Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Nina Evawaty
"PT. CAC merupakan pendatang baru (new comer) di dibidang Sistem Telekomunikasi Bergerak Seluler (STBS), dimana PT. CAC mendapatkan lisensi pada jaringan DCS 1800 pada Eekuensi operasi uplink 1775-1785 MHZ., downlink 1870-1880 MHz dan WCDMA FDD uplink 1920-1935 MHz dan Downlink 2110- 2125 MHz serta WCDMA TDD uplink dan downlink pada frekuensi 2010 MHz. Sebagai pendatang baru PT.CAC harus melakukan identifikasi dan analisis dari kondisi jaringan existing yang dimiliki oleh tiga operator yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat dan PT. Excelcom dengan memperhatikan kemampuan dan kendala dari intemal dan ekstemal untuk mencapai rencana yang diinginkan dalam bentuk Rencana Induk (Master Plan) yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan jaringan telekomunikasi dalam jangka waktu 5 tahun untuk meningkatkan produktifitas dan eiisiensi PT. CAC. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan (gap analysis) yang mencakup Spesifikasi teknis, infrastruktur dan bisnis, PT. CAC perlu melakukan penggelaran jaringan secara bertahap. Adanya kewajiban PT. CAC untuk mernbangun jaringan pada tahun 2005, maka pembangunan harus dimulai pada tahun 2005 dengan cakupan wilayah awal daerah DKI Jakarta Rencana Induk Perencanaan Jaringan Telekomunikasi PT. CAC mencakup:
1. SpesifikasiTelmis
Kapasitas jaringan telekomunikasi yang dibangun akan memberikan kuali tas sinyal yang lebih baik dari best practice;
2. Cakupan Jaringan
Cakupan jaringan akan mancakup wilayah nasional pada akhir tahun 2009 dengan menggunakan jaringan tulang punggung (backbone) yang disewa dan dibangun sendiri di seluruh wiiayah Indonesia;
3. Infrastruktur
Jumlah infiastruktilr yang dibangun sebanyak sites 9.935 sites untuk 2.5G pada akhir tahun 2009 sehingga dapat menjadi operator ke-2 terbesar di Indonesia. Sedangkan infrastruktur untuk 3G sebanyak 300 sites yang colocated dengan 2.5G akan dibangun pada tahun 2006. PT. CAC hams tetap melanjutkan pembangunan ll1&3S\I1.I.k11l1? 3G tanpa perlu menunggu keputusan tender ulang 1isensi3G.
4. Peningkatan CAPEX sebanding dengan peningkatan infrastruktur jaringan. Sedangkan peningkatan OPEX tezjadi karena adany faktor penyusutan (depreciation and amortisation) dan faktor pemeliharaan dan perawatan (operation and maintenance);
5. Time Frame Implementasi
Implementasi dijadualkan secara ketat dan konsisten untuk mencapai target infrastruktur dengan menggunakan skala prioritas.

PT. CAC ls a new comer in the mobile communications industry, where PT. CAC have been awarded a licence to operate a DCS 1800 network with its Uplink on 1775-1785 MI-iz frequency band, and Downlink on 1870-1880 MHZ, as well as WCDMA with its FDD Uplink on 1920-1935 MHz and Downlink on 2110-2125 MHz in addition to WCDMA TDD Uplink and Downlink on the 2010 MI-lz frequency. As a new comer, PT.CAC must identify and analyse conditions for existing networks run by the three major operators PT. Telkomsel, PT. [ndosat and PT. Excelcom, paying attention to current capabilities and obstacles both internally and extemally in order to tiillil targets elaborated in its Master Plan, which sets out guidelines in network implementation and development over a 5-year period aimed at enhancing overall productivity and efficiency at PT. CAC. Based on a gap analysis covering specifications on the technical, infrastructure and business perspectives, PT. CAC must roll-out its network in stages. As PT. CAC is under the legal obligation to start building its network in 2005, implementation must commence in 2005 with an initial coverage area spanning the whole DK1 Jakarta. The Master Plan for PT. CAC?s Network Planning covers:
1. Technical Specitications
implemented capacity of telecommunication network will have a better quality compared to the best practice;
2. Network Coverage
National coverage will be achieved in 2008 by using backbone that will be rented and built all over Indonesia.
3. Inlifastructure
The 9.935 sites of 2.5G will be deployed until the end of 2009 then CAC will be the second largest operator in Indonesia. The 300 sites of 3G will be collocated with 2.5G sites, these 300 sites will be deployed in 2006. PT. CAC shall continue the development of 3G infrastructure without waiting for the decision of re-tender of 3G licence by government.
4. CAPEX and OPEX
The CAPEX will increase along with the network irL?&'astructure. The OPEX will increase every year due to depreciation and amortisation and operation and maintenance factor.
5. The Time Frame for Implementation
A tight and consistent schedule of implementation will be applied by using priority scale to pursue the target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zaneta Pelangi Dwi Setiati
"Pada penelitian ini diusulkan peramalan trafik jaringan menggunakan Artificial Neural Network dengan model Nonlinear Autoregressive. Model prediksi beban trafik dilakukan dalam tiga skenario yaitu tanpa input eksogen, dengan input eksogen jumlah pelanggan, dan dengan input eksogen jumlah pelanggan dan inflasi. Hasil penelitian dengan nilai MAPE dan MSE terkecil terdapat pada prediksi beban trafik dengan input eksogen jumlah pelanggan. Pada penelitian diprediksi beban trafik hingga l tahun kedepan untuk dapat merencanakan pembangunan dan peningkatan kapasitas node-b/ BTS 3G. Diharapkan dengan melakukan peramalan penggunaan-jaringan-oleh-pelanggan akan menghasilkan estimasi akurat permintaan kebutuhan pelanggan di masa mendatang sehingga organisasi dapat melakukan strategi yang tepat dalam merencanakan peningkatan kapasitas demi menjaga 4aality ofservice.

This research proposed network traffic forecasting using Artificial Neural Network with Nonlinear Autoregressive models. The traffic load prediction model is done in three scenarios: without exogenous input, with the input of exogenous number of customers, and with exogenous inputs the number of subscribers and inflation. The smallest MAPE and MSE values are in the traffrc load prediction with subscribers as exogenous inputs. The traffic load is predicted up to 1 year ahead in order to plan the development and improvement of the capacity of the node-b / 3G base stations. By forecasting the network usage generate by the customer, we expect to have an accurate estimated demand of customer needs in the future so that the organization can perform the right strategy for planning the capacity to maintain the quality of service."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Henny Sri Indriany
"Pusat Penelitian Data dan Informasi adalah satuan kerja di Badan Narkotika Nasional dengan tugas utama untuk merencanakan dan melaksanakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta pengelolaan data dan informasi. Selaras dengan hal ini perencanaan strategis sistem informasi (SI) dan teknologi informasi (TI) harus berpedoman pada suatu rencana induk organisasi agar arah strategis pembangunan menjadi jelas, terukur, terpadu dan tepat sasaran sesuai tahapan-tahapannya serta dapat dijadikan sebagai suatu landasan dalam penentuan kebijakan. Masalah utama yang dihadapi adalah pelaksanaan pengembangan SI/TI yang tidak berpedoman pada dokumen rencana induk yang disebabkan karena implementasi pengembangan SI/TI yang mengikuti situasi dan kondisi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada organisasi mengenai rancangan rencana induk TIK yang sesuai dengan perencanaan strategis organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang dilakukan dengan wawancara dan asesmen kepada narasumber di setiap satuan kerja yang ada di BNN. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ward and Peppard dengan menggunakan beberapa teknik analisis seperti MMC (Mission Model Canvas), CSF (Critical Success Factor), BSC (Balance Score Card), Value Chain, McFarlan Strategic Grid, PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal), trend new technology, benchmarking, serta teknik-teknik lainnya. Selain itu kerangka kerja COBIT 2019 digunakan untuk menyusun strategi manajemen SI/TI, dan hubungan fungsi TIK dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penelitian ini akan menghasilkan tiga strategi yaitu strategi bisnis SI, strategi TI dan strategi manajemen SI/TI yang berupa roadmap SI, roadmap TI, dan roadmap manajemen SI/TI sebagai bentuk rancangan rencana induk TIK.

The Data and Information Research Center is a work unit in the National Narcotics Agency with the main task of planning and implementing Information and Communication Technology (ICT) as well as data and information management. In line with this, strategic planning of information systems (IS) and information technology (IT) must be guided by an organizational master plan so that the strategic direction of development becomes clear, measurable, integrated, and on target according to the stages and can be used as a basis in determining policies. The main problem faced is the implementation of IS/IT development which is not guided by the master plan document due to the implementation of IS/IT development following the existing situation and conditions. This study aims to provide recommendations to organizations regarding the design of the ICT Master Plan under the organization's strategic planning. This research is qualitative research, which was conducted by interviewing and assessing the informants in each work unit at BNN. The methodology used in this study is Ward and Peppard using several analytical techniques such as MMC (Mission Model Canvas), CSF (Critical Success Factor), BSC (Balance Score Card), Value Chain, McFarlan Strategic Grid, PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal), new technology trends, benchmarking, and other techniques. In addition, the COBIT 2019 framework is used to develop IS/IT management strategies, and the relationship between ICT functions and the Electronic-Based Government System (SPBE). This research will produce three strategies, namely IS business strategy, IT strategy, and IS/IT management strategy in the form of IS roadmap, IT roadmap, and IS/IT management roadmap as a form of ICT Master Plan design."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Perwira Warjiyo
"Kebutuhan telekomunikasi akan layanan berbasis data, suara, dan video terus mengalami peningkatan. Salah satu terobosan telekomunikasi untuk menjawab kebutuhan ini adalah Metro Ethernet. Metro Ethernet dapat digunakan dalam jaringan 3G. Metro Ethernet adalah pengembangan dari Ethernet. Berbagai kelebihan dari Ethernet juga terdapat pada Metro Ethernet, dengan skala yang berbeda. Selain itu, ada pengembangan dari sistem yang banyak digunakan sekarang, yaitu SDH, untuk mengakomodasi kebutuhan layanan data. Sistem tersebut adalah Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy. Analisa dibatasi pada pengunaannya pada jaringan akses 3G. Kedua sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan satu sama lain. Metro Ethernet memiliki kelebihan pada sisi biaya operasional, skalabilitas, dan efisiensi transport. Ethernet over SDH memiliki kelebihan pada sisi biaya pembangunan dan reliabilitas.

Telecommunications needs for services based data, voice, and video continues to increase. One of the telecom breakthrough to address this need is Metro Ethernet. Metro Ethernet can be used in 3G networks. Metro Ethernet is the development of Ethernet. Various advantages of Ethernet is also available on Metro Ethernet, with different scales. In addition, there is the development of systems that are widely used today, namely SDH, to accommodate the needs of data services. The system is Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy. Analysis is limited to its use on the 3G access networks. Both of these systems has advantages and disadvantages when compared with each other. Metro Ethernet has advantages on the side of the operating cost, scalability, and efficiency of transport. Ethernet over SDH has an advantage in the cost of construction and reliability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Gustopo Utomo
"Perkembangan teknologi yang sangat cepat terutama diperlihatkan oleh konvergensi teknologi informasi (TI) dengan telekomunikasi. Konvergensi teknologi menjadikan jaringan telekomunikasi, baik sambungan tetap maupun nirkabel tidak hanya untuk mentransmisikan layanan suara, tetapi juga berbagai jenis data dan gambar, termasuk untuk akses Internet dan video.
Teknologi FTTx dirasa sebagai salah satu opsi dalam pengelaran jaringan optik ini dengan beberapa keunggulan diantaranya adalah stabilitas bandwidth untuk menjangkau daerah yang jauh serta tersedianya bandwith kumulatif sampai dengan 1 Gbps, kondisi ini menjamin konvergensi layanan bisa dikirimkan ke pelanggan dengan kualitas yang baik Mengigat teknologi FTTx adalah teknologi baru yang saat ini mulai dikembangkan di Indonesia, maka perlu kiranya dilakukan analisa dalam pemilihan teknologi dengan mempertimbangkan 2 (dua) faktor utama yaitu aspek teknologi dan aspek bisnis.untuk menjamin bahwa implementasi ini dapat dilaksanakan dan memberikan keuntungan bagi operator.
Dari hasil analisa yang kami lakukan, terlihat bahwa factor makro mendukung untuk implementasi teknologi fiber optic FTTx. Hal ini diperkuat dari hasil analisis ekonomi dimana diperoleh hasil investasi di sector ini layak untuk dijalankan. Secara teknologi pemilihan teknologi GPON FTTx tepat untuk diimplementasikan di Indonesia.

Technological development is very fast, especially shown by the convergence of information technology (IT) with telecommunications. Convergence technology makes telecommunications networks, both fixed and wireless connection not only to transmit voice services, but also various types of data and images, including internet access and video.
FTTx technologies considered as one option in the optical networks with several advantages including the stability of the bandwidth to reach remote areas and the availability of cumulative bandwidth up to 1 Gbps, this condition can guarantee the convergence of services delivered to customers with good quality. FTTx technology is new technology that is currently begin developed in Indonesia, it is necessary to do analysis in the choice of technology by considering two main factors : business aspect and technologies aspect to ensure that this implementation can be implemented and provide benefit to the operator.
From this analysis we did, it seems that the macro factors support for the implementation FTTx optical fiber technology. This was confirmed from the results of economic analysis where the result of investment in this sector feasible. GPON FTTx Technology selection appropriate for implementation in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27750
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Gelar Santika
"Total Productive Maintenance (TPM) sebagai program manajemen pemeliharaan telah terbukti nyata dengan penerapan yang luas dalam bidang manufaktur dapat meningkatkan produktivitas sehingga kegiatan pemeliharaan tidak lagi menjadi sumber pengeluaran biaya bagi perusahaan. Pertumbuhan industri penerbangan menarik minat pengelola bandara untuk menerapkan TPM dalam kegiatan pemeliharaan, sehingga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan terutama dengan penurunan biaya pemeliharaan, dengan tetap terpenuhinya standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi para pelanggannya. Penelitian ini dilakukan pada salah satu kegiatan utama yaitu pemeliharaan fasilitas landasan, dengan mengukur OEE (Overall Equipment effectiveness) dan produktivitas parsial bandara, analisanya merupakan masukan dalam perancangan penerapan TPM yang mengacu pada tahap persiapan, pelaksanaan awal, pelaksanaan' dan pemantapan. Hasil penelitian adalah rancangan rencana induk TPM yang dapat diterapkan pada jasa pengelolaan bandara khususnya fasilitas pemeliharaan landasan.

Total Productive Maintenance (TPM) as maintenance program has been proven by extensive implementation in manufacture sector in order to improve productivities so that maintenance activities are not as cost center for the company. Growth in aviation business attract airport authority to implement TPM in their maintenance activities to improve productivities most important to reduce maintenance cost but persistent in comply with safety, security and Service at its Standard level. Research is developed in runway maintenance as one of main airport maintenance aetivities are chosen. by measuring OEE (Overall Equipment Effectiveness) and airport partial productivity. the analysis are input for TPM implementation design which refer to preparation stage, preliminary implement stage. TPM implementation stage and stabilization stage. As result TPM master plan could implemented in airport maintenance activities to suppon airport business Service especially in runway maintenance facility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26166
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>