Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tegar Septyan Hidayat
"ABSTRAK,br>
Selama ini perhitungan tingkat kelelahan masih sulit dilakukan secara matematis
sehingga dibutuhkan pendekatan yang bisa mengatasi hal tersebut. Penelitian ini
berusaha mengembangkan model perhitungan tingkat kelelahan dengan variabel
independen faktor-faktor biomekanika menggunakan metode regresi berganda
pada kasus operator gardu tol. Model perhitungan yang dihasilkan dari penelitian
ini terbagi menjadi dua bagian yaitu model operator laki-laki dan perempuan.
Model operator laki-laki yang dihasilkan memilki formula sebagai berikut Y =
0.392*BMI + 3.913*MomentRshAbd + 2.812*MomentRightElbow +
0.958*AngleTrunkFlexion + 0.303*AngleLshFwbk + 0.183*AngleRshFwbk +
0.312*StrengthRightKnee ? 39.561 dengan koefisien determinasi sebesar 0.97.
Sedangkan model operator perempuan yang dihasilkan memiliki formula Y =
1.646 *AngleTrunkFlexion + 0.675*BMI + 3.172*AngleTrunkBend +
8.519*MomentRightElbow + 0.569*AngleRshFwbk ? 108.834 dengan koefisien
determinasi 0.967.

ABSTRACT
This research focus on developing mathematical model formulation for measuring
fatigue level based on biomechanics factors using multiple regression method. It
yields formulation for toll booth operators both for men and women. Based on
result, for men operators, the fatigue level can be estimated by this formula, Y =
0.392*BMI + 3.913*MomentRshAbd + 2.812*MomentRightElbow +
0.958*AngleTrunkFlexion + 0.303*AngleLshFwbk + 0.183*AngleRshFwbk +
0.312*StrengthRightKnee ? 39.561 with coefficient of determination 0.97.
Meanwhile, for women operators, the fatigue level can be estimated by this
formula, Y = 1.646 *AngleTrunkFlexion + 0.675*BMI + 3.172*AngleTrunkBend
+ 8.519*MomentRightElbow + 0.569*AngleRshFwbk ? 108.834 with coefficient
determination 0.967"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ozkaya, Nihat
"Biomechanics applies the principles and rigor of engineering to the mechanical properties of living systems. This book integrates the classic fields of mechanics--statics, dynamics, and strength of materials--using examples from biology and medicine. Fundamentals of biomechanics is excellent for teaching either undergraduates in biomedical engineering programs or health care professionals studying biomechanics at the graduate level. Extensively revised from a successful first edition, the book features a wealth of clear illustrations, numerous worked examples, and many problem sets. The book provides the quantitative perspective missing from more descriptive texts, without requiring an advanced background in mathematics. "
New York: Springer, 2012
e20426158
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoke Arfela Adlan
"ABSTRAK
Saat ini industri konstruksi dan bangunan memegang peranan penting. Namun, praktik-praktik pembangunan diakui sebagai salah satu kontributor utama permasalahan lingkungan terutama dalam pengeluaran energi listrik. Fakultas Teknik UI merupakan salah satu pemakaian listrik terbesar di kampus UI. Maka dengan hal tersebut, dibutuhkan suatu energi alternatif untuk mengurangi biaya operational FT UI. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan ground reaction force pada aktivitas berjalan sebagai alternatif di FT UI. Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, nilai Ground Reaction Force (GRF) dan Energi Potensial saat manusia melakukan aktivitas berjalan perubahan ketinggian lantai sedalam 5 cm menghasilkan nilai yang terbesar. Maka dengan hal tersebut, perlu adanya analisis biomekanik pada aktivitas berjalan normal sebagai atribut perancangan energy floor (perubahan ketinggian pada lantai) dengan inverse dynamics model untuk mengetahui tingkat kenyamanan pada aktivitas berjalan terhadap faktor ketinggian lantai dinamis tersebut dengan melakukan perhitungan joint moment pada knee dan ankle. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa rata-rata nilai joint moment pria Indonesia pada saat berjalan pada lantai dinamis 5 cm mempunyai nilai lebih kecil daripada lantai statis. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kenyamanan pada sendi pada segmen leg dan foot masih berada kondisi nyaman ketika berjalan di lantai dinamis 5 cm.

ABSTRACT
Currently, the building and construction industry play an important role. However, development practices recognized as one of the main contributors to environmental problems especially in the production of electrical energy. Faculty of Engineering Universitas Indonesia (FT UI) is one of the largest on-campus electrical consumption of the UI. Because of that, needs an alternative energy to reduce the operational costs of the FT UI. One of them is with utilization of Ground Reaction Force (GRF) on the activity of walking as an alternative at FT UI. Based on the results of previous study, the value of GRF and the potential energy of human gait (walking) on the floor height change as deep as 5 cm yield the greatest value. Therefore, the need for analysis of biomechanics in human gait as design attributes of energy floor (elevation changes on the floor) with inverse dynamics model to find out the level of comfort on the human gait to the floor height of the dynamic factor by doing the calculation of knee and ankle joint moments. Based on the results that the average value of joint moment male Indonesian that walked on the dynamics floor has a value of 5 cm smaller that static floor. In summary, the comfort level can be summed up in the joint segment of the leg and foot were still comfortable conditions when walking on the dynamics floor of 5 cm."
2014
S55525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hall, Susan J.
New York: McGraw-Hill, 2012
571.43 HAL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hall, Susan J.
"Summary:
Assuming that some beginning students of biomechanics possess weak backgrounds in mathematics, this title includes numerous sample problems and applications, along with practical advice on approaching quantitative problems"
New York: McGraw-Hill, 2012
571.43 HAL b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Strategi biomekanika penutupan ruang pada tumpang gigit dalam. Penutupan ruang dalam perawatan ortodonti merupakan aspek yang menarik berkenaan dengan prinsip-prinsip biomekanika. Dibuat khusus secara individu berdasarkan diagnosis dan rencana perawatan. Pemahaman dasar-dasar biomekanika penutupan ruang akan meningkatkan kemampuan operator untuk mencapai tujuan perawatan yang diinginkan. Efek samping yang paling sering terjadi dalam penutupan ruang adalah bertambah dalamnya tumpang gigit dan hilangnya penjangkaran posterior. Umumnya tumpang gigit dikoreksi sebelum penutupan ruang, sehingga waktu perawatan menjadi lebih
lama. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan penerapan strategi biomekanika penutupan ruang yang tepat untuk memperoleh hasil perawatan yang sesuai harapan. Tujuan laporan kasus-kasus ini adalah untuk menunjukkan penerapan strategi biomekanika yang efektif untuk mengontrol tumpang gigit dan penjangkaran posterior pada pasien dengan tumpang gigit dalam, tanpa memperpanjang waktu perawatan. Dilaporkan dua kasus maloklusi kelas II divisi 1 yang dilakukan perawatan alat ortodonti cekat. Strategi utama meliputi penutupan ruang pencabutan di lengkung segmental dalam dua tahapan yaitu retraksi kaninus secara individu dengan intrusi insisivus secara simultan, diikuti dengan retraksi empat insisivus dengan menggunakan konsep momen diferensial. Dengan strategi ini, dapat dilakukan penutupan ruang, perbaikan tumpang gigit dalam, dan pengendalian penjangkaran posterior dalam waktu bersamaan, sehingga diperlukan waktu perawatan yang lebih singkat. Strategi biomekanika yang digunakan pada kasus-kasus ini efektif mencapai hasil perawatan yang diharapkan.

Space closure is an interesting aspect of orthodontic treatment related to principles of biomechanics. It should be tailored individually based on patient’s diagnosis and treatment plan. Understanding the space closure biomechanics basis leads to achieve the desired treatment objective. Overbite deepening and losing posterior anchorage are the
two most common unwanted side effects in space closure. Conventionally, correction of overbite must be done before space closure resulted in longer treatment. Application of proper space closure biomechanics strategies is necessary to achieve the desired treatment outcome. This cases report aimed to show the space closure biomechanics strategies that effectively control the overbite as well as posterior anchorage in deep overbite patients without increasing treatment time. Two patients who presented with class II division 1 malocclusion were treated with fixed orthodontic appliance. The primary strategies included extraction space closure on segmented arch that employed two-step space closure, namely single canine retraction simultaneously with incisors intrusion followed by enmasse retraction of four incisors by using differential moment concept. These strategies successfully closed the space, corrected deep overbite and controlled posterior anchorage simultaneously so that the treatment time was shortened. Biomechanics strategies that utilized were effective to achieve the desired treatment outcome."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Prasasti Mutiadesi
"Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang mengharuskan orang untuk melakukan aktivitas lain sambil berjalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perubahan kinesia dan biomekanika subjek dengan Parkinsonisme saat melakukan aktivitas lain selama berjalan / tugas ganda. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Subjek dikelompokkan menjadi dua kelompok yang berbeda. Kelompok pertama terdiri dari 14 subjek dengan Parkinsonisme, dan kelompok kedua terdiri dari 14 subjek sehat dengan rentang usia yang sama (kontrol). Keadaan pola berjalan diukur dalam dua kondisi yang berbeda: (1) berjalan tanpa aktivitas lain (tugas tunggal) dan (2) berjalan sambil menjawab pertanyaan dari telepon (tugas ganda). Durasi satu siklus berjalan, panjang satu siklus berjalan, kecepatan berjalan, sudut ankle, dan episode freezing of gait dianalisa dengan Kinovea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara subyek kontrol untuk semua variabel pola berjalan. Namun, ada perbedaan yang signifikan dalam semua variabel pola berjalan saat tugas ganda (P <0, 05) pada subjek dengan Parkinsonisme bila dibandingkan saat tugas tunggal. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa subjek dengan Parkinsonisme mengalami kesulitan melakukan aktivitas lain sambil berjalan / tugas ganda dan menyarankan terapi fungsional untuk peningkatan kualitas hidup.


Many daily activities require people to complete another task while walking. The purpose of this study was to analyze the change of kinesia and biomechanics of the subjects with Parkinsonism when perform another tasks during walking / dual tasking.This research is an observational analytic research with cross sectional design. Subjects were classified into two different groups. The first group consisted of 14 subjects with Parkinsonism, and the second group consisted 14 age-matched healthy subjects (control). Gait performance was measured under two different conditions: (1) preferred walking (single task) and (2) walking while answering questions from telephone (dual task). Gait cycle time, gait cycle length, gait velocity, angkle joint angle, and freezing of gait episode were examined with Kinovea. Our results showed that there were no significant differences between control subjects for all gait variables. However, there were significant differences in all dual-task-related gait variables (P < 0, 05) in Parkinsonism subjects compared with single task. The findings of this study suggest that subjects with Parkinsonism have difficulty performing another task while walking / dual tasking and recommend for planning physiotherapy to improve the quality of life of the Parkinsonism.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T52883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franseda
"[Latar Belakang. Prevalensi UE-WRMSDs pada populasi pekerja masih tinggi dan kondisi ini menyebabkan kerugian bagi pekerja atau perusahaan serta menurunkan produktivitas kerja. Aspek terpenting pengendalian UE-WRMSDs adalah deteksi dini risiko pajanan di tempat kerja dengan menggunakan metode OCRA sebagai salah satu instrumen penapisan risiko. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara faktor individu pekerja, faktor lingkungan kerja, faktor biomekanika kerja berbasis OCRA dengan kejadian UE-WRMSDs pada kelompok pekerja pengrajin logam informal.
Metode. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang dan dilaksanakan pada Maret – Juni 2014 terhadap pengrajin logam informal Citeureup-Kabupaten Bogor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang meliputi karakteristik sosiodemografi, analisis rekaman proses kerja dengan metode OCRA, pengukuran bising ambien dengan Sound Level Meter, pengukuran vibrasi segmental dengan Accelerometer serta stresor kerja dengan Survey Diagnosis Stres.
Hasil. Prevalensi UE-WRMSDs pada pengrajin logam informal sebesar 59.1%. Faktor pajanan di tempat kerja yang berisiko terhadap kejadian UE-WRMSDs adalah pajanan vibrasi segmental instrumen kerja (OR 5.79, 95% CI 1.14-29.49). Tidak didapatkan hubungan bermakna antara kejadian UE-WRMSDs dengan usia, IMT, kebiasaan aktivitas fisik, kebisingan ambien, kebiasaan merokok, skor indeks OCRA dan stresor kerja.
Simpulan dan Saran. Penanggulangan UE-WRMSDs ditentukan melalui deteksi dini, tatalaksana yang tepat dan kesadaran pekerja untuk segera berobat saat mengalami keluhan. Diperlukan suatu analisis menyeluruh selama waktu kerja menggunakan instrumen OCRA terhadap jenis pekerjaan yang bervariasi untuk hasil yang lebih akurat. , Background. UE-WRMSDs prevalence of working population is quite high and this condition causes harm to workers or the company as well as decreasing productivity. The most important aspect of UE-WRMSDs management is early detection of risk exposure in the workplace by using OCRA as risk screening instrument. This study examines the relationship between worker’s individual factors, working environment factors and biomechanical factors with UE-WRMSDs incidence of the metalworkers informal groups.
Method. This study used a cross-sectional design involving metalworkers informal groups in Citeureup-Bogor from March - June 2014. Data is collected using questionnaire included sociodemographic characteristics, analysis of recorded-working process with OCRA method. Measurements of ambient noise, segmental vibration and work stressors were using Sound Level Meter, accelerometer and Stress Diagnosis Survey questionnaire respectively.
Result. UE-WRMSDs prevalence on metal workers informal groups is 59.1%. The risk of workplace exposure for UE-WRMSDs is segmental vibration exposure of working instrument (OR 5.79, 95% CI 1.14-29.49). There were no statistically significant results between the incidence of the UE-WRMSDs with age, BMI, physical activity habits, ambient noise, smoking habits, OCRA index score and work stressors.
Conlusion and Recommendation. Management of UE-WRMSDs is determined through early detection and worker’s awareness to seek proper medical treatment immediately when experiencing complaints. Complete analysis of working process for various type of work using OCRA instrument are required for obtaining more accurate results.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tucson: University Arizona, 1980
591.185 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tucson: University Arizona, 1980
591.185 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>