Ditemukan 56736 dokumen yang sesuai dengan query
Audentya Widoretno
"Skripsi ini membahas mengenai peran teknik visualisasi terhadap kemungkinan ruang yang terbentuk di dalam film. Arsitektur dan film merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dikaitkan bila berbicara mengenai ruang, waktu dan perpindahan. Film sebagai media yang memungkinkan seseorang untuk merancang ruang tanpa batas, yang kemudian membuat jelas bahwa ruang dan waktu menjadi sesuatu yang dapat dimanipulasi. Tulisan ini mengacu pada pernyataan arsitektur dan film sama-sama menghasilkan ruang untuk dihidupi (lived space) demi pemahaman ruang apa yang dihidupi di dalam film. Skripsi ini juga membahas mengenai narasi sebagai unsur pembentuk ruang yang bercerita dan pengaruh memori serta mimpi dalam pembentukkan persepsi seseorang akan ruang.
This thesis discusses the role of visualization techniques towards spatial possibilities formalized in film. Architecture and film are two disciplines that can be linked when we talking about space, time, and movement. Film as a medium allows one to design a space without boundaries, which then makes clear that space and time manipulable materials. This thesis refers to a statement about architecture and film that both of them produce lived space. This thesis also discusses narration as an element of spatial production that can narrate a story (narrative space) and influence the formation of memory and dream on forming one's perception of space."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57679
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muni Anindita Janardana
"Artikel ini membahas tentang estetika film bisu dalam sebuah film berjudul The Artist karya Michel Hazanavicius. Pada penelitian ini, penulis menganalisis unsur naratif dan sinematografis untuk melihat dan memaparkan estetika film bisu dalam film tersebut. Penulis akan menggunakan teori pengkajian film dari buku ‘The Art of Watching Film’ untuk menganalisis secara mendalam kedua unsur tersebut. Selain itu, peneliti akan menggunakan buku ‘Le Cinéma Muet’ karya Michel Marié untuk mengetahui lebih lanjut tentang karakteristik estetik film bisu. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah pemaparan mengenai estetika film bisu yang muncul dan ditampilkan baik secara naratif maupun sinematografis.
This article analyzes the aesthetic of silent film using the ‘The Artist’ directed by Michel Hazanavicius as a model. The writer analyzes the narrative and cinematography of the film to describe all the elements of silent film art theory. The writer uses film theory contained in the book entitled ‘The Art of Watching Film’ to review both elements. In addition, theory from Michel Marie’s book “Le Cinema Muet” will be used to analyze the characteristics of silent film aesthetics. Qualitative research methods will be used to analyze data from this French film released in a DVD by the Weinstein Company. The results of this research will describe all the elements of silent film aesthetics through its narrative and cinematography."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
New York: Vintage Books, 1956
922.44 M 314 a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Michel, K.
Amsterdam: Meulenhoff, 1992
BLD 839.36 MIC t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Armelia Ramandha
"Electrical Impedance Tomography (EIT) adalah salah satu teknik pencitraan dengan merekronstruksi gambar dari wilayah tertentu dalam tubuh manusia berdasarkan konduktivitas dari jaringan biologis. Terdapat perangkat EIT yang telah dirancang bangun dan mampu mengambil data berbasis Arduino dan MATLAB EIDORS. Namun, untuk mengakuisisi data, menyimpan, mengubah, dan melakukan visualisasi datanya kembali masih cukup sulit dilakukan. Terdapat salah satu teknik rekonstruksi citra EIT sejak tahun 2017 berbasis Python bernama pyEIT yang dapat memudahkan pengguna untuk melakukan visualisasi data EIT. Sehingga, penulis berharap untuk merancang sebuah software berbasis pyEIT dan Tkinter yang memudahkan pengguna untuk mengakuisisi data dari perangkat EIT secara otomatis dan melakukan visualisasi data EIT dengan berbagai parameter.
Software berbasis pyEIT dan Tkinter telah berhasil dirancang yang dapat memudahkan pengguna untuk melakukan akuisisi data dari perangkat EIT secara otomatis dan menyimpan serta melakukan visualisasi data EIT dalam bentuk pyEIT. Jumlah mesh yang dihasilkan oleh software berbasis pyEIT adalah 376 elemen yang dapat diatur lagi dengan elektrodanya yang berputar secara clockwise. Beberapa parameter yang dapat ditentukan oleh pengguna akan mempengaruhi grafik dan citra data EIT yang dihasilkan. Selain itu, software ini mampu memiliki SSIM tertinggi 0.8819 namun bergantung juga dengan tipe rekonstruksi, urutan pengambilan data, dan salinitas dari phantom yang digunakan. Electrical Impedance Tomography (EIT) is an imaging technique that reconstructs images of certain areas of the human body based on the conductivity of biological tissue. An EIT device has been designed and capable of retrieving data based on Arduino and MATLAB EIDORS. However, to acquire data, store, modify, and visualize the data again is still quite difficult. There is a Python-based EIT image reconstruction technique since 2017 called pyEIT which can make it easier for users to visualize EIT data. Thus, the authors hope to design a software based on pyEIT and Tkinter that makes it easier for users to acquire data from EIT devices automatically and visualize EIT data with various of parameters. Software based on pyEIT and Tkinter has been successfully designed, making it easier for users to automatically acquire data from EIT devices and store and visualize EIT data in the form of pyEIT. The number of meshes generated by the pyEIT-based software is 376 elements which can be rearranged with the electrodes rotating clockwise. Several parameters that can be defined by the user will affect the graphs and images of the resulting EIT data. In addition, this software is capable of having the highest SSIM 0.8819 but it also depends on the type of reconstruction, the sequence of data retrieval, and the salinity of the phantom used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yahya Dimas Zakaria
"Optical flow visualization adalah metode visualisasi aliran yang memanfaatkan perbedaan indeks refraksi cahaya untuk melihat gangguan pada media transparan. Salah satu teknik yang menggunakan metode ini adalah teknik schlieren, dalam teknik ini susunan optik paling sederhana yang dapat di implementasikan adalah single mirror off-axis schlieren system. Namun dalam susunan optik ini penggunaan cermin spherical berjarak fokus kurang dari satu meter yang terbuat dari bahan akrilik sangatlah kurang, khususnya pada penelitian ilmiah. Penelitian ini akan berfokus pada single mirror off-axis schlieren system dengan menggunakan spherical mirror yang memiliki diameter sebesar 600 mm dan jarak fokus 584,2 mm. Objek yang diamati akan divariasikan berdasarkan perbedaan densitas antara udara disekitar objek dengan udara atmosfir. Pada penelitian ini akan diamati effective field-of-view yang didapatkan serta kontras gambar yang dihasilkan dan hubungannya dengan ISO kamera yang digunakan. Field-of-view efektif yang dihasilkan bergantung pada geometri dan kualitas permukaan cermin yang digunakan. Kontras gambar tertinggi didapatkan dari efek schlieren yang dihasilkan karena pencampuran gas dengan densitas yang berbeda, khusunya butane gas, sementara kontras gambar terendah didapatkan dari efek schlieren yang diakibatkan perubahan temperatur pada udara. Pengaturan ISO kamera yang digunakan bergantung dengan jenis fenomena yang diamati.
Optical flow visualization is a method that utilizes refractive index gradient for seeing the disturbance of air in transparent media. The technique that uses this method is the schlieren technique, the simplest optical arrangement in this technique is single mirror off-axis schlieren system. However, usage of short focal length spherical mirror made by acrylic in this optical arrangement is still lacking, especially in the scientific research. This research will focus on a single mirror off-axis schlieren system using a spherical mirror with 600 mm diameter and 584.2 mm focal length. The observed object will be varied based on the density difference between the air around it and the atmospheric air. In this study, the effective field-of-view obtained will be observed as well as the resulting image contrast and its relationship with the camera’s ISO. The resulting effective field-of-view depends on the geometry and surface mirror quality. The highest image contrast is obtained from the Schlieren effect which caused by mixing different densities gases, especially for butane gas, while the lowest image contrast is obtained from the Schlieren effect caused by temperature changes in the air. The recommended camera’s ISO depends on the type of phenomenon being observed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lena Valentina Gumay
"
ABSTRAKLisensi Merek Dagang sebagai salah satu cara perluasan jangkauan usaha dan peningkatan penjualan/pendapatan, konsep, tatacara dan tahappanya masih belum banyak dikuasai pekerja dalam bidang hukum termasuk Notaris. Permasalahan: 1 .Bagaimana ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh penerima lisensi utama untuk memberikan lisensi lanjutan kepada pihak ketiga menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia? 2 . Bagaimana tahapan mengadakan perjanjian atau pemberian lisensi lanjutan kepada pihak ketiga menurut Master License Agreement Michel rsquo;s Patisserie? 3 .Bagaimana peran Notaris dalam pelaksanaan pemberian lisensi lanjutan oleh penerima lisensi utama kepada pihak ketiga?. Dengan metode penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1 . Ketentuan pemberian lisensi terhadap merek dagang kepada pihak ketiga diatur dalam Pasal 42 hingga Pasal 45, Undang Undang Tentang Merek dan Indikasi Geografis Nomor 20 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Syarat dan Tatacara Permohonan Pencatatan Perjanjian Lisensi Kekayaan Intelektual. Diwajibkan bahwa Merek dagang harus didaftarkan dan perjanjian lisensi harus dicatatkan kepada DirJen HKI 2 . Tatacara dan tahapan pemberian lisensi lanjutan kepada pihak ketiga menurut Master License Agreement Michel rsquo;s Patisserie adalah dalam perjanjian lisensi utama harus sudah memuat klausula yang memberikan ijin kepada pihak penerima lisensi utama untuk memberikan lisensi lanjutan kepada pihak ketiga; penerima lisensi utama harus sudah memiliki sejumlah gerai yang dioperasikannya sendiri; pencarian dan pemilihan calon penerima lisensi lanjutan; penandatanganan perjanjian lisensi lanjutan; pemilihan lokasi bagi gerai penerima lisensi lanjutan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan terkait pemberian lisensi. 3 Sebagai pejabat umum, Notaris dapat melakukan perannya dengan memberikan penyuluhan hukum pelaksanaan perjanjian lisensi.
ABSTRACTTrademark licensing as means for business expansion and sales increase, is not being fully mastered by legal related personnel including Notary. Problems 1 How are the regulations and conditions required to be fulfilled in order to be able to grant sub license to the third party according to the Indonesian applicable laws 2 How are the steps in the provision of sub license to the third party in accordance to Master License Agreement Michel rsquo s Patisserie 3 How Notary takes role on the execution of sublicense granting from the master licensee to the third party By juridical normative method, it is concluded 1 License granting being regulated in the Article 42 to Article 45 of Laws on Mark and Geographical Indications Number 20 2016 and Minister of Law and Human Rights Regulations of the Republic of Indonesia Number 8 2016 on the Terms and Procedures of the Record Requisition of Intellectual Property Right. Trademark and the license agreement are both mandatory to be registered and recorded by the Directorate General of Intellectual Property Rights. 2 Sublicense granting steps to third party in accordance to Master License Agreement Michel rsquo s Patisserie availability of a clause allowing the master licensee to sublicense to the third party a number of outlets should have been operated by the master licensee himself search and appoint sub licensee identify outlet location for sub licensee implementation of terms and condition in connection with sub license granting. 3 Notary takes his role by providing legal counseling upon the execution of the sublicense agreement."
2017
T48866
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Michel, Jean
Paris: UNESCO, 1988
620.007 1 MIC w
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Pavlovsky, Michel N.
New York: Philosophical Library , 1949
327.470 51 PAV c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Paradis, Michel
Amsterdam: John Benjamins , 2004
404.2 PAR n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library