Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mitra Wisnu Hargono
"Penelitian tentang Bridge-Wire Detonator merupakan hal yang penting karena detonator jenis ini paling sering digunakan pada industri militer dan pertambangan. Pengaruh dari besaran energi inisiasi yang diberikan oleh Bridge-Wire Detonator dapat diamati melalui karakteristik dari perambatan gelombang detonasi dari hasil pembakaran campuran bahan bakar-oksidator di dalam Pipa Uji Detonasi. Penelitian perambatan gelombang detonasi dilakukan dengan Pipa Uji Detonasi yang dilengkapi dengan pressure transducer, ion probe sensor dan soottrack record. Variasi tegangan listrik pada Bridge-Wire Detonator dari 90 volt hingga 120 volt dengan interval 10 volt, tekanan awal campuran bahan bakar-udara dari 30 kPa hingga 50 kPa dengan interval 10 kPa, sedangkan campuran bahan bakar-oksidator yang digunakan ada 2 macam yaitu hidrogen-oksigen dan hidrogen-udara. Hasil yang diperoleh berupa tekanan yang dihasilkan dari proses pembakaran serta visualisasi gelombang detonasi yang terekam pada soottrack record akan dapat menggambarkan pengaruh besaran energi inisiasi yang diberikan oleh Bridge-Wire Detonator terhadap karakteristik perambatan gelombang detonasi dari hasil pembakaran campuran bahan bakar-udara sehingga dapat digunakan sebagai dasar rancangan Bridge-Wire Detonator yang lebih efisien.

Research on Bridge-Wire Detonator is important because this detonator is the most commonly used in the military and mining industries. The influence of the initial energy given by Bridge-Wire Detonator can be observed through the characteristics of the detonation wave propagation from the combustion of the fuel-oxydizer mixtures in the Detonation Test Tube. Experiment of detonation wave propagation is done by using the Detonation Test Tube equipped with arrays of pressure transducers, ion probe sensors and soottrack record. The variations in power supply voltage at Bridge-Wire Detonator are from 90 volts to 120 volts with 10 volt intervals, the variations for initial pressure of the fuel-oxydizer mixture are from 30kPa to 50 kPa with an interval of 10 kPa, while the fuel-oxydizer mixture used on this experiment are hydrogen-oxygen and hydrogen-air. Results obtained in the form of pressure generated by the combustion process and the visualization of the detonation wave recorded on soottrack record will be able to describe the effect of the amount of initial energy given by Bridge-Wire Detonator for detonation wave propagation characteristics from the combustion of the fuel-oxydizer mixture that can be used as basic design of more efficient Bridge-Wire Detonator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victor R. CH. Pinontoan
"ABSTRAK
Metode elektrolisis plasma adalah proses elektrolisis dengan menaikkan tegangan elektroda hingga terbentuk bunga api listrik (plasma) dalam larutan. Plasma menyebabkan disosiasi homolitik molekul air menjadi gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Produktivitas H2 dan O2 yang dihasilkan melalui proses elektrolisis plasma jauh lebih besar dibanding proses elektrolisis konvensional. Generator hidrogen-oksigen (GHO) dengan metode elektrolisis plasma sangat tepat diterapkan pada motor bakar bensin, karena penambahan H2 dan O2 dapat meningkatkan efektivitas proses pembakaran bensin secara signifikan. Penelitian ini menggunakan kondisi terbaik dari laju alir hidrogen oksigen yang akan diinjeksike motor bakar. Hasil penelitian awal pengusul telah berhasil mendapatkan produksi > 1 L/menit dengan konsumsi energi < 750 W, sehingga alat ini layak diaplikasikan pada genset dengan daya 2500 watt dan berbahan bakar bensin.

ABSTRACT
Plasma electrolysis method is a process of electrolysis to raise the voltage electrode to form an electric spark (plasma) in solution. Plasma homolitic cause dissociation of water molecules into hydrogen gas (H2) and oxygen (O2). Productivity H2 and O2 produced by plasma electrolysis process is much larger than the conventional electrolysis process. Hydrogen-oxygen generator (GHO) by plasma electrolysis method is appropriately applied to the motor gasoline, because the addition of H2 and O2 can increase the effectiveness of gasoline combustion process significantly. This study use the best flow rate of hydrogen and oxygen to be injected into motor fuel. The preliminary results were proponents have managed to get production of > 1 L / minute with energy consumption <750 W, so that the tool is appropriate applied the 2500 watt generator with power and gasoline."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43751
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Perdana Miraj Sejatiguna
"Kompleksitas Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) berdampak pada besarnya investasi dan potensi resiko sehingga memerlukan kajian yang maksimal dengan melibatkan berbagai pihak dengan pengetahuan dan beragam keahlian melalui integrasi rekayasa nilai serta manajemen resiko yang diperlukan untuk mencapai kelayakan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiko utama, strategi mitigasi serta biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak resiko pada konseptual desain Jembatan Selat Sunda berbasis rekayasa nilai. Untuk menjawab tujuan penelitian maka digunakan survey berbasis kuesioner, Focus Group Discussion dan Benchmarking yang disajikan dalam bagian hasil dan pembahasan.

The complexity of Sunda Strait Bridge (SSB) Construction have an impact on the amount of investment and the potential risks that require maximum assessment involving various stakeholders with diverse knowledge and skills through the integration of value engineering and risk management in order to achieve project feasibility. This study aims to identify the major risks, mitigation strategies and mitigation cost to reduce risk impact in Conceptual Design of Sunda Strait bridge using value engineering approach. Questionnaire survey, Focus Group Discussion and Benchmarking will be used to answer the research objectives and presented in result and discussion section."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T36090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Wihono
"Bidang ilmu superkonduktivitas telah lama menarik perhatian para peneliti. Penelitian terkait pengaplikasian material superkonduktor pun telah banyak dilakukan. Melalui penelitian ini, telah dipelajari pengaruh dua perlakuan panas berbeda terhadap pembentukan pelet BaPb1-xBixO3 (BPBO) melalui reaksi padatan dengan komposisi x = 0; 0,05; dan 0,25. Telah dipelajari juga potensi fabrikasi kawat superkonduktor BaPb0,75Bi0,25O3 menggunakan dua metode, yaitu powder-in-tube (PIT) in-situ dan ex-situ. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa sampel yang dibentuk melalui perlakuan panas kedua memiliki ketunggalan fasa yang lebih baik dengan jumlah fasa pengotor yang lebih sedikit. Parameter kisi dan fasa yang terbentuk, serta perhitungan ukuran crystallite dengan metode Scherrer dan Williamson-Hall Plot telah berhasil dilakukan. Peningkatan unsur Bi pada BPBO terbukti menurunkan ukuran crystallite sampel. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) kemudian dilakukan untuk mempelajari struktur dan morfologi permukaan, homogenitas, ukuran grain, serta porositas yang terbentuk pada sampel pelet dan kawat BPBO. Pengujian resistivitas terhadap temperatur kemudian dilakukan menggunakan Cryogenic Magnetometer. Hasil pengujian mengklarifikasi munculnya fasa superkonduktor pada pelet BaPb0,95Bi0,05O3 (perlakuan panas kedua) dengan nilai Tc onset = 11,5 K dan Tc zero = 5,3 K dan BaPb0,75Bi0,25O3 (perlakuan panas pertama) dengan nilai Tc onset = 11,1 K dan Tc zero = 4 K.

The field of superconductivity has long piqued the interest of researchers. Numerous studies have been carried out to explore the application of superconducting materials. Through this research, the effect of two heat treatments in the making of BaPb1-xBixO3 (BPBO) pellets using solid state reaction method with a composition of x = 0; 0,05; 0,25 has been studied. The fabrication potential of BaPb0,75Bi0,25O3-based superconducting wire using two different methods, powder-in-tube (PIT) in-situ and ex-situ, has also been studied. The result of X-Ray Diffraction (XRD) shows pellet samples that underwent the second heat treatment have better phases with fewer impurity peaks. The lattice parameters, phases, and the calculation of crystallite size using Scherrer method and Williamson-Hall Plot method have also been calculated. The increase of Bi concentration in BPBO proved to lower the crystallite sizes. Scanning Electron Microscopy (SEM) is used to study the structure and morphology, homogeneity, grain sizes, and porosity of the samples. The resistivity behavior has also been studied using Cryogenic Magnetometer. Superconducting states can be found in pellet samples of BaPb0,95Bi0,05O3 (second heat treatment) with Tc onset = 11,5 K and Tc zero = 5,3 K, and BaPb0,75Bi0,25O3 (first heat treatment) with Tc onset = 11,1 K and Tc zero = 4 K."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohamad Khusnul Mustakim
"Ban merupakan bagian terpenting dalam industri otomotif. Dalam struktur ban terdapat suatu kawat yang mempunyai tujuan untuk memperkuat fire bead ban, yang dapat mempengaruhi ban tersebut dalam segi keamanan, kekuatan serta keawetannya pada saat digunakan. Untuk meningkatkan kekuatan dari kawat tersebut dilihat dari penggunaannya, salah satu proses itu adalah dengan cara melapisinya dengan perunggu (bronze/Cu-Sn). Dengan memberikan Iapisan perungu tersebut pada permukaan kawat, akan dihasilkan kemampuan adhesi yang meningkat antara kawat tadi dengan ban tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kecepatan proses pelapisan dengan metode electroless bronze plating dapat mempengaruhi sifat adhesi antara kawat dengan ban dengan menggunakan bahan-bahan seperti H2504 sebagai media pickling dan rinsing, air sebagai media rinsing dan C nS0,¢ serta SnSO4 (masing-masing dalam bentuk garam hidrainya) sebagai media pelapis pada proses electroless tersebut. Penelitian dilakukan dengan memvariasika kecepatan proses electroless secara keseluruhan mulai dari 90, 120, 150, 180, 210 dan 230 meter/menit.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kekuatan adhesi yang maksimum (67, 5 4 kg/5cm) didapalkan pada saat kecepatan dari proses sebesar 120 m/menit dan sifat adhesi minimum (61,256 kg/5cm) didapatkan pada kecepatan 230 m/menit.
Dari hasil tersebut dapat dilihat dari kecenderungan bila proses yang dilakukan terlalu cepat, akan dihasilkan sifat adhesi yang menurun yang dapat disebabkan karena persiapan nninlc permukaan yang akan dilapis terlalu cepat (kurang bersih) dan juga akan menghasilkan lapisan yang sangat tipis pada saat setelah proses eieciroless bronze. Keadaan ini juga berlaku untuk kecepatan proses yang terlalu rendah, yang disebabkan karena..."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chung, Han-sook
Seoul: Dong-suh-Munhak-sa, 1990
895.74 CHU b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riki
"Dari sebuah kasus jembatan busur(arch bridge) dilapangan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan nilai nominal momen ketika terjadi sedikit perubahan pada kelengkungan busur. Sehingga dilakukan penelitian terhadap variasi perubahan persamaan kelengkungan jembatan busur dan pengaruhnya terhadap kekuatan dari jembatan. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemodelan jembatan menggunakan software finite elemen SAP2000. Parameter yang dianalisa adalah lendutan jembatan, kekuatan struktur yang ditinjau dari gaya dalam dan berat struktur.
Hasil analisa menunjukkan pengaruh persamaan kelengkungan busur sangat signifikan terhadap perilaku pada jembatan busur. Semakin besar nilai kelengkungan, berbanding terbalik dengan optimasi berat struktur. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan optimasi berat struktur dari masing-masing persamaan pangkat Pangkat 3, pangkat 4 dan pangkat 5, memiliki perbandingan berat 3.72 ; 4.58 ; 5.11 kali lebih besar dibandingkan jembatan dengan persamaan pangkat 2.

Based on project case in field, it was found, that a slighthy change of curvature of arch bridge, affected internal forces of bridge elements. Research was conducted to study the behavior of tied arch bridge with the change of curvature equations. Four different curve equations, rank 2, 3, 4 and 5, were modelled with finite element software SAP2000. Parameter investigated were deflection, internal forces of main element and structural weight.
The result confirms the fact found in the field that the changed of curvature equation. Influence the amount of internal forces developed in the bridges elements. Different equation results different site of structures and consequently, it changes structural weight. Bridges with rank 2 of equations give the lightest weight. Comparing with this bridge, the rank 3, 4 and 5 of curve equations have weight of 3.72 ; 4.58 ; 5.11 heavier than the rank 2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43059
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pursito
"Transformator merupakan salah satu komponen pentig dalam sistem tenaga listrik. Dalam penggunaaannya banyak ditemui kasus pembebanan yang tidak seimbang untuk setiap fasanya. Ketidakseimbangan beban tersebut mengakibatkan pembebanan pada kawat netral yang mengakibatkan losses pada transformator. Selain itu banyaknya penggunaan beban non-linier mengakibatkan adanya distorsi harmonik yang menimbulkan peningkatan frekuensi yang lebih besar dari frekuensi fundamentalnya. Adanya distorsi harmonik ini juga berkontribusi dalam peningkatan losses yang terjadi pada transformator.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat ketidakseimbangan beban dan distorsi harmonik maka semakin tinggi tingkat pembebanan di kawat netral yang mengakibatkan meningkatnya rugi-rugi transformator. Pada pengujian diperoleh nilai ketidakseimbangan sebesar 52,7746 % dan THD arus fasa R sebesar 132.81 %, fasa S sebesar 135.38 % dan fasa T sebesar 111.04 % dengan besarnya arus di netral sebesar 0,6298 A.

The transformer is one trivial component in the power system. unbalanced load often occurs in the use of transformers. Unbalanced load results in the imposition of the neutral wire that resulted in losses in the transformer. In addition to the use of non-linear loads cause harmonic distortion which gives rise to a greater frequency of the fundamental frequency. Harmonic distortion is also contributing to enhancement of losses that occurred in the transformer.
From the tests result can be inferrd that higher level unbalanced load and harmonic distortion, higher level of neutral wire loading will be. The higher neutral wire loading will cause the increase of transformer’s loss. The tests result show the unbalanced level of 52,7746 %, THD of phase R current of 132.81 %, THD of phase S current of 135,38 %, THD of phase T current of 111,04 % as the neutral current is 0,06298 A.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferryansyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>