Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Yana
"Tesis ini membahas tentang stres kerja serta faktor yang mempengaruhi stres kerja pada perawat IGD RSUD Pasar Rebo Tahun 2014. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) membagi faktor yang mempengaruhi stres kerja menjadi faktor kondisi pekerjaan, non pekerjaan, individu dan dukungan. Penelitian dilakukan pada 24 perawat IGD. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan metode cross sectional.
Pada penelitian ditemukan 45,8% perawat mengalami stres yang tinggi. Perbedaan proporsi terbesar ditemukan pada faktor individu (kepercayaan diri) dan dukungan (dukungan atasan). Hasil merekomendasikan perbaikan deskripsi kerja yang lebih jelas dan akurat serta pelatihan komunikasi terkait upaya manajemen dalammengelola stres kerja.

This study discusses work stress and the factors that affect work stress among nurses In Emergency Room in RSUD Pasar Rebo 2014. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)categorizes the factors that influence work stress, which are as job stressor, non-work, individual, and support factors. This study was conducted among 24 emergency room nurses at RSUD Pasar Rebo. Descriptive observational cross-sectional method was used in this study.
The results found that 45.8% of nurses experienced high stress. The largest proportionswere found in individual factor (self-esteem) and support (supervisor support). This study recommend improvements on clearer job descriptions and accurate communication and training related to management efforts in managing work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Yunita Apriane
"Skripsi ini membahas tentang kepuasan pegawai non PNS Bidang Penunjang Medis terhadap remunerasi berbasis Competency Based Human Resource Management (CBHRM) di RSUD Pasar Rebo Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Sebanyak 134 kuesioner disebarkan dan hanya 107 kuesioner lengkap yang kembali. Responden pada penelitian ini adalah 107 pegawai non PNS Bidang Penunjang Medis RSUD Pasar Rebo yang terbagi ke dalam 6 instalasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 53,3% pegawai yang menyatakan tidak puas terhadap remunerasi yang diterima. Dalam penelitian ini diketahui bahwa lama kerja, pengetahuan pegawai mengenai sistem remunerasi, kepemimpinan, supervisi, kebijakan remunerasi, sosialisasi sistem remunerasi berhubungan dengan kepuasan pegawai non PNS Bidang Penunjang Medis terhadap remunerasi berbasis CBHRM. Pihak rumah sakit perlu menindaklanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan evaluasi kembali terhadap remunerasi berbasis CBHRM serta meningkatkan sosialisasi sistem remunerasi di RSUD Pasar Rebo dengan melibatkan manajemen terkait serta pegawai dari setiap instalasi yang bersangkutan.

This study examines about the satisfaction of medical support affairs of non-civil servants of the remunerations based Competency Based Human Resource Management (CBHRM) in Pasar Rebo Hospital in 2011. This research is a cross sectional research using quantitative methods. The data was collected by filling questionnaires. A total of 134 questionnaires distributed but only 107 complete questionnaires are returned to the researcher. Respondents in this research are 107 medical support affairs of non-civil servants in Pasar Rebo Hospital which is divided into 6 installations. The result showed that there are 53.3 % officers who stated that they are not satisfied with the remuneration received. By this research, known that amount of time working, knowledge about remuneration system, leadership, supervision, remuneration policy, dissemination of remuneration system associated with satisfaction of medical support affairs of non-civil servants of the remunerations based CBHRM. The hospital needs to follow up these findings by evaluating remuneration and improve dissemination of the remuneration system in Pasar Rebo Hospital, involving relevant management and employees of related installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Nirwanawati
"Di rumah sakit pelayanan gizi diberikan kepada pasien untuk mencapai kondisi yang optimal guna memenuhi kebutuhan gizi orang sakit. Kebutuhan gizi digunakan untuk metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan maupun untuk mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya penyembuhan pasien rawat Inap. Pelayanan gizi saat ini dilakukan oleh tim kesehatan yang kegiatannya dipusatkan pada pasien. Tujuannya adalah agar pelayanan gizi dapat tepat guna dan berhasil guna. Tim tersebut adalah group profesi kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi yang memberikan pelayanan gizi di ruang rawat Inap. Namun demikian belum semua rumah sakit melaksanakan pelayanan gizi yang dilakukan oleh tim kesehatan. Pada kenyataannya fungsi tim kesehatan sangat membantu mendorong proses penyembuhan pasien di ruang rawat Inap . Pelayanan gizi yang dilakukan di ruang rawat inap yaitu menyediakan makanan yang sesuai dengan keadaan penyakit, kemampuan pasien untuk menerima makanan dan kebiasaan makanan pasien. Dengan melihat pentingnya pelayanan gizi untuk membantu mempercepat penyembuhan pasien, maka per1u diketahui peran pemberi layanan gizi di ruang rawat inap untuk mencapai kondisi gizi yang optimal.
Penulis mencoba untuk melakukan penelitian mengenai peran dan tanggung jawab petugas pemberi layanan gizi di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian ini adalah survei yang dilakukan secara cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh petugas yang memberikan pelayanan gizi di ruang Anggrek, ruang Melati dan ruang Dahlia, Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Hasil penelitian ini didapat bahwa sudah ada struktur organisasi di instalasi gizi tetapi belum terlihat hubungan kerja, tanggung jawab , kewenangan dengan unit lain dalam hubungannya melakukan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap. Peran dan tanggung jawab ahli gizi di ruang rawat inap juga belum terlihat sebagai anggota tim kesehatan. Uraian tugas yang sudah ada di instalasi gizi belum semuanya dilaksanakan.

The Study on Role and Responsibility of Nutritional Feeding Officers in the In-Patient Rooms of General Hospital Pasar Rebo Region, East Jakartain hospital, the nutritional services are given to patients to reach optimal condition in order to fulfill nutritional needs of a sick person. Nutritional needs are used for metabolism of body, health improvement or correcting abnormality of metabolism so as to make the recovery efforts of patients in the in-patient rooms. The purposes are that nutritional services can be effective and efficient. The team is a health profession group comprising doctors, nurses, nutritionists managing nutritional services in-the patient rooms. Nevertheless not all hospital do make nutritional services managed by health team. In fact the function of health team is very supporting to make the recovery process of patients in the in-patient rooms. Nutritional services managed in the in-patient rooms are to serve food in accordance with sickness condition, a patient's capability to receive food and a patient's food habit. By observing the importance of nutritional services to help to speed up a patient's recovery, then it is necessary to know the role of nutritional feeding officers in the in-patient rooms in order to reach optimal condition.
The writer made a research on role and responsibility of nutritional feeding officers in the in-patient rooms of General Hospital Pasar Rebo Region, East Jakarta. The research was a survey done through cross-sectional method. The research sampel was all officers serving nutritional services in Anggrek rooms, Melati rooms and Dahlia rooms, General Hospital Pasar Rebo Region. The research result was found that there already had been an organizational structure in the nutritional installation, but was not seen work relationship, responsibility, authority of other units in their relationship to make nutritional service activities in the in-patient rooms. The role and responsibility of nutritionists in the in-patient rooms also were not yet observed as the members of health team. Not all job description having already existed in the nutritional installation was implemented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umiaty Yuanita
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja Petugas Laboratorium di Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ?Dharmais". Latarbelakang permasalahan ini timbul karena hasil laboratorium Patologi Klinik di RS Kanker ,?Dharmais" dalam tiga tahun terakhir (2001--2003) cenderung meningkat, tetapi pencapaian perbulannya belum mencapai target terhadap rencana kerja tahunan per bulannya. Hal ini mungkin karena disiplin yang kurang, terlambat masuk, pulang cepat, pelayanan tidak prima, ruangan sering kosong, serta terjadinya waktu penyelesaian hasil pemeriksaan laboratorium lebih lama dari standar yang ditentukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja petugas laboratorium dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja petugas laboratorium ditinjau dari karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama bertugas; karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya, kepemimpinan, kedisiplinan, dan imbalan serta karakteristik psikologis yang meliputi motivasi, sikap dan pelatihan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada seluruh petugas laboratorium di Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ?Dharmais" sebanyak 33 orang sebagai total sampel, serta formulir isian sebagai alat pemantauan dan lembar pemeriksaan laboratorium, serta data sekunder berupa daftar absensi bulan Maret & April 2004 dan data penerimaan pendapatan pegawai (take home pay)
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa petugas laboratorium yang mempunyai kinerja baik ada 13 orang (46%) serta yang kurang baik ada 15 orang ( 54%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bennakna antara pendidikan dengan kinerja petugas laboratorium (p=),003, yaitu p<0,05)- Dimana 90% dari responden yang pendidikannya analis/SMA mempunyai kinerja yang kurang baik.
Dari hasil penelitian ini maka disarankan dalam pengadan SDM Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ,?Dharmais" dengan pendidikan minimal D3, dan untuk tenaga analis yang ada dianjurkan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan. Kemudian dipandang perlu dilakukan pelatihan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja dan mutu petugas. HasiI penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat bagi pihak manajemen Perjan RS Kanker ?Dharmais" dalam meningkatkan kinerja petugas laboratorium di Instalasi Patologi Klinik.

The Officer Performance Related Factors at Laboratory Pathology Clinic Installation of Pedal: "Dharmais" Cancer Hospital in 2004This research conducted to analyze the performance of Laboratory officers related factors at Pathology Clinic Installation Perjan "Dharmais" Cancer Hospital. This background problems arise from the laboratory result of Pathology Clinic in Dharmais Hospital " in three the last year (2001-2003) tending to increase, but its month attainment not yet reached goals to annual job plan per month. This matter probably because the lack of discipline, lateness, come home quickly, service is not be prima, and careless in filing the form.
The objective of this research is to know the performance of laboratory officer and any kind of factors that related to the performance of the officer that evaluated from individual characteristic covering age, gender, mount education and old undertake; organization characteristic covering resource, leadership, discipline, and the reward and also the psychological characteristic covering motivation, attitude and training.
This research use quantitative method with device of cross sectional. Data collecting conducted by using questioner to entire laboratory worker in Pathologic Clinic Installation as much 33 people as totalize sample, and also the stuffing form as a means of monitoring from sheet of laboratory inspection, and also data secondary in the form of list of absence of March & April 2004 and data of revenue of officer (take home pay)
Result of analysis univariat indicate that laboratory worker have good performance there 13 people (46%) unfavorable and also there is 15 people (54%). Result in bivariat analyze show that there is relation between education and performance of laboratory worker (p-3,003, that is p
From this research result hence be suggested in human resource recruitment Pathology Clinic Installation Dharmais with education minimize D3, and for the suggested existing analyst energy to continue or follow the education. Later then be considered necessary to be done by a continual training to increase the performance and quality of worker
Result of this research expected to earn be of benefit to party of management of Dharmais hospital in improving performance of laboratory officers in Pathology Clinic Installation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui profil pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yang dilakukan dengan cara cross sectional di mana analisa data dilakukan secara kuantitatif yang kemudian didukung analisa lebih lanjut secara kualitatif.
Penelitian dilakukan pada 17 orang pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta, terdiri dari 9 rumah sakit pemerintah (termasuk ABRI) dan 8 rumah sakit swasta. Dari analisa identitas responden didapatkan 15 orang pria (88,82%) dan 2 orang wanita (11,8%), dengan umur rata-rata 50,94 tahun ± 7,6 dan lama rata-rata menjadi direktur adalah 4,14 tahun ± 3,15. Sebelas responden (64,7%) adalah dokter spesialis dan 8 responden (47,05%) telah memiliki latar belakang pendidikan manajemen kendati baru 5 responden (29,41%) yang memiliki pendidikan manajemen rumah sakit. Tiga belas orang responden (76,5%) telah mempunyai pengalaman pekerjaan baik fungsional, struktural maupun anggota direksi sebelum diangkat menjadi pimpinan kali ini, dan 35,3% responden berasal dari rumah sakit yang sama dengan rumah sakit yang kini dipimpinnya. Sebelas orang responden (64,7%) menapunyai gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan yang cenderung ke arah customer dan 8 responden (47,05%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan ke arah pengharapan standar tinggi. Sementara itu, 8 responden (47,1%) ternyata sangat berorieritasi memberdayakan karyawannya dan 14 responden (82,35%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang pada penilaian orientasi kepemimpinan ke arah eksperimental. Mereka yang dengan pengalaman sebagai pejabat struktural dan atau anggota direksi mempunyai orientasi yang lebih ke customer, demikian juga dengan pimpinan rumah sakit swasta.
Seluruh responden merasa perlu untuk selalu mendapat masukan tentang apa yang terjadi di rumah sakitnya, 11 responden (64,7%) scat ini telah memiliki dokumen tertulis untuk mengukur kepuasan pasien dan 6 (35,29%) responden yang lainnya akan segera membuatnya._ Enam responden (35,29%) merasa bahwa kendati sumber daya terbatas prestasi kerja yang excellence masih mungkin dapat dicapai dengan meningkatkan kreativitas dan motivasi. Semua responden merasa senang jika bawahan dapat memecahkan masalah sendiri dan bekerja sendiri secara baik pula, kendati hanya 8 responden (47,65%) yang sepenuhnya setuju bawahannya melakukan tindakan kreatif tidak memenuhi aturan untuk kepuasan pelanggan. Enam belas responden (94,11%) merasa exited dengan pekerjaannya dan sejumlah sama juga sering melakukan hal yang baru dalam pekerjaannya.
Diajukan saran untuk mengintervensi orientasi kepemimpinan para responden agar lebih mengarah ke customer, serta menggunakannya indikator kepuasan konsumen sebagai kriteria keberhasilan tugas. Juga disarankan agar dilakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan profil pimpinan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yang akan membantu dalam penentuan kriteria pimpinan rumah sakit secara lebih baik.
Daftar pustaka: 60 buah (1983-1998)

ABSTRACT
The Profiles of Hospital Directors in JakartaA survey was conducted to get information on the profiles of hospital directors in Jakarta. This is a cross sectional descriptive-analytic survey, in which the data was analyzed quantitatively and qualitatively. The Survey was done to 17 hospital directors in Jakarta, consist of 9 government and 8 private hospitals. There were 15 male (88.82%) and 2 female (11.8%), mean of age was 50.93 years with s.d 7.6 years. Eleven participants (64.7%) of this survey were specialists, 8 of them (47.05%) have a management education background, and only 5 among them (76.5%) who has a degree in hospital administration. Thirteen participants (76.5%) had an experience working as a functional as well as administrative staff within hospital, including member board of director, and 35.3% of participant were working in the same hospital before they were promoted as a director in that particular hospital.
In terms of customer orientation dimension of leadership, I I participants (64.7%) were in a categories of middle and middle-low scales. In terms of orientation to high standard dimension, 8 participants (47_05%) were also in a category of middle and middle-low scales. Meanwhile, 8 participants (47.05%) were highly oriented to empowered their employees and 14 participants (82.35%) were in a category of middle and middle-low in their orientation to experimental dimension of leadership. Those who have experience working as an administrative staff and/or board of director, and those who were working in private hospitals were more oriented to customer than provider.
Eleven participants (643%) have standard written patient satisfaction document/questionnaire in their hospitals. Six participants (35.24%) felt that their hospital could achieves excellence status even though there were a lack of resources, by improving motivation and creativity among employees. All participants allowed their staff to solve their own problem, even though only 8 participants (47.65%) will allow their staff to perform creative activities which do not follow the rule to satisfied customers. Sixteen participants (94.11%) feel exited in their job.
This study recommends that government or other responsible bodies should encourage hospital directors to be more oriented to their customers and use customer satisfaction as one of a performance appraisal index for a director. It is also proposed that further survey should be conducted to elaborate the profile of hospital directors and other related factors.
Bibliography : 60 (1983 -1998)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ziska Herawaty
"Dokter memiliki peranan strategis bagi rumah sakit karena merupakan kelompok penting dalam proses pelayanan di rumah sakit, karena merupakan sentral dari proses pelayanan. Kepuasan kerja memiliki fungsi hubungan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan dan apa yang dalam kenyataan dialami. Ketidakpuasan kerja dokter juga memiliki dampak terhadap turnover intention. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan kerja dokter dengan turnover intention di RS. Rumah Sehat Terpadu di kapupaten Bogor Tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif eksplanatory dengan design cross sectional menggunakan data primer yang diambil dengan cara memberikan kuesioner, wawancara mendalam, observasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 28 orang dengan kriteria dokter yang aktif bekerja di RS.Rumah Sehat Terpadu bersedia untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan, masa kerja minimum 1 bulan, bukan dokter penganti. Hasil analisis kuantitatif diketahui (42,9%) kurang puas bekerja sebagai dokter di RS.Rumah Sehat Terpadu. Responden yang mempersepsikan puas terhadap kepuasan kerja tetapi memiliki keinginan turnover sebesar 56,3%, sedangkan responden yang kepuasan kerjanya tidak puas tetapi memiliki keinginan keluar sebesar 16,7%. Kepuasan kerja hubungan memiliki hubungan antara dengan turnover intention (p value = 0,054, CI 95%).

The doctor has a strategic role for the hospital because it is an important group in the process of care in the hospital, because it is central to the service process. Job satisfaction has a function of the perceived relationship between what is desirable and what is the reality experienced. Physician job dissatisfaction also have an impact on turnover intention. This study aims to determine the relationship of job satisfaction with turnover intention doctor at the hospital. Rumah Sehat Terpadu hospital in Bogor kapupaten 2014. Present study is descriptive explanatory with cross sectional design using primary data collected by giving questionnaires, in-depth interviews, observation. This study was conducted in May 2014. Samples in this study amounted to 28 people with the criteria physicians who actively work in the Irumah Sehat Terpadu hospital be willing to answer questions and respondents, 1 month minimum employment period, not a substitute for your doctor. The results of quantitative analysis known (42.9%) were less satisfied working as a doctor in Rumah Sehat Terpadu hospital. Respondents who perceive satisfied with job satisfaction but has the desire turnover amounted to 56.3%, while the respondents were not satisfied his satisfaction but has the desire out of 16.7%. Job satisfaction has a relationship with the relationship between turnover intention (p value = 0.054, CI 95%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Purnama Sari
"

ABTRAK

Nama : Widya Purnama Sari
Program Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit
Judul : Analisis Keterlambatan Kenaikan Pangkat bagi Staf Medis
di Departemen Mata RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Tahun
2018
Pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2000 Tentang
Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil disebutkan Kenaikan pangkat adalah
penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan terhadap Negara. Naik pangkat dapat menjadi dorongan kepada
Pegawai Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.
Karena kenaikan pangkat merupakan penghargaan dan setiap penghargaan memiliki
nilai apabila kenaikan pangkat diberikan tepat orang dan tepat waktu.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan
Rumah Sakit Pendidikan dimana memiliki tenaga medis subspesialistik yang beragam,
memiliki kompetensi dan masa kerja yang cukup lama. Berdasarkan data yang ada pada
Unit Sumber Daya Manusia (SDM) Departemen Mata tercatat 14 Dokter Spesialis
Mata yang berstatus Dodiknis dari 30 Dokter Spesialis Mata yang berstatus PNS
sehingga masih terdapat 16 Dokter yang belum melakukan inpassing dan 10 staf medis
belum memiliki jabatan fungsional pendidikan.
Diketahui Ketepatan kenaikan pangkat bagi staf medis di Departemen Mata
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang adalah variabel penilaian diri
sendiri dengan nilai p=0,015. Dilakukan analisis dengan wawancara mendalam kepada
staf medis dimana diperoleh informasi yang mempegaruhi keterlambatan kenaikan
pangkat bagi staf medis yaitu staf tidak mengerti proses inpassing dan belum memiliki
publikasi sehingga belum dapat mengurus kenaikan jabatan akademik dosen. Rumitnya
proses administrasi baik kenaikan pangkat ataupun proses inpassing membuat sebagian
staf lebih memilih untuk melakukan pelayanan dibandingkan melakukan penilitian.
Kata kunci:
Naik pangkat, staf medis, jabatan fungsional


ABTRACT

Name : Widya Purnama Sari
Program of Study : Hospital Administration Study
Title : Analysis of Delays in Promotion for Medical Staff in
Department of Ophthalmologi RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo in 2018
In the government regulation of the Republic of Indonesia Number 99 of year
2000 concerning the Promotion of Civil Servants mentioned the promotion is an award
given for the work performance and dedication of the concerned Civil Servants to the
State. Promotion can be a boost to Civil Servants to further improve their work
performance and service. Because promotion is an award and each award has a value if
the promotion is given to the right person and on time.
Cipto Mangunkusumo Hospital is a Teaching Hospital where it has a variety of
subspecialty medical personnel, has competency and has a long working period. Based
on the data available at the Department of Human Resources (SDM), there were 14
Dodiknis Ophthalmologists from 30 Ophthalmologists who were civil servant status so
that there were still 16 Doctors who had not done inpassing and 10 medical staff did
not have functional educational positions.
It is known that the accuracy of promotion for medical staff at Department of
Ophthalmology is influenced by several factors, one of the factors is the selfassessment
variable with a value of p = 0.015. An analysis was conducted with in-depth
interviews with medical staff where information was obtained which affected the delay
in promotion for medical staff, staff did not understand the inpassing process and did
not have publications so that they could not take care of the increase in academic
lecturer positions. The complexity of the administrative process both promotion and
inpassing process makes some staff prefer to do service rather than doing research
Keywords: Civil servants, medical staf, fungtional structure

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T51791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Silviana
"Kompetensi tenaga kesehatan adalah faktor yang sangat berpengaruh pada pencapaian kinerja rumah sakit. Pengukuran kompetensi tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kompetensi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhakti Yudha dengan menggunakan standar kompetensi organisasi tenaga kesehatan nasional Indonesia kepada delapan unit tenaga kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok belum memenuhi ekspektasi manajemen. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa lama kerja dan banyaknya jumlah pelatihan yang diterima merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi tenaga kesehatan.

Competency of healthcare provider has significant impact on performance of the hospital. Measuring competency of healthcare provider are essential to improve better quality of service provisioned. The study evaluates competency of healthcare provider at Bhakti Yudha Hospital by using the competency standards established by multiple organizations of Indonesian national healthcare provider association mapped against eight units of health provider. The result stated that competency level of healthcare providers at Bhakti Yudha Hospital have had not met the expectations. It is concluded that working experiences and number of relevant training received has significant impact on competency level of healthcare provider."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Sulistyowati
"Ketidakmerataan dokter spesialis masih tinggi di Indonesia. Pemberian
Bantuan Biaya Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) merupakan salah
satu cara untuk pemerataan distribusi dokter spesialis. Perlu dikembangkannya
sistem pendukung keputusan yang bertujuan untuk menentukan prioritas dalam
pemberian bantuan biaya pendidikan dokter spesialis dan menyaring
penempatannya pada provinsi, kabupaten/kota dan rumah sakit (RS) yang benarbenar
kekurangan. Telah dikembangkan sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Sistem ini
merupakan komplemen dari sistem pendaftaran online PPDS. Penentuan batasan
RS dan spesialisasi dalam pemberian biaya pendidikan dokter spesialis telah
tersaring dan ditampilkan dalam option form pendaftaran online. Telah
tersusunnya basis data kebutuhan dokter spesialis di Indonesia dengan total
kekurangan dokter spesialis pada RS pemerintah tahun 2013 sebanyak 3888
dokter spesialis. Provinsi prioritas dalam pemberian biaya PPDS adalah Maluku,
Bengkulu, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.

Medical specialists are distributed unequaly in Indonesia . Scholarship
program of medical specialist (PPDS) is one way to equal the distribution. The
need to developed decision support system for medical specialist scholarship and
placement distribution at the provincial, district/city, and hospital where lack of
specialists. The development of decision support system for medical specialist
scholarship and placement distribution is using the System Development Life
Cycle (SDLC) method. This system is a complement of the online registration
system for Scholarship Program of Medical Specialist (PPDS). The determination
of the list of the hospital where lack of specialists and available scholarship
program of medical specialist are displayed in the online registration form option.
The result of this thesis is a database of medical specialist needs in Indonesian
government hospitals in 2013, as many as 3888 specialists. Priority provinces for
Scholarship program of medical specialist (PPDS) are Maluku, Bengkulu, Maluku
Utara, and Nusa Tenggara Timur.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Alda Zhafira
"Menurut Permenkes No. 755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit, tugas dari Komite Medis Rumah Sakit ialah menjaga mutu profesi, disiplin, etika dan perilaku staf medis dengan cara menyelenggarakan evaluasi kinerja terhadap staf medis. RS Hermina Ciputat terakhir melakukan penilaian kinerja terhadap staf medis, yakni pada tahun 2015. Idealnya penilaian tersebut dilakukan setiap tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis adakah dari faktor individu, psikologis dan organisasi yang memiliki hubungan dengan kinerja dokter di RS Hermina Ciputat pada tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi cross sectional dan menggunakan uji Chi Square. Pengambilan data melalui penyebaran kuesioner skala likert terhadap 60 responden, yakni dokter spesialis dan dokter umum yang praktek tahun 2018, serta telaah dokumen dari Form OPPE (On Going Professional Practice). Hasil penelitian menunjukkan variabel status kepegawaian (p=0,005) dan budaya organisasi (p=0,039) memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja dokter, sedangkan variabel karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja), serta variabel psikologi, yakni kepuasan kerja dan motivasi tidak memiliki hubungan yang signifikan. Sebagian besar kinerja dokter sudah baik, namun pihak manajemen masih perlu mengaktifkan peran KSM dan Komite Medik dengan mengadakan rapat secara rutin untuk mewadahi usulan dokter dan meningkatan atensi dokter mengenai pentingnya kegiatan RS.

According to the rule of Health Ministry No. 755/MENKES/PER/IV/2011 about medical implementation of hospital, the duty of a hospital medical committee are maintaining quality of profession, discipline, ethic and behavior of the medical employee by evaluation of the performance. Basically, the purpose of this research is to analyze correlations of individual, organization and psychology factor to the doctor performance. Hence, the method of this research is quantitative with the cross sectional study design and using the Chi Square experiment. Moreover, questioners use to collect the data. Questioners distributed with the scale of likert towards 60 respondents such as general practitioner and specialist practitioner in 2018, along with the research document in the form of OPPE (On Going Professional Practice). The result of this research shows that variable status of officialdom (p=0,005) and organization culture (p=0,039) have significant correlation with the doctor performance, while the characteristic of individual variable (age, gender, education and work period) as well as psychology variable, which are work satisfaction and motivation doesn’t have any significant correlation. Generally, the majority of doctor performance is excellent; however, the hospital management authority should activate roles of KSM and medical committee to arrange a meeting in order to accommodate the suggestion from doctor and improving doctor attention in regard to hospital activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>