Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridwan Suseno
"Skripsi ini membahas perkembangan pertanian dan industri, serta kondisi sosial di Korea pada masa penjajahan Jepang tahun 1910-1945. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif yang digunakan untuk menganalisa data sekunder, dapat disimpulkan bahwa pertanian di Korea berkembang pesat pada awal masa penjajahan hingga tahun 1930-an, sedangkan industri di Korea baru mulai dikembangkan sejak tahun 1930-an hingga 1945. Pengembangan di bidang industri yang dimulai sejak tahun 1930-an memunculkan dampak sosial berupa pergantian mata pencaharian sebagian masyarakat Korea yang semula petani menjadi buruh dan pekerja pabrik. Akan tetapi, sangat disayangkan pertambahan jumlah buruh dan pekerja pabrik di Korea tidak diiringi dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai sehingga upah yang mereka dapatkan pun relatif rendah.

This thesis discusses about Korean agriculture and industry development during Japanese imperialism 1910-1945. This thesis also discusses about Korean social condition in relation with the development of agriculture and industry. Through descriptive qualitative research used to analyse secondary data, this research shows that Korean agriculture development was started in early Japanese imperialism until 1930’s, meanwhile Korean industry development was started in 1930’s until 1945. The social condition shows that since industry had been developed since 1930's, the number of Korean farmers went down but Korean labors rised significantly. Unfortunately, they did not have enough academic qualification so that their monthly payment was relative low.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Harto
"Karya akhir ini melakukan pembahasan mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Ide awal dari penulisan karya tulis ini adalah dengan melihat perkembangan pasar saham di Indonesia. Investasi yang dilakukan oleh para investor baik dalam dan luar negeri menimbulkan sebuah ide yaitu informasi apakah yang dipakai para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi ke suatu saham. Apakah informasi yang berasal dari data akuntansi atau informasi lainnya yang diperoleh oleh para investor. Dari ide awal inilah kemudian berkembang pada pengujian rasio keuangan (sebagai data akuntansi) dan pengaruhnya terhadap harga saham.
Penelitian ini melihat pengaruh pengumuman rasio keuangan pada JSX Quarterly Index terhadap pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45. Metode penelitian karya akhir ini menggunakan metode panel data, karena data pengujian dibagi dua yaitu cross-section (banyak perusahaan) dan time series (tahun pengujian lebih dari satu tahun).
Hasil pengujian diharapkan lebih akurat dengan menggunakan metode ini dan uji model menggunakan random effect model (alasan pemilihan bab 3). Dari hasil pengujian didapatkan hasil rasio keuangan earning per share, return on equity, dan price to book value berpengaruh sigifikan terhadap harga saham, sedangkan rasio keuangan price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dapat disimpulkan dari hasil pengujian bahwa para investor dalam keputusan investasi pada suatu saham, menggunakan informasi rasio keuangan seperti earning per share, return on equity, dan price to book value. Sedangkan informasi rasio keuangan seperti price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak menjadi dasar informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aynan Salsabila Dunda
"Branding memerlukan proses bercerita yang persuasif dan efektif sesuai dengan perkembangan media. Hal ini dapat dicapai dengan transmedia storytelling yang menggunakan berbagai platform untuk memperluas dunia narasi di berbagai media, menciptakan pengalaman yang imersif. Pemetaan strategi transmedia storytelling terhadap narasi Harry Potter dapat membantu para praktisi dalam meramu kerangka dan strategi yang tepat dengan melihat proses pembuatan narasi, cara pengembangan dan aplikasi narasi tersebut dalam medium-medium tertentu, lalu pembentukan tipe konten yang akan dijumpai oleh khalayak. Penjabaran teks narasi Harry Potter dilakukan dengan menganalisa elemen dasar narasi, worldbuilding, alam semesta transmedia serta konten dan partisipasi khalayak.

Branding requires a persuasive and effective storytelling process in accordance with media developments. This can be achieved by transmedia storytelling which uses multiple platforms to expand the narrative across multiple media, creating an immersive experience. The transmedia storytelling strategy mapping of the Harry Potter narrative can help practitioners to establish the right framework and strategy by looking at the narrative creation process, the way in which the narrative is developed and applied in certain media, then forming the types of content that will be encountered by the audience. The elaboration of the Harry Potter narrative text is done by analyzing the basic elements of narrative, worldbuilding, the transmedia universe as well as content and audience participation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"In this globalization era,multinational corporations (MNCs) are playing a central role in the globalization of economic activities. MNCs must consider one of the most important things in business administration: human resource strategy....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kerawanan ekologis yang disebabkan banjir atau rob yang secara rutin atau permanen datang melanda di sebuah kawasan permukiman dan lingkungan lahan pertanian akan berdampak mengganggu kualitas lingkungan dan kehidupan penduduknya
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haru Koesmahargyo
"Studi ini mengeksplorasi faktor apa yang membentuk kelincahan (agility) organisasi dan individu untuk mencapai kinerja. Para penulis berasumsi bahwa kejelasan arah strategis (faktor internal) dan persaingan (faktor eksternal) membentuk kelincahan dan kinerja. Konteks penelitian ini melibatkan petugas bank sebagai boundary spanners yang menangani bisnis agen bank dalam program inklusi keuangan di Indonesia. Agen bank adalah salah satu pelaku penting untuk mencapai inklusi keuangan. Temuan penelitian ini menegaskan bahwa kejelasan arah strategis oleh para pucuk pimpinan di kantor pusat berdampak positif pada pembelajaran organisasi cabang, dan pembelajaran organisasi cabang berdampak positif pada kelincahan organisasi. Kelincahan organisasi kemudian berdampak positif pada kelincahan perentang batas (boundary spanners), yang selanjutnya berdampak pada kinerja. Hal ini menyoroti pentingnya arah strategis yang jelas dalam memfasilitasi budaya belajar di lingkungan cabang atau kelompok, menerapkan budaya berbagi pengetahuan, dan meningkatkan keterbukaan pikiran di antara karyawan. Temuan ini juga menggarisbawahi pentingnya kejelasan strategis dalam memungkinkan cabang untuk menavigasi dinamika pasar dan mempertahankan kelincahan meskipun ada tekanan persaingan. Persaingan, bagaimanapun, tidak berkontribusi positif secara signifikan pada pembelajaran dan kelincahan organisasi. Meskipun persaingan, secara umum, mempengaruhi pembelajaran (atau inovasi) organisasi dan kelincahan, penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam bisnis agen bank, persepsi terhadap persaingan dan pentingnya melakukan inovasi lebih menentukan daripada persaingan pasar itu sendiri. Temuan ini juga menunjukkan bahwa tingkat persaingan dalam suatu industri tidak secara otomatis meningkatkan pembelajaran organisasi dan menantang gagasan bahwa persaingan adalah cara langsung menuju perbaikan. Dari perspektif manajerial, organisasi harus mengadopsi pendekatan yang lebih bernuansa untuk belajar di industri yang kompetitif dan sekaligus teregulasi secara ketat; mengakui bahwa kehadiran persaingan bukanlah katalis inti untuk belajar. Sebaliknya, organisasi harus menetapkan strategi pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi unik di lapangan dan menyadari bahwa persaingan mungkin tidak selalu konstruktif. Organisasi harus mendiversifikasi sumber pembelajaran mereka selain dari faktor persaingan, seperti melalui kolaborasi dan inovasi teknologi. Di sektor-sektor seperti perbankan, di mana persaingan, ide-ide baru, dan pembelajaran saling terkait, organisasi harus fleksibel dalam metodologi pembelajaran, menyesuaikannya sesuai dengan intensitas persaingan. Dengan memperhatikan faktor-faktor spesifik yang memediasi hubungan antara persaingan dan pembelajaran, organisasi dapat mengembangkan rencana pembelajaran yang paling efektif untuk masing-masing lini bisnis, memanfaatkan ide dan temuan mereka untuk beradaptasi dan berkembang. Menumbuhkan pola pikir kompetitif tetap penting karena memperkuat kapasitas organisasi untuk mengenali dan menanggapi dinamika pasar.

This study explores what factors shape organizational and individual agility to achieve performance. The authors assumed that clarity of strategic direction (internal factor) and competition (external factor) shape agility and further performance. This study's context involves bank officers as boundary spanners who handle agent banking business in the financial inclusion program in Indonesia. Agent banking is a crucial means of reaching financial inclusion. The findings of this study confirm that the head office's clarity of strategic direction positively impacts branch organizational learning, and branch organizational learning positively impacts organizational agility. Organizational agility subsequently positively impacts boundary-spanners agility, further impacting performance. This highlights the importance of clear strategic direction in facilitating a learning culture within branches, promoting knowledge sharing, and enhancing open-mindedness among employees. This finding also underscores the importance of strategic clarity in enabling branches to navigate market dynamics and maintain agility despite competitive pressures. Competition, however, does not contribute positively to organizational learning and agility. Although competition, in general, positively affects organizational learning (or innovation) and agility, this study suggests that, in the agent banking business, the perception of competition and the need for innovation is more crucial than the market competition itself. The findings also suggest that the degree of competition in an industry does not automatically enhance organizational learning and challenges the notion that competition is a straightforward path to improvement. From a managerial perspective, organizations should adopt a more nuanced approach to learning in competitive industries, recognizing that the mere presence of competition is not a definitive catalyst for learning. Instead, organizations should tailor their learning strategies to their unique circumstances, acknowledging that competition may not always be constructive. Organizations must diversify their learning sources beyond competition, such as through collaboration and technological innovation. In sectors like banking, where competition, new ideas, and learning are intertwined, organizations must be flexible in their learning methodologies, adapting them according to the intensity of competition. By examining the specific factors that mediate the relationship between competition and learning, organizations can develop tailored learning plans that are most effective for their context, leveraging their findings to adapt and thrive. However, cultivating a competitive mindset remains important as it strengthens the organization's capacity to recognize and respond to market dynamics."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Jenal Abidin
"Skripsi yang berlandaskan kajian sosial-ekonomi ini, mencoba melihat gejolak ekonomi di Hindia Belanda yang terkena dampak dari krisis dunia tahun 1930, yang dikenal dengan nama Malaise. Lebih jauh lagi skripsi ini, akan melihat sampai seberapa jauh aktivitas masyarakat Hindia Belanda dalam menanggapi terjadinya depresi ini, dan bagaimana pula sikap dari pemerintah Hindia Belanda dalam menanggulangi terjadinya krisis ini.
Terjadinya krisis dunia tahun 1929, yang berlang_sung cukup lama tersebut, secara praktis melumpuhkan sendi-sendi perekonomian Hindia Belanda. Walaupun sebenar_nya krisis ini dilatar belakangi oleh anjloknya bursa saham di Amerika, tetapi imbasnya justru lebih menimpa pada negara-negara pengahasil bahan mentah. Hindia Belan_da, yang hampir seluruh devisa negara didapat dari ekspor bahan mentah, mengalami nasib yang sangat tragis. Dan hal ini berpengaruh besar pada situasi dan kondisi masyarakat_nya. Muncul kekacauan ekonomi dalam masyarakat yang diaki-batkan oleh pengangguran, pemotongan upah, dan semakin rendahnya harga produk--produk pertanian. Pada saat seperti itulah masyarakat dipaksa untuk bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit.
Sistim ekonomi modern/Barat yang bertopang pada sistim ekonomi uang, sangat menyulitkan posisi masyarakat Hindia Blelanda. Pola-pola yang diterapkan dalam sistim ini sangat sulit untuk diintegrasikan dengan sistim ekonomi pribumi, dan mencapai puncak kesukarannya pada terjadinya malaise ini.
Ada satu hal yang menarik, bahwa dengan terjadinya krisis ini, masyarakat mencoba kembali sistim ekonomi tradisional dalam usahanya untuk mencoba bertahan. Sistim barter pun mulai menjadi model kegiatan ekonomi. Tetapi walau bagaimana sistim ekonomi uang yang diterapkan Peme_rintah secara ketat, (dalam pembayaran pajak, bunga hutang, dll) menyebabkan masyarakat mencoba bentuk lain dari usaha yang mereka jalani selama ini.
Usaha ini mencapai titik terang tatkala, Pemerintah mendukung (walaupun untuk maksud yang lain) pemanfaatan lahan-lahan yang kosong (akibat pengurangan produksi Perusahaan-perusahaan besar), pengaturan kebijakan regulasi agar produksi bisa berjalan tanpa terlalu terpengaruh kondisi pasar dunia, dan kebangkitan kembali industri_industri kecil masyarakat, yang kesemuanya dapat menjadi buffer (penyeimbang) dari krisis yang sedang berjalan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifany Syifakarnia
"ABSTRAK
Setiap bangsa pada dasarnya memiliki kebudayaan khas masing-masing yang menjadi indentitas diri dan pembeda dengan bangsa lain. Saat terjadinya masa globalisasi, dengan dukungan teknologi yang semakin canggih, pertukaran informasi dan budaya antar bangsa menjadi semakin terbuka dan mudah. Beberapa tahun belakangan ini, budaya Korea Selatan menjadi sangat populer di dunia, tanpa terkecuali di Indonesia. Berkembangnya tren Korea Selatan di Indonesia ikut mempengaruhi perubahan selera masyarakat Indonesia, perubahan tersebut sangat mempengaruhi cara berkomunikasi para pengiklan kepada target konsumennya. Saat ini, sudah banyak brand yang melakukan adaptasi strategi pemasaran dengan memasukan unsur-unsur budaya Korea Selatan didalamnya. Pembahasan strategi pemasaran tersebut akan menggunakan beberapa contoh brand yaitu Downy, KakaoTalk, LINE, McDonalds, Ponds dan Citra.

ABSTRACT
A nation has its own national culture and the uniqueness of every nation become their self identity. Currently, the age of globalization, with the support of an advanced technology, the information and culture exchange between one another nations becoming more open and easy. In recent years, korean culture became very popular in the world, without exception in Indonesia. A growing of South Korean trend in Indonesia change Indonesian people taste and behavior about various things. Those changes makes advertiser modify their marketing strategies to attract the consumer. Therefore, this paper will discuss about how advertisers adapting korean trend in their marketing strategies. The discussion of marketing strategies adaptation will use a few of example brand that is Downy, KakaoTalk, LINE, McDonalds, Ponds dan Citra.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>