Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Hafiz
"Saat ini, penggunaan gliserol masih sangat sedikit. Padahal, potensinya besar karena dapat dengan mudah didapatkan sebagai sisa dari pembuatan biodiesel. Salah satu cara untuk memanfaatkan gliserol ini adalah dengan menggunakan gliserol sebagai bahan dasar pembuatan pelapis poliuretan sebagai lapisan anti abrasi pada logam. Poliuretan dikenal sebagai salah satu jenis polimer yang memiliki ketahanan abrasi yang tinggi. Pada penelitian ini, akan dilakukan uji terhadap performa anti abrasi dari pelapis poliuretan dengan bahan baku gliserol, asam lemak dan phthalic anhydride. Asam lemak digunakan dalam penelitian ini adalah asam oleat dam asam stearat. Pelapis poliuretan dilapiskan pada plat alumunium sebagai plat sampel. Uji abrasi dilakukan dengan alat abrasi sederhana dengan menggunakan pasir sebagai media abrasi dan dilakukan dengan 2 kondisi yang berbeda kecepatan putar sampelnya (420 rpm dan 1160 rpm). Dari penelitian ini, performa ketahanan abrasi dari sampel dilihat dari nilai wear rate (gram/cm2.menit) yang akan merepresentasikan banyaknya sampel atau pelapis yang hilang per satuan luas sampel per satuan waktu yang digunakan.

Nowadays, glycerol usage is still low. However, glycerol potential is big and also easy to get as the byproduct of biodiesel production process. In order to increase the usage of glycerol, glycerol can be used as material to make polyurethane coating as metal anti abrasion coating. Polyurethane is well known as one of polymer which has great abrasion resistance. In this research, there will be a test to determine abrasion resistant of polyurethane coating made by glycerol, fatty acid and phthalic anhydride. Oleic acid and stearic acid are fatty acid that will be used in this research. The polyurethane coating will be coated in alumunium plate as sample plate. Abrasion test will be conducted using abrasion device which use sand as abrasive material and done with 2 different sample speed rotation (420 rpm and 1160 rpm) . From this research, the anti abrasion performance of polyurethane coating will be measured by calculating wear rate (gram/cm2.minute) that will represent amount of sample or coating mass loss per area of used surface sample per test time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Stefan
"[ABSTRAK
Saat ini, penggunaan gliserol masih sangat sedikit sekali. Padahal, potensinya besar karena dapat dengan mudah didapatkan sebagai sisa dari pembuatan biodiesel. Salah satu cara untuk memanfaatkan gliserol ini adalah dengan menggunakan gliserol sebagai bahan dasar pembuatan pelapis poliuretan sebagai lapisan anti abrasi pada logam. Poliuretan dikenal sebagai salah satu jenis polimer yang memiliki ketahanan abrasi yang tinggi. Pada penelitian ini, akan dilakukan uji terhadap performa anti abrasi dari pelapis poliuretan dengan bahan baku gliserol, asam lemak dan phthalic anhydride. Asam lemak digunakan dalam penelitian ini adalah asam oleat dam asam stearat. Pelapis poliuretan dilapiskan pada plat alumunium sebagai plat sampel. Uji abrasi dilakukan dengan alat abrasi sederhana dengan menggunakan pasir sebagai media abrasi. Dari penelitian ini, performa ketahanan abrasi dari sampel dilihat dari nilai wear rate (gram/cm2.menit) yang akan merepresentasikan banyaknya sampel atau pelapis yang hilang per satuan luas sampel yang digunakan.

ABSTRACT
Nowadays, glycerol usage is still low. However, glycerol potential is big and also easy to get as the byproduct of biodiesel production process. In order to increase the usage of glycerol, glycerol can be used as material to make polyurethane coating as metal anti abrasion coating. Polyurethane is well known as one of polymer which has great abrasion resistance. In this research, there will be a test to determine abrasion resistant of polyurethane coating made by glycerol, fatty acid and phthalic anhydride. Oleic acid and stearic acid are fatty acid that will be used in this research. The polyurethane coating will be coated in alumunium plate as sample plate. Abrasion test will be conducted using abrasion device which use sand as abrasive material. From this research, the anti abrasion performance of polyurethane coating will be measured by calculating wear rate (gram/cm2.minute) that will represent amount of sample or coating mass loss per area of used surface sample., Nowadays, glycerol usage is still low. However, glycerol potential is big and also easy to get as the byproduct of biodiesel production process. In order to increase the usage of glycerol, glycerol can be used as material to make polyurethane coating as metal anti abrasion coating. Polyurethane is well known as one of polymer which has great abrasion resistance. In this research, there will be a test to determine abrasion resistant of polyurethane coating made by glycerol, fatty acid and phthalic anhydride. Oleic acid and stearic acid are fatty acid that will be used in this research. The polyurethane coating will be coated in alumunium plate as sample plate. Abrasion test will be conducted using abrasion device which use sand as abrasive material. From this research, the anti abrasion performance of polyurethane coating will be measured by calculating wear rate (gram/cm2.minute) that will represent amount of sample or coating mass loss per area of used surface sample.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiputra Khomas
"Ketersediaan gliserol yang semakin melimpah mengakibatkan harga gliserol cenderung turun dan semakin tidak termanfaatkan. Gliserol dapat dimanfaatkan menjadi turunannya yaitu gliserol karbonat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan intermediate untuk menjadi produk yang memiliki daya guna dan nilai ekonomis yang lebih baik, salah satunya adalah pelumas bio. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gliserol karbonat melalui reaksi gliserolisis urea, yaitu reaksi antara gliserol dan urea dengan bantuan katalis HT(Zn) (Hydrotalcite-Zinc) dengan variasi konsentrasi gliserol dan massa katalis. Sebelum dilakukan reaksi, terlebih dahulu dilakukan karakterisasi XRD pada katalis. Produk hasil reaksi akan dikarakterisasi dengan FTIR dan GCMS untuk dianalisis. Reaksi yang menggunakan konsentrasi gliserol 96% dengan massa katalis 1 gram memberikan kualitas hasil terbaik, menghasilkan nilai konversi sebesar 57%, selektivitas 65%, dan yield 37% untuk gliserol karbonat. Sementara itu, gliserol dengan kualitas limbah biodiesel (87%) dengan jumlah katalis 0,5 gram, memiliki konversi, dan yield terbaik diantara sampel dengan konsentrasi yang sama, dengan konversi sebesar 58%, selektivitas 46%, dan yield 26% untuk gliserol karbonat.

Increasing amount of abundant glycerol causing glycerol price to fall and become unused. Glycerol can be derivated into glycerol carbonate, which can be used as intermediate to produce higher value products, such as biolubricants. This research is conducted to produce glycerol carbonate, which is produced by urea glycerolysis reaction, a reaction between glycerol and urea with HT(Zn) (Hydrotalcite-Zinc) catalyst with glycerol concentration and catalyst loading weight as variance. Before running the reaction, the catalyst is characterized by XRD. The product will be characterized using FTIR and GC-MS that will be analyzed. The analysis results show that the highest rate of conversion and yield can be done by reacting glycerol with 96% purity and 1 gram of catalyst with conversion rate of 57%, selectivity of 65%, and yield 37% for glycidol. Meanwhile, glycerol with biodiesel purity (87%) can be converted with best performance using 0,5 gram of catalyst, with conversion rate 58%, selectivity of 46% and yield 26% for glycidol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Hendra Raharjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yophi Yulindo
"Penelitian ini mempelajari migrasi dioktil ftalat dan etilen glikol ke dalam struktur poliuretan dengan pemanjang rantai diamina aromatik MCDEA (Benzamina-4,4?-metilena-bis[3-kloro-2,6-dietil]). Interaksi molekuler antara dioktil ftalat dan etilen glikol dengan material poliuretan diperkirakan berdasarkan data percobaan sorpsi dan desorpsi pada temperatur 25, 45 dan 65oC. Pengaruh sorpsi dioktil ftalat dan etilen glikol terhadap sifat mekanik, perilaku termal dan morfologi poliuretan dipelajari melalui hasil pengukuran kuat tarik, kekarasan, DSC dan SEM. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya suatu mekanisme sorpsi yang berbeda antara kedua jenis zat yang dipengaruhi oleh polaritas molekulnya. Dioktil ftalat yang merupakan molekul dengan kepolaran rendah lebih cenderung bermigrasi ke dalam segmen lunak, sedangkan etilen glikol yang jauh lebih polar cenderung bermigrasi ke dalam segmen keras. Sorpsi dioktil ftalat dan etilen glikol pada temperatur 25oC tidak mempengaruhi kinerja poliuretan. Sedangkan pada temperatur 65oC terjadi penurunan kuat tarik dan kekerasan poliuretan. Penurunan kekuatan tarik terbesar terjadi pada sampel poliuretan yang terpapar etilen glikol pada temperatur 65oC. Adanya interaksi molekuler antara dioktil ftalat dan etilen glikol dengan poliuretan juga ditunjukkan oleh penurunan temperatur transisi gelas (Tg) dan temperatur leleh (Tm)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Some poly (urethane-urea) variations have been synthesized from three types of diols 9(10)-methoxy-1,10(9)-octadecanediol (Diol-1),9(10)-ethoxy-1,10(9)-octadecanediol (Diol-2) and 9(10)-butoxy-1,10(9) octadecenediol (Diol-3 with 4,4 methylene bis (phenylisocyanete)(MDI) and chain extender of ethylene diamina (EDA) and phenylene diamina (PDA). Synthesis has been conducted using two phases of methods (prepolymer methods). The structural identification of poly (urethane-ureas) were carried out using FTIR, while intrinsic viscocity were measured using ostwald viscometer with tetrahydrofuran (THF) solvent at room temperature..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Nur Syahidah
"Sifat busa poliuretan yang ringan, fleksibel, serta memiliki perambatan suara dan panas yang rendah membuatnya menjadi salah satu material yang digunakan dalam berbagai industri, salah satunya adalah otomotif. Dalam pembuatan salah satu bagian mobil, yaitu headliner, diperlukan busa poliuretan dengan kekuatan mekanis yang baik. Hal tersebut dapat dicapai melalui modifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu pelapisan dengan larutan kitosan. Penelitian yang dilakukan berfokus pada pengaruh konsentrasi kitosan terhadap sifat mekanis dan termal busa poliuretan. Pelapisan dilakukan dengan cara mencelupkan busa poliuretan ke dalam larutan kitosan dengan konsentrasi 1-6% (b/v). Kemudian busa dikeringkan dalam oven vakum pada temperatur 60 oC selama 30 menit yang dilanjutkan dengan curing pada 120 oC selama 90 menit. Karakterisasi sampel yang dilakukan adalah uji mekanis, uji termal, FTIR, dan FE-SEM. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pelapis yang optimal adalah 4%.

The properties of polyurethane foam which are lightweight, flexible, and have low propagation of sound and heat, make it possible to be used in various industries, one of which is automotive. In making one part of a car, the headliner, polyurethane foam with good mechanical strength is needed. This can be achieved through modifications made in this study, which is coating with chitosan solution. The research conducted focuses on the effect of chitosan concentration on the mechanical and thermal properties of polyurethane foam. Coating is done by dipping polyurethane foam into chitosan solution with a concentration of 1-6% (b/v). Then the foam was dried in a vacuum oven at a temperature of 60 oC for 30 minutes followed by curing at 120 oC for 90 minutes. The sample characterization carried out was mechanical testing, thermal test, FTIR, and FE-SEM. The results obtained showed that the optimal concentration of chitosan coating solution was 4%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sylvia Amanda
"ABSTRAK
Pemanfaatan limbah industri biodiesel di Indonesia masih terbatas karena nilai
ekonomi dari crude glycerol sangat rendah dan membutuhkan proses purifikasi,
oleh karena itu pada penelitian ini crude glycerol dimanfaatkan menjadi adhesive
poliuretan. Penelitian yang dilakukan akan membuat poliol dari gliserol, asam oleat,
dan phthalic anhydride. Poliol yang didapat disintesis menjadi poliuretan adhesive
dengan mereaksikan poliol dengan senyawa isosianat polymeric Methylene
Diphenyl Diisocyanate (pMDI). Adhesive yang telah diaplikasikan dibiarkan
melalui proses curing dalam jangka waktu bervariasi untuk melihat waktu curing
paling optimal. Beberapa sistem adhesive kemudian diberi perlakuan asam dan basa
untuk mengetahui resistensi terhadap keadaan asam dan basa. Performa steel
adhesive poliuretan akan dilihat berdasarkan kekuatan mekaniknya, oleh karena itu
akan dilakukan uji shear-strength test dan T-peeling test untuk melihat apakah
crude glycerol dapat memberikan daya adhesi yang bagus, sehingga dapat
mendekati performa produk komersil yang ada di pasaran. Berdasarkan hasil uji
mekanik yang dilakukan, adhesive dari gliserol teknis memiliki kekuatan mekanik
paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lain. Variasi waktu curing
menunjukkan tujuh hari adalah waktu curing yang menghasilkan kekuatan mekanik
tertinggi. Variasi treatment yang menghasilkan kekuatan mekanik tertinggi adalah
dengan larutan detergen dan amplas. Pemberian asam dan basa menunjukkan basa
membuat kekuatan mekanik adhesive berkurang banyak dibandingkan dengan
asam.

ABSTRACT
Low market price of crude glycerol in Indonesia is caused by low utilization of
biodiesel industrial waste. Other than in food and pharmacy industry, glycerol can
be used as polyurethane adhesive ingredients. The research will use crude glycerol,
oleic acid, and phthalic anhydride to make polyol. The polyol then used to make
polyurethane adhesive by reaction with Methylene Diphenyl Diisocyanate (pMDI).
Curing time are varied to find out curing optium time of adhesive. Acid and base
treatment the given to some of adhesive system to find out chemical strength of the
adhesive. Steel adhesive performance will be seen from its mechanical properties.
Shear strength and T-peeling test is done to test mechanical properties of steel
adhesive from crude glycerol to find out if the adhesive can meet the performance
of commercial adhesive. Based on mechanial test results, adhesive with technical
grade glycerol has the highest mechanical strength than other gkycerol
concentration used. Curing time variation showed that seven days curing result the
highest mechanical strength of the adhesive. Surface treatment variation showed
that with detergent solution and emery paper give adhesive the highest mechanical
strength. Acid base treatment showed that base reduce mechanical strength of
adhesive more than acid treatment.;;;"
2016
S65246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Minyak jarak adalah komoditi yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia; demikian juga polyurethane, dimana pasar produk polyurethane berkembang pesat tanpa diiringi perkembangan industri dalam negeri. Polyurethane berbasis minyak jarak mempunyai banyak kelebihan dibandingkan yang ada umumnya. Dari analisis pasar, diketahui bahwa kapasitas pabrik yang sesuai untuk dibangun di Indonesia adalah 8.300 ton/tahun. Modifikasi minyak jarak dengan anhidrida suksinat dan neopentil glikol menghasilkan poliol poliester dengan reaktivitas tinggi, yang terutama sesuai digunakan sebagai komponen resin poliurethane untuk aplikasi coating, adhesive dan binder. Peralatan utama yang dibutuhkan di pabrik adalah: dua reaktor, sebuah mixer, empat pompa, sebuah kondenser, dan sebuah tangki. Hasil simulasi dengan bantuan CHEMCAD 5.2 menunjukkan efisiensi karbon sebesar 83,57% dan efisiensi energi sebesar 93,83%. Besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik ini adalah Rp 21 miliar. Untuk setiap ton produk membutuhkan biaya manufaktur sebesar US$ 1,928 dimana harga jualproduk diasumsiknn sebesar USS 3,000. Analisis kelayakan ekonomi mendapatkan nilai: Net Present Value (NPV) sebesar USS 22.5 juta, Internal Rate of Return (IRR) 40,3%, dan Payout Period 2,03 tahun. Faktor yang paling sensitifyang dapat mempengaruhi kelayakan proyek ini adalah harga jual produk dan volume produksi. Berdasarkan analisayang dilakukan, pabrik layak untuk dibangun.

Castor oil is a potential commodity to be developed in Indonesia; polyurethane is also a potential one since its market grows rapidly without being accompanied by local industry's capability to fulfill. Polyurethane based on castor oil is superior in many properties to currently available polyurethane. According to market analysis, the suitable capacity to be applied is 8,300 tons/year. Modification of castor oil with succinic anhydride and neopentyl yields high reactivity polyester polyol suitable to be used as component of polyurethane resin for coating, adhesive and binder applications. Main equipments needed in the plant are: two reactors, one mixer, four pumps, one condenser, and one tank. Simulation with the aid of CHEMCAD 5.2 resulted in carbon efficiency of 83.57% and energy efficiency of 93.83%. Total investment required to construct this plant is about Rp 21 billion. Assuming product price of USS 3,000/ton, manufacturing cost will be US$ 1,928/ton-product. Economic feasibility analysis yielded values: Net Present Value (NPV) of USS 22.5 million, Internal Rate of Return (IRR) of 40.3%, and Payout Period of 2.03 operating-years. The most significant factors influencing the feasibility are product price and production volume. Based on the analysis that has been done, the plant is feasible to build."
Jurnal Teknologi, 2004
JUTE-XVIII-2-Jun2004-109
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhan Fauzan Prasetyo
"Poliuretan adalah salah satu bentuk limbah dari industri kimia yang tentunya dapat menjadi salah satu proyek yang dapat menghasilkan keuntungan yang memadai apabila dilakukan pengolahan dan pengunaan dengan metode yang tepat. Limbah Poliuretan atau PU dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembentukan papan insulasi (Insulation Board) yang umumnya digunakan pada penyimpanan dingin (cold storage) yang bekerja secara pasif yaitu menghambat atau mengurangi laju perpindahan kalor (Heat Exchange) sehingga panas yang mengalir dari lingkungan (environment) ke dalam sistem insulasi (Insulation System) dapat terjadi secara perlahan sehingga suhu dingin yang berada di di dalam sistem dapat dipertahankan dalam waktu yang lama dan menjaga kualitas objek yang berada di dalam insulasi tersebut. Pengolahan Poliuretan sebagai bahan pembuatan papan insulasi melalui dua perlakuan (treatment) yaitu perlakukan mekanik (physical treatment) dan perlakuan kimiawi (chemical treatment) sebelum dapat dikomersilkan sebagai komoditi yang tentunya harus dikaji secara keekonomiannya sebelum perencaan atau perancangan pabrik dapat terlaksana melalui salah satu metodologi yaitu uji kelayakan (feasibility study). Analisis profitabilitas dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan proyek ini. Payback period 5,38 tahun menunjukkan waktu yang cukup wajar untuk memulihkan investasi modal dengan titik impas 59.140 kg. IRR yang diperoleh adalah 21,23%. Melalui analisis profitabilitas ini, proyek pembuatan pabrik ini layak secara ekonomi.

Polyurethane (PU) usually comes in a great number as byproduct of chemical industries. Most of byproducts are usually recycled since they do not possess significant values as assets. By introducing correct treatment and researches, PU will undergo various tests to determine whether it will actually accommodate as raw materials for insulation board application or not. The study will be focused on its economical parts to actually understand its nature as raw materials not as wastes. Insulation boards usually are applied to cold storage systems. They work passively by limiting how much heat can be exchanged from surroundings or environments into a system. If a system can maintain a minimal amount of heat exchange per its designated amount of time, then that system has good insulation boards in place which translates as keeping objects inside it as fresh as it gets. To actually utilize PU as raw materials, there are two kinds of different treatments to do. First treatment is physical treatments, and the second one is chemical treatments where these two treatments will be considered and reviewed in its feasibility study to determine whether a plantation can actually be built to support this process as actual deal-breakers to make money for the industry or not. Economic analysis requires estimates of capital investment and operating costs. Profitability analysis was conducted to evaluate the feasibility of this project. Payback period of 5.38 years represents a short time to recover capital investment with a break-even point of 59,140 kg. The IRR obtained is 21.23%. Through a profitability analysis supported by cost estimates, this manufacturing project is economically feasible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>