Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suntoro
"Tesis ini membahas tentang konsep tata pamer sebagai bagian dari fungsi museum. Aspek penting dalam tata pamer museum adalah komunikasi yaitu sumber pesan, penyampaian dan penerima pesan. Studi kasus yang digunakan adalah Museum Pusaka TMII. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Dengan gambaran kondisi pameran museum sebagai salah satu bagian dari komunikasi museum dalam menyampaikan pesan. Selanjutnya analisis penyajian koleksi saat ini dipandang dari sudut pandang new museology. Analisis kondisi pameran tersebut menghasilkan ide-ide baru penyajian koleksi yang mengacu pada alur pameran. Alur cerita pameran merupakan salah satu bagian penting dalam proses tata pamer untuk memahami pesan museum secara keseluruhan. Konsep tata pamer yang di kaitkan dengan program edukasi museum dapat membantu efektifitas dalam penyampaian pesan museum.

The focus of the thesis is about governance concept showroom as a part of the museum?s function. The important aspects of museum communication is the source message, delivery and receiver. Pusaka Museum is the case study for this research. This research is a descriptive study with qualitative approach. Begins with an overview of the condition of the museum exhibition as one component of museum communication in a channel message. Later analysis of the current collection presentation in light viewpoint new museology. Analysis conditions resulted new ideas in the preparation of the exhibition refers to a collection of exhibits story line. Story line is one important part of the communication process to understand the message museum as a whole. Exhibition through one museum education program associated with the theory of education can assist in the effective delivery of the museum message."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maliki
"Tesis ini membahas tentang pengembangan tata pamer, yang merupakan salah satu fungsi museum, Studi kasus yang dilakukan adalah Museum Timor Timur Taman Mini ?Indonesia Indah? Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang diawali dengan gambaran keadaan Museum Timor Timur sekarang ini. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu melakukan konsep penyajian museum yang lebih terarah dengan sesuai visi dan misi, tujuan museum Timor Timur. Kemudian menentukan desain alur pameran dan program kegiatan berdasarkan teori komunikasi. Dalam desain tersebut terdapat unsur-unsur penting yang berperan menentukan pesan, pameran dan program kegiatan sebagai media penyampaian pesan, hal ini bertujuan untuk mewujutkan pameran dan program kegiatan yang lebih efektif.

This thesis discusses the development of governance showroom, which is one of the museum?s .functions, is a case study carried out in East Timor Museum Taman Mini "Indonesia Indah" Jakarta. This study was conducted by qualitative descriptive method that begins with an overview of today's Museum of the East Timorese. based these conditions, need to conluct a more focused presentation of concept in accordance with the vision and mission, the purpose of the museum of East Timor. Then to determine the flow of desian exhibitions and program based on the theory of communication activitias. the design are consists of important elements that contribete to determining the message, exhibition and program of activities as a medium to deliver the message, it aims to realize the exhibition and program activities be more effetive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osaka: the National Museum of Ethnology, 1991
R 305.80074 GUI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Buch, Boudewijn
Amsterdam: Uitgeverij De Arbeiderspers, 2001
BLD 839.318 BUC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ully Rosmarini
"Museum mempakan wadah untuk menampung ruang pamer karya seni dan benda-benda peninggalan bersejarah. Dengan fungsinya sebagai wadah ruang pamer, museum membutuhkan sarana visualisasi yang baik, karena sangat berhubungan dengan sesuatu yang kita lihat. Tanpa ada pencahayaan ruang yang baik, museum tidak mampu hidup sebagai museum yang seharusnya mampu menampilkan objek visual dengan baik yang ditunjan g dari herbagai slunber pencahayaan yang ada.
Cahaya memiliki karakter tertentu. Begitu pula dengan material suatu benda atau objek. Bagi ruang pamer, permukaan bahan merupakan hal yang penting yang hams dijaga agar tidak rusak akibat cahaya, namun cahaya merupakan hal yang vital bagi ruang pamer. Pencahayaan yang bagaimanakah yang mampu menampilkan objek dengan baik? Upaya apa saja yang dapat dilakukan agar sumber cahaya tidak merusak objek?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto
Depok: [Publisher not identified], 2010
709.598 PRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Virgorina Risetyawati
"Tesis ini membahas tentang identitas Asmat dan bagaimana Museum Asmat sebagai museum etnografi yang menerapkan new museology menarasikan identitas dalam tata pamernya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat Asmat sebagai masyarakat kreatif yang memiliki identitas budaya mengukir. Kini seni Asmat sudah bertransformasi ukiran yang dahulu dibuat sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, kini diproduksi semata-mata untuk mendapatkaan uang. Motivasi ini menimbulkan adanya keseragaman produk yang dihasilkan yang sebelumnya menjadi kekhasan diwilayah tertentu. Hal ini harus menjadi perhatian agar seni ukir yang memiliki kekahasan tidak berubah menjadi penyeragaman.

This thesis is describing on Asmat identity and how Asmat Museum as a museum of ethnography apply the new museology, identity Asmat culture in exhibition. Using a descriptive qualitative methods the research results has reinforce the Asmat as a creative people with carving as a cultural identity. Asmat art has been transformed, before the carving was made to respect their ancestors but now produced for making money. This money motivation raises uniformity of the product that previously produced based on the character of a particular region. This should be a concern that there is uniformity of the sculpture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariansyah Eka Prasetyo
"Gangguan jiwa telah menjadi salah satu isu kesehatan global yang semakin mendesak untuk diperhatikan. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2019, sekitar 970 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan jiwa, kecemasan dan depresi. Dalam konteks kesehatan mental, peran institusi budaya seperti museum dapat menjadi media yang krusial, khususnya dalam membahas perkembangan penanganan medis untuk publik. Museum Kesehatan Jiwa Lawang merupakan salah satu museum yang menyajikan pameran kesehatan jiwa. Namun, dalam pelaksanaanya museum ini masih menerapkan konsep tradisional yang cenderung collection oriented, dan hanya berfokus pada kegiatan preservasi dan konservasi benda-benda bersejarah saja. Konsep new museum hadir membawa ideologi baru yang merubah museum menjadi suatu instansi yang lebih people oriented, edukatif, dan bersifat inklusif. Untuk mewujudkan konsep new museum dirumuskanlah rumusan permasalahan yang merujuk pada pertanyaan bagaimana merancang konsep tata pamer Museum Kesehatan Jiwa Lawang yang komunikatif dan inklusif sehingga sejalan dengan tujuan dan prinsip new museum? Proses rekonstruksi akan menggunakan pendekatan arkeologi kolonial, sosial-historis, yang dikombinasikan dengan analisis konten multimedia untuk menghimpun isu-isu kesehatan mental terkini. Hasil penelitian ini berupa rancangan tata pamer museum yang sudah disesuaikan dengan konsep new museum yang edukatif, rekreatif, dan inklusif.

Mental health disorders have become one of the pressing global health issues that require increasing attention. According to the World Health Organization (WHO) in 2019, approximately 970 million people worldwide live with mental health disorders, including anxiety and depression. In the context of mental health, cultural institutions such as museums can play a crucial role, particularly in addressing the development of medical treatments for the public. Museum Kesehatan Jiwa Lawang is one such museum that exhibits mental health themes. However, in its implementation, this museum still applies a traditional concept that tends to be collection-oriented, focusing only on the preservation and conservation of historical objects. The concept of the new museum introduces a new ideology that transforms museums into more people-oriented, educational, and inclusive institutions. To realize the concept of the new museum, the problem formulation refers to the question of how to design a communicative and inclusive exhibition layout for Museum Kesehatan Jiwa Lawang, aligning with the goals and principles of the new museum? This analysis process will utilize colonial archaeology and socio-historical approaches, combined with multimedia content analysis to gather current mental health issues. The results of this research are a museum exhibition design tailored to the new museum concept, which is educational, recreational, and inclusive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lahore: Lahore Museum, 1981
069.9 MUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Burcaw, G. Ellis
Nashville: American Association for State and Local History, 1983
069.5 BUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>