Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helen
"ABSTRAK
Kanker merupakan masalah serius di Indonesia, khususnya kanker kolorektal. Salah satu pengobatan kanker kolorektal adalah pembuatan stoma. Stoma merupakan masalah serius yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup pasien stoma di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Desain penelitian ini adalah diskriptif kategorik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan tehnik total sampling sebanyak 37 pasien dengan stoma permanen. Instrumen yang digunakan adalah Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy yang sudah dimodifikasi. Penelitian ini menggambarkan kualitas hidup pasien stoma permanen dengan empat dimensi yaitu fisik, psikologis, sosial dan spiritual . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan stoma permanen memiliki kualitas hidup yang baik.

ABSTRACT
Cancer is a serious problem in Indonesia, particularly colorectal cancer. The most common of therapy colorectal cancer is stoma creation. Stoma is a serious problem that affects the quality of life in cancer patients. This study aims to an overview the quality of life in stoma patients at Dharmais Cancer Hospital. The study was conducted using a descriptive categorical. This study using total sample technique of 37 patients with a permanent stoma. The instrument used is the Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy that has been modified. This study was an overview quality of life permanent stoma patient with four dimension are physical, pschychological, social and spiritual. The result shown quality of life patient with permanent stoma is good."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S61105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen
"Kanker merupakan masalah serius di Indonesia, khususnya kanker kolorektal. Salah satu pengobatan kanker kolorektal adalah pembuatan stoma. Stoma merupakan masalah serius yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup pasien stoma di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Desain penelitian ini adalah diskriptif kategorik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan tehnik total sampling sebanyak 37 pasien dengan stoma permanen. Instrumen yang digunakan adalah Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy yang sudah dimodifikasi. Penelitian ini menggambarkan kualitas hidup pasien stoma permanen dengan empat dimensi yaitu fisik, psikologis, sosial dan spiritual . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan stoma permanen memiliki kualitas hidup yang baik.

Cancer is a serious problem in Indonesia, particularly colorectal cancer. The most common of therapy colorectal cancer is stoma creation. Stoma is a serious problem that affects the quality of life in cancer patients. This study aims to an overview the quality of life in stoma patients at Dharmais Cancer Hospital. The study was conducted using a descriptive categorical. This study using total sample technique of 37 patients with a permanent stoma. The instrument used is the Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy that has been modified. This study was an overview quality of life permanent stoma patient with four dimension are physical, pschychological, social and spiritual. The result shown quality of life patient with permanent stoma is good.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S58252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Rizqy Soeratman
"Latar Belakang. Penyakit kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Di Indonesia penyakit "kusta belsifat errdemis, jumlah endetitanya diperkirakan lebih besar dari yang tercatat di Departemen Kesehatan. Adanya leprofobi dan "stigma ycmg tinggi terbadap "kusta, menjadikan peoyakit ini sangat ditakuti "karena "ka;alalau p1Ida
ekstremitas dan atau wajah, akibat kerusakan saraf motorik: dan sensorik, antara lain ulserasi, mutitasi dan tlefonnitas, bahkan pa:ralms otot. Secara fuik, cacat "kusta dapat meogurangi kemampuan pasien kusta untuk bekerja dengan baik sehingga pasien kusta kurang mampu hidup mandiri dan "berdampak pada perekonomian Stigma dan masalah psikososial dapat dalam menurunnya kualitas. Hidup "pasien kusta.
Tujuan. Mengetahui gambaran kualitas bidup pasien kusta di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dr. "Ciptomangunkusomo. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan konsekutif sampling dimana subyek -yang tlatang -selama "perimle Mei - Juli 2009 dan "memenuhi kriteriainldusi dilakukan wawancara berdasarkan WHOQOL -BREF untuk melibat gambaran kualitas hidup pasien.
Basil Dari 50 subjek penelitian, didapatkan rata-rata total skor dari WHOQOL BREF yaitu
-66,4. Sementara itu jika Skor tersebut tlijabarkan menurut empcrt -aspek penting kualitas bidup
menurut WHOQOL -BREF yaitu kesehatan fisik 21,62 ; kesehatan psikologis 16,42 ; hubungan
"Sosial -9;04; kesebatan iingkungan 19,32.
Kesimpulan. Stigma yang dialami oleh pasien kusta berdampak kepada kesehatan fisik, psikologis, kehidupan "Sosial, lingkungan dan juga kualitas bitlopnya. "Selain itupenyakit kusta dapat menimbulkan beban pada keluarga dan masyarakat Dari data penelitian ini maka perlunya "penanganan secara komprebensif, yaitu dari aspek medik dan ps.ilroscsial, sehingga stigma yang terjadi dapat terminimalisir."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S70366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Dame Lestaria
"Kanker merupakan masalah kesehatan yang serius dan menjadi suatu masalah di dunia termasuk di Indonesia. Salah satu jenis kanker yang angkanya terus meningkat dari tahun ketahun dan dapat menyebabkan kematian diantaranya adalah kanker kolon. Klien dengan kanker kolon banyak ditemukan dengan jumlahnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Hampir semua klien kanker kolon pada umumnya datang pada stadium yang sudah lanjut. Terkait hal tersebut, maka peran perawat spesialis keperawatan medikal bedah menjadi sangat penting dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan Peaceful End of Life Theory pada kanker kolon, penerapan pemberian akupresur pada titik P6 dan ST 36 dalam mengurangi mual muntah akibat kemoterpi sebagai bukti mutakhir dalam manajemen mual muntah, serta berperan aktif dalam program inovasi pengembangan pengkajian keperawatan yang terintegerasi dengan pengkajian ESAS yang berfokus pada masalah klinis klien kanker. Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa Peaceful End of Life Theory sesuai diterapkan pada asuhan keperawatan pada klien kanker. Pemberian akupresur pada titik P6 dan ST 36 sangat efektif dalam mengurangi mual dan muntah akibat kemoterapi, dan format pengkajian keperawatan yang terintegerasi dengan pengkajian ESAS cukup komunikatif dalam menilai permasalahan klinis klien dengan kanker, sehingga dapat berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup klien dan perbaikan kinerja perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada area keperawatan onkologi.

Cancer is serious health problem in world wide, including Indonesia. One type of cancer that is increasing from year and which can to death include cancer of the colon. Most of the cancer colon pateint comes to the hospital in advance stage. Thas, medical surgical nursing specialist takes important role in nursing care management by PEOL approach on cancer colon, accupressure application on P6 and ST 36 points for reducing nausea vomit, and also actively role in inovation program of nursing assessment integrated with ESAS that focus on clinical problem of ca client. Accupressure on P6 and ST 36 points are very effective in reducing nausea and vomit because of chemotherapy and nursing assessment form that integrated with ESAS assessment communicative enough in screening clinical problem of the client with ca. So that affect nursing quality. The purposes are increasing client's quality of life and nursing service as nursing caregiver in oncology nursing area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febrini Agasani
"Latar belakang: Hemofilia merupakan salah satu penyakit kronik yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Penilaian kualitas hidup merupakan indikator keberhasilan terapi, dasar pengembangan strategi pengobatan dan penilaian pelayanan kesehatan. Belum ada data mengenai kualitas hidup anak dengan hemofilia di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo RSCM.
Tujuan: Mengetahui prevalens, gangguan kualitas hidup, kesesuaian kualitas hidup berdasarkan laporan anak dan laporan orangtua serta pengaruh faktor sosiodemografis dan faktor medis terhadap kualitas hidup anak hemofilia di RSCM.
Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada pasien hemofilia usia 5-18 tahun di Poliklinik Hematologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM selama bulan September-Desember 2016. Pengisian kuesioner PedsQLTM 4.0 modul generik dilakukan dengan metode wawancara. Faktor-faktor risiko yang dianggap berpengaruh dianalisis secara multivariat.
Hasil: Gangguan kualitas hidup 52,9 rerata 64,37 11,75 menurut laporan anak dan 60,8 rerata 64,37 13,87 menurut laporan orangtua dari total 102 anak hemofilia. Dimensi yang paling terganggu adalah dimensi fisik menurut kelompok 5-7 tahun, sedangkan menurut kelompok 8-18 tahun adalah dimensi fisik dan sekolah. Terdapat ketidaksesuaian antara laporan kualitas hidup anak dan orangtua pada kelompok usia 5-7 tahun. Kekakuan sendi merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kualitas hidup menurut laporan anak p=0,005, RP 4,335, IK 95 1,550-12,126 dan orangtua p=0,04, RP 2,902, IK 95 1,052-8,007.
Simpulan: Terdapat 52,9 laporan anak dan 60,8 laporan orangtua anak hemofilia yang kualitas hidupnya terganggu. Kekakuan sendi merupakan faktor yang paling memengaruhi kualitas hidup anak dengan hemofilia. Untuk menilai kualitas hidup anak usia 5-7 tahun diperlukan laporan anak dan orangtuanya, sedangkan untuk anak usia 8-18 tahun cukup laporan anak atau orangtua saja.

Background Hemophilia is a chronic disease that can affect quality of life QoL . Assessment of QoL is an indicator of therapeutic success, base for development of the treatment strategy, and assessment of health services. There are no data for QoL of children with hemophilia in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital CMH.
Aim To evaluate the prevalence, QoL, congruence of QoL based on self report and parents proxy report as well as the influence of sociodemographic and medical factors on the QoL of children with hemophilia in CMH. Method A cross sectional study was conducted in patients with hemophilia aged 5 18 years old who visited the outpatient clinic of Pediatric Hematology Division of CMH from September to December 2016. Data questionnaire PedsQLTM 4.0 generic scale were collected by interviewing children and their parents. Risk factors were analyzed with multivariate analysis.
Result From a total of 102 children with hemophilia, there were 52.9 self report and 60.8 parent proxy report of children with impairment of QoL with mean score 64.37 11.75 and 64.37 13.87, respectively. The most impaired dimension were the physical dimension for age group 5 7 years whereas for age group 8 18 years, there was impairment on the physical and school dimensions. There is a discrepancy report the QoL of children and parents in the age group 5 7 years. Joint stiffness is a risk factor for impaired QoL according to the self report p 0.005, PR 4.335, 95 CI 1.550 to 12.126 and parent proxy report p 0.04, PR 2.902, 95 CI 1.052 to 8.007.
Conclusion There were 52.9 self report and 60.8 parent proxy report of children with hemophilia who had impaired QoL. Joint stiffness is a factor that mostly affect the QoL of children with hemophilia. Assessment of QoL for children aged 5 7 years required reports from both children and parents, while for aged 8 18 years required either child report or the parents report alone."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Milda Inayah
"Tujuan: Mengetahui hubungan beban finansial terhadap kualitas hidup pasien kanker yang menjalani terapi radiasi di instalasi radioterapi rumah sakit pusat rujukan nasional Indonesia yang menggunakan JKN.
Metode: Desain penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Data diambil dari rekam medis dan kuesioner yang didalamnya terdapat formulir EORTC QLQ-C30 untuk menilai HRQoL, yang diisi melalui wawancara via telepon pada pasien kanker yang telah menjalani radioterapi di IPTOR RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari 2022 - Maret 2023. Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi dan mengetahui hubungan antara karakteristik sosiodemografi, klinis, dan ekonomi/beban ekonomi, terhadap HRQoL pasien kanker.
Hasil: Dari analisis bivariat masing-masing variabel independen, didapatkan untuk global health yang secara statistik memiliki hubungan (p>0,25) antara lain usia (p=0,166), jenis kelamin (p=0,090), stadium (p=0,111), pendapatan bulanan (p=0,114), dan skor COST FACIT (p<0,001). Untuk fungsi fisik, yang berhubungan yaitu KPS (p=0,089), OTT (p=0,048), pendapatan (p=0,146), dan skor COST FACIT (p<0,001). Sedangkan fungsi emosional, berhubungan dengan usia (p=0,081), jenis kelamin (p=0,113), KPS (p=0,119), indikasi radiaisi (p=0,188), OTT (p=0,053), OOP (p=0,021), financial catastrophe (p=0,135), dan skor COST FACIT (p<0,001). Hasil analisis multivariat dengan regresi linier didapatkan hanya skor COST FACIT yang memiliki nilai p<0,05 dari analisisi regresi liniernya untuk global health (p<0,001 b=0.443 R2=18,8%), fungsi fisik (p<0,001 b=0,456 R2=20,1%), dan fungsi emosional (p<0,001 b=0,523 R2=34,6%).
Kesimpulan: Toksisitas finansial memilki hubungan yang bermakna dalam menilai HRQoL pasien kanker yang menjalani radioterapi. Pendapatan, OOP, dan financial catastrophe juga dapat dipertimbangkan dan menjadi perhatian dalam mengevaluasi HRQoL dari pasien kanker.

Objective: To determine the relationship between financial burden and the quality of life of cancer patients undergoing radiation therapy at the radiotherapy installation of the national referral hospital in Indonesia that utilizes the National Health Insurance (JKN).
Methods: A descriptive-analytical research design with a cross-sectional method was employed. Data were obtained from medical records and questionnaires containing the EORTC QLQ-C30 form to assess HRQoL, filled out through telephone interviews with cancer patients who had undergone radiotherapy at IPTOR RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo from January 2022 to March 2023. An analysis was conducted to identify and understand the relationship between sociodemographic, clinical, and economic/economic burden characteristics with the HRQoL of cancer patients.
Results: From the analysis of each independent variable, it was found that for global health, there is a statistically significant relationship (p>0.25) with age (p=0.166), gender (p=0.090), stage (p=0.111), monthly income (p=0.114), and COST FACIT score (p<0.001). For physical function, the relationship variables are KPS (p=0.089), OTT (p=0.048), income (p=0.146), and COST FACIT score (p<0.001). Meanwhile, emotional function related to age (p=0.081), gender (p=0.113), KPS (p=0.119), radiation indication (p=0.188), OTT (p=0.053), OOP (p=0.021), financial catastrophe (p=0.135), and COST FACIT score (p<0.001). The results of multivariate analysis with linear regression show that only the COST FACIT score has a p-value <0.05 from its linear regression analysis for global health (p<0.001 b=0.443 R2=18.8%), physical function (p<0.001 b=0.456 R2=20.1%), and emotional function (p<0.001 b=0.523 R2=34.6%).
Conclusion: Financial toxicity is significantly related to assessing the HRQoL of cancer patients undergoing radiotherapy. Income, OOP, and financial catastrophe should also be considered and given attention when evaluating the HRQoL of cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Samjunanto
"Latar Belakang: Infeksi HIV/AIDS merupakan penyakit yang kronis dan tidak dapat disembuhkan namun gejalanya masih dapat dikendalikan. Oleh karena itu, kualitas hidup menjadi luaran terapi yang penting untuk diperhatikan. Berbagai faktor psikosial seperti stigma, citra diri, gangguan depresi, risiko bunuh diri dan mekanisme koping merupakan faktor yang diduga berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien dengan HIV/AIDS dan dapat diintervensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stgima, citra diri, gangguan depresi, risiko bunuh diri dan mekanisme koping terhadap kualitas hidup pasien dengan HIV/AIDS.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan consecutive sampling pada pasien dewasa yang berobat di poliklinik khusus HIV/AIDS di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Juni 2023. Instrumen swaperiksa digunakan untuk menilai variabel kualitas hidup (WHOQOL-Bref), stigma (Berger HIV Stigma Scale), mekanisme koping (Brief-COPE) dan citra diri (RSES). Wawancara semi terstruktur juga dilakukan untuk menilai gangguan depresi (MINI-ICD) dan risiko bunuh diri (CSSRS). Analisis regresi liner multipel digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan luaran kualitas hidup.
Hasil: Dari 207 subjek penelitian yang diteliti, didapatkan hubungan yang bermakna antara stigma diri dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:-0.15; IK95%: -0.23– -0.07), hubungan sosial (B:-0.19, IK95%:0.27– -0.10) dan lingkungan (B:-0.12; IK95% -0.20– -0.04). Didapatkan hubungan yang bermakna antara citra diri dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:1.12; IK95%:0.71– 1.67), psikologis (B:1.73; IK95%:1.21– 2.26), hubungan sosial (B:0.91, IK95%:0.35– 1.46) dan lingkungan (B:1.27; IK95%:0.77– 1.77). Didapatkan hubungan yang bermakna antara gangguan depresi dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:-4.59; IK95%:-7.41– -1.77), psikologis (B:-5.64; IK95%:-8.72– -2.56),  dan hubungan sosial (B:-4.92, IK95%:-8.17– -1.66). Didapatkan hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan kualitas hidup pada ranah kesehatan fisik (B:5.97; IK95%:1.71–10.24), psikologis (B:9.65; IK95%:4.99– 14.31), hubungan sosial (B:12.99, IK95%:8.07– 17.91) dan lingkungan (B:10.79; IK95%:6.39– 15.18) Koefisen determinasi pada penelitian ini sebesar 43.5-54.4%.
Simpulan: Terdapat hubungan antara stigma, gangguan depresi, risiko bunuh diri, citra diri dan mekanisme koping terhadap tiap ranah kualitas hidup pada pasien dengan HIV/AIDS. Citra diri dan mekanisme koping yang berfokus pada masalah menjadi faktor protektif sedangkan stigma dan gangguan depresi menjadi faktor risiko.

Background: HIS/AIDS is a chronic incurable yet controllable diseases. Thus, quality of life is a pivotal clinical outcame that must be evaluated other than its morbidity and mortality. Some psychosocial factors, such as  stigma, self-esteem, depressive disorder, sucidality, and coping mechanism, are prominent indicators that affect quality of life and could be intervened. This study aim to elaborate the relationship of stigma, self-esteem, depressive disorder, sucidality, and coping mechanism to the quality of life in patient with HIV/AIDS.
Method: A cross-sectional study was conducted in June 2023 in outpatient HIV/AIDS clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital. Consecutive sampling was used in adult patients. Self rating instrument was used to measure quality of life (WHOQOL-Bref), stigma (Berger HIV Stigma Scale), coping mechanism (Brief-COPE) and self esteem (RSES). Semi-structured interview was used to assess depressive disorder (MINI-ICD) and suicide risk (CSSRS). Multiple linear regression was used to explore the relationship between the independent variables and quality of life.
Results: There are 207 respondents in this study. The results showed significant relationship between stigma and quality of life in physical health (B:-0.15; CI95%:-0.23– -0.07), social relationship (B:-0.19, CI95%:0.27– -0.10) and environment domains (B:-0.12; CI95% -0.20– -0.04) There was a significant relationship between self esteem and quality of life in physical health domain (B:1.12; CI95%:0.71– 1.67), psychological (B:1.73; CI95%:1.21– 2.26), social relationship (B:0.91, CI95%:0.35– 1.46) and environment domains (B:1.27; CI95%:0.77– 1.77). Significant relationships were found between depressive disorder and quality of life in physical health domain (B:-4.59; CI95%:-7.41– -1.77), (B:-5.64; CI95%:-8.72– -2.56), and social relationship domains (B:-4.92, CI95%:-8.17– -1.66). There was a significant relationship between coping mechanism and quality of life in physical health domain (B:5.97; CI95%:1.71–10.24), psychological (B:9.65; CI95%:4.99– 14.31), social relationship (B:12.99, CI95%:8.07– 17.91)  and environment domains (B:10.79; CI95%:6.39– 15.18). The determinant coefficient in this study were 43.5-54.4%.
Conclusion: There is relationship relationship of stigma, self-esteem, depressive disorder, sucidality, and coping mechanism with the quality of life in patient with HIV/AIDS in each domains. Stigma and depressive disorder are risk factors while self-esteem and problem focused coping mechanism are the protective factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiana Nurchayati
"ABSTRAK
Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) memerlukan hemodialisis akibat mengalami gangguan fungsi endokrin, metabolic, cairan elektrolit serta asam basa. Tindakan hemodialisis tersebut dapat berdampak terhadap kualitas hidup responden. Berbagai faktor yang diduga berhubungan dengan kualitas hidup pada responden hemodialisis diantaranya faktor demografi, lama menjalani hemodialisis, kadar hemoglobin, tekanan darah, adekuasi hemodialisis dan akses vaskuler.
Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada responden yang menjalani hemodialisis.Desain penelitian cross sectional deskriptif korelasi dengan jumlah sampel 95 orang yang menjalani hemodialisis di RSI Fatimah Cilacap dan RSUD Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berkualitas hidup baik (52.6%) dengan rata-rata usia 44.82±11.57 tahun. Tidak ditemukan hubungan antara kualitas hidup dengan faktor demografi, kadar hemoglobin, akses vaskuler, dan adekuasi hemodialisis. Kualitas hidup memiliki hubungan dengan tekanan darah (hipertensi) dengan p value 0.02 ; OR: 4.5 , dan lama waktu menjalani hemodialisis (≥11 bulan) dengan p value 0.035; OR:2.6. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tekanan darah dan lama menjalani hemodialisis merupakan faktor independen yang berhubungan dengan kualitas hidup. Pada penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tentang adekuasi nutrisi, kontrol Calcium & Phospat. Diperlukan konseling tentang nutrisi, farmakologi dan exercise untuk responden hemodialisis.

ABSTRACT
Patients with Chronic Kidney Disease (CKD) requiring hemodialysis due to malfunctioning endocrine, metabolic, electrolyte and acid-base fluids. Hemodialysis may have an impact on respondents quality of life. Various factors are thought to relate to quality of life in hemodialysis respondents include demographic factors, duration undergoing hemodialysis, hemoglobin, blood pressure, adequacy hemodialysis and vascular access.
The aim is to identify and explain factors related to quality of life in respondents who underwent hemodialisis.Desain cross sectional descriptive correlation study with a sample of 95 people who underwent hemodialysis in RSI Fatimah Cilacap and Banyumas Hospital. Results showed that respondents who live good quality (52.6%) with an average age of 44.82 years ± 11:57. No relationship was found between quality of life by demographic factors, levels of hemoglobin, vascular access and hemodialysis adequacy. Quality of life has a relationship with blood pressure (hypertension) with p value 0:02; OR: 4.5, and the length of time undergoing hemodialysis (≥11 months) with a p value of 0035; OR: 2.6. This study concluded that blood pressure and duration of hemodialysis undergo an independent factor associated with quality of life. In further studies are expected to examine the adequacy of nutrition, calcium and phosphate control. Required counseling about nutrition, pharmacology and exercise for the respondent hemodialysis.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aniza Winanda
"Pendahuluan: Luka bakar adalah cedera berat akibat kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas serta berpengaruh pada seluruh fungsi sistem tubuh. Pada luka bakar, cedera mengakibatkan kerusakan pada penampilan seseorang dan citra tubuhnya sehingga perasaan negatif yang dialami juga dapat diikuti masalah lainnya yang menyebabkan psikopatologi atau gejala masalah kejiwaan.
Metode: Studi potong lintang dengan metode pengambilan sampel secara konsekutif yang melibatkan pasien luka bakar di poliklinik Bedah Plastik serta Unit Luka Bakar RSCM, Jakarta dilakukan antara April-Mei 2017. Responden mengisi kuesioner self-report berupa Kuesioner Biodata untuk mendapat profil demografi, SRQ-20 titik potong ge;6 untuk melihat gejala psikopatologi, Kuesioner WHOQoL-BREF untuk melihat skor kualitas yang meliputi domain fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Data yang didapat diolah menggunakan analisis korelasi Spearman.
Hasil: 56 pasien luka bakar berpartisipasi dalam penelitian ini. 30.4 pasien tidak bekerja serta 48.2 memiliki penghasilan sangat rendah per bulannya. 67.9 pasien mengalami luka bakar akibat api dengan 44.6 mengalami luas luka bakar 10-30 TBSA dan mayoritas individu 80.4 mengalami luka bakar kombinasi derajat 2 3. Berdasarkan analisis yang dilakukan, 57.1 pasien mengalami psikopatologi dan rerata penilaian kualitas hidup yang rendah domain fisik 48.1, domain psikologis 51.5 . Didapatkan korelasi negatif yang bermakna p le; 0.05 antara domain psikologis dengan gejala depresi, cemas, dan penurunan energi; domain fisik dengan gejala penurunan energi, serta domain sosial dengan gejala cemas.
Pembahasan: Penelitian yang dilakukan mendapatkan berbagai hasil yang bermakna untuk membuktikan adanya korelasi antara psikopatologi dengan berbagai domain kualitas hidup yang terpengaruh.

Introduction: Burns result in severe injuries that cause damage or loss of tissue due to contact with sources of heat resulting in injuries to all body systems. Injuries of the skin, which functions as a barrier to protect internal organs, may cause patients to experience damage to one's physical appearance and body image causing negative feelings that may lead to other problems such as psychopathology and symptoms of mental illness.
Method: A cross sectional study with consecutive sampling method of burn patients who were treated at the Plastic Surgery Outpatient Clinic and Burn Unit of RSCM was conducted between April May 2017. Subjects were asked to fill in self report questionnaires including patient identity form, SRQ 20 cutoff point ge 6 for presence of psychopathology, and WHOQoL BREF to obtain mean scores of quality of life that include four domains of physical, psychological, social, and environment assessment. Data collected was analyzed using correlation analysis.
Result: 56 burn patients were included in the study. 30.4 did not work and 48.2 had very low income per month. 67.9 patients experienced burns due to fire and 44,6 had burns 10 30 of the TBSA with a majority of patients 80.4 experiencing a combination of second third degree burns. Based on the analysis, 57.1 of patients had a form of psychopathology and low mean scores of quality life physical domain 48.1, psychological domain 51.5. Significant negative correlations p le 0.05 were obtained between the psychological domain and symptoms of depression, anxiety, low energy physical domain and low energy and social domain with anxiety.
Discussion: This study obtained significant results to identify the correlation between psychopathology and various domains of quality of life affected.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Destiawan Eko Utomo
"Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan dan kualitas hidup yang diakibatkannya. Bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien kusta yang mengalami kecacatan di Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Kota Tangerang. Penelitian kuantitatif non eksperimen menggunakan desain crossectional. Dengan besar sampel yang digunakan adalah 96 responden.
Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan secara signifikan antara umur (p 0,253), jenis kelamin (p 1,000), pendidikan (1,000), penghasilan (p 1,000), tingkat kecacatan (p 0,397), proses penyakit (1,000), Pengetahuan (0,626), stigma (p 0,955) dengan kualitas hidup. Ada hubungan yang signifikan antara keterbatasan aktivitas fungsional (p 0,002), koping (p 0,006) dan dukungan sosial (0,002) terhadap kualitas hidup. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup adalah keterbatasan aktivitas fungsional. Penyusunan standar asuhan keperawatan pasien kusta yang mengalami kecacatan diharapkan mempertimbangkan keterbatasan fungsional, koping individu dan dukungan sosial.

Leprosy is one of the eight neglected tropical diseases (NTD) that still exist in Indonesia. Although the disability rate declines but the impact on quality of life remains. The purpose of this study was to explain the factors related to quality of life in leprosy patients with disabilities in Leprosy Hospital Dr Sitanala Kota Tangerang. The method of this research is non-experimental quantitative method and crossectional study design. The sample was 96 respondents of leprosy patients with disability.
The results showed no significant relation age (p 0.253), sex (p 1,000), education (1,000), income (p 1,000), disability rate (p 0.397), disease process (1,000), knowledge (p 0.626) , stigma (p 0.955) on quality of life. There are significant relationship among functional activity limitations (p 0.002), coping (p 0.006) and social support (0.002) on quality of life. Conclusion: There are relationship between the limitations of functional activity, individual coping and social support with quality of life. Implication standard care should involved disability, limited functional, coping and social support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>