Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendy Eko Oktafiansyah
"Pulau Tidung semenjak tahun 2009 telah dikenal sebagai salah satu pulau tujuan wisata di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta. Namun masuknya industri pariwisata kedalam masyarakat kepulauan yang memiliki matapencaharian umum sebagai nelayan, tentunya akan membawa dampak perubahan sosial dan ekonomi didalamnya. Dengan bertambahnya lapangan pekerjaan baru pada bidang pariwisata, akan memberikan pilihan bagi masyarakat untuk melakukan perpindahan pekerjaan. Hal tersebut tentunya membutuhkan proses adaptasi yang akan mempengaruhi pola interaksi didalam keluarga, dan antar masyarakat.

Tidung Island since 2009 has been known as one of the island tourism destination in the Thousand Islands region, Jakarta. However, the growth of the tourism industry into the island communities that have a common livelihood as fishermen, of course, will impact social and economic change therein. With the growing number of new jobs in the field of tourism, will provide an option for people to do a job migration. It is of course require the adaptation process, which will affect the interactions within the family, and between communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Perkembangan industri pariwisata sangat ditentukan oleh keberadaan infrastruktur daerah. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dari pembangunan infrastruktur wisata terhadap industri perhotelan dan penginapan dengan mengambil kasus Program Pengembangan Desa Wisata di Indonesia. Dengan menggunakan metode Difference-in-Differences (DID), penelitian ini menganalisa dampak sebelum dan sesudah adanya program pengembangan desa wisata antara 115 desa wisata yang mendapatkan program bantuan dan 266 desa wisata yang tidak mendapatkan program bantuan namun berada dalam satu kecamatan. Data yang digunakan adalah data panel yang bersumber dari data desa wisata Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Data BPS Podes tahun 2011, 2014, 2018, 2019 dan 2020. Studi ini menemukan bahwa desa wisata yang mendapatkan bantuan berpotensi meningkatkan jumlah hotel dan penginapan yang ada di desa sebanyak rata-rata 2 unit lebih banyak dibandingkan dengan desa wisata yang tidak mendapatkan bantuan dengan level signifikansi statistik sebesar 5%. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa desa wisata yang mendapatkan program bantuan dan memiliki daya tarik wisata pegunungan lebih signifikan meningkatkan industri perhotelan dan penginapan jika dibandingkan dengan desa yang memiliki daya tarik wisata pantai.

The development of the tourism industry is mainly determined by the existence of regional infrastructure. This study aims to evaluate the effect of tourist infrastructure development on the accommodation industry by taking the case of the Tourism Village Development Program in Indonesia. Using the Difference-in-Differences (DID) method, this study analyzed the impact before and after the Tourism Village Development Program implementation between 115 tourism villages that received assistance programs and 266 that did not receive the assistance but were in one sub-district. The panel data used in this study are combined from tourism village data from the Ministry of Village, Development of Disadvantaged Regions and Transmigration and National Village Potential Data (PODES) in 2011, 2014, 2018, 2019 and 2020. This study found that tourist villages that get assistance potentially increase the number of hotels and inns in the village by an average of two more units compared to tourist villages that do not get assistance with a statistical significance level of 5%. In addition, this study also found that tourist villages that get assistance programs and have mountain tourism attractions more significantly increase the accommodation industry compared to those with beach tourism attractions"
Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hamid Syaputra
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang bagaimana dampak sosial dan budaya dari perkembangan pariwisata di kota Dubai, Uni Emirat Arab. Metode yang digunakan berupa kualitatif seperti studi pustaka dari buku-buku, jurnal, dan observasi melalui internet. Dubai sedang menggiatkan pariwisatanya dengan mencanangkan diri menjadi kota pusat destinasi wisata dunia sebagai target utamanya. Sejarah dari Emirat Dubai yang berdiri sejak awal abad ke 19 ini tidak dapat banyak dibahas. Dubai di masa awal berdirinya bergantung pada penjualan mutiara. Meskipun begitu, Dubai menjadi daerah penting bagi perdagangan di Arab Teluk. Perubahan nasib terjadi setelah Dubai pada tahun 1950 bersama Abu Dhabi menandatangani perjanjian eksplorasi minyak untuk daerah Ra rsquo;s al-Khaimah, Umm al-Qawain, dan Ajman. Walaupun eksplorasi baru dimulai awal tahun 1950-an, efek dari eksplorasi minyak baru terasa saat ekspor minyak pertama dari Dubai tahun 1969. Hasil eksplorasi membuat taraf hidup masyarakat Dubai meningkat. Hasilnya Dubai menjadi salah satu kota modern di dunia, dan kini Dubai ingin menggapai ambisinya yang ditopang dengan penghasilan dari minyaknya yang berlimpah untuk menjadikan Dubai sebagai kota nomor satu tujuan destinasi pariwisata masyarakat dunia. Akan tetapi, disaat bersamaan Dubai sedang menghadapi permasalahan sosial budaya terkait kebudayaan barat yang diimpor ke Dubai.

ABSTRACT
This paper discusses about how the social and cultural aspects influence tourism development in the city of Dubai, United Arab Emirates. The method used is qualitative and literature study from books, journals, and observations over the internet. Dubai tourism is being intensified since it launched itself as the center of the world 39 s tourist destination. History of the Emirates of Dubai which established since the early 19th century can not be much discussed. In the early years, Dubai relied on sales of pearls. Nevertheless, Dubai is an important area for trade in the Arabian Gulf. Change of fortune occurred after Dubai in 1950 with Abu Dhabi signed an oil exploration agreement for Ra 39 s al Khaimah, Umm al Qawain, and Ajman regions. Although the new exploration began in the early 1950s, the effects of new oil exploration felt when the first oil exported from Dubai in 1969. Exploration results make living standard of the Dubai increased. The result was Dubai became into one of the modern cities in the world, and now Dubai wants his ambition which is supported by income from oil galore to make Dubai as the number one city destination tourism in the world . However, at the same time Dubai is facing a social and cultural issues related to Western culture which is being imported to Dubai."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Metti Utami
"Pantai Kuta Bali merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia yang amat terkenal di seluruh dunia. Pariwisata adalah salah satu industri yang merupakan penyumbang pajak terbesar (51,6%) kepada Pendapatan Asli Daerah Propinsi Bali. Semakin dikenalnya Kuta membuat perkembangan pembangunan di daerah ini melaju dengan sangat pesatnya. Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnu) ke Kuta, semakin meningkat pula pembangunan sarana penunjang kebutuhan, wisatawan seperti hotel. restoran, transportasi, hiburan, serta sarana-sarana lainnya yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata.
Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan (Soemarwoto, 2001). Industri ini sangat peka terhadap kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran sumber air baku oleh limbah domestik, serta pencemaran tanah oleh sampah yang dihasilkan dari industri pariwisata tersebut.
Semakin pesatnya pertumbuhan industri pariwisata menghasilkan limbah yang semakin meningkat pula. Begitu juga kebutuhan akan sumber daya air baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sarana pariwisata seperti hotel dan restoran membutuhkan air yang sangat banyak. Keterbatasan cakupan layanan air bersih oleh PDAM menimbulkan alternatif lain yang dipilih oleh masyarakat/pelaku industri pariwisata untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya yaitu dengan mengambil air tanah. Bila pengambilan air tanah tidak sesuai dengan daya dukungnya, akan mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah, intrusi air laut. Penurunan kualitas air tanah akan terjadi akibat pencemaran limbah cair hasil dari industri pariwisata yang dibuang di lingkungan tanpa melalui pengelolaan yang semestinya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah: 1) Bagaimanakah kualitas air tanah saat ini di Kuta, Bali? 2) Apakah ada pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri pariwisata terhadap kualitas air tanah di Kuta, Bali? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis kondisi kualitas air tanah di Kuta, Bali. 2) Menganalisis pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri pariwisata terhadap kualitas air tanah di Kuta, Bali.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata mempengaruhi kualitas air tanah di Kuta Bali. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian adalah ex post facto dan survey.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata (hotel dan restoran), dan variabel terikatnya adalah kualitas air tanah. Analisis data dilakukan untuk: 1) Menghitung Indeks Mutu Kualitas Air Tanah dengan metode NSF-WQI (National Sanitation Foundation's Water Quality Index), serta membandingkan hasil pemeriksaan sampel air tanah dengan PP No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk Mutu Air berdasarkan kelas I; dan 2) Menguji hipotesis dengan uji korelasi dan regresi linier sederhana, untuk melihat hubungan dan pengaruh volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata terhadap kualitas air tanah. Volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata didapatkan dari jumlah konsumsi air bersih untuk hotel, yaitu 1000 liter/kamar/hari dan untuk restoran 5 liter/tempat duduk/hari (Bappeda Propinsi Bali,2000). jumlah konsumsi air bersih tersebut 70% akan terbuang dalam bentuk limbah (Metcal&Eddy, 1979). Konsumsi air bersih sangat tergantung pada jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan yang menginap, sehingga diketahui jumlah kamar yang terpakai dalam setahun.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Kualitas air tanah pada tahun 2004 yang digunakan sebagai sumber air oleh industri pariwisata di Kuta sebagian telah tercemar bakteri coli, dan beberapa parameter melebihi Baku Mutu (BOD, COD, Fosfat). Keadaan ini terutama ditemukan pada lokasi pemantauan yang sarana sanitasinya tidak baik antara lain jarak sumber air (sumur) dengan resapan/septic tank kurang dari syarat sanitasi yang dianjurkan. Perhitungan Indeks Mutu Kualitas Air Tanah pada Tahun 2004 didapatkan hasil pada lima lokasi menunjukkan IMKA Tanah kategori sedang. Hal ini karena sarana pengolahan limbahnya hanya menggunakan septic tank dan jaraknya dengan sumber air kurang dari 15 meter. Lima lokasi pemantauan lainnya IMKA Tanah kategori baik, karena sarana pengolah limbahnya menggunakan IPAL dan resapan, serla jaraknya dengan sumber air lebih dan 15 meter. Hasil pemantauan selama 5 tahun dari tahun 1999 sampai tahun 2003, IMKA Tanah di Kuta Bali cenderung meningkat meskipun pada tahun 2000 sempat menurun. 2) Hasil pemantauan kualitas limbah cair yang dibuang di lingkungan pada tahun 2004 dari 10 titik pemantauan di semua lokasi menunjukkan hasil 6 dari 7 parameter yang dipantau berada di atas Baku Mutu (BOD, COD, TSS, NO3, PO4 dan conform). 3) Terdapat hubungan yang sangat .kuat antara volume limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas industri pariwisata (hotel dan restoran) dengan kualitas air tanah. Hubungan yang sangat kuat ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r = -0,937). Volume limbah cair yang dibuang ke lingkungan memberikan kontribusi sebesar 87,8% terhadap kualitas air tanah (r2 = 0,878). Semakin bertambahnya volume limbah cair yang dibuang ke lingkungan akan mengakibatkan menurunnya kualitas air tanah. Hal ini sesuai dengan persamaan regresi linier sederhana yang dihasilkan yaitu, Y = 86,39 - 0,000016 X.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1) Pemda Kabupaten Badung agar secara aktif melakukan penyuluhan terhadap masyarakat dan pengusaha industri pariwisata, sehingga secara sadar mereka dapat menjaga fungsi kelestarian lingkungan terutama dalam perilaku membuang limbah ke lingkungan; 2) Menyediakan sarana pengolahan limbah terpadu (sistem duster atau komunal) untuk pengelolaan limbah cair hotel dan restoran di Kuta. Pemda ataupun pihak swasta dapat memfasilitasi dan mengelola sarana ini; 3) Melakukan pengawasan secara terpadu antar instansi terkait yang berwenang melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah sehingga pemantauan kualitas limbah cair yang dihasilkan dapat diperketat; 4) Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih oleh PDAM, dan menetapkan tarif air tanah melalui mekanisme disinsentif sehingga pelaku industri pariwisata tidak mengeksploitasi air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya; 5) Setiap pelaku industri pariwisata melakukan upaya minimisasi limbah dengan pembinaan dari instansi teknik terkait antara lain dengan cara penghematan konsumsi air sehingga volume limbah yang dihasilkan dapat ditekan pula; dan 6) Anjuran pembuatan sumur resapan terutama bagi industri pariwisata dan permukiman penduduk di wilayah Kuta.

Kuta Beach, Bali, is one of tourism destination in Indonesia which very famous in the world. Tourism is one of industry representing biggest tax contributor (51,6%) to original earnings of Bali Province. Progressively recognizing of Kuta makes development growth in this area is fast. Along with the increasing of foreign tourist and domestic tourist visit to Kuta, the requirement of tourist supporting medium (like hotels, restaurants, transportation, entertainment amusement; and the other medium related to tourism activities) development increases.
Tourism is industry, which is the continuity of its life, is very determined by environmental quality (Soemarwoto, 2001). This industry is very sensitive to environmental damage, for example permanent water source contamination by domestic waste, and also the ground contamination by garbage yielded from the tourism industries.
Fast progressively its industrial growth of tourism yield waste that progressively mounts also. So also the water resource requirement will be good from facet amount of and also quality. Tourism medium like restaurants and hotels require a lot of clean water service. Coverage limitation by PDAM generate alternative of other selected by tourism industrial society to fulfill the clean amount of water required is taken from ground water. When the usage of ground water is above carrying capacity, will result the happening of lowering ground water level, intrusion sea. Degradation of quality of ground water will be happened by effect of contamination of liquid waste of result of from industry of tourism, which is thrown in environment without treatment.
Based on the background, the research questions are: 1) What will be quality of ground water in present time in Kuta, Bali? 2) Whether there is influence of liquid waste yielded from industry of tourism to quality of ground water in Kuta, Bali?
Objectives of this research are: 1) to analyses condition of quality of ground water in Kuta, Bali; 2) to analyses influence of liquid waste yielded from industry of tourism to the ground water quality in Kuta, Bali.
The research hypothesis is: volume of liquid waste yielded by tourism industry influences quality of ground water in Kuta Bali, with assumption of burden of waste yielded by is of equal, because representing domestic wastes having same characteristic.
This research is descriptive with quantitative approach. The research method is ex post facto and survey. Independent variable in this research is volume of liquid waste yielded by tourism industry (hotel and restaurant), and the dependent variable is ground water quality.
Data analyses conducted to: 1) calculating Index of Quality of Quality of Ground Water with NSF-WQI (National Sanitation Foundation's Water Quality Index) method, and compare result of inspection of sample of ground water with PP No. 82 of Year 2001 about Management of Water Quality and the Control on Water Contamination on Water quality of pursuant to class 1; 2) testing hypothesis with linear correlation and simple regression technique, to see relation and influence of volume of liquid waste yielded by industry of tourism to ground water quality. Volume of liquid waste yielded by tourism industry got from amount consumes clean water for the hotels, that is 1000 liters/room/day and for restaurants S liters/seat/day (Bappeda of Bali Province, 2000). 70 percents of clean water consumption castaway will in the form of waste (Metcal & Eddy, 1979). Clean water consumption very depended from tourist visits amount lodging and length of stays, is so that is known by the use rooms amount per year.
Based on research result, the conclusions are: 1) Quality of ground water in the year 2004 which is used as by a source disposal by tourism industries in Kuta of some of have been contaminated bacterium coli, and some parameters exceed standard of quality (BOD, COD, phosphate). This circumstance is especially found at monitoring location which bad sanitation medium for example distance between (well) and septic tank less than suggested sanitation condition. Calculation of quality index of ground water in the year 2004 got by result of at five locations show medium quality index of ground water category. This matter because its waste processing medium only use its septic tank distance and with source irrigate less than 15 meters. Five other monitoring locations of good quality index of ground water category, because its waste processor medium use IPAL diffusion and its distance with source irrigate more than 15 meters. Result of monitoring of during 5 year from year 1999 until year 2003, quality index of ground water in Kuta, Bali tend to increase though decrease in the year 2000; 2) Result of monitoring quality of liquid waste which thrown in environment in the year 2004 from 10 monitoring points in all location show result that 6 from 7 parameters watched reside in for standard of quality (BOD, COD, TSS, NO3, PO4, and conform; 3) There are very strong relation between volume of liquid waste yielded from tourism industrial activity (restaurants and hotels) with ground water quality. This very strong relation shown by correlation coefficient (r = - 0.937). Volume of liquid waste which thrown to environment give contribution of equal to 87.8°Io to ground water quality (r2=0.878). Progressively increase it volume of liquid waste which thrown to environment will result downhill it the ground water quality. This matter as according to linear simple regression yielded by that is: Y=86.39-0.000016.X.
Recommendations raised in this research are: 1) Local government of Badung Regency actively conducts counseling to tourism industrial entrepreneur and society, so that consciously is they can take care of environmental conservation function especially in behavior throw away waste to environment; 2) Providing integrated waste processing medium (system cluster or communal) for management of liquid waste of restaurants and hotels in Kuta. Local government and private sectors can facilitate and manage this medium; 3) Doing integrated control between related institutions in charge conduct control to waste management so that the monitoring quality of liquid waste yielded by tight earn; 4) Improving clean water service coverage by PDAM, and cost determination of ground water should be through disincentive mechanism, so that the tourism industrial agents do not exploit ground water to fulfill the clean amount of water required it; 5) Every tourism industrial agents conduct effort to minimize waste with construction from related technique institution for example by saving consume water so that the waste volume yielded can be depressed; and 6) Recommendation for tourism industry (hotel and restaurant) and human settlement at Kuta area are making a recharging well.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jillisa Alamanda Basarah
"ABSTRAK
Perkembangan dunia entertainment Korea Selatan Hallyu yang berkembang dengan pesat secara global telah terbukti secara statistik meningkatkan tingkat kedatangan turis mancanegara. Sejumlah teori dan jurnal membahas pentingnya industri pariwisata terutama yang didukung oleh perkembangan pop culture atau budaya populer dalam pembangunan ekonomi disejumlah negara. Dalam karya tulis ini, penulis mengulas kembali teori dari jurnal terdahulu dan menguji korelasi antara tren Hallyu dan industri pariwisata, serta pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi Korea Selatan.

ABSTRACT
The development of South Korean entertainment world Hallyu , which grows rapidly globally has been proven statistically to increase the level of foreign tourist arrivals. A number of theories and journals discuss the importance of the tourism industry mainly supported by the development of pop culture to economic development in several countries. In this paper, the authors review the theory from the aforementioned journals and tested the correlation between the trend of Hallyu and tourism industry, as well as its influence on the economic development of South Korea. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeth, Marcia
"Pariwisata memiliki peran besar dalam sektor ekonomi, sosial dan budaya Indonesia, khususnya di Bali. Kebijakan pemerintah memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pesat industri pariwisata di Bali. Terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara dan pembangunan serta pengembangan sarana pendukung industri pariwisata, yaitu akomodasi dan transportasi di Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri atas empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi.

Tourism has a major role in economic, social and cultural sector of Indonesia, especially in Bali. Government policies have a major influence on the rapid development of the tourism industry in Bali. Seen from the increasing number of tourists both foreign as well as domestic and construction and the development of supporting facilities of tourism industry, the accommodation and transportation in Bali. The research method used is the historical method consists of four stages, namely Heuristics, Criticism, Interpretation and Historiography."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayyid Ridha
"ABSTRAK
Tesis ini menjelaskan tentang perkembangan industri tekstil di PT Sri Rejeki Isman Tbk; Sritex dan dampaknya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di Sukoharjo 1979-1994. Penelitian sosial historis ini berfokus pada pengembangan industri dan yang mempengaruhi masyarakat Sukoharjo. Industri Tekstil adalah jenis industri yang merekrut tenaga kerja besar dan itulah alasan terbesar mengapa Sritex mempengaruhi aspek kehidupan orang-orang. Pada awalnya, Sritex menghadapi kendala dalam mencapai kesuksesan mereka. Tetapi pada akhirnya, Sritex menjadi salah satu pabrik integrasi terbesar di Asia Tenggara. Dalam tesis ini, peneliti menggunakan metode historis dengan mengumpulkan beberapa sumber literatur dan berita kontemporer. Peneliti mencoba menyelesaikan penelitian terakhir P.T Sritex secara kronologis, dari awal hingga efeknya.

ABSTRACT
This thesis describes the development of the textile industry at PT Sri Rejeki Isman Tbk; Sritex and its impact on social and economic life in Sukoharjo 1979-1994. This historical social research focuses on industrial development and which affects the people of Sukoharjo. The Textile Industry is the type of industry that recruits a large workforce and that is the biggest reason why Sritex affects aspects of people's lives. In the beginning, Sritex faced obstacles in achieving their success. But in the end, Sritex became one of the largest integration factories in Southeast Asia. In this thesis, the researcher uses the historical method by gathering several sources of contemporary literature and news. Researchers tried to complete the last research P. Sritex chronologically, from the beginning to the effect."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Esteria
"Penelitian ini menginvestigasi pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap perkembangan pariwisata di negara-negara ASEAN. Pelanggan telepon selular dan internet broadband digunakan sebagai proxy untuk TIK. Selain itu, kami memperhitungkan seperti kualitas jalan, PDB perkapita dunia, PDB perkapita negara-negara anggota ASEAN, inflasi serta dummy Kebijakan ASAM ASEAN. Penelitian ini menggunakan data panel periode 2010-2018. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) Fixed Effect Model dan mengestimasi variabel interaksi internet dan PDB perkapita dunia serta PDB perkapita negara-negara anggota ASEAN. Hasilnya menunjukkan bahwa, TIK memberikan pengaruh postif dan signifikan terhadap perkembangan pariwisata di ASEAN. Lalu untuk variabel kualitas jalan, PDB perkapita negara-negara anggota ASEAN, kebijakan ASAM ASEAN, dan variabel interaksi juga berpengaruh positif dan signifikan. Selanjutnya variabel inflasi memberikan pengaruh negatif dan tidak signifikan.

This study investigated the impacts of Information and Communication Technology (ICT) on tourism development in ASEAN countries. Mobile-phones and broadband internet subscribers are used as proxies for ICT. In addition, we estimated quality of road, GDP per capita of world, GDP percapita ASEAN member countries, inflation and ASAM as ASEAN Policy as dummy. This study uses panel data for the 2010-2018 period. The analytical method used is Ordinary Least Square (OLS) Fixed Effect Model and estimated the interaction variables internet and GDP per capita of world and GDP percapita ASEAN member countries. The results show that, ICT has a positive and significant impact on tourism developments in ASEAN. Then for quality of road, ASEAN ASAM policies, and interaction variables also have a positive and significant effect. Furthermore, the inflation variable has a negative and insignificant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Trias Farobi
"Sektor pariwisata memiliki peranan penting terhadap perekonomian, dimana pariwisata telah tumbuh menjadi sektor andalan yang dapat menggerakkan ekonomi baik secara domestik maupun internasional. Penelitian ini bertujuan menguji beberapa variabel secara empirik tentang bagaimana turbulensi lingkungan, modal sosial, kapabilitas dinamis dan ketahanan organisasi berpengaruh pada kinerja UKM di pariwisata pada UKM industri pariwisata di Indonesia. Hasil penelitian empirik ini menyampaikan bahwa turbulensi lingkungan, modal sosial, kapabilitas dinamis, dan ketahanan organisasi, berpengaruh positif terhadap kinerja UKM di pariwisata. Hal tersebut mendukung penelitian-penelitan terdahulu. Dari hasil penelitian ini, penulis dapat memberikan masukan manajerial kepada pemilik dan pimpinan UKM dari Ketahanan organisasi untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam beradaptasi yaitu dengan meningkatkan kemampuan kepemimpinan, menggunakan sumber yang dimiliki, serta membuat pilihan di situasi yang sulit agar dapat bertahan dari situasi pandemi COVID-19. Selain itu, peningkatan kapabilitas baru yang dimiliki UKM, dimulai dari bagaimana mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, mengkoordinasikan, mempelajari situasi dan teknologi terbaru sehingga bagaimana mengerti situasi yang ada di sekitar UKM sendiri, dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan agar dapat melalui situasi pandemic COVID-19 saat ini. Kemudian memanfaatkan hubungan dengan pemasok kunci yang ada pada lingkungan UKM.

The tourism sector has an important role in the economy, where tourism has grown to become a mainstay sector that can drive the economy both domestically and internationally. This study aims to empirically examine several variables on how environmental turbulence, social capital, dynamic capabilities and organizational resilience affect the performance of SMEs in the tourism industry in Indonesia. The results of this empirical research show that environmental turbulence, social capital, dynamic capabilities, and organizational resilience have a positive effect on the performance of SMEs in the tourism industry. This supports previous studies. From the results of this study, the authors can provide managerial input to owners and leaders of SMEs from organizational resilience to be able to improve their ability to adapt, namely by increasing leadership abilities, using available resources, and making choices in difficult situations in order to survive the COVID-19 pandemic situation. In addition, improving the new capabilities of SMEs, starting from how to integrate their resources, coordinate, learn about the latest situations and technologies, to how to understand the situation around SMEs themselves, with the aim of increasing resilience in order to get through the COVID-19 pandemic situation. at the moment. Then take advantage of relationships with key suppliers in the SME environment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herrijal Jaka Utama
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji peran pembaharuan strategis terhadap kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang Pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta analisis Structural Equation Modeling (SEM). Data dikumpulkan dari 82 UKM Pariwisata di Indonesia. Studi ini menyoroti pentingnya modal manusia dan kemampuan ambidextrous dalam meningkatkan kinerja perusahaan melalui pembaruan strategis dan untuk menciptakan ketahanan dalam suatu organisasi. Ketahanan organisasi tidak selalu mempengaruhi kemampuan organisasi untuk pembaruan strategis. Kami berpendapat bahwa hanya ketahanan organisasi tingkat tinggi dengan kemampuan inovatif yang mampu mengatur pembaruan strategis. Kemampuan inovatif terutama bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, UKM di industri pariwisata umumnya perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya untuk mencapai kemampuan inovatif agar dapat bertahan dalam krisis dan memiliki keunggulan kompetitif yang diperlukan untuk mengikuti perubahan dalam industri pariwisata

The main objective of this study is to examine the role of strategic renewal on the performance of Micro, Small, and Medium Enterprises (SMEs) in Tourism. This study uses a quantitative and qualitative approach and Structural Equation Modeling (SEM) analysis. Data were collected from 82 Tourism SMEs in Indonesia. This study highlights the importance of human capital and ambidextrous capabilities in improving enterprises performance through strategic renewal and to create resilience in an organization. Organizational resiliencies do not always affect the organization capability of strategic renewals.  We argue that only high degree of organizational resiliencies with innovative capabilities that are able to orchestrate the strategic renewal. The innovative capabilities are mainly dependence on the quality human capital.  Therefore, SMEs in tourism industry generally need to improve its ability of human capital to achieve innovative capabilities in order to survive in crises and have a competitive advantage necessary to keep up with changes in the tourism industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>