Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189127 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Yanci
"Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan diabetes mellitus tipe 2 masih tinggi di seluruh dunia. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit yang memiliki dampak kesehatan mematikan, seperti gagal ginjal, kebutaan, penyakit kardiovaskular, dan berujung kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 pada orang berusia 40 - 70 tahun di Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan April hingga Mei 2014 di Vihara Hastabrata, Pusdiklat Maitreyawira, dan Vihara Darma Bakti. Teknik pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan non-probability sampling, purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan semi-quantitative FFQ dengan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 59,7% responden mengidap diabetes mellitus tipe 2. Dari hasil bivariat menggunakan uji chi-square (95% CI) menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara pola diet vegetarian (OR = 2,756; CI = 1,30 - 5,84), jenis kelamin (OR = 3,216; CI = 1,34 - 7,73), genetik (OR = 2,457; CI = 1,13 - 5,37), linggkar pinggang (OR = 2,273; CI = 1,10 - 4,69), dan stres (OR = 3,233; CI = 1,28 - 8,12) dengan diabetes mellitus tipe 2. Dari hasil multivariat menunjukan bahwa pola diet vegetarian menjadi faktor protektif terhadap diabetes mellitus tipe 2.

The mortality and morbidity rate of non-communicable disease, especially type 2 diabetes is still high around the world. The type 2 diabetes has got some deathly health impact such as kidney failure, blindness, cardiovascular disease, even leading to death. The purpose of this research is to obtain information about the risk factors contributing to type 2 diabetes on people aged 40 - 70 years old in West Jakarta. This study used a cross-sectional design which was conducted between April and May 2014 in Vihara Hastabrata, Pusdiklat Maitreyawira, dan Vihara Darma Bakti. This study used non-probability sampling, purposive sampling for taking samples. Data were collected through the questionnaire and semi-quantitative forms which were interviewed. The results showed that 59,7% of the respondents suffered from type 2 diabetes. From data analyses by chi-square test (95% CI), there were significant association between vegetarian dietary pattern (OR = 2,756; CI = 1,30 - 5,84), sex (OR = 3,216; CI = 1,34 - 7,73), gene (OR = 2,457; CI = 1,13 - 5,37), waist circumference (OR = 2,273; CI = 1,10 - 4,69), and stress (OR = 3,233; CI = 1,28 - 8,12) with type 2 diabetes. Vegetarian dietary pattern became the protective factor to type 2 diabetes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debi
"Demensia adalah keadaan di mana seseorang mengalami penurunan atau gangguan kognitif. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah memperoleh prevalensi demensia serta menganalisis faktor risiko mana yang paling dominan terkait demensia pada lansia di Jakarta Barat pada tahun 2014. Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan kepada lansia (berusia ≤60 tahun) vegetarian dan non vegetarian pada vihara terpilih di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama bulan April - Mei 2014. Jumlah responden yang diperoleh yaitu 130 orang. Demensia diukur dengan menggunakan Standardized Mini Mental Examination (SMMSE), di mana skor ≤24 dikatagorikan menjadi demensia. Prevalensi demensia pada lansia di Jakarta Barat pada tahun 2014 cukup besar, yaitu 42,3%. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p value = 0,02), pola diet vegetarian (p value = 0,001), asupan vitamin B2 (p value = 0,042), vitamin B6 (p value = 0,048), Vitamin B12 (p value = 0,032), dan riwayat penyakit jantung (p value = 0,008) dengan demensia pada lansia di Jakarta Barat tahun 2014. Pola diet vegetarian merupakan faktor protektif yang paling dominan terhadap demensia. Lansia dengan pola diet nonvegetarian memiliki risiko 4,5 kali terkena demensia dibandingkan dengan lansia yang menganut pola diet vegetarian setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, asupan vitamin A, asupan vitamin B2, asupan vitamin B6, asupan asam folat, asupan vitamin B12, asupan seng, aktivitas fisik, riwayat penyakit stroke, dan riwayat penyakit jantung. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan desain studi yang berbeda.

Dementia is a condition which cognitive has decreased or a condition which someone had cognitive impairment. The objective of this research was to know prevalence of dementia and to find which of the risk factor is the dominant factor that is related to dementia in elderly at West Jakarta in 2014. The design of this study is cross sectional. The population of this study is elderly (≤60 year) which is vegetarian dan non vegetarian at four chosen temple which located in West Jakarta. This study was conducted in April - Mei 2014. Total respondent in this research was 130 respondent. Dementia was measured using Standardized Mini Mental Examination (SMMSE), which score ≤24 been categorized into dementia. Prevalence of dementia in Elderly in West Jakarta in 2014 is 42,3%.Statistical test showed that dementia has significantly associated with age ( p value = 0,02), vegetarian dietary pattern (p value = 0,001), vitamin B2 intake (p value = 0,042), vitamin B6 intake (p value = 0,048), Vitamin B12 intake (p value = 0,032), dan history of heart disease (p value = 0,008). Vegetarian dietary pattern was the most dominant protective factor that related with demensia. Elderly with nonvegetarian dietary pattern is 4,5 times at risk of dementia than elderly with vegetarian dietary pattern, after controlled with age, gender, level of education, vitamin A intake, vitamin B2 intake, vitamin B6 intake, folate intake, vitamin B12 intake, zinc intake, physical activity, stroke history, and heart disease history. Futher research should be done by using different study design."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melyani Chandra
"Menopause adalah keadaan dimana berhentinya menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium. Cepat lambatnya menopause terjadi dapat mempengaruhi peningkatan risiko penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran usia menopause serta menganalisis hubungan usia menopause dengan pola diet vegetarian, asupan, aktivitas fisik, dan faktor lainnya pada wanita di Jakarta Barat pada tahun 2014. Disain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian dilakukan pada wanita yang mengalami menopause alami di vihara terpilih di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan April ? Mei 2014. Jumlah responden yang diperoleh adalah 124 orang. Rata-rata usia menopause di Jakarta Barat adalah 50,52 tahun dengan proporsi menopause dini sebesar 46,8%. Ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan tempe dengan usia menopause (p value = 0,023). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai usia menopause dengan variabel-variabel yang belum diteliti pada penelitian ini.

Menopause is a state which menstruation stopped permanently because of activity lost in follicle ovary. Timing of menopause is associated with increasing risk of degenerative disease. The objective of this study was to describe age at natural menopause and to find the association of it with vegetarian dietary patterns, dietary intake, physical activity, and other factors in West Jakarta in 2014. The design of this study was cross sectional. The population of this study were women who experienced natural menopause at four chosen temple that were located in West Jakarta. This study was conducted in April ? May 2014. Total respondent in this study were 124 respondent. Age at natural menopause was known by interview. The mean of age at natural menopause in this study was 50.52 years and the proportion of women who experienced early menopause was 46.8%. Tempeh intake (p value = 0,023) was associated with age at natural menopause. Further study about age at natural menopause and its association with other variables that have not been researched in this study is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herna
"Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastoliknya ≥90 mmHg berdasarkan kriteria JNC VII (2003). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran prevalensi hipertensi serta hubungannya dengan faktor-faktor risiko hipertensi pada pralansia dan lansia di Vihara terpilih, JakartaBarat tahun 2014. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain cross sectional, pada 140 orang responden yang berusia 45 tahun ke atas. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2013 di 4 vihara terpilih di Jakarta Barat.
Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi hipertensi yang cukup besar, yaitu sebesar 45%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola diet vegetarian (p value = 0,014), asupan natrium (p value = 0,008), lingkar pinggang (p value = 0,001), dan indeks massa tubuh (IMT) (p value = 0,009) dengan hipertensi. Terdapat pula perbedaan rata-rata yang signifikan asupan kalsium pada kelompok hipertensi dan tidak hipertensi (p value = 0,038) pada pralansia dan lansia di Jakarta Barat tahun 2014. Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan gizi dan kesehatan bagi pralansia dan lansia, disertai dengan konsultasi atau olahraga bersama agar kesehatan dan tekanan darah terjaga dan mengurangi angka kegemukan.

Someone was diagnosed hypertension when he/she has a systolic pressure ≥140 mmHg and/or a diastolic pressure ≥90 mmHg based on JNC VII (2003) criteria. The objective of this research was obtaining the prevalence of hypertension and its association with risk factors of hypertension in middle aged and elderly at selected temple in West Jakarta, 2014. This was an observasional study using cross sectional design on 140 subjects, aged 45 years old and above. The data were collected during April-May 2014 at four selected templesin West Jakarta.
The result showed that prevalence of hypertension was quite large (ie, 45%). There was a significant association between vegetarian diet (p value = 0,014), sodium intake (p value = 0,008), waist circumference (p value = 0,001), and body mass index/BMI (p value = 0,009) with hypertension. There was a significant mean difference on calcium intake between hypertension group and no-hypertension group (p value = 0,038) on middle aged and elderly. Therefore, nutrition and health counselling for middle aged and elderly people should be held, and so consultation or having exercise together in order to control blood pressure and decrease obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Havelaar, Shirleen Gabriele
"Prevalensi diabetes mellitus tipe 2 terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu 4,7 pada tahun 1980 menjadi 8,5 pada tahun 2014 dan mulai berkembang pada semua kalangan. Diabetes mellitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, amputasi, kehilangan penglihatan dan kerusakan saraf. Berdasarkan beberapa penelitian, diet vegetarian dapat menjadi salah satu cara penanggulangan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diet vegetarian termasuk vegan, lacto/ovo dan lacto-ovo serta beberapa faktor lainnya dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2017 di sepuluh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh wilayah 16 Jakarta. Teknik pemilhan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner dan FFQ. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16.3 responden terkena DM tipe 2. Prevalensi DM tipe 2 pada responden non vegetarian adalah 2.6 kali lebih besar dibandingkan dengan vegan dan vegetarian lacto-ovo.

Prevalence of type 2 diabetes T2DM is on the rise which is 4,7 on 1980 became 8,5 on 2014 and this disease increasing everywhere. T2DM may cause such complications as heart attack, stroke, kidney failure, amputation, vision loss and nerve damage. Based on some research, vegetarian diet could be one way to prevent T2DM. The purpose of this research was to determine the correlation of vegetarian diet include vegan, lacto ovo and lacto ovo and also other factors with the occurrence of T2DM among Jakarta Seventh Day Adventist SDA Church member. This research used cross sectional study which was held between May June 2014 in 10 SDA churches of region 16 Jakarta. The sampling method of this reseach is consecutive sampling. Datas was collected with questionnaire and FFQ. The results showed that 16.3 of the respondents suffered from T2DM. Prevalences of T2DM among non vegetarians was 2,6 greater than vegetarians."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Deyasningrum
"Diabetes mellitus tipe 2 adalah penyakit kronis dimana tubuh tidak bisa menggunakan insulin untuk metabolisme glukosa. Penyakit ini terus menerus bertambah setiap tahun baik pada masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Disayangkan, penyakit diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan, hanya bisa dikendalikan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor dominan terhadap kejadian pre DM dan DM tipe 2 pada Staf Kependidikan FKM UI, Depok. Variabel independen yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, asupan zat gizi (energi, karbohidrat, lemak, dan serat), aktivitas fisik, status gizi lebih, lingkar pinggang, dan pengetahuan gizi. Desain studi penelitian yaitu cross sectional dengan analisis chi square. Penelitian dilakukan pada 122 responden dan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian menunjukkan 26,2% penderita pre DMDM (Pre DM (17,2%) dan DM (9%)). Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang bermakna dengan kejadian pre DM-DM adalah umur. Faktor dominan adalah riwayat keluarga dan umur. Staf kependidikan FKM UI diharapkan meningkatkan kesadaran untuk melakukan pola hidup sehat baik makan-makanan seimbang maupun olahraga rutin, dan melakukan pengecekan glukosa darah.

Diabetes mellitus type 2 is a chronic disease which the body can not use insulin for glucose metabolism. The disease is constantly increasing every year both in urban and rural communities. Unfortunately, diabetes mellitus can not be cured, only controlled.
This study aims to determine the dominant factor on the incidence of pre-diabetes and type 2 diabetes mellitus in Education Staff at FKM UI, Depok. The independent variables studied were age, sex, family history, the adequacy of nutrients (energy, carbohydrates, fats, and fiber), physical activity, BMI, waist circumference, and nutrition knowledge. The study design is a crosssectional study with a chi-square analysis. The study was conducted on 122 respondents, on April 7 to 25, 2014.
Results showed 26.2% of patients with pre-DM - DM (Pre DM (17.2%) and DM (9%)). Variables that had significant differences in the proportion of the incidence of pre-DM and DM is age. Dominant factor is family history ang age. Education Staff at FKM UI is expected to raise awareness for do healthy lifestyle such as eat balanc meals and exercise regularly, and do a blood sugar check.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Elyani
"Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan sifat-sifat khas, berupa massa tulang yang rendah disertai perubahan perubahan mikro arsitektur dan kemunduran kualitas jaringan tulang. Keadaan ini akhirnya akan menyebabkan terjadinya peningkatan kerapuhan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah tulang. Osteoporosis dapat terjadi pada wanita maupun laki-laki. Densitas Massa Tulang (DMT) adalah ukuran kepadatan tulang yang sering digunakan untuk mendiagnosa kesebatan tulang. Uji Densitas Massa Tulang merupakan uji yang paling sering digunakan untuk rnengetahui apakah seseorang berisiko osteoporosis atau tidak. Pengukuran dipusatkan pada tulang belakang, pinggul pergelangan tangan, kaki atau jari tangan. Alat untuk mengukur Densitas Massa Tulang disebut Densitometer Tulang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian osteoporosis pada kelompok vegetarian usia > 35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Disain penelitian yang digunakan yaitu disain studi potong lintang (cross-sectional). Penelitian dilaksanakan di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat pada bulan Maret sampai dengan April 2008. Populasi adlah seluruh vegetarian baik laki-laki dan wanita yang dating ke pertemuan rutin kelompok Agama Budha di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Sampel yang diperoleh berjumlah 85 orang vegetarian. Osteoporosis diukur dengan alat ukur densitometer tulang Achilles Express/InSight metode kuantitatif ultrasound dengan sensitivitas alat sebesar 97%, diperoleh nilai t-score (osteoporosis: - 2,5 atau lebih kecil Preva1ensi osteoporosis pada penelitian ini s.ebesar 22.4%.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara umur dengan osteoporosis pada ketornpok vegetarian (p-value < 0,05). Hasil akhir analisis regresi logistic ganda model prediksi diperoleh 3 (tiga) variabel yang berrnakna sooara signifikan (p-value < 0,05) dan substasi yaitu umur, jenis kelamin dan olah raga, dimana umur p-value = 0,001 (OR: 5,365; Cl 95% : 1,933 - 14,890), jenis kelamin memponyai p-val"e 0,028 (OR : 0,277; Cl 95% : 0,088 - 0,869) dan olah raga p-value = 0,069 (OR : 0,378; Cl95%:0,133 -1,077).
Hasil akhir analisis multivariat rnenunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan osteoporosis pada kelompok vegetarian usia 35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat adalah umur, ke1ompok vegetarian berumur 49,93 tahun akan berpeluang 5,37 kali mengalami osteoporosis dibandingkan dengan kelompok vegetarian yang berumur < 49;93 tahun setelah dikontrol dengan jenis kelamin dan olah raga.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel kelompok vegetarian yang lebih banya.k dengan rnengukur kadar kalsium dalam darah atau dengan intervensi tablet kalsiurn dan menggunakan studi longitudinal ataupun studi eksperimental. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh zat glzi terutama kalsium dan fosfor serta faktor lain yang berkaitan dengan osteoporosis.

Osteoporosis is one of public health problems, Osteoporosis is a disease with specific characteristics, such as low bone mass with changes of micro architecture and deterioration of bone tissue quality. This condition will cause the increase of bone fragility and the increase of risk of bone fiacture. Osteoporosis could be happened both on woman and man. Bone Mass Density or Densitas Massa Tulang (DMI) is measurement of bone solidity flat frequently used in making a diagnose of the bone health. DMT test is an examination that most frequently used to assess whether someone has a risk to osteoporosis or not. The measurement focuses on the backbone, hip, wrist, legs or fingers. The tool used in measuring density bone mass is called bone densitometer.
The study aimed to assess factors related to the occurance of osteoporosis on vegetarian group aged 2:35 years old in Pusdildat Maitreyawira, West Jakarta. Study design used cross-sectional design. The study was conducted ill Pusdiklat Maitreyawlra, West Jaknrta from March to April 2008. Population were all of vegetarians hnth men and women who came to regular meeting of Buddhist group in Pusdiklat Maltreyawlra, West Jakarta. Sample in this study were 85 vegetarians. Osteoporosis was measured by bone demirometer: Aehilles Express/Insight using ultrasound quantitative method with tool sensitivity 97%, gained t-score value (osteoporosis:- 2.5 or less). Osteoporosis prevalence in this study was 22,4%. Statistic test showed significant association between age and osteoporosis on vegetarian group (p-value < 0,05%).
Final result of double logistic regression analysis of prediction model was gained 3 (three) variables that had significant association (p-value <0,05%): age (p-value = 0.001 (OR: 5.365; CI 95% : 1.933 - 14.890)), sex (p-value = 0.028 (OR : 0.277 ; CI 95% : 0.088 - 0.869), and exercise p-value = 0.069 (OR : 0.378; CI 95% : 0.133 - 1.077)).
Final result of multivariate analysis showed the most dominant factors associated with osteoporosis on vegetarian group aged > 35 years old in Pusdiklat Maitreyawira, West Java, were age. Vegetarian group age >49.39 years old would have probality 5.37 times to get osteoporosis than those whose age < 49.39 years old after controlled by sex and exercise.
The study recommended the further research using more samples of vegetarian group in measuring calcium level in blood or conducting calcium tablets intervention and using longitudinal or experimental study. 1t was aimed to assess the influence of nutrition especially calcium and fosfor and other factors related to osteoporosis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tyra Septi Diana
"Diabetes melitus tipe 2 meningkat pada usia 15-24 tahun akibat perubahan gaya hidup, pola makan yang cepat berkembang. Hal ini disebabkan oleh peningkatan glukosa darah akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas (International Diabetes Federation, 2023). Usia 15-24 tahun dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dan mempengaruhi kesehatan di usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2 pada kelompok usia 15-24 tahun usia 15-24 tahun di Provinsi DKI Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional menggunakan data SIPTM pada penduduk usia 15-24 tahun di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2022. Hasil: Prevalensi diabetes melitus pada usia 15-24 tahun di Provinsi DKI Jakarta tahun 2022 sebesar 2,0%. Faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 pada kelompok usia 15-24 tahun adalah riwayat keluarga DM (AOR = 8,171). Faktor-faktor terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 pada kelompok usia 15-24 tahun adalah hipertensi (AOR=5,227), konsumsi gula berlebih (AOR=1,342), merokok (AOR=1,327), indeks massa tubuh (AOR= 1,303), obesitas sentral (AOR=1,204), dan konsumsi buah dan sayur (AOR=0,854). Saran: Merencanakan program untuk meningkatkan dukungan keluarga dalam menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Perlu memperdetail pertanyaan kuesioner pada variabel konsumsi buah dan sayur, konsumsi gula garam lemak berlebih dan aktivitas fisik. Penelitian dengan analisis lanjut diperlukan dalam penelitian ini.

Type 2 diabetes mellitus increases at the age of 15-24 years due to fast-growing changes in lifestyle and diet. This is caused by an increase in blood glucose due to a lack of insulin production by the pancreas (International Diabetes Federation, 2023). Ages 15-24 with type 2 diabetes have a higher risk of complications and affect health in adulthood. This study aims to determine the risk factors related to type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years and 15-24 years in DKI Jakarta Province. Methods: This study used a cross-sectional design using SIPTM data in the population aged 15-24 years at the DKI Jakarta Provincial Health Office in 2022. Results: The prevalence of diabetes mellitus at the age of 15-24 years in DKI Jakarta Province in 2022 was 2.0%. The most dominant risk factor for the incidence of type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years was a family history of DM (AOR = 8.171). Results: The prevalence of diabetes mellitus at the age of 15-24 years in DKI Jakarta Province in 2022 was 2.0%. The most dominant risk factor for the incidence of type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years was a family history of DM (AOR = 8.171). The factors for the incidence of type 2 diabetes mellitus in the age group of 15-24 years were hypertension (AOR=5.227), excess sugar consumption (AOR=1.342), smoking (AOR=1.327), body mass index (AOR=1.303), central obesity (AOR=1.204), and fruit and vegetable consumption (AOR=0.854). Suggestion: Plan a program to increase family support in implementing a healthy lifestyle from an early age. It is necessary to detail the questionnaire questions on the variables of fruit and vegetable consumption, sugar consumption, salt, excess fat and physical activity. Research with further analysis is needed in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retia Rismawati
"Latar belakang: Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia karena prevalensinya yang terus meningkat. Hipertensi yang juga merupakan faktor risiko diabetes melitus tipe 2 memiliki prevalensi yang sangat tinggi di Indonesia. Tidak hanya itu, prevalensi kedua penyakit tersebut meningkat seiring bertambahnya usia, dimulai dari usia ≥40 tahun. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sumber data yang digunakan berasal dari hasil Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 15.026 partisipan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil: Prevalensi diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia masing-masing sebesar 21,3% dan 51,8%. Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara hipertensi dengan diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia (PR = 1,64; 95%CI: 1,526 – 1,763). Efek gabungan antara hipertensi dengan obesitas sentral memiliki risiko sebesar 2,07 kali lebih besar terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan obesitas. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia. Risiko diabetes melitus tipe 2 yang lebih tinggi terjadi pada orang yang mengalami hipertensi dan obesitas sentral. Saran: Perlu dilakukan deteksi dini diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi sedini mungkin, terutama bagi penduduk yang berusia ≥40 tahun dan mengalami obesitas sentral.

Background: Type 2 diabetes mellitus is a disease that is still a public health problem not only in Indonesia, but also in the world because of its increasing prevalence. Hypertension, which is also a risk factor for type 2 diabetes mellitus, has a very high prevalence in Indonesia. Not only that, the prevalence of both diseases also increases with age, starting from 40 years of age. Objective: To determine the relationship between hypertension and type 2 diabetes mellitus in a population aged ≥40 years in Indonesia. Methods: This study used a quantitative method with a cross sectional study design. The source of the data used comes from the results of Riskesdas 2018. There are 15.026 participants based on the inclusion and exclusion criteria of the study. Results: The prevalence of type 2 diabetes mellitus and hypertension in the population aged ≥40 years in Indonesia are 21,3% and 51,8%, respectively. There is a statistically significant relationship between hypertension and type 2 diabetes mellitus in the population aged ≥40 years in Indonesia (PR = 1,64; 95%CI: 1,526 – 1,763). The combined effect of hypertension and central obesity has a risk of 2,07 times greater for the type 2 diabetes mellitus after being controlled by gender and obesity. Conclusion: There is a relationship between hypertension and type 2 diabetes mellitus in the population aged ≥40 years in Indonesia. The risk of type 2 diabetes mellitus is higher in people with hypertension and central obesity. Suggestion: It is necessary to detect type 2 diabetes mellitus and hypertension as early as possible, especially for people aged ≥40 years and experiencing central obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Youvita Indamaika
"Tingkat kepatuhan diet di Indonesia rata-rata masih rendah. Diet dalam menjaga makanan seringkali menjadi kendala karena masih tergoda dengan segala makanan yang dapat memperburuk kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 dengan rentang usia 25-65 tahun yang sedang rawat jalan, sampel diambil dengan metode non-random sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 130 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, form food recall 1x24 jam dan semiquantitative food frequency questionnaire (SFFQ).
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13,8% responden yang patuh diet. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2 dengan jenis kelamin (p=0,008) dan lama menderita (p=0,044). Hasil uji regresi logistik menunjukkan lama menderita merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2. Penderita diabetes melitus diharapkan untuk memperhatikan pola makan yang dianjurkan dan melaksanakannya dengan baik, mampu secara aktif untuk meningkatkan pengetahuannya terkait penyakit diabetes melitus dan faktor-faktor terkait lainnya dan tetap mempertahankan pola makan yang sudah dijalankan bagi yang sudah lama menderita diabetes melitus tipe 2.

The level of dietary adherence in Indonesia is still low. Diet in maintaining food is often become an obstacles because the patient is still tempted by all food that can worsen their health. The purpose of this study is to determine the factors that associated with dietary adherence in type 2 diabetes mellitus patients. This study was using a cross-sectional design. The samples studied were all type 2 diabetes mellitus type 2 with the age range 25-65 years was outpatient, samples were taken with non-random sampling method with purposive sampling of 130 people. Data were collected through anthropometric measurements, filling-out questionnaires, 1x24 hour food recall and dan (semiquantitative food frequency questionnaire) SFFQ form.
The results showed 13.8% of respondents were diet-compliant. There were significant relationship between gender (p=0.008) and length of suffering (p=0.044) with between dietary adherence. The result of logistic regression test showed that the duration of suffering is the dominant factor associated with dietary adherence in type 2 diabetes mellitus patients. Type 2 diabetes mellitus patients were expected to pay attention to the diet recommended and carry it out well, to actively to improve the knowledge related to the disease diabetes mellitus and related to the other factors and still preserve diet that has been run for who has long been suffering from type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>