Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Khodijah
"ABSTRAK
Angka kasus HIV di dunia saat ini masih tinggi. Jumlah kasus HIV yang mengalami
peningkatan saat ini adalah pada kelompok penasun (Pengguna NAPZA Suntik).
Prevalensi HIV pada kelompok penasun di Asia Tenggara tahun 2012 mencapai 28%.
Hal ini terjadi karena pencegahan perilaku berisiko pada penasun belum berhasil.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dari 240 penasun di DKI
Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui
determinan status HIV pada penasun di DKI Jakarta tahun 2013. Pengetahuan tentang
determinan status HIV pada penasun diharapkan dapat menjadi masukan untuk
program pencegahan dan penanggulangan HIV di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada penasun di DKI Jakarta tahun 2013
mencapai 49,2%. Selain itu, proporsi penasun yang positif HIV terbanyak pada
penasun yang memiliki umur tidak lebih dari 31 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Kemudian proporsi penasun yang positif HIV terbanyak pada penasun yang
berpendidikan tinggi dan penasun yang memiliki pekerjaan tidak tetap. Pada perilaku
penasun, proporsi penasun yang positif HIV juga paling banyak pada penasun yang
menyuntik NAPZA setiap hari, yang menggunakan kondom tidak konsisten dan yang
mengunjungi LASS tidak lebih dari 4 kali dalam sebulan.

ABSTRACT
Today, number of HIV cases in the world is still high. The number of HIV cases has
increased is in the group of IDUs (Injecting Drug Users). HIV prevalence among
injecting drug users groups reached 28% in Southeast Asia 2012. This happens due to
the prevention of risk behavior in IDUs has not been successful. This study uses a
quantitative research methode of 240 IDUs in Jakarta. This study used a crosssectional
design to determine the determinants of HIV status in IDUs in Jakarta 2013.
Knowledge about determinants of HIV status in IDUs expected to become inputs for
HIV prevention and treatment program in DKI Jakarta. Results of this study showed
that the prevalence of HIV in IDUs in Jakarta in 2013 reached 49.2%. In addition, the
proportion of HIV-positive IDUs highest in IDUs who have aged under 31 years and
male sex. Then the proportion of HIV-positive IDUs in the most highly is educated
IDUs and IDUs are IDUs employment not permanent. On the behavior of injecting
drug users, the proportion of HIV-positive IDUs also most IDUs who inject drugs
every day, use condoms inconsistently and visit LASS less than 4 times a month."
2014
S55269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanti Lituhayu
"ABSTRAK
Wanita Pekerja Seks (WPS) merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk terjadinya
infeksi HIV/AIDS sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan determinan
konsistensi pemakaian kondom untuk mencegah HIV/AIDS pada WPSTL/Pelanggannya.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder
Survey Cepat Perilaku DKI Jakarta, jumlah sample adalah 240 responden. Hasil penelitian ini
menemukan dari seluruh variabel pada studi ini faktor yang berhubungan dengan penggunaan
kondom yang konsisten adalah : menawarkan kondom (OR= 19,539 95% CI 8,701-43,876),
ketersedian kondom ( OR= 0 95% CI 0) dan pasangan seks (OR= 0,110 95% CI 0,057-
0,211).
Penelitian ini merekomendaksikan adanya outlet kondom pada tempat tertentu yang
mobile agar WPSTL dapat mengakses dan mendapatkan kondom secara berkala.

ABSTRACT
Female Sex Workers (FSW) is a high-risk population for infection HIV/AIDS until now. This
study aims to explore the determinant consistency of condom use to prevent HIV/AIDS in
FSW / client.
This study used cross sectional study design by using Rapid Behavior Survey among key
population at DKI Jakarta with total sample 240 respondents. This study found of all
variables in this study factors associated with consistent condom use is: to offer condoms
(OR = 19.539 95% CI 8.701 to 43.876), the availability of condoms (OR = 0. 95% CI 0) and
sexual partners (OR = 0.110 95% CI 0.057 to 0.211).
The study recommended to provide condom outlets in certain specific places to give more
access for condom to WPSTL regularly."
2016
S66099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Diarrhoeal diseases become the second coused of death of the under-fives, the third in infant and the fifth at all people in Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mar`Atullathifah
"Angka infeksi HIV baru di Indonesia meningkat 48% sejak 2005. Prevalensi HIV pada orang dewasa berumur 15-49 tahun sebesar 0,5%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsistensi penggunaan kondom Penasun pada pasangan tetap dan pasangan tidak tetap. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Survei Cepat Perilaku pada Penasun tahun 2013. Cara pengambilan sampel SCP yang dilakukan di setiap lokasi survei adalah sampel 2 tahap (two stage sampling).Tahap pertama secara Probability Proportionate to Size (PPS). Tahap kedua dengan metode Responden Driven Sampling. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan Proporsi penggunaan kondom konsisten pada saat berhubungan seks sebesar 22,2% pada pasangan tidak tetap, dan sebesar 17% pada pasangan tetap. Terdapat 15,4 % Penasun yang memiliki lebih dari satu pasangan seks yaitu pasangan seks tetap dan pasangan seks tidak tetap. Determinan perilaku penggunaan kondom pada Penasun pada pasangan tidak tetap adalah umur ≤ 24 tahun, penghasilan tidak tetap dan memiliki akses Layanan Alat Suntik Steril (LASS). Determinan penggunaan kondom konsisten Penasun pada pasangan tetap adalah lama tinggal lebih dari 3 tahun, tidak memiliki riwayat ditahan, akses Program Terapi Rumatan Metadhone (PTRM), jenis Napza Opioid yang paling sering digunakan dan tidak menyuntik Napza setiap hari.

The number of new HIV infections in Indonesia increased by 48% since 2005. The HIV prevalence in adults aged 15-49 at 0.5%. This study aimed to know factors correlated to consistency of IDUs condom use with regular sex partner and casual sex partner. Secondary data drawn from Behavior Rapid Survey of IDUs in 2013 was conducted to this study. The research was Cross Sectional designed. SCP method of sampling conducted in each survey site is two stage sampling. First, we use Probability Proportionate to Size (PPS) method. Then the second, we have Respondent Driven Sampling method. The data is analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analyzes.
This study yield proportion of consistent condom use during sex by 22.2% on casual partners, and by 17% at regular partner. There are 15.4% of IDUs who had more than one sex partner, that are regular sex partner and casual sex partner. Behavioral determinants of condom use in IDUs with casual partners are aged ≤ 24 years, inconsistent income, and having access to Sterile Syringe Services. Meanwhile, determinants of condom use in IDUs with regular partner are long lived more than 3 years, do not have a history of custody, access to Metadhone Maintenance Therapy Program, most commonly used Opioid drug type, and do not inject drugs every day."
2015
S62168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Faktor kesulitan ekonomi, kemisskinan dan kondisi geografis yang relatif terpencil dari sentral -sentral ekonomi di propinsi Jawa Timur, merupakan salah satu faktor determinan migrasi kerja yang dilakukan oleh sebagian penduduk Pulau Kangean ke Negara Malaysia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vella Ovelia
"Kejadian HIV pada populasi menyuntik narkoba cukup tinggi yaitu lebih dari 40% dari kasus baru yang ada. Di Indonesia, kejadian HIV berkisar antara 50%-90% pada penasun. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dan perilaku menyuntik dengan status HIV pada Pengguna NAPZA suntik di 4 kota di Indoneisa (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar tahun 2013. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan data Survei Terpadu Biologis Perilaku 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah penasun pria atau wanita berumur 15 tahun atau lebih yang tinggal di Kota lokasi survey dan menyuntik NAPZA selama satu bulan terakhir.
Hasil penelitian diperoleh penasun dengan status HIV (+) sebesar 61,35%. Adapun variabel yang bermakna secara statistik yaitu usia (PR: 0,662; 95%CI: 0,519?0,844), lama menggunakan NAPZA suntik (PR: 1,844; 95%CI: 1,485?2,289) hubungan seksual (PR: 1,882; 95%CI: 1,271?2,788), akses pelayanan kesehatan (PR: 1,285; 95%CI: 1,048?1,576) dan akses LASS (PR: 0,811; 95%CI: 0,674?0,977). Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan perilaku berisiko pada usia reproduktif dan memperluas akses pelayanan kesehatan dan layanan alat suntik steril.

HIV incidence in the population inject drugs is quite high at more than 40% of new cases are there. In Indonesia, HIV incidence ranges from 50% -90% in IDUs. The purpose of this study was to determine the relationship between the sociodemographic and behavioral factors injected with HIV status on injecting drug users in four cities in Indonesia (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar in 2013. The study design was cross sectional using data from Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2013. Samples IDUs in this study were male or female aged 15 years or older who live in the city survey locations and injecting drugs during the last month.
The results obtained IDUs with HIV status (+) amounted to 61.35%. The variables are statistically significant age (PR: 0.662; 95% CI: 0.519 to 0.844), duration of injecting drug use (PR: 1.844; 95% CI: 1.485 to 2.289) sexual relations (PR: 1.882; 95% CI: 1.271 to 2.788), access to services health (PR: 1.285; 95% CI: 1.048 to 1.576) and access LASS (PR: 0.811; 95% CI: 0.674 to 0.977). Therefore, there should be the prevention of risk behavior of reproductive age and expand access to health care and services sterile syringe.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Shafira
"Sebanyak 12,3% dari kasus HIV pada tahun 2014-2018 di wilayah Asia dan Pasifik merupakan penasun. Hasil Laporan STBP sejak 2007 selalu menunjukkan kelompok kunci yang memiliki prevalensi tertinggi adalah penasun. Pada tahun 2015 prevalensi HIV pada penasun sebanyak 28,7%. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kejadian HIV pada penasun adalah perilaku berisiko penasun, perilaku berisiko seks dan penggunaan kondom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan dan persepsi, perilaku penggunaan napza, perilaku berisiko seks, dan perilaku pencegahan dengan kejadian HIV pada kelompok kunci pengguna narkotika suntik (penasun) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder STBP 2018-2019. Sampel yang digunakan adalah penasun yang ada diseluruh Indonesia yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel sebanyak 1.364. data dianalisis secara univariat dan bivariat. Prevalensi HIV sebanyak 13,7%. Angka ini menglami penurunan cukup signifikan dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya. Terdapat hubungan signifikan antara umur (p-value 0,001; PR= 15,3) dan lama menjadi penasun (p-value 0,001; PR= 7,1). Diharapkan program cakupan PTRM dan LASS dapat menjangkau lebih luas untuk mengurangi perilaku berisiko yang penasun lakukan.

As many as 12.3% of HIV cases in 2014-2018 in the Asia and Pacific region were IDUs. The results of IBBS (STBP) reports since 2007 have always shown that the key group with the highest prevalence is IDU. In 2015 the HIV prevalence among IDU was 28.7%. One of the factors that can influence the incidence of HIV among IDUs is the risk behavior of IDUs, sexual risk behavior and the use of condoms. This study aims to determine the relationship between sociodemographic factors, knowledge and perceptions, drug use behavior, sexual risk behavior and HIV prevention behavior in key groups of injecting drug users (IDUs) in Indonesia. This study uses secondary data from the 2018-2019 IBBS. The sample used was IDU throughout Indonesia in accordance with the inclusion and exclusion criteria with a total sample size of 1,364. data were analyzed by univariate and bivariate. The HIV prevalence was 13.7%. This figure has decreased significantly compared to the previous year's results. There was a significant relationship between age (p-value 0.001; PR = 15.3) and length of time to be IDU (p-value 0.001; PR = 7.1). PTRM and NSP coverage programs can reach more widely to reduce the risky behavior that IDUs engage in."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Proses adaptasi dan interaksi dari peserta didik dengan lingkungan baru dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologis tubuh sehingga menjadi rentan terhadap penyakit. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan epidemiologi penyakit pada mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Garut tahun 2015. Sebanyak 235 mahasiswa menjadi sampel. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, karakteristik tempat asal mahasiswa, kesakitan dengan menggunakan kuesioner tentang riwayat kesakitan atau morbiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70,2% mahasiswa mengalami sakit selama tiga bulan terakhir dan 57,9% mahasiswa memiliki riwayat sakit terdahulu. Terdapat hubungan antara determinan epidemiologi karakteristik responden dengan nilai p= 0,023 dengan 95% CI sebesar 6,48 (2,21-22,56) dan karakteristik tempat pada kesakitan mahasiswa nilai p= 0,045 dengan 95% CI sebesar 0,09 (0,02-0,41). Peran pembimbing akademik perlu ditambah dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap masalah kesehatan mahasiswa. Institusi pendidikan sangat penting memiliki dan menyimpan pangkalan data tentang kesakitan mahasiswa.
ABSTRACT
Determinants of Epidemiology of Disease in Nursing Academy Students in Garut, West Java in 2015. The process of adaptation and interaction of students with the new environment can result in physiological balance disorders of the body, thus becoming susceptible to disease. This cross-sectional study aimed to identify the epidemiological determinants of disease in 2015 Garut District Nursing Academy students. A total of 235 students were involved. Data collected included respondent characteristics, the characteristics of the place of origin of the students, morbidity using a questionnaire about the history of previous illness or morbidity. The results showed that 70.2% of students experienced pain during the last three months and 57.9% of students had a history of the previous disease. There was a relationship between the epidemiological determinant of the characteristics of respondents with a value of p= 0.023 with 95% CI of 6.48 (2.21-22.56) and place characteristics in the morbidity of students p= 0.045 with 95% CI of 0.09 (0.02-0.41). The role of academic advisers needs to extend by providing guidance and counseling on student health problems. Educational institutions are significant to have and keep a database of the morbidity of students."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Safitri Fatiah
"ABSTRAK
Persentase perempuan yang menikah muda (usia <20 tahun) mengalami
peningkatan pada Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat sampai
sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan determinan perilaku wanita
usia 15-24 tahun dalam perspektif Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control yang terdiri dari 66
kasus dan 66 kontrol. Kelompok kasus adalah wanita usia 15 ? 19 tahun yang
menikah pada usia <20 tahun, sedangkan kelompok kontrol adalah wanita usia 20
? 24 tahun yang menikah pada usia ≥20 tahun. Penelitian ini menemukan faktor
yang berhubungan adalah: pendidikan perempuan (OR = 3.065 95% CI: 1.352 -
6.949); pekerjaan perempuan (OR = 3.615 95% CI: 1,065 - 12268); pekerjaan
ayah (OR = 0.163 95% CI: 0,027 - 0978) dan pekerjaan suami (OR = 5,4 95% CI:
0.287 - 16.453).
Penelitian ini merekomendasikan untuk memperhitungkan keempat faktor
tersebut dalam mengurangi kejadian pernikahan muda di Kota Depok.

ABSTRACT
The percentage of early marriage women (age <20 years old) is increasing at
Pancoran Mas subdistric at Depok City, West Java. This study aims to determine
behavioral determinant of women age 15 ? 24 years old in having good
perspective of mature age for married.
This study used case control study design with involved 66 case and 66
control. Case were women age 15 ? 24 young who married at aged <20 years old
when controls were women 15 ? 24 young who married at aged ≥20 years old.
This study shows that the determinants of early marriage women were women?s
education (OR=3,065 95% CI: 1,352 ? 6,949); women?s occupation (OR=3,615
95% CI: 1,065 ? 12,268); womenn?s father occupation (OR= 0,163 95% CI:
0,027 ? 0,978) and women?s husband occupation (OR=5,4 95% CI: 0,287 ?
16,453).
This study recommended to take into accounted all the determinant to reduce
the early marriage at Depok City."
2016
T46261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Afriani
"Masalah utama yang dihadapi perawat di Indonesia adalah masalah kualitas sumber daya manumur. Sistem jenjang karir merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor determinan yang mempengaruhi ekspektasi perawat terhadap penerapan jenjang karir di rumah sakit. Desain penelitian Korelasi Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 145 perawat dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Berganda.
Terdapat hubungan dukungan atasan (p value = 0,000) dan dukungan teman sejawat (p value = 0,030) dengan ekpektasi perawat terhadap penerapan jenjang karir di rumah sakit. Dukungan atasan (OR = 3,806) dan jenis kelamin (OR = 2,278) merupakan faktor yang paling dominan dengan ekspektasi perawat. Penelitian ini merekomendasikan agar pimpinan rumah sakit mendukung sistem jenjang karir dan memotivasi perawat meningkatkan kompetensi melalui sistem jenjang karir sehingga ekspektasi perawat meningkat terhadap manfaat dari sistem ini.

The main problem faced by nurses in Indonesia is a nursing quality. Nursing Clinical Ladder System (CLS) is one way to improve the quality of nurses in providing nursing care. This study is aimed to identify determinant factors affecting nurses? expectations towards the implementation of nursing clinical ladder system. This research using cross sectional descriptive correlation and simple random sampling technique, and has involved 145 nurses. Data were analyzed by Chi-Square test and Multiple Logistic Regression.
There is found a significant relationships between leader?s support (p= 0,000) and colleagues? support (p= 0,030) and the nurses' expectations towards the implementation of CLS. The leader support (OR= 3,806) and the gender factor (OR=2,278) are the dominant factors of nurses? expectation. It is recommended that hospital leaders support CLS and motivate nurses to improve their competence through this system so that CLP will increase the nurses? expectation to the benefits of CLS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>