Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aswin Kosotali
"Penggunaan alat pembayaran non-tunai dalam dua dekade terakhir meningkat pesat. Namun demikian, perkembangan penggunaan alat pembayaran non-tunai tersebut belum mencapai tingkat yang diharapkan. Penggunaan alat pembayaran tunai terus meningkat tercermin pada peningkatan uang kartal yang diedarkan.
Tesis ini menganalisa permintaan uang kartal di Indonesia menggunakan data bulanan dari tahun 2005 s.d 2013 dengan memasukkan pengaruh alat pembayaran non-tunai melalui kartu dan uang elektronik. Untuk kebutuhan analisis, selain menganalisis permintaan uang kartal secara agregat, penelitian ini juga menganalisis permintaan uang kartal berdasarkan 2 katagori denominasi yaitu permintaan uang kartal pecahan besar (UPB) dan permintaan uang kartal uang kartal pecahan kecil (UPK).
Dengan menggunakan vector error correction model (VECM), hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan uang kartal secara agregat maupun permintaan berdasarkan denominasi (UPB dan UPK) meningkat dengan meningkatnya pendapatan (PDB), dan menurun dengan meningkatnya suku bunga. Sedangkan terhadap variabel non-tunai tidak ditemukan hasil yang konklusif bahwa variabel non-tunai tersebut berdampak terhadap permintaan uang kartal agregat, permintaan UPB, dan permintaan UPK.

While non-cash payment usage has increased dramatically in the last two decades, the stock of outstanding currency has not declined. Non-cash payment usage does not reach at the expected level as reflected by the increasing stock of outstanding currency.
The thesis analyses currency demand in Indonesia using monthly data from 2005 to 2013 with incorporating non-cash payment particularly payment card usage and electronic money. For the analysis purposes, the examination is undertaken by analyzing currency demand at the aggregate level as well as at the denominational composition, i.e. analyzing currency demand at high denomination and currency demand at low denomination.
Using vector error correction model (VECM), those currency demand models are investigated. The result shows that those currency demands increase when income rise and currency demands decrease when interest rate increase. Related to non-cash payment, there is no conclusive result that non-cash payment has impact either at aggregate currency demand or at denomination currency demand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Irene
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari transaksi pembayaran non tunai yaitu melalui kliring, RTGS, kartu ATM/debet, kartu kredit dan uang elektronik serta variabel makro ekonomi yaitu GDP dan tingkat suku bunga terhadap permintaan akan uang kartal dan uang beredar M1 dalam jangka panjang dan jangka pendek di Indonesia pada periode April 2007-Desember 2014. Model yang digunakan yaitu Engle-Granger Cointegration untuk jangka panjang serta Error Correction Model (ECM) untuk jangka pendek.
Hasilnya ditemukan bahwa dalam jangka panjang, permintaan akan uang kartal dipengaruhi oleh uang kartal yang beredar periode sebelumnya (lag 1), GDP, transaksi kartu ATM/debet dan kartu kredit sementara dalam jangka pendek tidak terdapat koreksi menuju keseimbangan jangka panjang dikarenakan nilai variabel Error Correction Term (ECT) yang lebih besar dari satu. Untuk permintaan terhadap jumlah uang beredar M1 dalam jangka panjang dipengaruhi oleh jumlah uang beredar M1 periode sebelumnya (lag 1), GDP, tingkat suku bunga dan transaksi kartu ATM/debet sedangkan untuk jangka pendek lewat variabel Error Correction Term (ECT) tidak terdapat koreksi menuju keseimbangan jangka panjang.

This study aims to analyse at the impact of non-cash payment transactions is through the clearing, RTGS, ATM/ debit card, credit card and electronic money as well as macro-economic variables, namely GDP and interest rates on the demand for currency and money supply M1 in the long term and short term in Indonesia in the period April 2007 to December 2014. The model used is the Engle-Granger Cointegration for the long term and Error Correction Model (ECM) for a short term.
The results found that in the long term, demand will be affected by currency banknotes in circulation privious period (lag 1), GDP, transaction ATM/ debit card and credit cards while in the short term there is no correction towards longterm equilibrium because the value of the variable Error Correction Term (ECT) is greater than one. To request the money supply M1 in the long term are influenced by the money supply M1 previous period (lag 1), GDP, interest rate and ATM/ debit card transactions while for short term through variable Error Correction Term (ECT) there is no correction towards long-term equilibrium.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S59960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjihardjo
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi pengaruh variabel pendapatan nil, suku bunga dan nilai tukar Rupiah terhadap permintaan uang kartal di Indonesia. Data yang digunakan dalam kajian empiris ini merupakan data runtun waktu triwulanan periode 1990:I sampai dengan 2002:IV atau 52 pengamatan yang diperoleh dari berbagai sumber penerbitan. Alat analisis yang digunakan Kointegrasi dan Model Koreksi Kesalahan teknik Two Step Procedure. Estimasi persamaan jangka panjang terhadap permintaan uang dibagi dalam tiga periode yaitu pertama, periode 1990:1 - 2002:IV, kedua, periode 1990:I - 1997:11, dan ketiga, periode 1997:I11 - 2002:IV.
Hasil estimasi untuk ketiga periode tersebut di atas hanya periode pertama yaitu 1990:I - 2002:IV yang layak dijadikan persamaan jangka panjang permintaan uang Indonesia karena tanda yang dihasilkan sesuai dengan hipotesis yang diajukan, di samping residual yang dihasilkan memenuhi syarat teknik "Two Step Procedure" yaitu residual harus stasioner atau stabil pada level I(0).
Hasil estimasi Model Koreksi Kesalahan memberikan informasi bahwa seluruh variabel yang digunakan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap permintaan uang. Nilai t statistik koefisien Error Correction Term (Residual) signifikan dengan tanda negatif. Hal ini membuktikan bahwa spesifikasi model koreksi kesalahan sudah layak. Koefisien ECT sebesar -0.4245 dapat diinterpretasikan bahwa pelaku ekonomi menentukan berapa besar uang kartal yang dipegang dalam jangka panjang, berdasarkan kebutuhan transaksi, namun dalam jangka pendek, mereka menyesuaikan kebutuhannya sekitar 42% terhadap deviasi keseimbangan triwulan lalu.
Uji diagnostik yang dilakukan terhadap model koreksi kesalahan yaitu uji korelasi serial, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas menunjukkan bahwa model koreksi kesalahan tidak terdapat korelasi serial di antara residual, mempunyai varians yang sama atau homoskedastisitas dan tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen.
Dad penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan untuk menjelaskan permintaan uang kartal Indonesia stabil pada first difference I(1) dan berkointegrasi atau terdapat hubungan keseimbangan yang erat dalam jangka panjang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of this paper is to explain the use of willingness to pay (WTP) as a proxy for price / tariff variable of household electricity demand model...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Febrianti
"Kalau kita perhatikan perkembangan ekonomi mulai tahun 1981 dan 1982, resesi dunia kembali mengoncang perekonomian Indonesia, yaitu dengan melemahnya pennintaan terhadap minyak bumi dan merosotnya harga-harga barang komoditas non-oil secara tajam, yang merupakan barang-barang ekspor Indonesia di luar migas. Terganggunya keseimbangan eksternal karena penerimaan devisa berkurang sedangkan permintaan barang impor meningkat.
Krisis perbankan yang terjadi pada September 1984, diawali dengan adanya deregulasi perbankan tanggal 1 Juni 1983 yang memaksa bank-bank pemerintah menanggung kredit macet dan telah diberikan kebebasan untuk menetapkan sendiri tingkat bunganya, balk suku bunga deposito berjangka maupun suku bunga kredit. Peningkatan tingkat bunga deposito mengakibatkan naiknya jumlah deposito berjangka, khususnya deposito jangka pendek (Nasution, 1987).
Kemudian dana deposito tersebut dipergunakan untuk investasi jangka menengah dan jangka panjang yang akhimya menimbulkan kesulitan likuiditas perbankan tahun 1984. Krisis perbankan tersebut mencerminkan kurangnya modal yang dimiliki bank, kurang baiknya manajemen bank dan pengawasan Bank Indoneia terhadap perbankan. Disamping itu, tindakan Bank Indonesia dalam mengelola kurs rupiah telah ikut menambah ketidakpastian yang menyulut spekulasi dalam masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Esther Sri Astuti Soeryaningrum Agustin
"Secara keseluruhan penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi reaksi permintaan uang di Indonesia selama periode observasi akibat perubahan pendapatan riil masyarakat, tingkat suku bunga dan nilai tukar rill. Studi ini menggunakan observasi bulanan untuk periode 1983:01-2001:12 dengan data komponen uang (currency, demand deposit, quasi money, narrow money, dan broad money) yang dideflasi dengan indeks harga konsurnen, sehingga diperoleh komponen uang riil. Dengan rnenggunakan pendekatan general to specific dan pendekatan autoregressive (AR term(p)) maka real currency, real demand deposit, real quasi money, real narrow money dan real broad money diperoleh nilai fittednya, yang disebut real currency forecast, real demand deposit forecast, real quasi money forecast, real narrow money forecast, dan real broad money forecast. Estimasi model permintaan uang dilakukan terhadap real currency, real demand deposit, real quasi money, real narrow money, real broad money, dan masing-masing nilai fittednya. Sementara itu, real exchange rate, produk domestic bruto dan real money market rate sebagai variabel independen.
Observasi studi penelitian ini dibedakan menjadi 3 tahap yaitu sebelum krisis (periode 1983:01-1997:07), selama krisis (periode 1997:08-2001:12) dan selama periode observasi (periode 1983:01-2001:12). Pembedaan observasi dimaksudkan untuk melihat dampak krisis moneter terhadap permintaan uang di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode aplikasi time series, terdiri dari pendekatan Autoregressive untuk memperoleh nilai fitted dari masing-masing komponen uang, uji unit root untuk mengetahui suatu variabel stasioner atau tidak, uji kointegrasi untuk mengetahui apakah residualnya stasioner atau tidak, serta metode analisis regresi liner (OLS) untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang.
Hasil Estimasi menunjukkan bahwa pada periode sebelum krisis permintaan uang real quasi money dan real broad money cukup sigaifikan. Sedangkan pada periode setelah krisis permintaan uang real demand deposit, real narrow money, real broad money dan real broad money fitted cukup signifikan. Selanjutnya, untuk keseluruhan periode observasi hasil permintaan uang real quasi money dan real broad money cukup signifkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badjuri
"Penelitian yang berjudul Permintaan Uang di Indonesia Tahun 1978 - 1993 (Pendekatan Kointegrasi), Pada umumnya konsep permintaan uang selalu memegang peranan penting dalam analisis ekonomi moneter. Hal ini karena permasalahan penawaran uang relatif masih bisa dikendalikan oleh otoritas moneter melalui kebijakan kebijakan pemerintah melalui variabel-variabel yang langsung dikuasai. Sedangkan permintaan uang sejak awal menjadi karena perdebatan antara teori kuantitas dan teori Keynes dan mungkin akan terus berlanjut serta tidak tidak mudah untuk dipecahkan. Hal ini karena kedua pendekatan pada dasarnya berkiblat pada teori keseimbangan dan idiologi keduanya berbeda.
Pendekatan kointegrasi merupakan suatu model dinamis yang pada umumnya membahas pengujian terhadap perilaku data time series. Tujuan utama dari uji kointegrasi adalah untuk mengkaji : "Apakah residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak" ?. Pengujian ini penting guna pengembangan model dinamis selanjutnya, khususnya Model Koreksi Kesalahan (ECM).
Diduga bahwa model permintaan uang di Indonesia dipengaruhi oleh variabel Gross Domestic Income (GDY); Tingkat Bunga Dalam Negeri ; Tingkat Bunga Luar Negeri dan Inflasi yang diharapkan.
Hasil uji akar-akar unit menunjukan bahwa semua variabel yang diamati stasioner pada deferensi pertama. Hal ini memungkinkan untuk dilakukannya uji kointegrasi. Berdasarkan hasil uji Kointegasi dari Engle-Granger menunjukkan bahwa hubungan jangka panjang elastisitas permintaan uang baik dalam arti sempit (Ml) maupun luas (M2) ditentukan oleh GDY, tingkat bunga dalam negeri, tingkat bunga luar negeri dan expected inflation. Untuk M1, GDY sebesar 1,309; tingkat bunga dalam negeri sebesar -0,201; tingkat bunga luar negeri sebesar - 0,017 dan inflasi yang diharapkan sebesar -0.03. Untuk M2, GDY sebesar 2,034; tingkat bunga dalam negeri sebesar -0,162; tingkat bunga luar negeri sebesar - 0,294 dan inflasi yang diharapkan -0.01.
Berdasarkan hasil uji Error Correction Model menunjukkan bahwa dalam jangka pendek elastisitas permintaan uang dalam anti sempit (Ml), GDY sebesar 0,1; suku bunga dalam negeri sebesar - 0,07; suku bunga luar negeri sebesar - 0,05 dan inflasi yang diharapkan sebesar - 0.003 Sedangkan elastisitas permintaan uang dalam arti luas (M2), Gill sebesar 0,02; suku bunga dalann negeri sebesar - 0,05; suku bunga luar negeri sebesar - 0,06 dan inflasi yang diharapkan sebesar - 0,009.
Berdasarkan hasil uji dengan prosedur Barriren. menunjukkan bahwa dalam jangka panjang permintaan uang dalam arti sempit maupun luas hasilnya tidak jauh berbeda dengan Engle - Granger. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji cukup memuaskan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sartika Adetama
"Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia, sehingga mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah permintaan kedelai terus meningkat sebesar 7,22% per tahun, namun tidak dapat diimbangi oleh produksi dalam negeri yang meningkat sebesar 2,08% per tahun. Upaya pemerintah untuk memenuhi permintaan kedelai merupakan awal munculnya kebijakan impor kedelai di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai, dan menganalisis dampak kebijakan bea masuk impor terhadap impor kedelai di Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model log linier persamaan simultan, yaitu Ln(QD) = α1 + β1 Ln(HD) + β2 Ln(Y) + β3 Ln(POP) + e, Ln(HD) = α2 + β4 Ln(HI) + e, dan Ln(QS) = Ln(QD). Pendugaan terhadap ketiga model persamaan tersebut akan dilakukan dengan metode Two Stage Least Square (TSLS) dengan menggunakan data sekunder periode 1978-2008. Program komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews 4.1.
Diperoleh hasil sebagai berikut: Ln (QD) = -107,7512 ? 1,894428 Ln(HD) + 0,463444 Ln(Y) + 10,57280 Ln(POP). Variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai adalah: variabel harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk. Ln(HD) = 10,34644 + 0,191313 Ln(HI) + AR(1) + e ,harga kedelai internasional mempunyai hubungan positif. Ln(IM) = -9,934196 + 2,778652 Ln(QD) - 1,263902 Ln(PD) + 0,349327 Ln(BM) + e, pada persamaan impor kedelai diperoleh bahwa variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap impor kedelai adalah permintaan kedelai dan produksi kedelai.
Elastisitas harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk terhadap permintaan kedelai masing-masing adalah sebesar -1,894428 dan 10,57280. Artinya, kebijakan perubahan harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk akan memberikan dampak yang besar terhadap permintaan kedelai di Indonesia. Elastisitas harga kedelai internasional terhadap harga kedelai dalam negeri sebesar 0,191313 bersifat inelastis. Elastisitas permintaan dan produksi kedelai terhadap impor kedelai adalah 2,778652 dan -1,263902. Nilai R2 pada persamaan permintaan kedelai sebesar 71,06%. Oleh karena itu, perlu penelitian selanjutnya untuk menganalisis permintaan kedelai dengan menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan pada penelitian ini.

Soybean is one of the most strategic commodity of Indonesia, which need more attention from the government in national food policy. Present problem is that soybean demand is continue to increase at 7.22% every year, but it can not be matched by domestic local production which increase is only at 2.08% every year. Government's effort to fulfill the soybean demand is the beginning of soybean import policy in Indonesia.
The objective of this research is to analyze which factors affecting the soybean demand and the impact of import duty towards soybean import in Indonesia. The model which is used in this research is log linear simultaneous equations model, that are Ln(QD) = α1 + β1 Ln(HD) + β2 Ln(Y) + β3 Ln(POP) + e, Ln(HD) = α2 + β4 Ln(HI) + e and Log QS = Log QD. Fathoming of those equation models will be using Two Stage Least Square (TSLS) method with secondary data in 1978-2008 period. Evies 4.1 is used as the computer program in this research.
The result obtained from this research is as follow : Ln (QD) = -107.7512 ? 1.894428 Ln(HD) + 0.463444 Ln(Y) + 10.57280 Ln(POP), Independent variables which affecting the soybean demand significantly are domestic soybean price and the population. Ln(HD) = 10.34644 + 0.191313 Ln(HI) + AR(1) + e, international soybean price has possitive relation. Ln(IM) = -9.934196 + 2.778652 Ln(QD) ? 1.263902 Ln(PD) + 0.349327 Ln(BM) + e. From the soybean import equation, the independent variables which affecting the soybean import significantly are soybean demand and soybean production.
The elasticity of domestic soybean price and population towards soybean demand are at -1.894428 and 10.57280, which means any policy modifications in domestic soybean price and population will give a significant impact on soybean demand in Indonesia. The elasticity of international soybean price towards domestic soybean price at 0.191313 is inelastic, which means any policy modifications in international soybean price will not give a significant impact on domestic soybean price. The elasticity of soybean demand and production towards soybean import is at 2.778652 dan -1.263902. The R2 in soybean demand equation is at 71.06% value. Therefore further research is needed to analyze soybean demand using other variables which are not used in this research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T 28028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>