Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessica Astrini
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian logam berat Pb, Cd dan Cu dalam medium terhadap pertumbuhan Melastoma malabathricum L. serta kemampuannya mengakumulasi logam berat tersebut di akar, batang dan daun. Empat puluh delapan stek batang dibagi ke dalam 10 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol, kelompok medium yang diberi 25, 50, 75 μM PbCl2; 20,100, 200 μM CdCl2; 10, 45, dan 130 μM CuCl2. Pengamatan parameter pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah daun. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali selama 1 bulan dan diakhiri dengan pengukuran kadar logam berat dalam akar, batang dan daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemberian 25 μM PbCl2, 50 μM PbCl2 dan 75 μM PbCl2 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan M. malabathricum, karena tanaman tersebut dapat tetap tumbuh normal, sehingga tergolong tanaman yang toleran terhadap Pb. Penghambatan pertumbuhan M. malabathricum terjadi pada perlakuan 20, 100, 200 μM CdCl2, 45 μM CuCl2, dan 130 μM CuCl2, namun pertumbuhan meningkat pada medium yang diberi 10 μM CuCl2. Hasil pengujian kadar logam berat memperlihatkan Pb, Cd dan Cu lebih banyak terakumulasi dalam jaringan akar dibandingkan dengan batang dan daun. Dalam hal ini, M. malabathricum tidak dapat digolongkan sebagai tanaman hiperakumulator ketiga logam tersebut.

This research is aimed to know the impact of heavy metal (Pb, Cd, Cu) in the medium on the growth and performance of Melastoma malabathricum and also its ability in accumulating heavy metals in roots, stems and leaves. Fourty eight of stems are grouped into ten treatments which are control, medium with 25, 50, 75 μM PbCl2; 20, 100, 200 μM CdCl2; 10, 45 and 130 μM CuCl2. The observation of growth parameter includes height of plants, length of roots and the amount of leaves produced. The research was done once in two days for one month and ended with measurement of heavy metal content in roots, stems and leaves. The result showed that treatment with 25, 50 and 75 μM PbCl2 did not affect the growth of M. malabathricum. This is because those plant can still grow normally, so it is categorized as a plant that tolerant to Pb. The inhibition on the growth of M. malabathricum occured in treatment of 20, 100, 200 μM CdCl2; 45, and 130 μM CuCl2. However, the growth of plant increase in the medium that were given 10 μM CuCl2. Based on heavy metal measurement, Pb, Cd, Cu were more accumulated in the root tissue compared to stem and leaves. In this case, M. malabathricum can not be categorized as hyperaccumulator plant of those metals."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seti Listiani
"Logam berat Cu dan Cd yang berlebihan memberikan dampak negatif bagi tanaman. Mikoriza adalah simbiosis antara akar dan fungi mikoriza yang dapat meningkatkan kemampuan tanaman bertahan di bawah cekaman logam berat dan mengurangi dampak toksisitasnya. Berdasarkan penlitian sebelumnya, mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Paraserianthes falcatariadi bawah cekaman Pb.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan P. falcatariapada media tanam yang mengandung logam berat Cu (tembaga) dan Cd (kadmium). Tanaman P. falcatariadiinokulasi mikoriza dengan dosis 0, 15, dan 25 gram dan diberi perlakuan logam berat dengan dosis CuSO4150 mg/kg dan CdSO415 mg/kg pada media tanam. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, berat basah, dan warna daun pada usia 43 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman P. falcatariapada perlakuan Cu dan Cd. Pengukuran berat basah pada perlakuan Cu dan Cd menunjukkan bahwa kelompok perlakuan yang diberi mikoriza memiliki berat basah lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberi mikoriza.
Berdasarkan hasil pengamatan warna daun, ditemukan tanaman mati pada kelompok perlakuan tanpa mikoriza pada kedua perlakuan logam berat tersebut. Selain itu, ditemukan perubahan warna pada hampir semua daun terbawah tanaman pada perlakuan Cu yang diinokulasi mikoriza dan tanpa mikoriza. Pada perlakuan Cd, tanaman yang daunnya berwarna normal jumlahnya semakin banyak pada dosis mikoriza yang semakin tinggi. Pemberian mikoriza dapat membantu meringankan dampak toksisitas yang ditimbulkan oleh konsentrasi logam berat Cu dan Cd berlebih.

Excessive heavy metals Cu and Cd has negative effect on plants. Mycorrhizae is a symbiosis between roots and mycorrhizal fungi which can improve plant’s ability to survive under heavy metal stress and reduce its toxicity. Based on previous study, mycorrhizae can increase the growth of Paraserianthes falcatariaunder Pb stress.
The aim of this study is to reveal the effect of mycorrhizae on growth of P. falcatariain artificial growing media containing heavy metals Cu (copper) and Cd (cadmium). P. falcatariainoculated with 0, 15 and 25 grams of mycorrhizae and treated with 150 mg/kg of CuSO4and 15 mg/kg of CdSO4. Parameters observed in this study were plant height, fresh weight, and leaf color at 43 days after planting. The results showed that mycorrhizal inoculation did not significantly increase the height of P. falcatariatreated with Cu and Cd. Fresh weight of P. falcataria in Cu and Cd treatment showed higher in mycorrhizal plants than without mycorrhizae.
Based on observation of leaf color, there were dead plants that were without mycorrhizal inoculation in both heavy metal treatment. Discoloration also found in most of the lowest leaves in Cu treatment plants inoculated with mycorrhizae and without mycorrhizae. Plants with normal colored leaves in Cd treatment increased at higher mycorrhizal amount. The inoculation of mycorrhizae can improve plant’s ability to alleviate the effects of toxicity caused by excessive concentrations of heavy metals Cu and Cd.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Kery
"Skripsi ini akan membahas tentang pengujian dan perancangan sebuah turbin angin berporos vertikal ( vertical axis wind turbine ). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menyajikan hasil penelitian berupa grafik dan dianalisis secara deskriptif pula. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan melihat arus keluaran dari alternator ( I ), tegangan (v) dan jumlah putaran ( n ) yang dihasilkan. Turbin diputar dengan menggunakan fan sebagai pengganti angin yang diatur pada kecepatan tertinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa turbin ini dapat mengisi accumulator, hal ini dapat dilihat dari arus keluaran yang terbaca pada amperemeter, walaupun arus keluaran cukup variatif dan tidak terlalu besar.

This thesis describes about the design, fabrication and trial of a vertical axis wind turbine for charging an accumulator. The methods which are in use is a descriptive methods and resulting a several chart to analyze with the same method. The trial was done by gaining 3 datas, which are the current value ( I ), the voltage (v) and the rotation ( n ) The trial conclude that this mechanical air turbine is able to charge the accumulator since the amperemeter shows that there is a current counted out from the alternator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52298
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aga Ridhova
"Nanopartikel TiO2 anatase telah berhasil disintesis menggunakan prekursor titanium tetraisopropoxide dan katalis tetramethylammonium hydroxide dengan metode sol-gel yang kemudian dilanjutkan dengan proses hidrotermal dan kalsinasi. Perlakuan hidrotermal dilakukan dengan variasi temperatur 100, 125, dan 150oC, yang secara khusus ditujukan untuk menginvestigasi pengaruh temperatur proses hidrotermal terhadap peningkatan kristalinitas dan ukuran kristalit. Hasil yang didapatkan kemudian diaplikasikan untuk fabrikasi sel surya tersensitasi zat pewarna dye-sensitized solar cell, DSSC dengan melihat performa efisiensi konversi - dari DSSC yang di fabrikasi dengan menggunakan zat pensensitasi hasil ekstraksi anthocyanin dari pewarna alam buah senduduk Melastoma malabathricum L..
Metode karakterisasi material yang digunakan adalah X-ray Diffraction XRD, Scanning Electron Microscope SEM , Fourier transform infrared FTIR, ultraviolet-visible Spectroscopy UV-Vis, dan differential scanning calorimetry DSC, sementara pengujian performa untuk mengetahui efisiensi - dilakukan menggunakan Semiconductor Parameter Analyzer dengan menganalisis karakteristik kurva arus dan tegangan J-V.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya temperatur proses hidrotermal, terdapat peningkatan kristalinitas dan ukuran kristalit yang cukup signifikan serta berbanding lurus. Semakin tinggi kristalinitas, ukuran kristalit juga mengalami peningkatan. Efisiensi DSSC yang didapatkan cukup menjanjikan dengan hasil perhitungan maksimal 5,69 untuk temperatur proses hidrotermal 150oC dan menggunakan zat pensensitasi dari anthocyanin yang diekstrak menggunakan etanol dan 20 wt. air suling. Hasil ekstraksi anthocyanin dari pewarna alam buah senduduk dalam penelitian ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai zat pensensitasi pada DSSC.

Anatase TiO2 nanoparticles have been successfully synthesized using Titanium Tetraisopropoxide as precursor and Tetramethylammonium hydroxide as catalyst through a sol gel method followed by hydrothermal treatment and calcination. Hydrothermal treatment was carried out at temperature variations of 100, 125, and 150oC, which is specifically aimed at investigating the effect of hydrothermal temperature on the crystallinity enhancement and crystallite size of the anatase TiO2 nanoparticles. The as synthesized TiO2 nanoparticles have been applied for dye sensitized solar cell DSSC, focused on the performance conversion efficiency of DSSC fabricated using sensitizer extracted from natural dye of Melastoma malabathricum L.
Characterization of the as synthesized materials was performed using X ray Diffraction XRD, Scanning Electron Microscope SEM , Fourier transform infrared FTIR, ultraviolet visible Spectroscopy UV Vis, and differential scanning calorimetry DSC, while the performance conversion efficiency was carried out using Semiconductor Parameter Analyzer through the characteristics of current versus voltage J V curve.
This results shows that increasing temperature of hydrothermal treatment results in significant crystallinity enhancement and an increase in crystallite size. The efficiency obtained is quite promising with maximum calculation of 5.69 for hydrothermal treatment temperature of 150oC sensitized using natural dye extracted with ethanol containing 20 wt. distilled water. This natural dye extracted from M. malabathricum L. has the potential to be used as sensitizer in DSSC device.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulki Irsyad
"ABSTRAK
Kerang hijau {Pema viridis L.) merupakan salah satu biota laut yang bersifat filter feeder, yaitu biota laut yang mengkonsumsi makanannya dengan cara menyaring partikel-partikel planktonis yang terdapat di dalam air. Partikel-partikel yang disarjng ini dapat berupa zooplankton kecil,
fitoplankton dan suspensi dari bahan-bahan organik yang melayang-layang di perairan, termasuk limbah logam berat seperti Pb, Cd, Cu dan Zn yang terlarut dalam suatu perairan, misalnya pada perairan Muara Angke dan Pantai Festival Ancol. Hal tersebut akan menyebabkan kerang hijau dapat mengakumulasi dan melakukan proses biomagnifikasi logam berat di dalam tubuhnya. Konsentrasi logam berat yang berada pada kerang hijau ini dapat diketahui dengan pengukuran menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
(AAS). Hubungan antara panjang ukuran tubuh kerang hijau dengan konsentrasi logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn pada penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa pada logam Pb dan Cd memiliki korelasi negatif, sedangkan logam Cu dan Zn memiliki korelasi positif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Muhammad Basyir
"Pada pemerosesan industri tekstil banyak menggunakan air, zat pewarna juga bahan kimia campuran yang berdampak pada timbulnya limbah cair tekstil [1]. Salah satu komponen limbah berbahaya yang terkandung dalam limbah cair tekstil adalah logam-logam berat seperti kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn) [1]. Contoh langkah untuk mencegah pencemaran logam berat cair adalah menggunakan material mesopori silika seperti SBA-15 karena memiliki luas permukaan, diameter, serta volume pori yang besar serta struktur heksagonal teratur sehingga dapat diaplikasikan sebagai adsorben logam berat. Pada penelitian ini, dilakukan analisis studi kepustakaan sintesis mesopori SBA-15 dengan metode sol-gel serta fungsionalisasi CPTMS yang telah berhasil dilakukan dan dilanjutkan menganalisis kemampuan serapannya pada logam berat kadmium (Cd), tembaga (Cu), seng (Zn), dan timbal (Pb). Tipikalnya, menyintesis SBA-15 dilakukan menggunakan Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) sebagai prekursor dan Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) sebagai surfaktan. Kemudian, hasil produk SBA-15 dilakukan fungsionalisasi CPTMS dengan metode post grafting. Hasil karakterisasi memperlihatkan, pada perhitungan BET dibanding sampel SBA-15 murni, sampel SBA-15 CPTMS mengalami penurunan parameter diameter pori dari 29,203 menjadi 28,521 Å, volume pori dari 265,161 menjadi 199,694 cm3/gr dan luas permukaan spesifik dari 831,996 menjadi 711,061 m2/gr, pada pengujian SAXS, sampel SBA-15 CPTMS tidak terdapat perbedaan signifikan dengan SBA-15 dengan tetap memperlihatkan puncak bidang (100), bidang (110) dan bidang 200, pada pengamatan TEM, sampel SBA-15 CPTMS tetap mempertahankan bentuk heksagonalnya, dan pada pengujian FTIR, terlihat adanya gugus klorida (-Cl) pada gelombang 500 cm 1 yang menunjukkan proses fungsionalisasi CPTMS berhasil dilakukan. Sementara, hasil pengujian serapan logam berat dengan AAS memperlihatkan fungsionalisasi CPTMS tidak memiliki selektivitas yang baik pada logam berat kadmium (Cd) dan seng (Zn) karena penurunan nilai persentase penyerapan. Namun, perhitungan kapasitas adsorpsi memperlihatkan bahwa diseluruh sampel pengujian logam berat terjadi peningkatan kapasitas adsoprsi sampel SBA-15 CPTMS bila dibandingkan dengan SBA-15 murni.

In the textile industry, production process is widely used water, dyes and chemicals that have an impact on the emergence of textile liquid waste [1]. Examples of hazardous waste components contained in textile liquid waste are heavy metals mainly derived from colouring agents such as cadmium (Cd), lead (Pb), copper (Cu), and zinc (Zn) [1]. Efforts that can be made to prevent the water pollution containing liquid heavy metals is to use silica mesoporous materials such as SBA-15 because it has a large surface area, pore diameter, pore volume and ordered hexagonal structure so that it can be applied as heavy metals adsorbents. In this research, an analysis of the literature review of SBA-15 mesoporous materials synthesis using sol-gel method and CPTMS functionalization has been successfully carried out and continued by analysing its adsorption ability in heavy metals such as cadmium (Cd), copper (Cu), zinc (Zn), and lead (Pb). Typically, synthesizing SBA-15 is carried out using Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) as a precursor and Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) as a surfactant. Then, the results of the SBA-15 product were carried out CPTMS functionalization with the post grafting method. The characterization results show, in the BET calculation compared to pure SBA-15 samples, SBA-15 CPTMS samples decreased pore diameter parameters from 29,203 to 28,521 Å, pore volume from 265,161 to 199,694 cm3/gr and specific surface area from 831,996 to 711,061 m2/gr, in the SAXS test, the SBA-15 CPTMS sample was not significantly different from the SBA-15 while still showing peak plane (100), plane (110) and plane (200), on TEM observations, SBA-15 CPTMS samples remained maintaining its hexagon shape, and in the FTIR test, a chloride group (-Cl) in the 500 cm-1 wave showed a successful CPTMS functionalization. Meanwhile, the results of heavy metal adsorption testing with AAS showed that CPTMS functionalization did not have good selectivity on cadmium (Cd) and zinc (Zn) heavy metals due to a decrease in the percentage of adsorption. However, the adsorption capacity calculation shows that throughout the heavy metal test sample there is an increase in the adsorption capacity of the SBA-15 CPTMS sample when compared to the pure SBA-15."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahman Arif
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan metode
depurasi guna menurunkan (mereduksi) kandungan logam berat Hg, Pb, Cd,
& Cu pada kerang hijau (Perna viridis) hasil budidaya di perairan Teluk
Jakarta, dari bulan Juli sampai September 2006. Penelitian ini
menggunakan rancangan percobaan acak kelompok dengan 2 kelompok
(lokasi) 4 perlakuan : A0 (kontrol), A1 (pemanasan 70 100
o C), A2 (air
mengalir selama 24 jam) , dan A3 (EDTA, 10 ppm) dan tiga ulangan.
Analisis kandungan logam berat menggunakan metode AAS, data dianalisis
dengan Anova dilanjutkan uji Duncan dan Dunnett. Hasil penelitian
menunjukkan kandungan logam berat terendah pada perlakuan A2 (air
mengalir). Pengaruh lokasi tidak berbeda nyata (P> 0,05) antara Cilincing
dan Kamal Muara. Pengaruh perlakuan depurasi menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (P< 0,05) terhadap penurunan kandungan logam berat. Uji
lanjut Dunnet menunjukkan perlakuan A1 dan A2 berbeda nyata (P< 0,05)
dengan kontrol, sedang perlakuan A3 (EDTA) tidak berbeda nyata (P> 0,05)
dengan kontrol. Hasil rerata kandungan logam berat pada kerang hijau
untuk perlakuan A0 (kontrol) Hg = 0.09 ppm, Pb = 5,98 ppm, Cd = 0,48 ppm
dan Cu = 6,55 ppm. Perlakuan A1(pemanasan) Hg = 0,045 ppm, Pb = 4,05
ppm, Cd =0,35 ppm, Cu = 5,35 ppm. Perlakuan A2 (air mengalir) Hg = 0,035
ppm, Pb = 2,98 ppm, Cd = 0,245 ppm, dan Cu = 5,04 ppm, dan perlakuan
A3 (EDTA) Hg = 0,05 ppm, Pb = 5, 31 ppm, Cd = 0,40 ppm, dan Cu = 5,45
ppm. Tingginya kadar logam berat pada kerang hijau khususnya Pb sudah
melebihi ambang batas baku mutu kekerangan dalam Keputusan Meteri
Kelautan dan Perikanan (Kepmen No.KEP.17/MEN/2004), hal ini diduga
karena akumulasi limbah logam berat yang berasal dari berbagai industri dan
limbah domestik yang mengalir ke perairan Teluk Jakarta sehingga kerang
hijau tidak aman untuk dikonsumsi."
2007
T39512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affalia Maydi Hatika
"ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya industri dan banyaknya aktivitas manusia di perairan, perlu adanya tanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan khususnya di wilayah perairan. Akibat dari penangganan limbah yang kurang baik dari adanya kandungan toksik senyawa kimia logam berat. Ekosistem yang telah terlihat akibat pencemaran limbah dari logam berat yakni laut sebagai tempat akhir dari akumulasi toksikan. Fitoplankton merupakan produsen utama dalam memproduksi energi dan termasuk salah satu bentik yang berdampak langsung terhadap cemaran logam berat di laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas logam berat kadmium Cd dan tembaga Cu terhadap pertumbuhan sel dari fitoplankton Chaetoceros gracilis dan Tetraselmis sp. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi logam berat, densitas sel dari fitoplankton akan semakin menurun. Berdasarkan penelitian, diperoleh nilai IC50-96 jam kadmium Cd dan tembaga Cu terhadap pertumbuhan Chaetoceros gracilis 2,39 mgCd/L dan 0,09 mgCu/L serta Tetraselmis sp adalah 5,37 mgCd/L dan 0,21 mgCu/L. Logam berat tembaga Cu memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan kadmium Cd, sehingga tembaga Cu lebih toksik dari pada kadmium Cd terhadap kedua fitoplakton uji Chaetoceros gracilis dan Tetraselmis sp.

ABSTRACT
The development of industry and the number of human activities in the waters, the need for responsibility for environmental damage, especially in the territorial waters. As a result of unsubstantiated waste subscribers from the toxic content of heavy metal chemical compounds. Ecosystems that have been seen due to pollution of waste from heavy metals such as the sea as the end of the toxic accumulation. Phytoplankton is a major producer of energy production and is one of those benthic impacts on heavy metal contamination. This study aims to determine the toxicity of heavy metals cadmium Cd and copper Cu to cell growth from phytoplankton Chaetoceros gracilis and Tetraselmis sp. The results show that the higher the concentration of heavy metals, cell density of phytoplankton will decrease. Based on the research, IC50 96 hours cadmium Cd and copper Cu were obtained on growth of Chaetoceros gracilis 2,39 mgCd L and 0,09 mgCu L and Tetraselmis sp was 5,37 mgCd L and 0,21 mgCu L. Copper heavy metal Cu has a smaller value than cadmium Cd, so copper Cu is more toxic than cadmium Cd against both test phytopathtons Chaetoceros gracilis and Tetraselmis sp."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>