Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117621 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tazkia Edelia Sumedi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran pelatihan mental terhadap perceived control of anxiety pada atlet pelajar olahraga atletik. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) Kabupaten Bogor dengan partisipan sebanyak 16 atlet pelajar olahraga atletik non teknik. Pelatihan mental yang digunakan adalah pelatihan mental tingkat lanjut, yaitu pelatihan mental yang menggunakan gabungan berbagai pelatihan mental dasar yaitu teknik kognitif tingkah laku melalui goal setting dan self talk, relaksasi otot progresif, konsentrasi, dan imajeri. Perceived control of anxiety diukur dengan Revised Anxiety Control Questionnaire (ACQ-R) yang disusun oleh Brown, White, Forsyth, dan Barlow (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mental dapat meningkatkan perceived control of anxiety atlet. Secara spesifik, dua dimensi dalam perceived control of anxiety yaitu threat control dan stress control menunjukkan peningkatan setelah diberikan pelatihan mental. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan mental tingkat lanjut dapat meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan penyesuaian secara psikologis terhadap kejadian yang dapat menimbulkan rasa cemas dengan melakukan pengendalian terhadap ancaman yang muncul dan pengendalian terhadap stress.

This research was conducted to examine the role of mental training on perceived control of anxiety among athletic student athletes. This research was conducted at PPLPD Bogor Regency with total participants are 16 non-technique athletic student athletes. Mental training consists of several basic mental training, including goal setting and self talk, progressive muscle relaxation, concentration, and imagery, and called advanced mental training. Perceived control of anxiety was measured with Revised Anxiety Control Questionnaire (ACQ-R) from Brown, White, Forsyth, dan Barlow (2004). Result showed that mental training did play a role in enhancing perceived control of anxiety among athletic student athletes. Specifically, two out of three dimensions of perceived control of anxiety: threat control and stress control showed a significant increase after mental training. This result showed that advanced mental training can enhancing individuals perceived level of control over anxiety and anxiety-related events through threat control and stress control.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Arum Dwiarini
"Tesis ini meneliti peranan pelatihan mental dalam menurunkan kecemasan cedera berulang pada atlet putri bola basket yang memiliki riwayat cedera lutut dan atau pergelangan kaki (ankle). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pelatihan mental terdiri dari empat intervensi, yaitu autogenic relaxation, imagery, self-talk dan social support. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mental mampu berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan cedera berulang pada atlet.

This thesis examines the role of mental training in decreasing the re-injury anxiety in women basketball athletes who had a history of knee injury or ankle injury. This research is approached qualitative and quantitatively. Mental training consists of four interventions, ie autogenic relaxation, imagery, self-talk and social support. Results showed that mental training can play a role in lowering levels of re-injury anxiety in women athletes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30985
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anadia Wanda Putri
"Sebagai mahasiswa, berada pada masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal dan memiliki berbagai tuntutan yang diemban dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan mental salah satunya yakni kecemasan. Fenomena kecemasan ini dapat berdampak buruk hingga fatal pada individu jika terus meningkat. Oleh karena itu, penting bahwasannya untuk mengetahui hal-hal yang berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa. Penelitian ini memiliki bertujuan untuk mengetahui apakah peran dari perceived social support terhadap kecemasan dimoderasi self-esteem. Variabel kecemasan diukur dengan 10 item dimensi kecemasan dari Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), perceived social support diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan self-esteem diukur dengan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Sebanyak 747 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia merupakan responden dalam penelitian ini. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa perceived social support berhubungan secara negatif terhadap kecemasan, namun hubungan di antara keduanya tidak dimoderasi self-esteem.

As a college student, being in the transition from late teenage to young adult and have a lot of role demands may leads to increase mental illness which one of them is anxiety. This anxiety phenomenon can bring bad impact up to fatalities if it keeps on escalating. Therefore, it is important to know the matters that have impact on reducing the anxiety level of college students. This research’s goal is to know the role of perceived social support to anxiety level and moderated by self-esteem. The anxiety variable was measured using 10 items anxiety dimension of Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), the perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Total of 747 college students from various colleges in Indonesia were respondents in this research. The result of this research indicates that perceived social support has a negative relationship to anxiety, but the relationship between both is not moderated by self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carmenita Riswana Saputri
"Selama perkuliahan, mahasiswa menghadapi tekanan untuk meraih prestasi akademis tinggi, terlibat dalam organisasi, dan mempersiapkan karir masa depan. Hal ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang pada akhirnya menurunkan prestasi akademis mereka. Disisi lain, persepsi dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan prestasi akademis Penelitian ini akan mengkaji peran kecemasan dan persepsi dukungan sosial terhadap prestasi akademis mahasiswa dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil yang ditemukan adalah terdapat peran kecemasan dan persepsi dukungan sosial terhadap prestasi akademis mahasiswa (R² = 0,017, p<0,05). Penelitian ini menyarankan kepada orang tua dan teman untuk menciptakan lingkungan yang membantu mahasiswa.

During university, students face pressure to achieve high academic performance, get involved in organisations, and prepare for a future career. This can lead to stress and anxiety that ultimately reduce their academic performance. On the other hand, good social support perceptions can improve academic achievement. This study will examine the role of anxiety and perceived social support on student academic achievement using multiple regression analysis. The results found that there is a role of anxiety and perceived social support on student academic achievement (R² = 0.017, p<0.05). This study suggests to parents and friends to create an environment that helps students"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Anjani
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh persepsi atlet terhadap
kohesivitas timnya terhadap ketangguhan mental pada atlet mahasiswa. Beberapa
penelitian sudah meneliti tentang hubungan antara persepsi kohesivitas tim dan
ketangguhan mental, namun belum ada penelitian mengenai pengaruh dari salah
satu konstruk pada atlet mahasiswa di Indonesia. Partisipan berjumlah 234 (140
laki-laki dan 94 perempuan) atlet mahasiswa yang telah bergabung dalam tim
olahraga universitas lebih dari 6 bulan dan memiliki pengalaman bertanding
tingkat nasional di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Mental Toughness Inventory yang
dikembangkan oleh Middleton, Marsh, Martin, Richards, dan Perry, C. (2005)
untuk mengukur ketangguhan mental dan Group Environment Questionnaire
yang dikembangkan Carron, Widmeyer, dan Brawley (1985), untuk mengukur
persepsi kohesivitas tim. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik
deskriptif dan simple regression. Hasil analisis simple regression menunjukan
adanya pengaruh yang signifikan dari persepsi atlet terhadap kohesivitas tim
terhadap ketangguhan mental.

ABSTRACT
The aim of this study is to investigae the effect of perception of team
cohesion towards mental toughness among scholar atheletes. Some researches
had studied about the relationship between perception of team cohesion and
mental toughness, however there is no research that has studied about the effect
between one of the constructs amongst scholar athletes in Indonesia. There were
234 participants (140 male and 94 female) who are scholar athletes, have joined
the university?s sport team more than 6 months, and have an experience in
national tournaments in Indonesia.
This research used Mental Toughness Inventory, which was developed by
Middleton, Marsh, Martin, Richards, and Perry, C. (2005) to measure mental
toughness and Group Environment Questionnaire which was developed by
Carron, Widmeyer, and Brawley (1985) to measure perception of team cohesion.
The analysis technique used in this research were descriptive statistic and simple
regression. The result of simple regression anaylsis showed that there is an effect
of perception of team cohesion towards mental toughness."
2016
S64296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juriana
"Kepercayaan diri merupakan aspek psikologis yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan performa seorang atlet. Atlet renang Sekolah Ragunan merupakan atlet junior sebagai wadah pembibitan untuk meningkatkan prestasi olahraga. Tesis ini membahas peran pelatihan mental dalam meningkatkan kepercayaan diri atlet renang Sekolah Ragunan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian before-after treatment dan jumlah informan tujuh orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mental berperan untuk meningkatkan kepercayaan diri atlet renang Sekolah Ragunan. Pelatihan mental relaksasi dan visualisasi dirasakan sebagai latihan mental yang paling berperan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar atlet renang Sekolah Ragunan melanjutkan latihan mental yang telah diberikan sampai berdampak positif terhadap performa mereka. Selain itu, dibutuhkan lebih banyak tenaga psikolog olahraga di masa yang akan datang untuk menjalankan program pendidikan dan pelatihan mental di cabang olahraga yang lainnya.

Sport confidence is important psychology?s aspect for athletes to be successful in their performance. SMP/SMA Ragunan? swimmers are junior talent athletes to accelerate in sport champion. This research discuss about the role of mental training in enhancing sport confidence of SMP/SMA Ragunan?s swimmers. This is a qualitative research with before and after design with seven specific informan. The result of this research showed that mental training have actively role in enhancing sport confidence of SMP/SMA Ragunan's swimmers. Relaxation and visualization training plays the best role in enhancing sport confidence. Based on result of this research suggest that Ragunan's swimmers have to continue mental training until they get positive effect in their performance. Besides, sport needs more sport psychologist in the future to give mental training and education programe in another kinds of sport.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30954
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Syafira Dumbi
"Melihat fenomena tantangan dalam pemilihan karier yang secara khas dihadapi oleh mahasiswa atlet, penelitian ini bertujuan untuk menguji perspektif waktu masa depan sebagai moderator dalam hubungan antara identitas atletik dengan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karier. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa atlet dari berbagai cabang olahraga yang pernah atau sedang tergabung dalam tim khusus yaitu Tim Klub, Tim Wilayah/Kota, PPLM, Pelatda, dan Pelatnas (N=405). Pengambilan data dilakukan secara daring dengan tiga alat ukur. Identitas atletik diukur menggunakan Athletic Identity Measurement Scale (AIMS), efikasi diri dalam pengambilan keputusan karier diukur menggunakan Career Decision Making SelfEfficacy Scale Short Form (CDSE-SF), perspektif waktu masa depan value dan connectedness diukur menggunakan Future Time Perspective Scale (FTPS). Uji analisis korelasi menunjukkan bahwa identitas atletik berhubungan positif dengan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karier, r = 0,384, p < 0,01 r² = 0,147. Hubungan tersebut secara signifikan dimoderasi oleh value (b = .024, SE = .009, 95% CI [.006, .042]) dan connectedness (b = .018, SE = .006, 95% CI [-1.013, -.559]). Dengan kata lain, hubungan antara identitas atletik dengan efikasi dalam pengambilan keputusan karier diperkuat oleh perspektif waktu masa depan dimensi value dan connectedness.

Considering the unique career selection challenges faced by student-athletes, this study aims to examine the role of future time perspective in the relationship between athletic identity and career decision self-efficacy. Participants in this study were studentathletes from various sports disciplines who have been or are currently part of special teams such as Club Teams, Regional/City Teams, PPLM, Pelatda, and Pelatnas (N=405). Data was collected online using three measurement tools. Athletic identity was measured using the Athletic Identity Measurement Scale (AIMS), career decision self-efficacy was measured using the Career Decision Making Self-Efficacy Scale Short Form (CDSE-SF), future time perspective dimensions of value and connectedness was measured using the Future Time Perspective Scale (FTPS). Correlation analysis showed that athletic identity is positively related to career decision self-efficacy, r = 0,384, p < 0,01 r² = 0,147. This relationship is significantly moderated by value (b = 0.024, SE = 0.009, 95% CI [0.006, 0.042]) and connectedness (b = 0.018, SE = 0.006, 95% CI [-1.013, -0.559]). In other words, the relationship between athletic identity and career decision self-efficacy is strengthened by future time perspective dimensions of value and connectedness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianka Adya Aurelia
"Seperti atlet olahraga tradisional, atlet Esports mampu mengalami kecemasan kompetitif yang dapat menganggu performa mereka dalam bermain saat menjalani pertandingan. Kecemasan tersebut merupakan hasil interpretasi terhadap situasi kompetitif yang dianggap sebagai ancaman. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kontrol seperti self-efficacy untuk mencegah meningkatnya tingkat kecemasan kompetitif pada seorang atlet Esports. Namun terdapat dugaan bahwa terdapat peran kepribadian neuroticism yang mengakibatkan atlet memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran neuroticism sebagai moderator dari hubungan self-efficacy dan kecemasan kompetitif pada atlet Esports Valorant. Kecemasan kompetitif diukur menggunakan Competitive State Anxiety Inventory-2R ID (CSAI-2RID), self-efficacy diukur menggunakan Athlete Self-Efficacy Scale (ASES), dan neuroticism diukur menggunakan International Personality Item Pool-Big FiveMarkers-25 (IPIP-BFM-25). Penelitian ini memperoleh 150 partisipan yang merupakan pemain gim Valorant (usia 18-25 tahun, 64.7% laki-laki). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat efek moderasi neuroticism yang signifikan pada hubungan self-efficacy dan kecemasan kompetitif. Dalam arti lain, baik tinggi atau rendah skor neuroticism tidak dapat memperkuat atau memperlemah self-efficacy terhadap kecemasan kompetitif secara signifikan.

Like traditional sports athletes, Esports athletes can experience competitive anxiety that can interfere with their performance in a competition. This anxiety is the result of interpreting competitive situations as threatening. Therefore, a type of control such as self-efficacy is needed to prevent competitive anxiety levels from rising in an Esports athlete. However, it is suspected that there is a role of neuroticism that results in athletes tending to experience competitive anxiety. This study aims to examine the role of neuroticism as a moderator of the relationship between self-efficacy and competitive anxiety in Esports athletes. Competitive anxiety was measured using the Competitive State Anxiety Inventory-2R ID (CSAI-2Rid), self-efficacy was measured using the Athlete Self-Efficacy Scale (ASES), and neuroticism was measured using the International Personality Item Pool-Big FiveMarkers-25 (IPIP-BFM-25). This study obtained 150 participants who were Valorant players (18-25 years old, 64.7% male). The results showed that there was no significant moderating effect of neuroticism on the relationship between self-efficacy and competitive anxiety. In other words, either high or low neuroticism scores could not significantly strengthen or weaken self-efficacy against competitive anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darell Putrandayo Voluntoro
"Peningkatan minat dan partisipasi mahasiswa terhadap kegiatan magang meningkat, tetapi survey membuktikan fenomena job stress terjadi pada mahasiswa magang. Job Demands-Resources Theory menjelaskan bahwa perlu adanya keseimbangan antara demands dan resources supaya mengurangi job stress. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk melihat besaran peran job resources, yaitu perceived supervisor support, dan personal resources, yaitu psychological capital, terhadap job stress pada mahasiswa magang. Partisipan pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif di Indonesia yang sedang melaksanakan magang (N =134). Alat ukur yang digunakan adalah The Survey of Perceived Supervisor Support, The Psychological Capital Questionnaire, dan Parker’s Job Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived supervisor support secara berperan secara signifikan dan negatif terhadap job stress (β = -.696, t = -3.175, SE = .219, p = .002), tetapi psychological capital tidak (β = -.064, t = -.696, SE = .091, p = .488). Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang sedang magang sangat memerlukan dukungan dari supervisor pada pelaksanaan magangnya untuk mengurangi job stress.

The increase in interest and participation of students in internship activities has risen, but surveys indicate a phenomenon of job stress occurring among intern students. The Job Demands-Resources Theory explains that a balance between demands and resources is necessary to reduce job stress. Therefore, this study aims to examine the extent of the role of job resources, namely perceived supervisor support, and personal resources, namely psychological capital, on job stress in intern students. Participants in this study were active students in Indonesia who were currently undertaking internships (N = 134). The measurement tools used were The Survey of Perceived Supervisor Support, The Psychological Capital Questionnaire, and Parker’s Job Scale. The results showed that perceived supervisor support had a significant and negative effect on job stress (β = -.696, t = -3.175, SE = 0.219, p = .002), but psychological capital did not (β = .064, t = -.696, SE = .091, p = .488). It can be concluded that intern students require support from supervisors during their internships to reduce job stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shoffi Hanifa
"Penelitian ini meneliti keseimbangan antara stres dan pemulihan, yang tergambar dalam recovery-stress state/RSS atlet. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan posisi pemain, tingkat hidrasi, tipe olahraga, pengalaman pemain, starting status, serta tingkat latihan pada RSS atlet di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar DKI Jakarta pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang.
Hasil penelitian ini menunjukkan 71,4 responden tergolong dehidrasi dan 73,5 responden memiliki RSS buruk, dengan rata-rata skor tertinggi pada skala penilaian conflicts/pressure. Selain itu, perbedaan posisi pemain pada RSS terbukti signifikan pada seluruh responden maupun pada responden laki-laki.

The focus of this study is the balance between recovery and stress, which can be seen from recovery stress state RSS of athletes. The purpose of this study is to know the diffrences between player position, hydration level, sport type, player experience, starting status, and exercise level on RSS of athletes on Students Sport Training Center of DKI Jakarta in 2018. This is a quantitative research with cross sectional design.
The result of this research shows that 71,4 respondents are dehydrated and 73,5 respondents has a bad RSS, with highest mean score in conflicts pressure scale. Moreover, the difference between player position on RSS of athletes is significant on all respondents and on male respondents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>