Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amira Paramitha
"Dalam memprosese sebuah Urban Space, indera penglihatan kita mempunyai peran yang penting. Indera ini merupakan indera yang akan menangkap informasi visual dari objek yang membentuk sebuah pengalaman visual. Pengalaman visual yang tercipta merupakan interelasi dari informasi yang diberikan oleh objek visual, darimana dan bagaimana sebuah objek dialami dan persepsi manusia. Sudut pandang yang terbentuk dari bagaimana sebuah objek dialami akan penting, karena sebuah objek dapat menciptakan pengalaman visual yang berbeda pada saat dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan pengalaman visual berdasarkan 3 sudut pandang di koridor Sudirman - Thamrin, yaitu sudut pandang pedestrian, sudut pandang pengguna kendaraan bermotor dan sudut pandang pengguna Car Free Day.

In processing an urban space, the role of the sense of sight is important. This will be the sense that captures visual information provided by objects to form a visual experience. The visual experience created will be an interrelation of information provided by the objects, where and how the objects are being experience, and human perception. The viewpoint formed by how the objects are being experience becomes important because the same object can create a different visual experience seen from a different viewpoint. Here I will describe about the differences in visual experience by the 3 viewpoints in Sudirman - Thamrin corridor, which is the pedestrian viewpoint, vehicle user viewpoint and Car Free Day user viewpoint.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wini Permatasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S47983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyahcinantya Mahadewi
"Skripsi ini membahas tingkat keramaian jalur pejalan kaki di Sudirman CentralBusiness District, Jakarta berdasarkan volume pejalan kaki dan kaitannya dengan fungsi gedung. Penelitian ini adalah penelitian idiografik dengan deskripsi tingkat keramaian jalur pejalan kaki. Sebagai kawasan superblok, jalur pejalan kaki menjadi penting karena sebagai penghubung antar blok maupun sebagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat keramaian pada jalur-jalur pejalan kaki di SCBD berfluktuasi terhadap waktu kegiatan perkantoran dan tidak dipengaruhi oleh fungsi gedung "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Pratama Putra Handaya
"Penetrasi EBT saat ini sedang dicanangkan untuk mencapai kondisi kelistrikan tanpa emisi karbon. Namun, penetrasi EBT ini masih menimbulkan beberapa permasalahan seperti permasalahan pada kestabilan frekuensi dan tegangan, juga keandalan dari sistem. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dapat melakukan agregasi pada pembangkit EBT dengan tetap memperhatikan kondisi kestabilan, keandalan, dan ekonomis dari sistem. Virtual Power Plant dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Virtual power plant (VPP) adalah sistem yang terdiri dari berbagai pembangkit EBT yang tersebar di berbagai lokasi, yang dikendalikan secara terpusat untuk menyediakan energi listrik ke jaringan utama. VPP dapat terdiri dari berbagai sumber energi, seperti panel surya, angin, atau hidroelektrik, dan dapat menggunakan teknologi seperti Battery Energy Storage Systems (BESS) untuk menyimpan dan mengelola energi yang dihasilkan. VPP dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil dan meningkatkan efisiensi energi dengan mengelola dan mengoptimalkan penggunaan pembangkit EBT yang tersebar di berbagai lokasi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan perancangan sistem VPP di Kawasan Bisnis SCBD dengan bantuan perangkat lunak XENDEE sebagai perangkat simulasi. XENDEE akan melakukan simulasi berupa optimasi tekno-ekonomi dan analisis aliran daya untuk mengetahui konfigurasi yang sesuai dari sistem dengan mempertimbangkan faktor ekonomis dan emisi gas karbon. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengimplementasian VPP di kawasan bisnis SCBD dapat menurunkan biaya energi listrik terutama dengan pemasangan PLTS, BESS, dan penerapan tarif Tou pada sistem.

The current RES penetration is being targeted to achieve carbon emission-free power conditions. However, this EBT penetration still causes some problems such as frequency and voltage stability problems and system reliability. Therefore, a system that can aggregate RES power plants while considering the stability, reliability, and economic conditions of the system is needed. Virtual Power Plant (VPP) can be a solution to these problems. VPP is a system consisting of various RES power plants scattered in various locations, controlled centrally to provide electricity to the main grid. VPP can consist of various energy sources, such as solar panels, wind, or hydroelectric, and can use technologies such as Battery Energy Storage Systems (BESS) to store and manage the energy generated. VPP can help reduce dependence on fossil energy sources and increase energy efficiency by managing and optimizing the use of EBT power plants scattered in various locations. This research is conducted to design a VPP system in the SCBD Business Area with the help of the XENDEE software as a simulation tool. XENDEE will simulate techno-economic optimization and power flow analysis to determine the appropriate configuration of the system considering economic factors and carbon emissions. The simulation results indicate that the implementation of VPP in the SCBD can reduce electricity energy costs, especially with the installation of solar power systems (PLTS), battery energy storage systems (BESS), and the implementation of Time of Use (ToU) tariffs on the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Bayu Sudibyo
"Pengembangan kawasan kota telah mengubah kawasan terbelakang menjadi pusat bisnis (CBD). Dirancang pengembang ternama, kawasan CBD BSD tidak saja menarik dari sisi keberagaman fungsi ruang, tetapi juga menyimpan dinamika tersendiri. Dengan memadukan pendekatan produksi ruang Henry Lefebvre dan David Harvey, penelitian ini berjalan dalam alur kombinasi deskripsi wajah baru pengembangan kawasan kota di CBD BSD dan bagaimana wajah baru itu telah menghapus jejak historis sebuah kampung. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan visualisasi, penelitian ini membuktikan bahwa (1) Wajah baru kawasan CBD BSD menunjukkan fungsi ruang sebagai artikulasi keberadaan status sosial penghuninya dan ajang komodifikasi yang ditandai dengan pembaratan (westernisasi) kawasan dan penciptaan hunian prestisius eksklusif. Hadirnya pusat gaya hidup pada Kawasan CBD BSD menjadi sarana berbagai macam aktivitas bisnis. (2) Di balik masifnya pembangunan apartemen, tersimpan jejak-jejak relokasi sebuah kampung. Fenomena sosial ini telah menghapus jejak historis Kampung Sampora Kaler. Tanah warisan leluhur sebagai identitas kolektif warga Sampora Kaler tidak dapat dipertahankan, sehingga kehilangan makna historisnya. Fenomena di atas merupakan manifestasi sifat progresif kapitalisme yang menempatkan ruang sebagai komoditas strategis untuk keberlangsungan modal.

The development of urban spaces has transformed underdeveloped areas into Central Business Districts (CBD). Offering renowned developers, CBD BSD is not only attractive in terms of the diversity of its spaces, but it also holds unique dynamics. With Henry Lefebvre and David Harvey, this study combines the description of the new face and the developments of CBD BSD and how this new face is equipped with historical traces. Through qualitative consultations including interviews, observations and visualization methods, this research proves: (1) The new face of CBD BSD demonstrates space as an articulation of the social status of its residents and commodification as marked by the westernization of the area and the exclusive prestigious housing offered. The presence of a lifestyle center in CBD BSD has become a variety business facilities; (2) Behind the massive development of apartment, there are traces of village relocation. This social phenomenon has created the historical footprint of Sampora Kaler Village. The land of ancestral inheritance as the collective identity of Sampora Kaler's residents cannot be ordered, thus losing its historical meaning. The above phonomenon is a manifestation of the progressive nature of capitalism, which places space as a strategic commodity for the sustainability of capital."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanthowi Farogi
"Di daerah pusat bisnis seperti Blok M Jakarta selatan terdapat banyak pejalan kaki yang menggunakan sarana penyeberangan untuk mempermudah dan mempercepat perjalanan. Dalam pemilihan fasilitas penyeberangan terdapat beberapa variabel pejalan kaki yang dibutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variabel yang mempengaruhi pemilihan fasilitas penyeberangan dan menganalisis pemilihan sarana penyeberangan di daerah pusat bisnis, untuk itu diperlukan pemilihan fasilitas penyeberangan berdasarkan preferensi pengguna.
Lokasi studi berada di Jembatan Penyeberangan Orang dan Zebra Cross Blok M Jakarta Selatan, pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada pejalan kaki yang menggunakan sarana penyeberangan.
Hasil yang didapat dari penelitian menunjukkan bahwa zebra cross memiliki presentasi pilihan paling besar yaitu 50 dengan faktor pemilihan waktu dan jarak sebesar 78 , Pilihan JPO sebesar 33 dengan faktor keamanan sebesar 63 dan Pilihan Terowongan sebesar 17 dengan faktor kenyamanan sebesar 33.

In the central business district as Blok M, South Jakarta there are many pedestrians who use the crossing means to simplify and accelerate the journey. In the selection of the crossing facilities are some of the variables needed pedestrians.
This study aims to assess the variables that affect the selection of crossing facilities and analyze the choice of means crossing in the central business district, it is necessary for the selection of crossing facilities based on user preferences.
The location is in the study of the Bridge Crossing Zebra Crossing People and Blok M in South Jakarta, the data collection is done by distributing questionnaires to pedestrians using the crossing means.
The results of the study showed that the zebra have a presentation hugest selection of 50 by a factor of timing and distance by 78 , Options JPO by 33 with a safety factor of 63 and Options Tunnel by 17 with the comfort factor of 33
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S68132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achernar Mirfa Chaniago
"

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karawang yang semakin meningkat setiap tahunnya diiringi oleh pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Karawang. Pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pesat dan pembangunan infrastruktur ini diikuti oleh urbanisasi. Dengan terjadinya pembengkakan populasi, Kabupaten Karawang dipaksa untuk tumbuh secara horisontal dan vertikal. Urbanisasi yang tidak terkendali dan tidak didukung oleh ketersediaan hunian dan lahan yang sesuai dapat menimbulkan ketidak layakan pada kondisi hidup penduduk di Kabupaten Karawang. Untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang diakibatkan dari meningkatnya populasi, industrialisasi, dan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Karawang, adalah pembangunan Hunian multifungsi (Mixed-Use) vertikal yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui infrastruktur apa saja yang diperlukan dalam pembangunan hunian Mixed-Use vertikal yang berkelanjutan di Karawang dan apakah prinsip pembangunan hunian Mixed-Use vertikal berkelanjutan dapat diimplementasian di Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan pendekatan secara kuantitatif dengan pengambilan data primer melalui observasi, dan survei dan data sekunder melalui desk study. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa infrastruktur utama yang dibutuhkan dalam suatu hunian Mixed-Use vertikal adalah infrastruktur komersial, perkantoran dan rekreasi. Sedangkan, fasilitas penunjang yang dibutuhkan adalah fasilitas kebersihan, fasilitas parkir, fasilitas kesehatan, fasilitas untuk anak, fasilitas keamanan, fasilitas peribadatan, fasilitas pejalan kaki dan fasilitas ruang terbuka. Prinsip hunian mixed-use vertikal yang berkelanjutan dapat diimplementasikan dalam proses perancangan desain yang dilihat dari pengaruh lingkungan dan sosial.

 


The economic development of Kabupaten Karawang that has gone up each yar is tightly accompanied by the development of infrastructure in the area. Those developments have also been directly followed by urbanization. With the accelerated rise of population, Kabupaten Karawang is forced to grow both horizontally and vertically. However, urbanization that is not supported with a vast availability of housings and lands will result in inadaquate living conditions for the people of Kabupaten Karawang. One way to solve the problem of limited housings and lands is to build a sustainable vertical mixed-use housing. Thus, the purpose of this study is to determine the infrastructurs that are needed in the development of the sustainabl vertical mixed-use housings, and whether the principles of the sustainable mixed-use housing can be implemented in Kabupaten Karawang. The method that is used in this study is quantitative, the obtaining of primary data through observation and survey, as well as secondary data through desk study. The result of this study will be able to show that the primary infrastructures that are needed for one vertical mixed-use housing are the commercial, office complex, and recreational infrastructures. On the other side, the facilities that are needed for one vertical mixed-use housing are facilities for sanitation, parking, healthcare, childrens area, security, religious, pedestrian and public open spaces. The principles of the sustainable vertical mixed-use housings can be implemented in the process of design planning, which can be observed through the environment and social aspects.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sengke, Maria Myron Charlotta
"

Penelitian ini fokus kepada terjadinya mekanisme melihat, melalui keterbatasan ruang pandang dalam membentuk pengalaman ruang secara visual. Metode kuantitatif simulasi digunakan dalam menangkap, mengukur dan membongkar gambar pandangan. Gambar pandangan digunakan untuk mengeksplor pengalaman pasien di ruang pasien pada salah satu rumah sakit swasta di Depok. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kualitas pertemuan (interface) antara mekanisme melihat dan peluang lingkungan, mengungkap keterbatasan ruang pandang (visual rangeness) yang hanya dialami oleh pasien (egocentric perception) melalui konsep incomplete parts. Incomplete parts merupakan struktur unit dari yang terkecil sampai terbesar, mencakup ruang dan elemen ruang yang tertangkap secara sebagian dalam ruang pandang. Penemuan ini menambahkan inti yang membangun persepsi ruang, melalui bagian-bagian menjadi keseluruhan ruang di dalam ruang pandang. Persepsi ruang didiskusikan dalam sebuah diskusi Gestalt dan Ekologikal Optik, dengan melibatkan pertemuan mekanisme melihat dan peluang lingkungan.


This research focuses on the mechanism of seeing, through the limitations of the field of view in shaping the visual experience of space. The quantitative simulation method is used in capturing, measuring, and unpacking the view image. The view image is used to explore patient experiences in the patient room at one of the private hospitals in Depok. The results of the study explain the quality of the interface between the mechanism of seeing and environmental opportunities, the results of the study revealed that the limitations of visual rangeness in experiencing space experienced only by patients (egocentric perception) through the concept of incomplete parts. Incomplete parts are the unit structure from the smallest to the largest, including space and space elements that are captured partially in the field of view. These findings add to the core that builds space perception through parts into the whole space in the field of view. The perception of space is discussed in a discussion of Gestalt and Ecological Optics, involving the meeting of mechanisms of seeing and environmental opportunities.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zsuryanuti Dirgantara Perdana
"Masyarakat Indonesia memiliki langkah berjalan perharinya dibawah rata-rata dunia yaitu sebesar 3,513 langkah perhari, sedangkan rata-rata dunia mencapai 5,000 langkah perhari. Fenomena ini disebabkan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor baik pribadi maupun umum karena kemudahan mengakses kendaraan-kendaraan tersebut. Penelitian ini bertujuan unuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi keinginan berjalan masyarakat Indonesia, dengan membandingkan keuntungan dari berjalan kaki dengan menggunakan moda kendaraan umum bermotor, dalam kasus ini ojek dan shuttle bus, pada last mile trip. Data diambil dengan metode stated preference dengan didasari teori discrete choice model dan utility function. Hasil analisa data menunjukkan bahwa yang menyebabkan orang untuk lebih memilih berjalan kaki dibandingkan dengan menggunakan moda kendaraan bermotor adalah penghematan waktu perjalanan, jenis kelamin, total biaya perjalanan untuk 1 kali perjalanan, dan biaya di akhir perjalanan. Semakin besarnya selisih penghematan waktu antara berjalan kaki dan moda kendaraan bermotor, semakin besar juga peluang orang untuk berjalan kaki dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai tujuan akhirnya. Jenis kelamin juga mempengaruhi daripada probabilitas berjalan, yaitu pria cenderung lebih memilih berjalan dengan selisih penghematan waktu yg lebih kecil dibanding wanita. Toleransi jarak tempuh berjalan juga berbeda untuk setiap pengguna moda. Selain itu, masyarakat yang berasal dari jarak trunkline yang berbeda juga memiliki preferensi berjalan yang berbeda.

Indonesian people have a fewer walking steps rate than the world average steps walked. This phenomenon caused by high private and public motorized transportation which can be easily accessed by the Indonesian people. This research has a purpose to analyze the variables which can affect people preferences to walk instead of using motorized vehicle, which in this case are Ojek and shuttle bus, at the last mile trip. Data are gathered using stated preference and based on discrete choice model. Data analysis shows that variable which causes people to switch from motorized vehicle to walk for the last mile trip are travel time saving, gender, total trip cost, and cost for last mile trip. The bigger the travel time saving for walking instead of motorized vehicle on the last mile trip, the bigger the probability of people walking to their destination instead of using the motorized vehicle. Gender is also affecting the people preference to walk, male tends to walk with less saving travel time than female. Acceptance walking distance is also different for each people using different transportation mode. Also, people that came from different trunkline tends to have different walking preferences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>