Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Anggita Dwi Suryani
"Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian dimana dilaksanakannya praktik kefarmasian oleh Apoteker. Kegiatan pelayanan di apotek telah berkembang menjadi layanan komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien atau pharmaceutical care. Konsep pharmaceutical care berkaitan dengan konsep dasar Good Pharmacy Practice (GPP). Good Pharmacy Practice atau GPP merupakan panduan internasional mengenai praktik kefarmasian yang dibuat oleh International Pharmaceutical Federation (FIP) yang berkolaborasi dengan World Health Organization. Menurut panduan GPP, apoteker harus memastikan bahwa kondisi penyimpanan yang disediakan telah tepat untuk semua obat terutama obat yang perlu pengawasan khusus. Tujuan laporan PKPA ini adalah untuk menganalisis implementasi aspek penyimpanan di KFA No. 382 yang disesuaikan pada panduan Good Pharmacy Practice (GPP). Analisis didasarkan dari observasi dan impementasi panduan GPP mengenai aspek penyimpanan sediaan obat di Apotek Kimia Farma No. 382. Berdasarkan hasil analisis, prosedur penyimpanan sudah hampir sepenuhnya menerapkan panduan Good Pharmacy Practice (GPP) yaitu sebanyak 95,65% atau 22 variabel sesuai dengan poin-poin yang diatur dalam panduan GPP. Namun, masih terdapat satu variabel (4,35%) yang belum sesuai dengan panduan GPP.

The pharmacy is one of the pharmaceutical service structures where pharmaceutical practices are carried out by pharmacists. Service activities in pharmacies have turned into comprehensive services to improve patient’s quality of life (pharmaceutical care). The concept of pharmaceutical care is linked to the basic concept of good pharmacy practice (GPP). Good pharmacy practice (GPP) is an international guide to pharmaceutical practice created by the Federation of International Pharmaceuticals (FIP) in collaboration with the World Health Organization. According to GPP guidelines, pharmacists must ensure that the storage conditions provided are appropriate for all medicines, especially those that require special supervision. The purpose of this PKPA report is to analyze the implementation of archiving aspects in KFA No. 382 adapted to the guidelines of good pharmacy practice (GPP). The analysis is based on the observation and implementation of the GPP guidelines relating to aspects of the conservation of medicines at the Kimia Farma pharmacy No. 382. Based on the results of the analysis, the storage procedure almost fully implemented the guidelines of good pharmacy practice (GPP), i.e., 95.65% or 22 variables according to the points set out in the GPP guidelines. However, there is still one variable (4.35%) that does not comply with GPP guidelines."
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Natania Kurniadi
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh Apoteker (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). WHO menentukan sebuah standar bagi apoteker untuk dapat meningkatkan, menunjang akses, dan mendukung pelayanan di apotek yaitu Good Pharmacy Practice (GPP). PT. Kimia Farma Apotek melaksanakan penerapan GPP melalui penyediaan dan penerapan Standar Operating Procedure (SOP) yang di dalamnya telah diatur standar pelayanan kefarmasian yang perlu diterapkan oleh setiap apotek jaringan. Oleh karena itu dilakukan penilaian terhadap penerapan GPP di apotek Kimia Farma Menteng Huis berdasarkan SOP yang telah tersedia. Pelaksanaan tugas khusus Self-assesment GPP dilaksanakan berdasarkan formulir penilaian yang memuat sembilan kategori penilaian, yaitu legalitas apotek, penampilan apotek dan petugas, layanan obat dengan resep, layanan obat tanpa resep, SOP protokol new normal, morning briefing dan serah terima shift, delivery, homecare, telefarma, dan PRB community, penyimpanan obat. Penilaian dilakukan dengan pemberian poin 1 (Aspek tidak terlaksana), 2 (Aspek terlaksana Sebagian), atau 3 (aspek terlaksana sepenuhnya). Dari 9 kategori tersebur terdapat 50 aspek penilaian, sebanyak 30 aspek memperoleh poin 3, sebanyak 13 aspek memperoleh poin 2, dan sebanyak 7 aspek memperoleh poin 1.

A pharmacy store is where the pharmacy practices were performed by the pharmacist. WHO had determined a standard for pharmacists to improve and support pharmacy practices and services in stores, which was Good Pharmacy Practice (GPP). PT. Kimia Farma Apotek implemented GPP through the provision and application of Standard Operating Procedures (SOP), which regulate the standards of pharmaceutical service and must be implemented by each Kimia Farma store. Therefore, an assessment of the implementation of GPP was carried out at the Kimia Farma Menteng Huis based on the available SOP. Implementation of this self-assessment was carried out based on an assessment form that contains nine assessment categories, namely pharmacy legality, pharmacy and staff appearance, prescription drug services, non-prescription drug services, new normal protocol SOP, morning briefing and shift handover, delivery, homecare, tele pharma, and PRB community, and medicines storage. The assessment is carried out by rate 1 point if the aspect was not implemented, 2 point if the aspect ix Universitas Indonesia was implemented partially, or 3 points if the aspect was fully implemented. From all the 9 categories there are 50 assessment aspects, Kimia Farma Menteng Huis got 30 aspects with 3 points, 13 aspects with 2 points, and 7 aspects with 1 point."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Shadrina
"Penyimpanan obat merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian yang diaplikasikan di apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Kriteria yang perlu diperhatikan terkait dengan penyimpanan obat yaitu obat yang disimpan harus ditempatkan dalam kondisi yang sesuai untuk meminimalisir kontaminasi sehingga mutu dari suatu obat tersebut dapat terjamin. Penyimpanan obat yang baik dapat memudahkan dalam pencarian sediaan pada saat pelayanan kefarmasian. Penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan standar yang ada dapat menimbulkan beberapa masalah, di antaranya yaitu sulit dalam melakukan penelusuran atau pencarian sediaan farmasi sehingga dapat memperlambat proses dispensing. Melihat permasalahan tersebut, maka dilakukan manajemen terkait dengan penyimpanan obat ethical di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro yang bertujuan untuk mengoptimalisasi manajemen penyimpanan obat ethical, dan mempermudah pencarian obat ethical sehingga waktu pelayanan obat pasien lebih cepat. Metode yang dilakukan ialah dengan mencatat obat-obatan atau vitamin yang belum memiliki tempat untuk disimpan, menyusun obat secara alfabetis di setiap kelas terapi yang sudah ada sebelumnya, dan membuat list atau menyantumkan daftar nama obat di tempat penyimpanan (lemari) stock obat guna mempermudah dalam pencarian, pengambilan, dan penyimpanan stock obat. Pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro dikategorikan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, obat khusus, dan kestabilan obat yang disusun berdasarkan alfabetis dan diberi label berwarna pada kotak obat guna memudahkan dalam pencarian obat dan membedakan satu kelas terapi dengan yang lainnya. Penyimpanan obat juga ditandai dengan sticker LASA dan terdapat daftar obat yang ditempel di pintu lemari kecil penyimpanan obat bertujuan untuk memudahkan pencarian stock obat.

Proper drug storage is essential in upholding pharmaceutical service standards within pharmacies, aligning with the Indonesian Regulation of the Minister of Health No. 73/2016. This regulation aims to ensure that drugs are stored optimally, minimizing contamination risks and preserving their quality. Effective storage not only maintains medication quality but also streamlines pharmacy operations by facilitating efficient drug retrieval for dispensing. Failure to comply with storage standards can lead to challenges in locating and tracking medicines, resulting in delays in the dispensing process. Addressing these issues, Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy has implemented strategic practices for ethical medicine storage, aiming to improve storage management and expedited patient services. The pharmacy utilizes a systematic approach involving recording unallocated medicines, arranging them alphabetically within therapy classes, and creating a comprehensive drug list within the storage area. Their storage management strategy categorizes medicines based on therapeutic class, dosage form, specific drug, and stability. These categories are organized alphabetically and color-coded on medicine boxes, simplifying drug retrieval and differentiation. The pharmacy also employs a "Look-Alike Sound-Alike" (LASA) sticker system and attaches a drug list to the storage cabinet door, further enhancing efficient drug stock searching. In conclusion, adhering to proper drug storage practices is crucial for maintaining pharmaceutical quality and expediting patient care. Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy's strategic approach to drug storage management stands as a noteworthy model for optimizing pharmaceutical services through organized and efficient storage protocols."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nopita Eka Rizna
"Pengelolaan obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Pengelolaan obat yang ada di apotek dapat berupa perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan serta pemusnahan obat. Penyimpanan merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan obat, dimana  penyimpanan obat bertujuan untuk menjamin mutu dan memastikan sediaan farmasi terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia. Oleh karena itu pengamatan terhadap evaluasi penyimpanan ini sangatlah penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuo Gambaran dan melakukan pengelolaan penyimpanan obat dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek. Dari hasil observasi bahwa sistem penyimpanan obat di apotek kimia farma kahfi II telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Medication management is one of the pharmaceutical jobs that must be done well and correctly. Management of medicines in pharmacies can include planning, procurement, receiving, storage, distribution, recording and reporting as well as destruction of medicines. Storage is an important aspect in drug management, where drug storage aims to guarantee quality and ensure that pharmaceutical preparations are protected from physical and chemical damage. Therefore, it is very important to observe this storage evaluation with the aim of knowing the description and managing drug storage in the hope of improving the quality of pharmaceutical services in pharmacies. From the results of observations, the drug storage system at Kimia Farma Kahfi II Pharmacy is in accordance with the provisions stipulated in the Minister of Health Regulation No.72 in 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia
"Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian di Apotek berperan penting dalam menjamin mutu, manfaat, keamanan dan khasiat sediaan farmasi dan alat kesehatan. Kegiatan yang secara langsung mendukung pemeliharaan mutu serta melancarkan proses pelayanan di apotek adalah penyimpanan. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian sistem penyimpanan obat dan memperbaiki penyimpanan yang belum tepat di Apotek Kimia Farma Yusuf Depok. Hasil menunjukkan bahwa sistem penyimpanan obat di apotek Kimia Farma Yusuf Depok sangat sesuai berdasarkan parameter umum hingga 100%. Namun, belum sangat sesuai dengan sistem penyimpanan obat dalam parameter khusus yang ditunjukkan dari penyusunan obat secara alfabetis yang hanya 47,7% (cukup sesuai), pelabelan obat dengan golongan high alert 0% (sangat tidak sesuai), pelabelan obat dengan label LASA 54,5% (cukup sesuai) dan posisi obat LASA 10% (sangat tidak sesuai).

Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Pharmaceutical services in pharmacies play an important role in ensuring the quality, benefits, safety and efficacy of pharmaceutical preparations and medical devices. Activities that directly support quality maintenance and facilitate the service process in pharmacies are storage. The purpose of this task is to evaluate the suitability of the drug storage system and improve inappropriate storage at Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy. The results show that the drug storage system at Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy is very appropriate based on general parameters up to 100%. However, it is not very appropriate with the drug storage system in specific parameters as indicated by the alphabetical arrangement of drugs which is only 47.7% (quite appropriate), drug labeling with high alert groups 0% (very inappropriate), drug labeling with LASA labels 54.5% (quite appropriate) and LASA drug positions 10% (very inappropriate). "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiya Nur Afida
"Pelayanan kefarmasian di apotek berperan dalam menjamin kualitas, manfaat, keamanan, dan khasiat dari obat agar dapat melindungi pasien dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien. Salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yaitu penyimpanan obat. Ketidaksesuaian pada tahap penyimpanan dapat menimbulkan potensi terjadinya medication error yang berisiko membahayakan pasien. Pengkajian tugas khusus ini dilakukan secara observasional dengan pendekatan secara deskriptif-evaluatif untuk menganalisis kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 003. Observasi dan wawancara yang telah dilakukan kemudian dibandingkan dengan standar penyimpanan obat berdasarkan literatur kemudian dihitung persentase kesesuaian penyimpanan terhadap standar. Berdasarkan hasil penelitian, persentase kesesuaian hasil observasi penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 003 terhadap standar sebesar 80,77%. Secara keseluruhan, penyimpanan obat sudah tergolong kategori “Baik”.

Pharmaceutical services in pharmacies play a role in ensuring the quality, benefits, safety and efficacy of drugs in order to protect patients in order to improve patient safety. One of the pharmaceutical service activities is drug storage. Incompatibility at the storage stage can give rise to the potential for medication errors which risk endangering patient safety. This special task assessment was carried out observationally with a descriptive-evaluative approach to analyze the suitability of drug storage at Kimia Farma 003 Pharmacy. The observations and interviews that were carried out were then compared with drug storage standards based on the literature and then the percentage of storage conformity to the standards was calculated. Based on the research results, the percentage of conformity of the results of observations of drug storage at Kimia Farma 003 Pharmacy to standards was 80.77%. Overall, drug storage is classified as "Good"."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dewi Lestari
"Standar pelayanan kefarmasian bertujuan menjamin pelayanan farmasi yang optimal dan bermutu. Penyimpanan obat yang sesuai dengan standar bertujuan untuk menjamin mutu obat, menghindari penyalahgunaan obat, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan obat. Kesalahan dalam penyimpanan obat dapat mengakibatkan medication error. Persentase medication error terkait permintaan obat resep di Indonesia bervariasi antara 0,03% - 16,9%. Kejadian tersebut sangat berisiko untuk mengancam keselamatan dari pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan tujuan mengevaluasi sistem penyimpanan obat di apotek Kimia Farma 147 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek serta petunjuk teknis pelayanan kefarmasian di apotek. Penyimpanan obat di apotek Kimia Farma 147 dilakukan berdasarkan efek farmakologi, alfabetis, golongan obat, bentuk sediaan, stabilitas, penyimpanan untuk obat pelayanan tertentu, pareto (fast moving), dan dengan sistem FIFO FEFO. Penyimpanan obat di apotek tersebut sudah baik dengan kesesuaian 85% dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan penjaminan mutu obat, Apotek Kimia Farma No. 147 dapat lebih memperhatikan penataan sistem penyimpanan pada obat High Alert dan obat LASA/NORUM, serta keamanan dari hewan pengganggu harus dapat ditingkatkan.

Pharmaceutical service standard aims to guarantee optimal and quality pharmaceutical services. Standard drug storage guarantees drug quality, avoids drug abuse, maintains availability, and facilitates drug search and control. Errors in drug storage can result in medication errors. The percentage of medication errors related to demand for prescription drugs in Indonesia varies between 0.03% - 16.9%. This incident is hazardous to threaten the safety of the patient. This research is a descriptive observational study to evaluate the drug storage system at the Kimia Farma 147 pharmacy based on the Regulation of the Minister of Health Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies and technical instructions for pharmaceutical services in pharmacies. Drug storage at the Kimia Farma 147 pharmacy is carried out based on pharmacological effects, alphabetical, drug class, dosage form, stability, storage for certain service drugs, Pareto (fast moving), and the FIFO FEFO system. Drug storage in the pharmacy is good with 85% compliance with Pharmaceutical Service Standards in Pharmacy. To improve the quality of pharmaceutical services and drug quality assurance, Kimia Farma Pharmacy No. 147 can pay more attention to the arrangement of storage systems for High Alert drugs and Look Alike Sounds Alike (LASA) drugs, as well as the safety of disturbing animals must be improved."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Athalia Aghani
"Salah satu bentuk pengelolaan sediaan farmasi di Apotek adalah penyimpanan. Penyimpanan merupakan hal yang penting dalam rangka memelihara kualitas sediaan farmasi serta meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat. Oleh karena pentingnya kegiatan penyimpanan dalam pengelolaan sediaan farmasi, maka dibutuhkan evaluasi kesesuaian antara penyimpanan yang telah dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung terhadap pedoman yang terdapat pada Permenkes RI Nomor 73 Tahun 2016. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan observasi terhadap penyimpanan obat yang diterapkan di PT Kimia Farma Apotek 501 Lenteng Agung.Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung dilakukan berdasarkan pengelompokkan bentuk sediaan, efek farmakologi, alfabetis, golongan obat, stabilitas obat, dan berdasarkan sistem FIFO FEFO. Kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung dengan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek adalah sangat baik. Sistem penyimpanan di Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung yang dapat ditingkatkan adalah terkait penamaan obat LASA/NORUM, pemisahan obat high alert, serta ketersediaan genset atau listrik cadangan saat terjadi pemadaman listrik. Hal tersebut sebaiknya diterapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan penjaminan mutu obat.

One form of management of pharmaceutical preparations in the pharmacy is storage. Storage is important in order to maintain the quality of pharmaceutical preparations and minimize errors in drug taking. Because of the importance of storage activities in the management of pharmaceutical preparations, it is necessary to evaluate the compatibility between the storage that has been carried out by Kimia Farma 501 Lenteng Agung Pharmacy and the guidelines contained in the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016. The method used is to observe the drug storage that is applied at PT Kimia Farma Apotek 501 Lenteng Agung. Drug storage at Kimia Farma 501 Lenteng Agung Pharmacy is carried out based on the grouping of dosage forms, pharmacological effects, alphabetical order, drug class, drug stability, and based on the FIFO FEFO system. Conformity of drug storage at Kimia Farma Pharmacy 501 Lenteng Agung with RI Minister of Health No. 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacy is very good. The storage system at Kimia Farma 501 Lenteng Agung Pharmacy that can be improved is related to the naming of LASA/NORUM drugs, the separation of high alert drugs, and the availability of generators or backup electricity in the event of a power outage. This should be implemented to improve the quality of pharmaceutical services and drug quality assurance."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>