Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113615 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Husna
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara konsep kecantikan dengan perilaku wanita Jepang dalam mengkonsumsi produk kecantikan Dalam menganalisis keterkaitan tersebut skripsi ini menggunakan teori konsumsi Baudrillard mengenai konsumsi sebagai norma sosial Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam mengkonsumsi produk kecantikan wanita Jepang sangat terpengaruh oleh nilai nilai kecantikan yang terdapat dalam budaya masyarakatnya Wanita Jepang memandang konsep kecantikan yang ada sebagai norma yang sifatnya menekan dan harus dipatuhi.

The focus of this study is to analyze the relevance between beauty concept and Japanese women behavior in consuming beauty products This work was compiled using Baudrillard's theory about consumption as a social norm as the premise This work is a qualitative research This work found that in consuming beauty products Japanese women are affected a lot by the beauty values that exists in the culture Japanese women consider the existing beauty concept as a norm that is pressuring and has to be abided.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Hidayah
"Iklan televisi punya kekuatan untuk merepresentasi realitas secara hiperrealitas seperti pada iklan produk-produk kecantikan. Iklan-iklan tersebut selalu menampilkan wanita dalam bentuk yang diafirmasikan sebagai bentuk yang ideal dan mengharapkan setiap wanita mencontoh sosok yang dianggap ideal atau cantik tersebut. Karena itu menarik untuk mengkaji Konsep Diri wanita atas hiperrealitas dalam iklan kecantikan. Pengumpulan data menggunakan data primer, yaitu dengan mewawancarai 3 (tiga) orang informan, dan data sekunder dari iklan TV. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa hiperrealitas pada iklan kecantikan di media televisi tidak serta merta memberikan gambaran diri (Konsep Diri) yang ideal sebagaimana yang digambarkan iklan. Dapat disimpulkan bahwa hiperrealitas media atas konsep kecantikan wanita tidak berpengaruh terhadap konsep diri wanita yang memiliki self-esteem yang tinggi.

Television commercials have the power to represent the situation into hiperreality as in beauty products commercials. The commercials always show ideal woman and expect each woman modeled a figure that is considered ideal or the beautiful. So it is interesting to analyze Self-Female Concept above hiperreality in television commercials. The data collected by interviewing three informants, and secondary data from TV ads. The results of these interviews showed that hyperreality in commercials of beauty product does not give direct overview of self (self concept) as portrayed ads. It can be concluded that media hiperreality on the concept of woman beauty has no effect toward the self concept of women who have a high self-esteem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khairana Izzati
"Muslim diprediksi menjadi komunitas beragama terbesar didunia. Selain itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia, menunjukkan potensi pasar yang besar. Meningkatnya masyarakat menengah di Indonesia mendorong pertumbuhan industri kecantikan di Indonesia, termasuk produk kecantikan hijau. Industri kecantikan menunjukkan tren pertumbuhan pada produk hijau, yaitu didorong oleh preferensi konsumen terhadap kealamian kandungan produk atau disebut produk kecantikan organik. Konsumsi produk hijau merupakan salah satu bentuk konsumsi ramah lingkungan atau beretika. Perilaku konsumsi beretika terbentuk untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan secara global.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor penentu perilaku konsumsi beretika wanita muslim terhadap produk perawatan tubuh dan kecantikan untuk kemudian memberikan gambaran berupa karakteristik konsumen muslim di industri kecantikan. Pengambilan sampel penelitian sebanyak 234 sampel dan melakukan analisis pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fair Trade Attitude berpengaruh terhadap perilaku konsumsi beretika wanita muslim. Namun, Environmentalism, Materialism, Extrinsic Religiousity Social, Extrinsic Religiousity Personal, Consumption Ethics, dan Intrinsic Religiousity bukan merupakan faktor penentu perilaku konsumsi etis wanita muslim terhadap produk perawatan tubuh dan kecantikan.

Muslim is predicted to be the largest religion community in the world. In the other hand, Indonesia is the country which has the the greatest muslim population in the world and shown as potential emerging market. The increasing middle income society in Indonesia indicates a changing consumption behavior to the more ethical consumption. Ethical Consumption Behavior is made to support the Sustainability Development Goals SDGs. Personal Care and Beauty Industry has exhibited a continuous growth, particularly in Indonesia. The trend of green beauty product has also been occurred by the growing consumers preferences towards natural ingredients or commonly called as organic product.
This research is aimed to investigating the key factors of ethical consumption behavior on woman muslim towards personal care and beauty product and an understanding about the characteristics of the consumers. This research uses 234 samples and utilize Structural Equation Modeling SEM as its methodology in doing the analysis.
The result shows us that Fair Trade Attitude have significant effect on muslim ethical consumption behavior, yet, Environmentalism, Extrinsic Religiousity Personal, Materialism, Consumption Ethics, Intrinsic Religiousity, Extrinsic Religiousity Social, do not have significant effect on muslim ethical consumption behavior towards personal care and beauty products.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Nur Setiawan
"Skripsi ini membahas konsep kecantikan wanita dalam panyandra berbahasa Jawa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sementara itu, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 buku teks berbahasa Jawa yang terbit pada tahun 1958 hingga 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna metaforis panyandra yang membangun konsep kecantikan wanita Jawa. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori metafora Lakoff dan Johnson (1980) dan teori komponensial Nida (1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui analisis makna metaforis ditemukan 70 makna metaforis panyandra berbahasa Jawa yang terdiri atas 3 kategori dan 34 subkategori pembangun konsep kecantikan wanita Jawa.

This research discusses women’s beauty concepts of Javanese panyandra (proposition). Data that is used consisted of primary and secondary data which are taken from 7 Javanese language textbooks since 1958 until 2011, and analyzed based on descriptive qualitative research method by using theory of metaphor by Lakoff and Johnson (1980) and theory of componential meaning by Nida (1975). The aim is to discover the metaphorical meaning of the women’s beauty concepts of Javanese panyandra. As a result, there are 70 panyandra which can be found that form the concepts of women’s beauty, and those panyandra have 3 categories and 34 subcategories of metaphorical meaning that form the concept of women’s beauty of Javanese panyandra.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Chabena
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana pandangan kecantikan wanita Belanda melalui iklan produk kecantikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pandang masyarakat Belanda terhadap kecantikan melalui kata, frasa dan kalimat. Penelitian dilakukan dengan mengamati medan makna pada kata-kata temuan yang terkait dengan makna cantik. Kata berunsur makna cantik yang terdapat dalam iklan produk kecantikan di Belanda yaitu stralend, bruin, kleurtje, natuurlijk, teint, gevoed, zacht, soepel, reinigen, kracht, glanst. Dari kata-kata tersebut dapat disimpulkan bahwa cantik Belanda dapat dikaitkan dengan kulit cokelat, alami, dan kuat.

ABSTRACT
This research discussed how the view of Dutch female beauty through beauty products advertisement. The purpose of this research is to find out the Dutches views on beauty through words, phrases, and sentences. The research was conducted by observing semantic field of the words found in the advertisement, regarding with the meaning of beauty. Words contained the meaning of beauty found in Dutch beauty advertisement are stralend, bruin, kleurtje, natuurlijk, teint, gevoed, zacht, soepel, reinigen, kracht, glanst. From these words, it can be concluded that the way Dutch sees beauty is through something that linked with brown skin, natural, and strong."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fara Dzanufiya Indawan
"Skripsi ini menyelidiki hubungan antara peniruan influencer kecantikan, materialisme, rasa takut ketinggalan (FOMO), perbandingan sosial, niat beli, dan variabel baru yang diperkenalkan yaitu pembelian aktual pada konsumen Generasi Z di Indonesia. Sampel terdiri dari perempuan yang telah membeli produk kecantikan yang direkomendasikan oleh influencer kecantikan di Instagram dari Indonesia, berdomisili di Indonesia, dan berusia antara 16 hingga 26 tahun yang dianggap sebagai Generasi Z. Kuesioner disebar secara daring. Jumlah responden yang terkumpul dalam penelitian ini adalah 284. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak PLS-SEM. Hasil penelitian mengungkapkan temuan yang signifikan dalam konteks produk kecantikan. Peniruan influencer secara positif terkait dengan materialisme, menunjukkan bahwa pengikut yang meniru influencer cenderung memiliki kecenderungan materialistik. Selain itu, FOMO berhubungan positif dengan niat beli, menunjukkan bahwa individu yang mengalami FOMO terkait produk kecantikan yang direkomendasikan lebih cenderung memiliki niat beli yang lebih tinggi. Perbandingan sosial juga berhubungan positif dengan FOMO, menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam perbandingan sosial dengan influencer lebih cenderung mengalami FOMO. Penting untuk dicatat, penelitian ini memperkenalkan variabel pembelian aktual, yang menunjukkan hubungan positif dengan niat beli. Temuan ini memberikan wawasan berharga tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pembelian konsumen Generasi Z dan memiliki implikasi bagi pemasar yang menargetkan demografi ini dalam industri kecantikan di Indonesia.

This thesis investigates the relationship between imitation of beauty influencers, materialism, fear of missing out (FOMO), social comparison, buying intention, and actual purchase among Generation Z consumers in Indonesia. The respondents are woman who purchased any beauty products recommended by local beauty influencers in Instagram, and are aged between 16 to 26 years old. The questionnaire is distributed online. The total number of respondents collected in this study was 284. The collected data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) method using PLS-SEM software. The results reveal significant findings in the context of beauty products. The imitation of influencers is positively associated with materialism, indicating that followers who imitate influencers are more likely to exhibit materialistic tendencies. Additionally, FOMO is positively related to buying intention, suggesting that individuals experiencing FOMO regarding endorsed beauty products are more inclined to express a higher intention to purchase. Social comparison is also positively associated with FOMO, indicating that individuals who engage in social comparison with influencers are more likely to experience FOMO. Importantly, the study introduces the variable of actual purchase, demonstrating a positive association with buying intention. These findings provide valuable insights into the factors influencing Gen-Z consumers' purchase behavior and have implications for marketers targeting this demographic in the beauty industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranita Dewi
"Artikel ini membahas tentang perubahan perilaku wanita Rusia pada masa Federasi Rusia menjadi lebih konsumtif. Hal ini disebabkan oleh globalisasi juga media iklan yang mendukung perubahan pola prilaku masyarakat secara umum. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, artikel ini menggunakan tiga teori yaitu, globalisasi, construction dan konsumerisme. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan perilaku akibat pengaruh media iklan dan globalisasi. Pengaruh ini menyebabkan peningkatan kuantitas konsumsi masyarakat terhadap produk kecantikan untuk menunjukkan berubahnya status sosial serta keadaan ekonomi mereka.

This article covers changing of Russian women?s act in Russian Federation becoming more consumptive. This matter is caused by globalization and advertisement spread that supporting generally changing of society?s behaviour patterns. Using descriptive-analitic method, this article uses three theories, globalization, construction and consumerism. The result of research shows changing of behaviour because of influences of advertisement and globalization. This influences cause rising of quantity of society?s consumtion to beauty products to show the changing social status as their economic circumstances.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Anindya
"Hampir semua orang tahu Barbie, sebuah boneka yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan konsep kecantikan wanita. Bagaimanapun, Barbie hanya merepresetasikan satu budaya yang spesifik, yakni budaya kebaratan. Berbeda dengan budaya kebaratan, budaya ketimuran juga membutuhkan sebuah boneka yang dapat merepresentasikan budayanya. Kemudian muncullah Fulla sebagai representasi kecantikan budaya ketimuran. Fulla menunjukkan nilai-nilai budaya ketimuran serta konsep kecantikan baru yang berbeda dengan Barbie. Kemunculan Fulla memang dapat mempertegas perbedaan yang ada antara budaya kebaratan dan ketimuran, namun ia dapat memberi pilihan lain untuk membentuk pola pikir masyarakat mengenai adanya kecantikan budaya ketimuran. Dengan menggunakan teori Orientalisme Said penulis berharap dapat terbantu untuk mendukung argumen-argumen mengenai budaya ketimuran yang dapat menjadi kompetitor yang sama kuat dengan budaya kebaratan di masa sekarang ini.

Most people know Barbie, a doll that conveys some values about culture and about the concept of women?s beauty. However, Barbie only represents one specific culture, which is Western culture. Different with Western culture, Eastern culture needs a doll who can represent their values. Then, Fulla appears as the representative of Eastern beauty. Fulla conveys some values about Eastern culture and about the new concept of women?s beauty which are different from Barbie. Fulla?s appearance here is thought can emphasize the cultural differences among the society, but it can give another choice to shape people?s new thought about the beauty of Eastern culture. Using Said?s orientalism will help the writer to support the arguments about Eastern culture that can be an equal competitor to Western culture nowadays.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Diandra Kesya Thrienandya
"Media massa seperti televisi memiliki pengaruh dalam memberikan informasi mengenai berbagai hal, salah satunya adalah kecantikan. Di Korea Selatan, program televisi yang memiliki pandangan tentang kecantikan adalah Get It Beauty dan The Beauty. Kedua program televisi itu mempunyai tujuan yang sama, yaitu memberikan tutorial makeup dan tips kecantikan terhadap para penontonnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana program kecantikan Get It Beauty dan The Beauty menampilkan citra kecantikan perempuan Korea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi kualitatif untuk memudahkan penulis menganalisis data penelitian. Hasil studi ini menunjukkan bahwa citra kecantikan perempuan Korea telah terpengaruh standar kecantikan Barat yang dapat dilihat pada program Get it Beauty. Akan tetapi, terdapat pandangan lain yang masih tetap mempertahankan kecantikan alami yang diajarkan para leluhur bangsa Korea dapat dilihat pada program The Beauty.
Mass media such as television has a role to provide information on various things, like beauty. In South Korea, television programs that have this role and views on beauty are Get it Beauty and The Beauty. These two television programs have the same goal, which are giving makeup tutorials and beauty tips to the audience. The problem in this study is how do Get it Beauty and The Beauty display Korean women`s beauty image. This study has a purpose which is to analyse how do Get it Beauty and The Beauty programs display the beauty image of Korean women. The author uses qualitative descriptive research with a qualitative content analysis method to conduct the author analysing the research. Based on the result, it is concluded that the Western has affected Korean women`s beauty image and this can be seen from Get it Beauty. However, some still maintain their natural beauty that was taught by the ancestors and this can be seen from The Beauty."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Aisha Darby
"Media adalah sumber informasi penting untuk standar dan norma kecantikan yang dianut masyarakat dan salah satunya standar yang paling banyak ditemui di masyarakat adalah ide mengenai warna kulit yang ideal. Data dari Mills (2017) menemukan bahwa standar kecantikan yang ditransmisikan oleh media terutama sangat berdampak pada perempuan. Salah satu cara media mengimplementasikan standar kecantikan tersebut adalah melalui iklan. Iklan produk kecantikan seringkali menggambarkan warna kulit yang gelap sebagai sesuatu yang buruk sedangkan warna kulit terang selalu digambarkan sebagai pertanda kecantikan. Hal ini mengungkap cara kerja colorism di Indonesia. Colorism, adalah proses diskriminasi yang memberikan hak istimewa bagi mereka yang memiliki warna kulit lebih terang dibandingkan mereka yang kulitnya gelap. Colorism memiliki implikasi internal (konsep diri), dan juga implikasi eksternal (diskriminasi). Tulisan ini berusaha untuk mengetahui implikasi internal colorism, yakni konsep diri, sebagai akibat dari iklan kecantikan. Setelah melakukan wawancara dengan dua orang informan, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklan kecantikan memang memainkan peran yang penting dalam melestarikan colorism di kalangan perempuan yang pada akhirnya membentuk self-esteem, ideal self, self image (konsep diri) perempuan tersebut.

Media is an important source of beauty norms and standards that a society adheres to and a beauty standard that we come across a lot in society are skin color ideals. Data from Mills (2017) shows that beauty standards that are transmitted by the media have an especially profound impact on women. One of the ways in which beauty standards are implemented by the media is through advertisements. Beauty advertisements often portray dark skin as something that is bad and shows lighter skin tones as a sign of beauty. This shows how colorism works in Indonesia. Colorism is the process of discrimination that gives priviledges to those with lighter skin tones compared to those with darker skin tones. Colorism has internal (self concept) and external (discrimination) implications. This writing attempts to discover the internal implications of colorism, namely self concept, as a consequence of beauty advertisements. After conducting interviews with two informants, it can be concluded that beauty advertisements do play an important role in strengthening colorism in women, which in turn impacts their self-esteem, ideal self, and self image (self concept)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>