Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Pebrina
"Skripsi ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program promosi kesehatan tentang PHBS tatanan rumah tangga di Jakarta Timur (2013) dengan pendekatan kualitatif. Pelitian dilakukan pada tiga stakeholder kunci (Dinkes Provinsi DKI Jakarta: regulator, Sudinkes Jakarta Timur: auditor, dan Puskesmas Kecamatan Jatinegara: purposive operator sampling). Dilihat dari aspek input, hasil penelitian menunjukkan terjadinya kekurangan SDM dan dana. Dari aspek proses. peneltian menunjukkan bahwa proses perencanaan belum ditunjang optimalisasi kecepatan dan ketepatan data serta analisis situasi. Selain itu, penggerakan program yang tidak sesuai dengan rencana dan lemahnya monitoring menyebabkan pencapaian program (Jakarta Timur: 55,6%, Kecamatan Jatinegara: 41%) tidak mencapai target (65% tahun 2010).

This study aims to evaluate the implementation of health promotion program about PHBS in household level at East Jakarta (2013) with a qualitative approach. It was conducted on the three key stakeholders (Dinkes Provinsi DKI Jakarta: regulator, East Jakarta?s Sudinkes: auditor, and Puskesmas of Jatinegara District: purposive operator sampling). From the input aspect, the results showed there are lack of human resources and funding. From the process aspect, the research shows that the planning process has not been supported by optimization of speed and data accuracy and analysis of the situation. Moreover, mobilization program in accordance with the plans and weak monitoring program led to the achievment of the program (East Jakarta: 55,6%, Jatinegara Distric: 41%) was not on target (65% in 2010)."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setiaji
"Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau disingkat PHBS sebagai operasionalisasi dari program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat atau sekarang lebih dikenal dengan istilah Promosi Kesehatan telah dijalankan diseluruh Indonesia sejak tahun 1996. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah panduan PUBS dari Direktorat Promosi Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan PHBS. Dalam mengelola pelaksanaan kegiatan PHBS mengikuti 4 (empat) taliapan manajemen PHBS, dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, penggerakkan dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian menyangkut proses pelaksanaan kegiatan PHBS, padahal informasi mengenai hal ini sangat penting sekali khususnya bagi pengelola program PUBS sebagai masukkan dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan kegiatan PHBS di masa yang akan datang. Tatanan dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada tatanan rumah tangga mengingat selain adanya keterbatasan sumber daya juga karena rumah tangga merupakan tatanan yang paling spesifik dibandingkan dengan tatanan lainnya.
Jenis penelitian dalam studi ini adalah kualitatif, dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam menyangkut proses pelaksanaan kegiatan program PHBS di daerah panduan PHBS kabupaten Bekasi. Sedangkan metode yang digunakan adalah melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah serta analisa data sekunder terhadap hasil laporan kegiatan program PHBS. lnforman yang diambil adalah pengelola program PHBS tingkat puskesmas dan kabupaten, tokoh masyarakat dan masyarakat (ibu rumah tangga).
Hasil dan kesimpulan dari penelitian dapat disampaikan sebagai berikut; Pengkajian sumber daya dilakukan tidak maksimal masih terbatas kepada lingkungan sendiri. Setiap tahunnya daerah pendataan PHBS terus mengalami perubahan kemudian ada beberapa hal yang tidak jelas maksudnya berkaitan dengan istilah, cara pengisian dan definisi operasional dari indikator. Sedangkan Cara mengklasifikasi PHBS sudah baik. Pengkajian PUBS secara kualitatif tidak dilakukan secara intensif setiap tahunnya.
Pengkajian terhadap masalah kesehatan setempat sudah dilakukan. Dalam menentukari prioritas masalah PHBS dengan cara melihat prosentase terkecil dari masing-masing indikator PHBS kemudian berdasarkan sumber daya yang ada bare ditentukan prioritas masalah PHBSnya. Dalam merencanakan kegiatan PHBS, rumusan tujuan tidak realistis dan dalam merencanakan kegiatan intervensi PHBS kurang mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. DaIam melaksanakan kegiatan PHBS masih banyak yang bersifat empowerment. Sebagian besar pengelola program PHBS tidak sadar akan pentingnya pecan mereka dalam menggerakkan kegiatan PHBS. Dalam memantau kegiatan PHBS cenderung dilakukan pada saat pelaksanaan PHBS saja sedangkan kegiatan penilaian tidak dilakukan karena setiap tahunnya daerah yang didata selalu berubah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan, yaitu dalam mengkaji sumber daya agar juga mengkaji sumber daya dari lintas sektoral. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah dan untuk mengambil sampel pendataan PHBS agar mengacu kepada rekomendasi WHO. Istilah, cara pengisian maupun definisi operasional berkaitan dengan indikator PHBS perlu lebih dijelaskan.
Pengkajian PHBS secara kualitatif agar dilakukan intensif setiap tahun. kemudian rumusan tujuan dalam merencanakan kegiatan PHBS agar dibuat lebih realistis dan rencana kegiatan intervensi PHBS agar mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PHBS agar tidak hanya bersifat empowerment saja dan pengelolaan surnber daya manusia agar lebih ditingkatkan dalam upaya menggerakkan kegiatan PHBS.
Pemantauan kegiatan PHBS selain pada saat pelaksanaan juga perlu dilakukan pada saat lain dalam rangka membahas kegiatan PHBS yang akan dan sedang berjalan. Daerah pendataan PHBS agar tidak berubah-rubah setiap tahunnya sehingga penilaian PHBS dapat dilakukan.

Qualitative Study about Clean and Healthy Behavior (PUBS) Program on Family Setting Case Study: in PUBS Gulden Region Kabupaten Bekasi, West Java 2000Clean and Healthy Behavior Program or PUBS as operational of Public Health Education Program or now familiar as Health Promotion have been working in all region in Indonesia since 1996. Kabupaten Bekasi is one of the PHBS guiden from Health Promotion Directorate. In developing PUBS follows 4 (four) steps of management PHBS starting from prediction, planning, actuating, monitoring and evaluating. So far, there isn't research involving the process of PHBS accomplishment, although this information is very important especially for PHBS organizer as information to organize and to develop PUBS accomplishment in the nex future. This research focuses on family setting because we have limitation of the sources but also family setting as the specific part than others setting.
Type of this research is qualitative, and the purpose is to get information about PHBS accomplisment in Kabupaten Bekasi. The method is using indepth interview and focus group discussion and also secondary analyze data of result PHBS report. The Informant is provider from Puskesmas and Kabupaten who manage PHBS program, society figur and community (house wife).
Result and summary from this research can be informed like: the score prediction is not maximum and it is still limit to their own environment. Every years PHBS area always changing. There are unclear purpose in terminology, how to fill and operational definition from PHBS indicators. Instead of that how they classify PHBS already well. The PHBS prediction of qualitative did not running well every year. The site health problem prediction already running. In the priority of PHBS problem by using the smallest percentage from each PHBS indicator based on the available source than they can make the priority of PHBS problems. To plan PHBS activity, the purpose is not reality and in planning PHBS activity, it is not straight to the based purpose. In running PHBS activity still in empowerment. Most of the PHBS accomplisher did not realize how important they are in organize PHBS. In monitoring ORBS activity focuses only in PHBS activity even the evaluating is not doing every year in the region that have data always change.
According to that statement, so the writer has few suggests, to predict source it is need also to predict from other sources. The PHBS data should not be changing and to take the PHBS data sample it is right to follow WHO rules. Terminology, how they fill and also operational definition connect with PHBS indicator should be more clearly. Qualitative PHBS prediction should be running every year. And then the purpose of planning PHBS activity should be more reality and planning PHBS activity should be following to the rules. Running PHBS activity not only empowerment and developing sources but also increase to organize PHBS activity. Monitoring PHBS activity instead of the process but also discuss the next PHBS activity and PHBS activity that still running. PHBS data region should not be change every year so the evaluating PHBS can be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidawati
"ABSTRAK
Berbagai ancaman kesehatan fisik yang dialami anak usia sekolah,
umumnya terkait dengan perilaku yang tidak sehat. Sekolah sebagai tempat
mereka belajar dan berinteraksi dengan sesama, juga bisa menjadi tempat
ancaman penularan penyakit, jika tidak dikelola dengan baik. Sekarang ini
sebahagian besar waktu bagi anak usia sekolah dihabiskan di lingkungan sekolah.
Maka dari itu penanaman perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah
menjadi kebutuhan mutlak yang tak bisa di tawar lagi, supaya tercipta sekolah
dengan lingkungan yang sehat. Pemberian intervensi promosi kesehatan sangat
diperlukan dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek PHBS pada anak
sekolah. Sekolah dasar di wilayah Kota Administratif Jakarta Timur belum
semuanya yang menjalankan PHBS di sekolah melalui program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh promosi
kesehatan dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek PHBS di sekolah
dan melihat besarnya peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek PHBS sebelum
dan sesudah pemberian intervensi promosi kesehatan. Penelitian ini menggunakan
metode pre eksperimental dengan rancangan one group pre test and post test
design, dengan sampel penelitian adalah siswa kelas 3 dan kelas 4 MI Attahiriyah
Kecamatan Ciracas yang berjumlah 120 siswa, dan diambil secara purposif dari
populasi semua siswa-siswi MI Attahiriyah Kecamatan Ciracas (446 orang).
Analisis data sebelum dan sesudah intervensi dilakukan dengan uji paired T-test
dan untuk melihat basarnya peningkatan perilaku dikaitkan dengan kelas, jenis
kelamin, pendidikan ibu dan pekerjaan ayah dilakukan dengan uji independent Ttest.
Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
yang signifikan antara nilai rata-rata pengetahuan, sikap dan praktek PHBS
responden antara sebelum dan sesudah intervensi, ditunjukkan oleh nilai P value
0,000. Peningkatan itu sebahagian besar terjadi pada kelompok anak perempuan
dan ayahnya bekerja sebagai pegawai negri sipil (PNS). Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa intervensi promosi kesehatan berupa penyuluhan, simulasi,
praktek dan perrlombaan efektif dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan
praktek PHBS di MI Attahiriyah Kecamatan Ciracas Jakarta Timur.

ABSTRACT
Various threats have threatened physical health of children in school age,
particularly in their unhealthy attitudes. Since school is a place for study and to
interact each other, it could be a threatened place to spread the disease if it does
not manage well. Nowadays, children in school age mostly waste their time in
school’s environment. Therefore, the clean and healthy behavior (PHBS) at school
has been a necessary that can’t be ignored in order to establish a healthy school
environment. The giving of health promotion intervention is needed in increasing
student’s attitude, knowledge, and practice of the clean and healthy behavior
(PHBS). Not all of elementary schools in East Jakarta’s administrative town area
have conducted PHBS in their school through Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
program. This research is aimed to observe the influence of health promotion in
increasing knowledge, attitude, and practice of PHBS at school and to observe
how far the increasing of knowledge, attitude, and practice of PHBS after and
before the health promotion intervention is given. This research employs pre
experimental method by using one group pre test and post test design. The sample
is the third and fourth year students of MI Attahiriyah, ,Ciracas Subdistrict
number in 120 students which is taken purposely from the whole population of MI
Attahiriyah’s students in Ciracas Subdistrict ( 446 persons). The analysis of pre
and post intervention giving is conducted with paired T-test and to observe how
far the increasing of student’s attitude which is related to class, sex, parent’s
education is conducted through independent T-test. The result of data processing
shows that there is a significant increasing of respondent’s average mark of
knowledge, attitude, and practice on PHBS before and after intervention, it is
shown by P value 0,000. This increasing occurs in girl’s group and students
whom their father is a civil servant (PNS). Thus, the writer concludes that health
promotion intervention like illumination, simulation, practice, and competition is
an effective way in increasing the student’s knowledge, attitude, and practice of
PHBS in MI Attahiriyah, Ciracas Subdistrict, East Jakarta.
"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Siti Hodijah
"Tingkat keberdayaan desa siaga merupakan refleksi dari keberhasilan program pemberdayaan masyarakat serta memperlihatkan kemandirian masyarakat. Penelitian kuantitatif, desain cross sectional dengan sampel 204 desa, data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 55.9 % desa memiliki tingkat keberdayaan desa yang tinggi. Dimensi pembangunan kapasitas, partisipasi masyarakat, jaringan dengan pihak lain mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktik penggunaan jamban sehat (PHBS 5) dan dimensi pembangunan kapasitas merupakan factor dominan. Desa dengan dimensi pembangunan kapasitas yang rendah menurunkan 3.3 kali capaian penggunaan jamban sehat dibandingkan dengan desa dengan dimensi pembangunan kapasitas yang tinggi Kepada Pemkab. Karawang dan Dinas Kesehatan diharapkan menyelenggarakan pelatihan teknis desa siaga bagi pelaku utama desa siaga secara simultan untuk meningkatkan tingkat keberdayaan desa dan praktik PHBS.

Desa Siaga level empowerment is a reflection of the success of the community empowerment program as well as showing communnity independence. Quantitative research with cross sectional desig nwith a sample of 204 villages, data were collected through interviews with questionnaires. The results showed 55.9% of villages havea high level of empowerment. Dimensions ofcapacity building, community participation, networking with other parties having a significant relationship with a healthy latrine use practices (PHBS5) and dimensions of capacity building is a dominant factor. Villages with low capacity development dimension 3.3 times lower performance compared to healthy latrine use village with a high capacity development dimension. To the Karawang District and Health Department is expected to conduct technical training for desa siaga key actors simultaneously to increase the level of village empowerment and practice PHBS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarina
"Kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah yang cukup serius dihadapi oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Pemerintah berupaya memberikan solusi kemiskinan dalam bentuk program penanggulangan kemiskinan. Salah satu indikator miskin adalah kurangnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok makanan. Untuk itu program kemiskinan yang dianggap efektif dalam membantu masyarakat miskin adalah Program Raskin.
Penelitian ini mengangkat studi komparasi Provinsi yang erat kaitannya dengan kemiskinan. Provinsi Jawa Timur adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk miskin paling tinggi dengan tingkat kemiskinan sebesar 14 23 atau 5 356 juta jiwa pada tahun 2011. Sementara Provinsi yang juga erat dengan kemiskinan adalah Papua Provinsi Papua memiliki persentase penduduk miskin tertinggi yaitu sebesar 31 98 atau 944 ribu jiwa pada tahun 2011. Selain bertujuan untuk menganalisis evaluasi pelaksanaan Program Raskin, penelitian ini juga akan melihat hubungan Raskin terhadap peningkatan kualitas konsumsi pangan rumah tangga sasaran. Penelitian ini menggunakan data Susenas Kor dan Modul Konsumsi Provinsi Jawa Timur dan Papua tahun 2011 dan 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indikator 3T Tepat Sasaran Tepat Harga dan Tepat Kuantitas di Provinsi Jawa Timur dan Papua belum sepenuhnya sesuai dengan Pedoman Umum tahun 2011 dan 2013. Sementara hubungan yang terjadi antara pelaksanaan Program Raskin dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan mengindikasikan adanya hubungan yang negatif, hal ini dinilai berdasarkan peningkatan makanan yang tidak berkualitas dari tahun 2011 ke tahun 2013 seperti rokok.

Poverty today is still a serious problem faced by the Central and Local Government. The Government seeks to provide solutions to poverty in the form of poverty reduction programs One indicator of the poor is the lack of ability to meet the basic food needs. One of that poverty programs that are considered effective in helping the poor is the Raskin.
This study raised a comparative study of Provinces that are closely related to poverty East Java Province is one of the areas in Indonesia which has the highest number of poor people with a poverty rate of 14 23 or 5 356 million in 2011. Other province that also linked to poverty is Papua Papua province has the highest percentage of poor people amounted to 31 98 or 944 thousand inhabitants in 2011. Besides aiming to analyze the evaluation of the implementation of Raskin Program, this study will also look at the relationship of Raskin toward the Targeted Household Food Consumption Quality Improvement. This study uses data of General Questionnaire of National Socioeconomic Survey and Consumption Module of East Java and Papua province in 2011 and 2013.
The results showed that based on 3P Proper Target Proper Price and Proper Quantity indicators East Java and Papua province are not yet fully in accordance with the General Guidelines of 2011 and 2013. While the relationship between the implementation of Raskin Program and food consumption quality improvement indicated a negative relationship It was assessed by the increase of under qualified food from the year 2011 to 2013 such as cigarettes.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Azizah
"PHBS tatanan rumah tangga berarti seluruh anggota di rumah tangga tersebut mampu memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan. PHBS tatanan rumah tangga memiliki 10 Indikator. Menurut website open data, Kota Depok menduduki peringkat ketiga dengan 76.88%. Kelurahan Sawangan di peringkat terendah dengan 43,18%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran faktor predisposisi dan penguat dalam pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Sawangan menggunakan teori Green & Kreuter. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, pendekatan Rapid Assessment Procedures (RAP), dan metode wawancara mendalam dengan 6 orang ibu dengan bayi dan balita sebagai informan utama, seorang Ahli Promosi Kesehatan UPTD Puskemas Sawangan sebagai informan kunci, serta 2 orang Duta Gendis sebagai informan pendukung. Data dianalisis dengan analisis tematik, sehingga didapatkan bahwa PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Sawangan sudah baik. Seluruh informan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, sehingga mempengaruhi PHBS tatanan rumah tangga dari individu itu sendiri. Seluruh informan juga merasa mendapatkan dukungan keluarga dan duta gendis, untuk mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan yang mudah, serta sarana dan prasarana yang memadai, sehingga mempengaruhi PHBS tatanan rumah tangga. Sebagian informan tidak merasa mendapakan dukungan dari tenaga kesehatan karena informan tidak menjadi sasaran prioritas penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan karena memiliki PHBS yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan kerja sama yang lebih antara tenaga kesehatan dan duta gendis, serta lintas sektor lainnya, seperti pemangku kebijakan, tokoh masyarakat, serta anggota keluarga agar dapat mempertahankan cakupan PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Sawangan, atau meningkatkan cakupannya menjadi lebih baik.

PHBS in the household order means that all members in the household are able to maintain, improve and protect health. PHBS household order has 10 indicators. According to the open data website, Depok City is in third place with 76.88%. Sawangan Village is in the lowest rank with 43.18%. The purpose of this study was to describe the predisposing and reinforcing factors in the implementation of PHBS in households in Sawangan Village using the Green & Kreuter theory. This study used a qualitative design, the Rapid Assessment Procedures (RAP) approach, and in-depth interview methods with 6 mothers with infants and toddlers as the main informants, a Health Promotion Specialist at UPTD Puskemas Sawangan as a key informant, and 2 Duta Gendis as supporting informants. The data were analyzed using thematic analysis, so that it was found that the PHBS of the household order in Sawangan Village was good. All informants had good knowledge and attitudes, thereby influencing PHBS of the household order of the individual himself. All informants also felt that they had the support of their families and gendis ambassadors, to get easy access to health services, as well as adequate facilities and infrastructure, thus influencing the PHBS of the household order. Some informants did not feel that they had received support from health workers because the informants were not the priority targets for counseling conducted by health workers because they had good PHBS. Therefore, it is necessary to carry out more collaboration between health workers and gendis ambassadors, as well as other cross-sectors, such as policy makers, community leaders, and family members so that they can maintain the coverage of PHBS in the household order in Sawangan Village, or increase the coverage for the better.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Zubaedah
"ABSTRAK
Berdasarkan Profil Puskesmas Ganjar Agung pada tahun 2007 sampai
tahun 2009 pencapaian PHBS Puskesmas Ganjar Agung angka pencapaiannya
hanya 47% dari SPM yang ditetapkan oleh Kota Metro. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap
pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga di
Kelurahan ganjar Agung Kecamatan metro Barat Tahun 2011. Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Hasil
penelitian menunjukan70% ibu rumah tangga memiliki perilaku yang baik
terhadap 10 indikator PHBS pada tatanan rumah tangga, 69,1 % ibu rumah tangga
memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS pada tatanan rumah tangga dan
secara umum pengetahuan ibu rumah tangga dikatakan tinggi. Sedangkan Sikap ibu
rumah tangga tentang PHBS secara umum cenderung rendah terhadap 10 indikator
program perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap 10 indikator PHBS pada
tatanan rumah tangga.

ABSTRACT
Based Health Center Profile Ganjar Great in 2007 until the year 2009
achievement of PHBs Ganjar General Health Center only 47% achievement rate
of the SPM is defined by the Metro City. The purpose of this study was to
determine the relationship of knowledge and attitudes to the behavior of the
implementation of the program clean and healthy lifestyle behaviors in mothers of
households in the Village of West metro Ganjar District Court in 2011. This study
is a quantitative study using design of Cross Sectional.
The results menunjukan70% housewives have good behavior against 10
indicators of PHBs in the order of the household, 69.1% housewives have a good
knowledge of PHBs in the order of the household and general knowledge of the
housewife said to be high. While the attitude of the housewife of PHBs in general
tend to be low on 10 indicators of the program clean and healthy living behavior.
There was no significant relationship between knowledge and attitudes to the
behavior of the 10 indicators in order household PHBs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Zubaedah
"ABSTRAK
Berdasarkan Profil Puskesmas Ganjar Agung pada tahun 2007 sampai
tahun 2009 pencapaian PHBS Puskesmas Ganjar Agung angka pencapaiannya
hanya 47% dari SPM yang ditetapkan oleh Kota Metro. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap
pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga di
Kelurahan ganjar Agung Kecamatan metro Barat Tahun 2011. Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Hasil
penelitian menunjukan70% ibu rumah tangga memiliki perilaku yang baik
terhadap 10 indikator PHBS pada tatanan rumah tangga, 69,1 % ibu rumah tangga
memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS pada tatanan rumah tangga dan
secara umum pengetahuan ibu rumah tangga dikatakan tinggi. Sedangkan Sikap ibu
rumah tangga tentang PHBS secara umum cenderung rendah terhadap 10 indikator
program perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap 10 indikator PHBS pada
tatanan rumah tangga.

ABSTRACT
Based Health Center Profile Ganjar Great in 2007 until the year 2009
achievement of PHBs Ganjar General Health Center only 47% achievement rate
of the SPM is defined by the Metro City. The purpose of this study was to
determine the relationship of knowledge and attitudes to the behavior of the
implementation of the program clean and healthy lifestyle behaviors in mothers of
households in the Village of West metro Ganjar District Court in 2011. This study
is a quantitative study using design of Cross Sectional.
The results menunjukan70% housewives have good behavior against 10
indicators of PHBs in the order of the household, 69.1% housewives have a good
knowledge of PHBs in the order of the household and general knowledge of the
housewife said to be high. While the attitude of the housewife of PHBs in general
tend to be low on 10 indicators of the program clean and healthy living behavior.
There was no significant relationship between knowledge and attitudes to the
behavior of the 10 indicators in order household PHBs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Purwanto
"Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian masyarakat mampu manjadi subjek dalam pembangunan kesehatan.
Sesuai dengan tuntutan reformasi pembangunan, maka sektor kesehatan juga mengalami perubahan yang sangat mendasar yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat pada umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya untuk mulai mengubah pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat yang lebih dikenal dengan istilah Paradigma Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat,bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental spiritual maupun sosial. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan program PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta perlu didukung dengan informasi yang akurat, dari hasil pelaksanaan program PHBS untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program PHBS tatanan Rumah Tangga yang ada dipedesaan maupun perkotaan memakan waktu yang agak lama karena pengelolaannya dengan sumber daya manusia yang pengetahuannya tentang informasi masih kurang, dan masih menggunaaan sarana dan prasarana yang terbatas, sehingga untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan program PUBS memakan waktu yang agak lama.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk memberikan masukan dengan membuat otomatisasi Sistem Informasi PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta untuk mendukung Manajemen Kesehatan. Dalam otomatisasi Sistem Informasi PHBS tatanan Rumah Tangga ini dengan cepat dapat diketahui klasifikasi Desa Sehat, Kecamatan Sehat dan Kabupaten Sehat, kemudian informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk tindakan/intervensi perbaikan program PHBS tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Purwakarta khususnya, maupun lintas program dan lintas sektor pada umumnya. Studi dilakukan di Puskesmas Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dengan pendekatan kualitatif.

Computerized Information System of Healthy and Clean Behavior in Household Setting, Purwakarta, 2001The goal of the National Health Development are empowered the people of Indonesia to maintain, improve and control over their health to reach the optimum health status in the community. This means that the community should be able to actively participate in maintaining and improving their own health status and being the subject of the health development itself.
With the recent push of political reformation; Indonesia has an important shifted in their basic policy. The government of Indonesia is committed to realizing the vision laid down in the Healthy Indonesia 2010 document to achieve health for all Indonesians by 2010 through the effective and efficient implementation of many programs that are more focusing on preventive and promotive interventions.
The Healthy and Clean Behavior program is a manifestation of Healthy Indonesia 2010 in culturally individual, household and community lifestyle that is healthy oriented in improving, maintaining and control over their physical , mental, spiritual and social aspect of their health, to monitor how far The Healthy and Clean Behavior program affecting the community in Purwakarta, particularly in hause hold setting, we need to set up an accurate and appropriate information system. The on going system is done manually, and it takes a very long time to collect, manage and executing the data in order to get an appropriate and necessary result that is important in the planning for intervention. The necessary result is more likely to be delayed in the process due to the limited competence of the available human resources and limited supporting equipment. Their fore a modification for this information system is really crucial to avoid the delay.
To overcome this problem the researcher propose a computerized information system of the Healthy and Clean Behavior in the household setting in Purwakarta to support their Health management. Through this system. the information needed for developing an appropriate intervention strategy for their community will be enhanced in both quality and time. Through this system, we also could get classification of healthy vilages, sub-district villages and districts/cities faster than it used to be. This information than could be the evidence based for father planning of the intervention, particularly in the management of The Healthy and Clean Behavior itself or for programs and sectors in general. The study is done in Bojong Health Center, Purwakarta, and District Health Office Purwakarta using the qualitative approach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitri Arestria
"[Puskesmas Muara Labuh mempunyai persentase TMDR relatif tinggi (71,1%) dan Puskesmas Talunan mempunyai persentase TMDR yang relatif rendah (15,1%). Berfokus pada dua puskesmas ini, penelitian ini mengevaluasi promkes TMDR dengan teori CDC dan Bowen dengan menganalisis stakeholder, uraian program, disain evaluasi, pengumpulan bukti yang kredibel, kesimpulan yang diambil dari evaluasi, serta sharing pembelajaran dari temuan evaluasi. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan kuesioner kader dan pelaksana promkes di puskesmas dan wawancara mendalam kepada stakeholders. Temuan penelitian ini adalah: 1. Keterlibatan wali nagari dan tokoh masyarakat ternyata berperan penting dalam keberhasilan TMDR, 2. Belum semua stakeholder terlibat dalam promkes TMDR, 3. Sumber daya belum memadai untuk promkes TMDR, 4. Belum ada perencanaan khusus untuk kegiatan promkes TMDR, 5. Advokasi dan kemitraan terkait promkes TMDR belum pernah dilakukan, dan 6. Teori CDC dan Bowen (Canadian Institute of Health Research) dapat digunakan untuk mengevaluasi program kesehatan. Disarankan agar disusun peran yang jelas dari wali nagari dan tokoh masyarakat untuk promkes TMDR, dibentuknya kebijakan lokal TMDR, dan menyususn indikator strategi promkes untuk TMDR.

, Puskesmas Muara Labuh shows high NSH percentage (71,1%) and Puskesmas Talunan
has low NSH percentage (15,1%). Focusing on these two Puskesmas, this study evaluated
the health promotion program using on theories of CDC and Bowen (analysis of
stakeholder, program implementation, evaluation design, evidence based data, highlights
of evaluation and sharing of the evaluation findings). The study used quantitative and
qualitative approach. The findings were: 1. The involvement of wali nagari and
community leaders play high role in the success of the activities of health promotion
NSH, 2. Not yet all relevant stakeholders were involved, 3. Low resources, 4. Not
specific plan for health promotion NSH, 5. Lack of advocacy on health promotion NSH,
and 6. The theories of CDC and Bowen (Canadian Institute Of Health Research) could be
used for evaluating health program. It is recommended to create clear role of the wali
nagari and community leaders, the need for local regulation on NSH and to create
indicators to measure the achievements of the activities on NSH]
"
Universitas Indonesia, 2015
T43629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>