymakat karena mempunyai berbagai fungsi dalam menyenai aktivitas budaya. Berbagai fungsi ini dapat diiihat berdasarkan kajian folklor lerhadap reyog Ponorogo di masyaral-Lat. Tinjauan terhadap senjman pelaku reyog Ponorogo terungkap bahwa warok sebagai pelaku seni pertunjukan mempunyai peran penting di masyarakat_ Warok menjadi tcladan dan panutan dalam sikap dan perilaku hidupnya Sifat teladan walok menjadi orientasi nilai dan pandangan hidup masyarakat. Reyog Ponorogo sebagai eksprcsi seni pertunjukan rakyat merefleksikan kehidupan rakyat sesuai dengam nilai-nilai dan pola budaya di mana kesenian tersebut tumbuh dan berkembang. Uraian ini akhirnya dapat menjelaskan bahwa melalui seni pertunjukan reyog Ponorogo dapat digunakan imtuk mengetahui nilai-nilai dan pandangan hidup sebagai pembentuk identitas budayanya."
2001
T4920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Khazanah budaya berupa naskah kuno merupakan salah satu hasil pemikiran gemilang masyarakat Nusantara di masa lampau."
020 VIS 8:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Astutiningsih
"Khasanah budaya berupa naskah kuno merupakan salah satu hasil pemikiran gemilang masyarakat Nusantara di masa lampau. Keterbatasan dalam upaya pelestarian warisan budaya tersebut menyebabkan kandungan nilai-nilai dan pandangan hidup yang memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa tergerus arus globalisasi. Perpustakaan Nasional RI berpeluang mewujudkan upaya pelestarian warisan budaya bangsa yaitu dengan mendukung kegiatan penelitian, pengkajian,dan penyebarluasan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Upaya pelestarian nilai-nilai budaya lebih menjamin keberadaan warisan budaya hingga ribuan tahun yang akan datang."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2006
020 VIS 8:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
Jakarta: Departemen Kebudayaan Pendidikan dan Kebudayaan , 1980
793.3 HAR r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Viewed from the perspective of art and culture, in general the province of Nusa Tenggara Barat (NTB) has a very pluralistic cultural diversity, in addition to art and culture that are rooted in tradition and culture of Sasak, there are also art traditions rooted in the cultural traditions of other ethnic which have occupied especially the territory of Lombok and Mataram in the periods of long enough time. The plurality of cultural traditions when explored and developed more broadly becomes an additional point for NTB in the development of the tourism industry. Of the various forms of artistic cultural traditions, the Balinese performing arts is one of art forms that developes in the city of Mataram and has quite high potency if it is involved in the tourism industty. Appeals for more highlighting the indigenous cultural traditions of Sasak people causes the marginalization of Balinese arts and gives very small chance to participate actively in the world of tourism development efforts in Mataram. This phenomenon is examined in this study, particularly related to the issues presented, namely, the role of government, community and tourism components in exploiting the potency of traditional performing arts in the tourism industry as well as the conception of the shape and structure of the traditional performing arts in the tourism industry in the city of Mataram."
MUDRA 31:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desfiarni
Yogyakarta: Kalika, 2004
793.31 DES t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Natanael Martua Parningotan
"Pasar Seni Ancol adalah ruang seni dan budaya Jakarta yang dalam beberapa dekade terakhir mengalami degradasi akibat penurunan jumlah pengunjung dan seniman. Penurunan ini menunjukkan kebutuhan revitalisasi untuk mengembalikan fungsi dan daya tariknya sebagai ruang seni dan budaya perkotaan melalui strategi regenerasi perkotaan. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan komunitas seniman, pengelola Pasar Seni Ancol, dan Pemerintah. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa Pasar Seni Ancol menghadapi minimnya visibilitas seniman dan karya seni mereka. Situasi ini diperburuk oleh hubungan sosial yang kurang harmonis antara pengelola dan komunitas seniman. Selain itu, pengelolaan Pasar Seni Ancol kurang adaptif terhadap perubahan preferensi seni di era digital. Diversifikasi dan valuasi karya seni juga tidak selaras dengan karakteristik demografi pengunjung. Penelitian ini merekomendasikan strategi revitalisasi Pasar Seni Ancol sebagai ruang seni dan budaya perkotaan yaitu pembukaan akses tanpa biaya masuk bagi publik untuk meningkatkan visibilitas serta restrukturisasi manajemen pengelola yang lebih profesional dan adaptif. Transformasi manajemen pengelolaan juga diusulkan untuk beradaptasi dengan preferensi seni dan budaya di era digital. Diversifikasi karya seni dan valuasi karya direkomendasikan untuk memenuhi preferensi dan kemampuan finansial demografi pengunjung yang beragam.

Pasar Seni Ancol, a significant art and cultural space in Jakarta, has experienced degradation over the past decades due to a decline in visitor numbers and artist engagement. This decline highlights the urgent need for revitalization to restore its function and appeal as an urban art and cultural hub through urban regeneration strategies. This study employs a qualitative methodology using a case study approach. Data were collected through semi-structured interviews with the artist community, Pasar Seni Ancol management, and government representatives.The findings reveal that Pasar Seni Ancol faces a lack of visibility for its artists and their works, compounded by strained social relations between management and the artist community. Additionally, its management has been inadequately responsive to evolving artistic preferences in the digital era. The absence of diversified and appropriately valued artworks further undermines its attractiveness to its visitor demographics. This study recommends several revitalization strategies for Pasar Seni Ancol, including opening public access free of charge to enhance visibility and restructuring management to be more professional and adaptive. Transforming management practices is also suggested to align with changing artistic and cultural preferences in the digital age. Diversifying art offerings and adjusting valuations are further recommended to cater to the diverse preferences and financial capacities of its visitor base, enabling Pasar Seni Ancol to reclaim its relevance as a dynamic and inclusive urban art and cultural space."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprawito
"Kondisi perkembangan kesenian utamanya seni pertunjukan tradisional Indonesia sekarang ini masih dirasakan belum mendapatkan perhatian yang cukup dari para pihak terkait baik dari pihak penentu kebijakan (dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI), para pelaku seni dan para pemasar seni maupun penggemarnya. Hal tesebut dapat dilihat dengan adanya persepsi/ anggapan dari berbagai kelompok masyarakat mengenai seni itu sendiri. Anggapan-anggapan tersebut antara lain: mereka yang menganggap bahwa kesenian (seni pertunjukan tradisional) lahir karena suatu kebutuhan untuk mengagungkan asma Tuhan YME atau membuat suatu tradisi bagi masyarakatnya, mereka yang menganggap bahwa seni adalah suatu karya yang dapat dinikmati baik bagi dirinya sendiri maupun orang lahir dan tidak pernah memikirkan untuk mendapatkan nilai ekonomi/ penghasilan dari hasil karyanya tersebut, kelompok masyarakat seni yang menyadari bahwa kesenian dapat dinikmati oleh masyarakat, bersama-sama dengan kegiatan pariwisata. Pagelaran-pagelaran semi tradisional ini biasa dilaksanakan sebagai pelengkap kehadiran wisatawan di daerah tujuan wisata, kelompok masyarakat utamanya para pelaku seni pertunjukan tradisional yang melihat peluang adanya penggemar seni tradisional Indonesia di luar negeri mencoba dengan caranya sendiri sehingga mereka mampu mengadakan pagelaran di luar negeri. Para penentu kebijakan pada umumnya masih menganggap bahwa kebudayaan termasuk kesenian khususnya seni pertunjukan tradisional di dalam negeri dapat digunakan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa sedangkan untuk di luar negeri dipergunakaa sebagai salah satu alat diplomasi untuk meningkatkan persahabatan antar bangsa.
Pokok bahasan dalam tesis ini adalah mengenai strategi komunikasi pemasaran untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisional. Penulis melakukan analisa dengan metode penelitian kualitatif. Adapun metode pengumpulan data menggunakan analisis data sekunder dan indepth interview untuk memperoleh data primer.
Dalam tesis ini, model perencanaan komunikasi pemasaran dari Smith (1996) dan bentuk-bentuk komunikasi pemasaran menurut Kotler (2000) merupakan model yang sangat relevan dalam kaitannya dengan model Strategi Komunikasi Pemasaran Seni Pertunjukan Tradisional.
Dengan dukungan komunikasi pemasaran yang tepat, sebuah kesenian tradisional khususnya seni pertunjukan tradisional pun dapat dijadikan industri yang memberikan manfaat dan keuntungan seluas-luasnya bagi Para pendukung seni di dalamnya. Tak jarang sebuah seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya dilupakan dan dipandang tidak memiliki potensi bisnis (komersial), dengan pendekatan komunikasi pemasaran ternyata hasilnya menjadi tak terduga bahkan luar biasa. Dengan memasarkan seni pertunjukan tradisional khususnya ke mancanegara, Indonesia juga dapat memperbaiki citra bangsa di mata bangsa-bangsa lain. Pada saatnya nanti seni pertunjukan tradisional Indonesia diharapkan dapat sejajar kedudukannya dengan pariwisata sehingga seni pertunjukan tradisional dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa, yaitu dapat memberikan perolehan devisa negara.

Marketing Communication Strategy for Traditional Art Performance (Study: Strategy Marketing Communications for Traditional Art Performance The Indonesian Excellency of Culture and Tourism)Art development, especially traditional art performance in Indonesia is revealed as yet to have a sufficient attention by the decision-maker (government - Department of Tourism & Cultural), the artist and business sectors. This situation can be seen from some perceptions to the meaning of `traditional art' by some groups of people. Some people thought art was born from the need of religions (i.e. praise to the God) then create a `tradition' to those own people. Some other thought art is an activity that can be enjoyable by everyone but not for business purposes. These people thought that traditional art can not be commercialized (i.e. benefit purposes). They thought their traditional art was meant for their own group, not to be exposed for different purposes. They even don't think of getting economic value (revenue) from their art creation. However, there are specific groups of people who are aware that traditional art is economically potential and it is enjoyable/consumable by lot of people. These groups thought traditional art performances can be explored for a business purposes, especially in conjunction with `tourism'. Indonesian traditional art is used to be as a complementary to the tourism in some favorite tourism destinations. Recently, groups of people (especially the traditional artist) have seen the opportunity for traditional art performances to be more recognized by domestic or foreign tourists. They are aware of potential around the world fans for Indonesian traditional art. Given to this opportunity, Indonesian traditional artist try with their own way to be able to perform overseas. On the other hand, in general the decision maker (Government or investors) may still thinking that traditional art as part of culture is mainly good to be used for uniting the country, and in overseas, this can be used as a diplomatic tool for foreign relationship.
The main discussion of this thesis is about the marketing communication strategy in developing traditional art show business (commercial traditional art performances). Qualitative methods were used to support the analysis. In-depth interview and support data gathering were also used to get the primary data."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 8994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>