Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adelina Mailuhu
"ABSTRAK
Penyakit persedian di Jawa Barat sebesar 32,1% (Riskesdas, 2013). Insiden
tertinggi nyeri sendi dialami oleh lanjut usia. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan nyeri sendi pada lansia di
kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Desain penelitian ini adalah
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan nyeri sendi
berjumlah 151 lansia. Data dianalisis menggunakan uji proporsional frekuensi,
chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan nyeri sendi pada lansia (pvalue <
0,05). Rekomendasi penelitian ini adalah perawat mengoptimalkan kemampuan
keluarga dalam mendukung lansia mengatasi nyeri sendi.

ABSTRACT
Pain is a major problem in the elderly with impaired muskuloskletal the
management of this disease focuses on efforts to reduce or the levels of
alleviate pain by family support. The general objective of this study was to
determine the relationship between family support with joint pain in the
elderly. This research is a consisted of quantitative study with cross sectional
method. Respondents in this study 151 elderly respondents with joint pain.
The sampling method in this study was a simple random sampling technique.
The results showed that older age groups were at of joint pain 2,329 times
greater than the older age groups the end, after being controlled by a variable
instrumental support and emotional support. Whereas the variables that affect
the joint pain was’s elderly age. The study recommends the need for
collaboration across programs and across sectors to create programs to
prevent and reduce joint pain in the elderlus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Astari Gumay
"Latar belakang: Gangguan sendi temporomandibula dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Belum ada penelitian yang membahas hubungan gangguan sendi temporomandibula dan kualitas hidup khususnya dengan menggunakan indeks OHIP-TMD-ID dan ID-TMD di Indonesia.
Tujuan: Menganalisis hubungan gangguan sendi temporomandibula dan kualitas hidup, hubungan gangguan sendi temporomandibula dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan tingkat ekonomi, hubungan kualitas hidup dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan tingkat ekonomi.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang pada 115 subjek berusia 20-40 tahun dari pasien Klinik Integrasi RSGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Dilakukan pencatatan data diri subjek dan wawancara untuk pengisian kuesioner ID-TMD dan OHIP-TMD-ID.
Hasil penelitian: uji analisis Man-Whitney menunjukan perbedaan bermakna yang signifikan antara gangguan sendi temporomandibula dan kualitas hidup. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna yang signifikan antara kualitas hidup dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi. Hasil uji analisis Chi Square menunjukan tidak perbedaan bermakna yang signifikan antara gangguan sendi temporomandibula dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi.
Kesimpulan: Penderita gangguan sendi temporomandibula mengalami penurunan kualitas hidup dari aspek nyeri orofacial.

Background: Temporomandibular disorders may have an impact on quality of life. No studies have been done to analyze relationship between temporomandibular disorders and quality of life in particular by using OHIP TMD ID and ID TMD in Indonesia.
Objectives: To analyze the relationship between temporomandibular disorder and quality of life, temporomandibular disorder and sociodemographic factors age, gender, education level economic level, quality of life and sociodemographic factors age, gender, education level, economic level.
Methods: Cross sectional study was conducted on 115 subjects aged 20 40 years from patients at Integration Clinic of RSGM FKG UI. Subject rsquo s personal data were obtained and interview for ID TMD questionnare and OHIP TMD ID questionnare were conducted.
Results: Man Whitney test showed significant differences between temporomandibular disorders and quality of life. However, there are no significant differences between the quality of life and sociodemographic factors age, gender, education level, economic level. Chi Square test showed no significant differences between temporomandibular disorders and sociodemographic factors age, gender, education level, economic level.
Conclusion: Temporomandibular disorders patients suffered from impaired orofacial pain related quality of life. Keywords temporomandibular disorder, quality of life, OHIP TMD ID, ID TMD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Sumekar
"ABSTRAK
Lansia merupakan bagian dari keluarga, sehingga kualitas hidupnya perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga dan kualitas hidup pada lansia di Kelurahan Kemiri Muka, Kota Depok. Desain penelitian analitik deskriptif ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan sampel lansia yang berusia 60 tahun ke atas yang dipilih secara cluster sebanyak 97 lansia dan 97 pelaku rawat lansia di keluarga. Instrumen yang digunakan adalah Instrumen Quality of Life Enjoyment and Satisfaction Questionnaire (Q-LES-Q) dan Instrumen Dukungan Keluarga. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini antara lain persentase lansia young old 83,5%, lansia perempuan 87,6%, pelaku rawat lansia terbanyak perempuan 60,8%, pendapatan anggota keluarga kurang dari UMR Kota Depok sebesar 74,2%, dukungan keluarga tidak adekuat sebesar 52,6% dan kualitas hidup lansia tinggi sebesar 57,7%. Keluarga diharapkan untuk meningkatkan komunikasi dan dukungan keluarga kepada lansia.
ABSTRACT
The quality of life in elder is important. Family has a role in promotions elder’s quality of life, considering that elder is part of the family. The aim of this research is describe family support and quality of life towards elder in Kemiri Muka Village, Depok. This research uses descriptive-analytic with cross-sectional approach using of elder samples whom are 60 years or above, which is using cluster sampling in the amount of 97 elder respondents and 97 caregivers in family. This researh using Quality of Life Enjoyment and Satisfaction Questionnaire (Q-LES-Q) and Family Support Instrument. The results of the study include the persentage of young old 83,5%, 87,6% elderly woman, the most caregivers are woman 60,8%, the income of family members less than minimal average are 74,2%, inadequate support family 52,6% and higher quality of life are 57,7%. Families are expected to increase communication and family support to elderly."
2015
S58244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Fakhrazi
"Anterior knee pain (AKP) sering disamakan dengan nyeri patellofemoral, merupakan keluhan yang sering dirasakan dari individu yang aktif secara fisik. Pada militer kejadian AKP sering tidak terlaporkan sehingga diperlukan instrumen evaluasi luaran klinis khususnya pada populasi militer. Anterior knee pain scale (AKPS) atau Skor Kujala, dalam Bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sudah terbukti sahih dan andal mengevaluasi keterbatasan fungsional pada pasien umum dengan diagnosis patellofemoral pain syndrome. Tesis ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan kuesioner AKPS versi Bahasa Indonesia pada prajurit militer khususnya Kostrad dengan nyeri lutut anterior. Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan jumlah subjek 34 orang yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek kemudian dilakukan inform consent, pemeriksaan fisik, pengisian kuesioner, dan dilakukan test-retest kuesioner pada hari ke tiga sejak pengisian pertama. Hasil penelitian didapatkan koefisien korelasi antara 0,423-0,779, dan Cronbach’s alpha keseluruhan adalah 0,806. Nilai ICC 0,993 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi dan konsistensi internal diatas nilai minimal yang berarti sahih dan andal dengan tingkat signifikansi p<0.05. Kesimpulannya, AKPS versi Bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal digunakan sebagai alat ukur keterbatasan fungsional penderita nyeri lutut anterior pada prajurit militer.

Anterior knee pain (AKP) is often referred to as patellofemoral pain and is often felt in physically active individuals. The incidence of AKP often goes unreported in the military, so clinical outcome evaluation instruments are needed, especially in the military population. Anterior knee pain scale (AKPS) or Kujala Score in the Indonesian version, is an instrument that has been proven valid and reliable to evaluate functional limitations in patients with a diagnosis of patellofemoral pain syndrome. This study aims to test the validity and reliability of the Indonesian version of the AKPS questionnaire on military soldiers, especially Kostrad with anterior knee pain. Study design is cross sectional with the total of subject are 34 that met the inclusion and exclusion criteria. Subjects were then given informed consent, physical examination, filling out the questionnaire, and a test-retest was conducted for filling out the questionnaire on the third day after the first filling. The results showed that the correlation coefficient was between 0.423-0.779, and the overall Cronbach's alpha was 0.806. The ICC value is 0.993 with a 95% confidence level. The results of the analysis show that the correlation and internal consistency values are above the minimum value, which means they are valid and reliable with a significance level of p<0.05. In conclusion, the Indonesian version of the AKPS proved valid and reliable to measure functional limitations in patients with anterior knee pain in military soldiers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
P. Tamilla Artizar Kodijat
"Tujuan: Tujuan dari kajian sistematis ini adalah untuk mengidentifikasi alat ukur yang dapat mengevaluasi disfungsi otot orofasial saat mastiksai dan/atau deglutasi pada pasien Temporomandibular Disorders (TMD). 
Metode: Protokol kajian disusun dan diregistrasikan pada International Prospective Register of Systematic Reviews. Pencarian literatur dilakukan pada enam basis data daring yaitu Pubmed, Scopus, EBSCO, ProQuest, SpringerLink and Wiley dengan membatasi hanya literatur dalam bahasa Inggris dan dipublikasikan dalam rentang waktu tahun 2012 hingga 2022. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah studi yang mengevaluasi otot orofasial dalam pemeriksaan perilaku, performa, efisiensi, durasi, frekuensi mastikasi dan/atau deglutasi pada pasien TMD. Studi yang terpilih sesuai kriteria inklusi dilakukan ekstraksi data dan penilaian risiko bias menggunakan borang Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Checklist.
Hasil: Dari proses seleksi didapatkan 2848 literatur dan terdapat 21 literatur yang termasuk dalam kriteria inklusi. Untuk mengukur disfungsi otot orofasial, empat belas literatur menggunakan alat ukut surface electromyography (sEMG), dua belas literatur menggunakan Orofacial Myofunctional Evaluation with Scores (OMES) dan satu literatur menggunakan MBGR Protocol. OMES and MBGR merupakan protokol pemeriksaan yang mencakup postur, mobilitas dan fungsi otot orofasial dari persepsi operator. 
Kesimpulan: Meskipun sifatnya yang non invasif, perolehan data sEMG saja tidak cukup untuk mendapatkan informasi disfungsi otot orofasial saat mastikasi dan deglutasi. OMES dan MBGR memberikan data tambahan yang luas dalam aspek postur, mobilitas dan fungsi dari otot orofasial. Keduanya dapat diaplikasikan secara efisien dalam mengidentifikasi serta mengevaluasi perawatan pada pasien TMD. 

Objectives: The aim of this systematic review was to identify instruments that evaluates orofacial muscle dysfunctions during mastication and/or deglutition in temporomandibular disorders 
Materials and methods: Protocol was organized and registered to the International Prospective Register of Systematic Reviews. Literature search were conducted in 6 databases, Pubmed, Scopus, EBSCO, ProQuest, SpringerLink and Wiley with restriction for studies that are published in English between 2012-2022. The inclusion criteria are studies evaluating orofacial muscle within behaviour, performance, efficiency, duration, frequency assesment during mastication and/or deglutition in TMD patients. Data extraction were followed by risk of bias (RoB) assessment using the Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Checklist and continued with further analysis. 
Results: Through selection process on 2848 articles found, 21 were included. For measurement on orofacial muscle, fourteen studies used surface electromyography (sEMG), twelve studies used Orofacial Myofunctional Evaluation with Scores (OMES) and one study used MBGR Protocol. OMES and MBGR are examination protocols that covers posture, mobility and functions from the perception of operator.  
Conclusions: Despite that it is non invasive, sEMG data are not sufficient to obtain information on muscle dysfunction during mastication and deglutition. OMES and MBGR protocols provides broad supplementary data on posture, mobility and functions of orofacial muscle. Both protocols are efficiently applicable for identification and treatment evaluation for TMD patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Muhammad Alvin Shiddieqy
"Low back pain (LBP) seringkali menetap setelah fusi lumbosacral, dan diduga sendi
sakroiliaka merupakan penyebab dari LBP tersebut. Sampai saat ini, belum ada studi
mengenai hubungan antara fusi lumbosakral dan nyeri sendi sakroiliaka di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeinvestigasi hubungan antara fusi lumbosakral
dan nyeri sendi sakroiliaka. Kami juga menginvestigasi karakteristik dan prevalensi nyeri
sendi sakroiliaka pasca fusi lumbosacaral. Penelitian ini merupakan studi potong lintang
yang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian dilakukan bulan Juni -
September 2019. Subyek adalah semua pasien yang menjalani fusi lumbosakral di
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2015 hingga 2018. Terdapat 43 subyek
pada penelitian ini. Dua puluh enam (60,5%) subyek adalah perempuan, dengan usia
rerata 57,65 􀁲 9,7 tahun. Pada penelitian ini, didapatkan insidensi per tahun nyeri sendi
sakroiliaka pasca lumbosakral pada tahun 2015, 2016, 2017, 2018, masing-masing adalah
78,6%, 40%, 81,3% dan 87,5%. Median onset nyeri sendi sakroiliaka adalah 8 (4-14)
bulan, dan median skor skala analog visual adalah 4 (2-6). Pada penelitian ini, ditemukan
bahwa jenis kelamin (p = 0,002), indeks massa tubuh (IMT) (p = 0,001), dan level fusi (p
= 0,002) berhubungan signifikan dengan terjadinya nyeri sendi sakroiliaka. Jenis kelamin,
IMT, dan level fusi berhubungan signifikan dengan nyeri sendi sakroiliaka. Insidensi
nyeri sendi sakroiliaka pada pasien yang menjalani fusi lumbosakral di RSUPN Dr. Cipto
Mangukusumo tahun 2015-2018 adalah 76,7%, dengan median onset nyeri 8 (4-14)
bulan.

Low back pain (LBP) often persists after lumbosacral fusion, and sacroiliac joint (SIJ) is
hypothesized to be a source of pain. To date, there are no studies regarding the association
between lumbosacral fusion and SIJ pain in Indonesia. The objective of this study is to
investigate the association between lumbosacral fusion and SIJ pain. We also investigated
the characteristics and prevalence of post-lumbosacral fusion SIJ pain. This was a crosssectional
study. The study was conducted from June to September 2019. Subjects were
patients who underwent lumbosacral fusion at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta,
Indonesia during the period between January 2015 and December 2018. A total of 43
subjects were recruited for this study. Twenty-six (60.5%) subjects were female, and the
mean age was 57.65 􀁲 9,7years of age. In our study, the annual incidence of postlumbosacral
SIJ pain in 2015, 2016, 2017, 2017 was 78.6%, 40%, 81.3%, and 87.5%,
respectively. The median onset of SIJ pain 8 (4-14) months, and the median visual
analogue scale score was 4 (2-6). Gender, body mass index (BMI), and fusion level were
significantly associated with the development of SIJ pain (p = 0.002, p = 0.001, and p =
0.002, respectively). Gender, BMI, and fusion level were significantly associated with
SIJ pain. The incidence of SIJ pain in patients who underwent lumbosacral fusion at Cipto
Mangukusumo Hospital, Jakarta, Indonesia in 2015 to 2018 was 76.7%, with a median
onset of 8 (4-14) months."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novri Andini
"Nyeri kronik pada sendi dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan lansia seperti mengganggu aktivitas keseharian dan mobilitas. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi dari manajemen nyeri non farmakologi yaitu kompres hangat jahe yang dilakukan pada lansia dengan masalah nyeri kronik. Kompres hangat jahe dilakukan sebanyak delapan kali selama 20 menit dalam waktu 3 minggu.
Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan skala nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dari nyeri sedang (skala 5-6) menjadi ringan (1-2) pada ketiga keluarga kelolaan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen nyeri non farmakologi dengan penerapan kompres hangat jahe dapat menurunkan gejala nyeri. Studi ini menyarankan untuk pengaplikasian kompres hangat jahe bagi lansia dengan nyeri kronik di institusi perawatan jangka panjang.

Chronic pain in joints can cause a negative impact for the elderly, such as disrupted daily activities and mobility. This case study aims to describe the results of interventions from non-pharmacological pain management, namely warm ginger compresses performed in the elderly with chronic pain problems. Ginger warm compress is done eight times for 20 minutes in 3 weeks.
The results of the intervention show that there is a decrease in pain scale by using the Visual Analog Scale (VAS) from moderate (5-6 pain scale) to mild pain (1-2 pain scale) in the three managed families. This shows that non-pharmacological pain management by applied warm ginger compresses can reduce pain symptoms. This study suggests the application of ginger warm compresses for the elderly with chronic pain in long-term care institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Anggreyani
"ABSTRAK
Merawat anak berkebutuhan khusus lebih kompleks dari pada anak normal, sehingga orang tua lebih rentan terhadap stres dan membutuhkan dukungan sosial dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan stres pola asuh pada orang tua anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik cross-sectional yang melibatkan 85 orang tua siswa di Sekolah Luar Biasa Kota Depok melalui metode purposive sampling dengan pendekatan convenience sampling. Pengukuran dukungan sosial keluarga menggunakan kuesioner Dukungan Sosial Keluarga yang dimodifikasi, sedangkan untuk variabel stres parenting menggunakan kuesioner standar Parental Stress Scale (PSS). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan stres pengasuhan, yaitu jika semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin rendah stres pengasuhan yang dialami oleh orang tua (r = -0,419; p <0,0001; CI 95% ). Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi dan konseling kepada orang tua mengenai tumbuh kembang anak, serta masalah yang mungkin timbul selama menjadi parenting dan strategi efektif bagi orang tua untuk mengatasi stres.
ABSTRACT
Caring for children with special needs is more complex than normal children, so that parents are more vulnerable to stress and need social support from family. This study aims to determine the relationship between family social support and parenting stress in parents of children with special needs. This study used a cross-sectional analytic descriptive study design involving 85 parents of students at the Depok City Special School through a purposive sampling method with a convenience sampling approach. Measurement of family social support used a modified Family Social Support questionnaire, while for parenting stress variables used the standard Parental Stress Scale (PSS) questionnaire. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between family social support and parenting stress, namely if the higher the family social support, the lower the parenting stress experienced by parents (r = -0.419; p <0.0001; 95% CI). This study recommends providing education and counseling to parents regarding children's growth and development, as well as problems that may arise during parenting and effective strategies for parents to deal with stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Suwardiman
"Dukungan keluarga merupakan hal yang penting untuk mengatasi beban keluarga. Tujuan penelitian mengidentifikasi 'hubungan dukungan keluarga dengan beban keluarga untuk mengikuti regimen terapeutik pada keluarga klien halusinasi'. Desain penelitian kuantitatif berupa descriptive correlational dengan pendekatan cross sectional serta sampel yang berjumlah 79 orang. Instrumen dukungan keluarga dan beban keluarga yang sudah dimodifikasi dari Friedman dan WHO serta telah diuji validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian menemukan bahwa semakin bertambah dukungan keluarga semakin berkurang beban keluarga untuk mengikuti regimen terapeutik (pvalue < 0,05), berarti dengan dukungan keluarga yang tepat menjadikan beban ditanggung bersama dalam keluarga. Penelitian ini memberikan implikasi untuk pengelolaan keluarga dengan mengintensifkan pelaksanaan pendidikan kesehatan dan terapi psikoedukasi keluarga.

Family support is essential to overcome family burden. This research aims to identify 'the relationship between family support and family burden to follow therapeutic regimens on hallucinations client's family'. Quantitative research design using descriptive correlational with cross-sectional approach while the amount of sample are 79 respondents. Instruments of family support and family burden has been modified from Friedman and WHO, and has been tested the validity and reliability. The results found that the increasing of family support would decreasing the family burden to follow therapeutic regimens (pvalue < 0,05), it means with a proper family support makes the burden is shared in the family. This study provides implications for the management of the family by intensifying the implementation of health education and family psychoeducation therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Widya Rahmasari
"Dukungan keluarga diperlukan selama proses pengobatan tuberkulosis, salah satunya dukungan instrumental yang bersifat praktis dan nyata. Angka kesembuhan tuberkulosis yang belum mencapai target setiap tahunnya menjadi salah satu indikator bahwa masih banyak penderita tuberkulosis yang tidak patuh minum obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan instrumental dengan kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis di Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik cluster sampling dan purposive sampling dengan jumlah responden 106 penderita tuberkulosis di Kota Bogor. Instrumen yang digunakan adalah instrumen dukungan keluarga instrumental dan MMAS-8 untuk mengukur kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga instrumental dengan kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis (p=0,022; α=0,05). Peneliti merekomendasikan petugas kesehatan untuk mengedukasi keluarga dalam pemberian dukungan instrumental yang dapat berdampak kepada tingkat kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis, sehingga dapat membantu meningkatkan angka kesembuhan tuberkulosis.

Family support is needed during the tuberculosis treatment process, one of which is instrumental support that is practical and tangible. The tuberculosis cure rate that has not reached the target each year is one indicator that there are still many tuberculosis patients who are not compliant to take medication. This study aims to determine the relationship between instrumental support with medication adherence in tuberculosis patients in Bogor City. This study uses a cross-sectional approach and cluster sampling and purposive techniques with 106 tuberculosis patients in Bogor City. The instruments used were instrumental family support instruments and MMAS-8 to measure medication adherence for tuberculosis patients. The results of this study indicate that there is a significant relationship between instrumental family support with medication adherence in tuberculosis patients (p = 0.022; I± = 0.05). Researchers recommend the health workers to educate families in providing instrumental support that can have an impact on the level of adherence to take medication for tuberculosis patients so it can help to improve tuberculosis cure rates."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>