Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183551 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tania Fitriana
"Porter merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko terhadap masalah Musculoskeletal Disorders (MSDs). Hal ini dikarenakan pekerjaan manual, postur janggal, beban berlebih, serta aktivitas kerja yang berlebihan. Pekerjaan terdiri atas aktivitas penyimpanan dan pengangkutan barang. Penelitian ini membahas tentang gambaran tingkat risiko ergonomi dan keluhan MSDs terkait aktivitas manual handling pada porter SBU Garuda Indonesia Cargo tahun 2014, dengan jumlah responden 52 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Risiko ergonomi dinilai dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk aktivitas manual handling dan NLE (NIOSH Lifting Equation) pada aktivitas mengangkat. Variabel lain yang diteliti yaitu usia, masa kerja, pekerjaan sebelumnya, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan merokok. Penelitian menilai keluhan MSDs dengan menggunakan CMDQ (Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire) dan CHDQ (Cornell Hand Discomfort Questionnaire). Penelitian bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan risiko tinggi (skor REBA = 11) untuk aktivitas penyimpanan barang, dan sangat tinggi (skor REBA = 13) untuk aktivitas pengangkutan barang, serta hasil penghitungan NLE menunjukkan kegiatan mengangkut barang dapat menyebabkan risiko MSDs (LI ≥ 1). Keluhan MSDs terbanyak pada tubuh yaitu bagian punggung bawah, lengan atas kanan, dan betis kiri yatu sebanyak 67,31%, sedangkan pada tangan, keluhan terbanyak pada area D (telapak tangan bagian atas) sebanyak 38,46% pekerja untuk tangan kanan, dan 26,92% pekerja untuk tangan kiri. Frekuensi keluhan MSDs terbanyak pada 1-2 kali seminggu, tingkat keparahan cukup tidak nyaman, dan sedikit mengganggu pekerjaan. Karena itu, diperlukan upaya pengendalian secara teknik, administrasi, dan personal untuk menurunkan tingkat risiko dan keluhan MSDs.

Porter is one of a risky job for musculoskeletal disorders (MSDs) problems. This is because of manual work, awkward postures, excessive load, and excessive work activities. The work consists of the activities of storage and build up. This study discusses the overview of ergonomic risk level and musculoskeletal disorders discomfort related with manual handling activities at porter of SBU Garuda Indonesia Cargo 2014, with 52 respondents. Data was collected by observation and interviews using questionnaire. Ergonomic risk assessed by the method of REBA (Rapid Entire Body Assessment) for manual handling activities and NLE (NIOSH Lifting Equation) method for lifting activities. Other variables under study are age, years of service, previous work, exercise habits, and smoking habits. Research assessing MSDs discomfort using CMDQ (Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire) and CHDQ (Cornell Hand Discomfort Questionnaire). The study is a descriptive with cross-sectional study design.
The results showed a high risk (REBA score = 11) for storage activities, and very high risk (REBA score = 13) for build up activities, and the results of NLE indicate if lifting activities can lead to the risk of MSDs (LI ≥ 1). The most MSDs complaints on the body founded on the lower back, right upper arm, and left calf as much as 67,31%, while on the hand, most of complaints in the area D (upper palm) as much as 38,46% for the right hand, and 26,92% for the left hand. The most frequency of MSDs complaints found on 1-2 times per week, with the severity is moderately comfortable, and slightly interfered. Therefore, necessary for a control effort in engineering, administrative, and personnel to reduce the risk and complaints of MSDs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listania Puspita Ikasari
"Risiko tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia sehari-hari, namun risiko dapat dikelola untuk mengurangi dampak yang dihasilkan. Pengelolaan risiko merupakan inti dari pelaksanaan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi bahaya serta menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat pada aktivitas kerja di gudang domestik SBU Garuda Cargo, BandaraInternasional Soekarno-Hatta, Cengkareng pada bulan April-Juni 2014.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan mengacu pada standart AS/NZS 4360:2004. Bahaya diidentifikasi menggunakan tools Job Hazard Analysis (JHA) dan dihitung nilai risikonya menggunakan formula W.T Fine (1971). Pada aktivitas kerja yang dilakukan di gudang domestik SBU Garuda kargo ditemukan adanya sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain berupa bising, getar, bahaya biologi, bahaya kimia, bahaya radiasi, bahaya mekanik, bahaya ergonomi dan bahaya psikososial.
Ditemukan 12 jenis bahaya dan 51 risiko keselamatan dan kesehatan kerja di dalam aktivitas kerja, dengan risiko tertinggi berasal dari bahaya mekanik, bising dan getar. Aktivitas dengan risiko terbanyak adalah menyusun kargo, dengan jumlah delapan risiko. Sedangkan risiko yang paling banyak ditemui dalam proses kerja adalah risiko ergonomi.

Risk exist in every daily activities and can not be separated from human activities, but risk can be managed to reduce its effect. Risk management is the key from occupational health and safety implementation. The aim of this research is to identify hazards and assess occupational health and safety risk of work activity at SBU garuda Cargo's domestic warehouse, Soekarno-Hatta Internasional Airport, Cengkareng on April-June 2014.
This research use descriptive study design and AS/NZS 4360:2004 standart. Hazard were identified using Job Hazard Analysis and risk were calculated by W.T Fine’s (1971) formula. There are some hazard identified in work activities such as noise, vibration, biological hazard, chemical hazard, radiation, mechanical hazard, ergonomic hazard and psycosocial hazard.
As a result, there are 12 hazards and 51 occupational health and safety risks identified from this research. The highest risk come from mechanical hazard, noise and vibration. Work activity with highest number of risk is cargo build up which contains eight risk. Ergonomic hazard is the most common hazard and it is found in every work step.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky Amiyoso
"Industri garmen di Indonesia banyak menggunakan pekerja manusia dengan sistem kerja dimana setiap pekerja melakukan suatu tugas tertentu secara berulang (repetitif) yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan, salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kejadian Carpal Tunnel Syndrome dan faktor-faktor risiko yang berhubungan pada pekerja pekerja bagian produksi di Andalas Garmen Perkampungan Industri Kecil, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan obeservasional dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pekerja bagian produksi di Andalas Garmen sebesar 40 sampel. Instrumen penelitian berupa kuesioner, phalen test, tinel?s sign dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28 pekerja (70%) mengalami keluhan yang berhubungan dengan CTS dan 15 pekerja (37.5%) positif terkena CTS. Tedapat hubungan yang bermakna antara gerakan repetitif (p=0.007) dengan kejadian CTS.

Garment industry in Indonesia using workers to work in system which each worker perform a certain task repeatedly (repetitive movement), that can cause work related musculoskeletal disorder. One of them is known as Carpal Tunnel Syndrome. This study was conducted to analyze CTS and risk factors related to production garment workers at Andalas Garmen, Perkampungan Industri Kecil, East Jakarta. It was used an observasional research with cross sectional method. The number of sample are 40 people. Research using questionnaire, phalen test, tinel?sign and observation. The results showed that 28 workers (70%) get CTS complaints and the prevalence of CTS in production workers were 15 workers (37.5%). Repetitive movement (p=0.007) had a significant relationship with CTS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Maharaja
"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat ini merupakan hak asasi mendasar manusia, sehingga terdapat kecendrungan dan keharusan akan pemenuhan standar ini pada semua aspek kegiatan guna mencegah terjadinya penurunan derajat kesehatan maupun keselamatan. Dalam penerapannya, K3 membutuhkan sebuah sistem agar program nya berjalan dengan efektif. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sebuah sistem yang mengutamakan keselamatan dalam bekerja, tidak melihat besar kecilnya pekerjaan dan tempat kerja tersebut.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) turut berupaya mengambil peran dalam mensosialisasikan dan menerapkan SMK3 berdasarkan standar OHSAS 18001:2007, yaitu standar internasional dalam penerapan manajemen K3. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan di lingkungan FTUI, maka akan dilakukan Hazard Identification, Risk Assessment and Control (HIRARC) pada laboratorium di FTUI. HIRARC merupakan salah satu persyaratan yang harus ada dalam penerapan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001:2007.

Occupational Health and Safety (OHS) is one of the basics of human rights, thus it?s an obligation to fullfill these standards in every aspects of human activities to prevent the reduction of health and safety quality. In the implementation, OHS needs a system so the program will run effectively. Occupational health and safety management system is a system that prioritize safety in working without considering how small the work and also the working area.
Faculty of Engineering University of Indonesia also have a role in socializing and implementing OHS System according to OHSAS 18001:2007 standards, an international standard about the implementation of OHS Management System. Hence, to prevent the accident to happen in the Faculty of Engineering area, Hazard Identification, Risk Assesment and Control (HIRARC) will be done in the laboratories in the Faculty of Engineering University of Indonesia. HIRARC is one of the requirement to implement OHS Management System based on OHSAS 18001:2007.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Romanna Nadira Adjie
"Universitas Indonesia merupakan salah satu kampus yang sudah memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penerapan SMK3 di lingkungan kampus bertujuan untuk melindungi warganya dari kecelakan maupun potensi bahaya yang ada. Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) turut berupaya mengambil peran dalam mensosialisasikan dan menerapkan SMK3 berdasarkan standar OHSAS 18001:2007, yaitu standar internasional dalam penerapan manajemen K3. Beberapa fasilitas perkuliahan seperti gedung K, gedung S, gedung Engineering Centre, kantin teknik, lapangan teknik dan area parkir merupakan beberapa fasilitas yang berada di lingkungan FTUI. Umumnya, fasilitas ini digunakan secara rutin oleh mahasiswa dan tidak luput dari potensi bahaya dan risiko yang dapat timbul jika terjadi suatu kecelakaan. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan, maka akan dilakukan Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) pada fasilitas perkuliahan di FTUI. HIRARC merupakan salah satu persyaratan yang harus ada dalam penerapan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 sesuai klausul 4.3.1. HIRARC tersebut dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi sehingga dapat segera dilakukan pengendalian yang tepat berdasarkan nilai yang telah didapatkan dari hasil perhitungan risiko dari setiap aktivitas yang dapat menimbulkan bahaya.

University of Indonesia is a campus that has implemented Occupational Health and Safety (OHS) Management System with its aim to protect the citizen from accident and potential hazard around the campus environment. Faculty of Engineering University of Indonesia also wanted to participate in socializing and implementing the OHS Management System based on OHSAS 18001:2007, an international standard to implement the OHS Management System. Some of the facilities in Faculty of Engineering are gedung K, gedung S, gedung EC, canteen, sports field and parking lot. Generally, this facilities is used regularly by the students and got some certain potential hazard and risk if accidents happen. In addition, to prevent potential hazard in Faculty of Enginnering. Hazard Identification, Risk Assessment and Control should be done. HIRARC is one of the requirements to adjust OHS Management System, in accordance to the clause 4.3.1 of OHSAS 18001:2007. HIRARC will help the campus to identify the potential hazard that can happen so the hazard control can be done immediately according to the risk rating values from each activities that can caused hazard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horry Andres
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan membutuhkan kinerja otot yang maksimal. Proses pekerjaan pembuatan sandal kulit banyak dilakukan secara manual sehingga berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders/MSDs). Penelitian ini dilakukan pada perajin sandal kulit di Bengkel Reza Leather Kranggang, Bekasi Tahun 2014 untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode REBA dan keluhan MSDs. Responden sebanyak seluruh perajin (16 orang). Dari hasil penelitian didapatkan tingkat risiko pekerjaan dari 24 aktivitas pekerjaan yang ada yaitu risiko tinggi (high) 3 pada aktivitas kerja pewarnaan sandal, penggarisan pola mukaan, dan pencucian sol. Kemudian risiko sedang (medium) terdapat 10 aktivitas kerja, dan risiko rendah (low) 11 aktivitas kerja. Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui bahwa keluhan MSDs yang dirasakan perajin pada leher bagian atas dan leher bagian bawah (93.75%), kemudian pinggang bagian bawah (87.5%) serta punggung (81.25%). Keluhan yang dirasakan berupa rasa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku dan kesemutan serta kram/kejang. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu faktor risiko pekerjaan yang terdiri dari posisi kerja dan pencahayaan, serta karaktersitik individu yang terdiri dari umur, masa kerja, jam kerja per hari, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance. The process of making leather sandals much work is done manually so that to induce risk of musculoskeletal disorders (Musculoskeletal Disorders / MSDs). The research was to do craftsman leather sandals at Reza Leather Workshop, Kranggan, Bekasi in 2014 to describe the level of ergonomic risk based methods REBA of musculoskeletal disorders and complaints. Responden of all craftmans (16 persons). From the results, the risk level of work activity of 24 existing jobs are high risk (high) 3 to the work activity staining sandals, hatching patterns of the surface, and leaching sol. Then the risk of moderate (medium) contained 10 work activities, and low risk (low) 11 work activities. The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint musculoskeletal disorders that be perceived craftmans to upper neck and lower neck (93.75%); and then the lower back (87.5%); and the back (81.25%). The complaints is stifness, painful, tingling, and cramps/spasms. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors work consists of working positions and lighting, as well as an individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked per day, body mass index and smoking habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachelya Olivya Kartika
"Risiko Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) merupakan hal penting yang perlu dikendalikan, khususnya pada laboratorium. Kecelakaan kerja harus diminimalisir agar aktivitas laboratorium dapat terus dilaksanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengidentifikasi karakteristik bahan baku yang digunakan di Laboratorium TPL FTUI dan menganalisis potensi bahaya dan risiko berdasarkan jenis aspek risiko atau jenis kegiatan yang dilakukan di Laboratorium TPL FTUI. Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, evaluasi risiko lingkungan kerja dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu aspek fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode sampling, observasi langsung, wawancara, dan survei kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek fisika memperoleh angka 52,8 dB yang masih memenuhi standar untuk faktor kebisingan, dan 38,2 lux yang tidak memenuhi standar faktor pencahayaan. Untuk aspek biologi ditinjau masih aman dalam hal kualitas udara, namun tidak untuk faktor kelembaban. Pada aspek kimia dapat diketahui bahwa seluruh bahan kimia yang digunakan memiliki karakteristik bahaya dengan angka risiko yang tinggi. Sedangkan pada aspek ergonomi terdapat 8 dari 10 fasilitas telah memenuhi syarat ergonomi dan aspek psikologi diperoleh angka stres kerja laboran pada kategori rendah hingga sedang. Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko menunjukkan kategori risiko II dan III dari setiap jenis pengujian yang terpilih. Upaya pengendalian dan program K3L perlu ditingkatkan agar bahaya dan risiko dapat dikelola.

Occupational Health and Environmental Safety risk is an important things that needs to be controlled, especially in the laboratory. Work accidents must me minimized so that laboratory activities can continue to be carried out. The aim of this study was to identify the characteristics of the raw materials used in the TPL FTUI Laboratory and analyze the potential hazards and risks based on the type of risk aspects or the type of activity carried out in the TPL FTUI Laboratory. Based on Ministerial Regulation Number 5 of 2018, evaluation of work environment risks can be viewed from various aspects, namely aspects of physics, chemistry, biology, ergonomics and psychology. This research was a quantitative and qualitative study with sampling methods, direct observation, interviews, and questionnare surveys.
The results show that the physical aspect obtained a figure of 52.8 dB which still meets the standard for the noise factor, and 38.2 lux which does not meet the standard for the lighting factor. For the biological aspect, it is considered safe in terms of air quality, but not for the humidity factor. In the chemical aspect, it can be seen that all chemicals used have hazard characteristics with a high risk rate. While in the aspect of ergonomics, there are 8 out of 10 facilities that have met the requirements of ergonomics and from the psychological aspect, the number of laboratory work stress is in the low to medium category. The results of hazard identification and risk assessment indicate risk categories II and III for each type of test selected. OHSE control efforts and programs need to be improved so that hazzards and risks can be managed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzam Syahid Annasai
"Skripsi ini berisikan mengenai gambaran manajemen risiko keselamatan dan kesehatan
kerja pada proses kerja bore pile di Proyek Pembangunan Jalan Tol Serpong – Balaraja
PT. X Tahun 2020. Peninjauan manajemen risiko yang dilakukan melihat mulai dari
identifikasi bahaya dan risiko menggunakan tabel identifikasi dan Hazard Identification,
Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) dan analisi risiko menggunakan acuan dari
standar AS/NZS 4360 Tahun 2004. Disain penelitian menggunakan analisis kualitatif dan bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini mendapatkan 13 tahapan kerja yang memiliki 27
potensi baya dan menimbulkan 27 risiko keselamatan dan kesehatan kerja.

This thesis contains an overview of occupational safety and health risk management in the work process of the bore pile in the Serpong - Balaraja Toll Road Development Project PT. X Year 2020. The review of risk management is carried out starting from the identification of hazards and risks using Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) and risk analysis using references from US standards. NZS 4360 of 2004. The research design uses a qualitative and analytical approach descriptive. The results of this study found 13 stages of work that have 27 middle-potential and pose 27 occupational safety and health risks."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldy Dharma Putra
"Industri manufaktur telah banyak menggunakan mesin dan peralatan canggih sebagai pengganti tenaga manusia. Akibatnya timbul bahaya kebisingan yang berdampak kepada emosi pekerja menjadi tidak stabil sehingga mengakibatkan stress. Stress yang cukup lama menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan terjadilah kenaikan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara dosis pajanan kebisingan dengan tekanan darah pada pekerja di unit produksi PT. X tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pekerja unit produksi PT. X sebanyak 60 orang. Instrumen penelitian berupa Sound Level Meter, data medical check up dan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukan didapatkan sebanyak 25% pekerja berusia lebih dari sama dengan 30 tahun memiliki tekanan darah tidak normal. Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan tekanan darah dengan nilai p-value=0.039.

The manufacturing industry has many uses advanced machinery and equipment as a replacement for human labor. As a result there is a danger of noise which affects the worker becomes unstable emotions that causing stress. Considerable stress causes constriction of blood vessels, those stimulate the heart to work harder to pump blood throughout the body and there was a rise in blood pressure. This study was conducted to analyze the relationship between noise dose with blood pressure on workers in the production unit of PT. X 2014. Study uses cross-sectional study design. The sample of this research is the production unit workers PT. X as many as 60 people. The research instrument is a Sound Level Meter, medical check-up of data and questionnaires. The results indicate obtained as much as 25% more than the same old worker with 30 years of having abnormal blood pressure. There is a statistically significant relationship between age workers with blood pressure with p-value = 0.039.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Kecelakaan adalah hal yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan kerugian. Salah satu tools yang dapat membantu untuk menurukan angka kecelakaan ini adalah inspeksi keselamatan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui implementasi planned safety inspection berdasarkan International Safety Rating System (ISRS) di PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor Tahun 2014. Penelitian ini merupakan study evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara kepada Assistant Manager safety, safety officer, maintanance, dan operator. Berdasarkan sub elemen ketiga International Safety Rating System ditunjukan bahwa hasil penelitian dari 6 sub elemen adalah Perencanaan inspeksi, sistem tindak lanjut, preventive maintanance, Pemeriksaan peralatan sebelum penggunaan, alternatif pelaporan kondisi substandar dan pemenuhan persyaratan telah 100% sesuai dengan International Safety Rating System. Sedangkan untuk sub elemen analisis laporan inspeksi belum dilakukan PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor, bagian/item kritis 90% sesuai dengan International Safety Rating System , dan sistem inspeksi khusus telah 96,7% telah sesuai dengan International Safety Rating System. Secara keseluruhan planned safety inspection PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor telah 91% sesuai dengan International Safety Rating System. Peneliti memberikan rekomendasi untuk mempertahakan sub elemen yang telah sesuai dengan ISRS dan memperbaiki beberapa hal yang belum sesuai dengan ISRS.

Accident is an undesirable event that causes losses. One of tools which can help to reduce the accident is safety inspection. The purpose of this study is to know about the implementation of safety inspection in terms of International Safety Rating System (ISRS) at PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor in 2014. This study is a evaluation research. Data was collected through observations and interviews of Assistant Manager safety, safety officer, maintenance and operator. Based on the third element of the ISRS indicated that the result of the 6 elements, which are planned inspection, follow up system, preventive maintenance, pre-use equipment inspection, alternative substandard conditions reporting system and compliance requirements, comply to 100% of the ISRS requirements. The critical part/items comply to 90%, special system inspections comply to 96,7% of ISRS requirements. Otherwise, the analysis of inspection reports element has not done by PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor. Overall, safety inspection at PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor complies the ISRS requirements up to 91%.Researcher gives some recommendation for sustained suitable sub elements by ISRS and to improve unsuitable sub elements by ISRS."
2014
S55030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>