Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.A.N. jaya Kusuma
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap lamanya waktu pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012, dimana kondisi ini mempunyai potensi untuk terjadinya kejadian yang terjadi kejadian yang tidak diharapkan dan menurunkan kepuasan pasien.
Penelitian dilakukan dengan rancangan kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan observasi terhadap 450 pasien dalam kurun waktu 14 Januari sampai 19 Januari 2013 dengan pendekatan Constraint Lean Six sigma dicari penyebab, hambatan, pemborosan serta defek pada proses pelayanan pasien gawat darurat.
Median waktu pelayanan gawat darurat sebesar 219 menit, penyebab lamanya waktu pelayanan oleh karena itu belum ada panduan praktek klinik kegawatdaruratan, hambatan pada pelayan radiologi, pemborosan terjadi pada waktu tunggu antara penegakkan diagnosis ke tindakan dan antara tindakan ke keputusan untuk keluar dari Instalasi Gawat Darurat. Level kualitas sigma sebesar 2,9 sigma dengan defek sebesar 86.762 DPMO.
Diperlukan panduan praktek klinik untuk memandu proses pelayanan gawat darurat agar menjadi efektif, efisien dan aman untuk pasien dan proses bisnis rumah sakit.

This research based on issues regarding the time of emergency service at emergency Instalation Sanglah Hospital was too long in 20012, since that situation had increased the adverse event and decreasing patient satisfaction.
Quantitative and qualitative design was performed by doing observation of 450 emergency patient beginning from 14th until 19th January using Contstraint Lean Six Sigma approach to identify causes, constraints, wastes and defects in service process.
The median value of emergency service time was 219 minute due to the absence of clinical practice guideline. The constraint was at radiology examination, wasting time due to delay of waiting time from diagnosis to procedure and from procedure to discharge dispotition. Sigma Quality level for Emergency Service at 2,9 Sigma with defects Possibility was 86.762 DPMO.
This study suggest that clinical practice guidelines is needed to guidance emergency service process in effort to become more effective, efficient, safe for the the patient and hospital business process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.A.N. jaya Kusuma
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap lamanya waktu
pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2012, dimana kondisi ini mempunyai potensi untuk terjadinya kejadian
yang tidak diharapkan dan menurunkan kepuasan pasien.
Peneilitian dilakukan dengan rancangan kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan
observasi terhadap 450 pasien dalam kurun waktu 14 Januari sampai 19 Januari
2013 dengan pendekatan Constraint Lean Six Sigma dicari penyebab, hambatan,
pemborosan serta defek pada proses pelayanan pasien gawat darurat.
Median waktu pelayanan gawat darurat sebesar 219 menit., penyebab
lamanya waktu pelayanan oleh karena belum ada panduan praktek klinik
kegawatdaruratan, hambatan pada pelayanan radiologi, pemborosan terjadi pada
waktu tunggu antara penegakkan diagnosis ke tindakan dan antara tindakan ke
keputusan untuk keluar dari Instalasi Gawat Darurat. Level kualitas sigma sebesar
2,9 sigma dengan nilai defek sebesar 86.762 DPMO.
Diperlukan panduan praktek klinik untuk memandu proses pelayanan gawat
darurat agar menjadi efektif,efisien dan aman untuk pasien dan proses bisnis
rumah sakit.

This research based on issues regarding the time of emergency service at
Emergency Instalation Sanglah Hospital was too long in 2012, since that situation
had increased the adverse event and decreasing patient satisfaction.
Quantitative and qualitative design was performed by doing observation of
450 emergency patient beginning from January 14th until January 19th
The median value of emergency service time was 219 minute due to the
absence of clinical practice guideline.The constraint was at radiology
examination, wasting time due to delay of waiting time from diagnosis to
procedure and from procedure to discharge dispotition. Sigma Quality level for
Emergency Service at 2,9 Sigma with defects Possibility was 86.762 DPMO.
using
Contstraint Lean Six Sigma approach to identify causes, constraints, wastes and
defects in service process.
This study suggest that clinical practice guidelines is needed to guidance
emergency service process in effort to become more effective, efficient, safe for
the patient and hospital business process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza`i
"Instalasi Gawat Darurat IGD adalah gerbang utama masuknya pasien gawat darurat,sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, cermat dan alur proses yang lancardan bebas hambatan. Yang menjadi hambatan pelayanan pasien IGD adalah adanyabottleneck proses mulai dari pasien datang sampai dengan pasien keluar sehinggaberdampak pada turn arround time TAT melebihi dari standar yang dtetapkan olehrumah sakit yaitu le; 8 jam.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis alurproses pelayanan pasien gawat darurat dengan menggunakan lean six sigma tools.Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dengan metode observational actionprocess research dan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyse, Improve .Pengambilan data dengan observasi alur proses pelayanan pasien, telaah dokumen danwawancara mendalam di Instalasi Gawat Darurat RSUP Nasional Dr. CiptoMangunkusumo.
Hasil penelitian dari 369 pasien terdapat 166 44.98 memilikiTAT > 8 jam dengan rata ndash; rata waktu pelayanan pada saat datang 5.30 menit, triage4.09 menit, registrasi 7.10 menit, evaluasi dan tatalaksana awal 60.10 menit, zonapelayanan 535.14 menit, permintaan obat ke satelit farmasi 34 menit, pemeriksaanlaboratorium 66.47 menit, pemeriksaan radiologi 98 menit, dan pasien pulang 20.24menit, rawat 50.30 menit, rujuk 110 menit dan meninggal 72.50 menit. Persentase NonValue Added 59 dan perhitungan Six Sigma berada di level sigma 3 yangmemungkinkan terdapat 66.807 melebihi TAT dari 1 juta kesempatan.
Hasil analis fishbone menunjukkan adanya bottelneck di setiap proses terutama di zona pelayanandengan penyebab yaitu menunggu diperiksa, menunggu hasil pemeriksaan penunjang,menunggu alat, obat dan alat kesehatan, menunggu disposisi, menunggu discharge danmenunggu ruang rawat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa alur proses pelayananpasien IGD tergolong un-lean dan berada di level sigma 3 sehingga diperlukan upayaperbaikan terus menerus Kaizen dengan desain ulang pelayanan mulai dari pro aktiftriage, mengaktifkan zona hijau, advanced patient tracking, ruang intermediate warduntuk pasien boarding dan layanan ambulans melalui anggota tim gerak Lean SixSigma.

Emergency Room ER is the main gate of emergency patients that required a fast,precise, and careful service. One of challenges in ER is bottleneck process start frompatients arrived until patients discharged. This may cause to the Turn Around Time TAT exceeds the standard of 8 hours.
This research aimed to analyse the flowprocess of patient's care in ER using Lean Six Sigma Tools. Design used in this studyis qualitative analysis by method of observational action process research andreference of DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Data were collected byobservation to process of patient's care, document review and in depth interview inER of National Referral Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo.
Results of this study,166 44,98 from 369 patients have TAT 8 hours with average service time patients arrived 5.30 minutes, triage 4.09 minutes, registration 7.10 minutes,evaluation and initial treatment 60.10 minutes, service zone 535.14 minutes, takingmedicines to pharmacy 34 minutes, laboratory check 66.47 minutes, radiologyexamination 98 minutes, patients discharge 20.24 minutes, to be admission 50.30minutes, refer to another hospital 110 minutes, death 72.50 minutes. Percentage ofNon Value Added is 59 and calculation of Six Sigma is in Level Sigma 3 thatallows there to be 66,807 over TAT of 1 million occasions.
Fishbone analysis shows that there is bottleneck in each process, especially in service zone with varietiescauses of waiting to be checked assessed, waiting for laboratory check or radiologyexamination, waiting for medicines and medical devices, waiting for disposition,waiting to be discharged and waiting for admission.
This study concludes that theflow processes of patient's care in ER is classified as un lean and stand in level sigma3. Therefore it is required continuous improvement Kaizen by re design of servicesstart from pro active triage, green zone activation, advanced patient tracking, intermediate ward for boarding patients and ambulance service through Lean SixSigma team.Keyword Flow Process, Emergency Room, Lean Six Sigma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Annisa Firdaus
"Indikator Standar Pelayanan Minimal waktu tunggu pelayanan obat pada di depo farmasi rawat jalan RSUD Koja belum mencapai standar. Selisih terbesar antara pencapaian dengan standar terjadi pada pelayanan obat jadi pasien BPJS. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan obat jadi di depo farmasi rawat jalan dengan pendekatan Lean Six Sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan rata-rata waktu tunggu adalah 1 jam 21 menit 48 detik dengan kegiatan value-added sebesar 7,40% dan non- value-added sebesar 92,60%. Kategori waste terbesar ada pada kategori waiting, dan disusul oleh kategori lainnya yaitu motion, defects, overprocessing, human potential, dan inventory. Proses yang menjadi bottleneck adalah proses persiapan obat. Akar penyebab utama pada bottleneck yang dianalisis dengan fishbone adalah kategori man.
Usulan perbaikan terdiri dari realisasi perhitungan beban kerja, 5S, standarisasi pekerjaan, visual management, kaizen, perbaikan sistem, counter nomor antrian obat, perluasan ruangan, serta poli cepat dan perubahan layout. Dari usulan perbaikan, didapatkan hasil future state map yang menunjukkan waktu tunggu mengalami penurunan menjadi 49 menit 8 detik dengan value-added sebesar 12,38% dan non-value-added sebesar 87,62%.

The waiting time for medicine services in outpatient pharmacy RSUD Koja has not reached the standard. The biggest difference between achievement and standard occurs in the service of noncompounding medicine for BPJS patients. This study was conducted to analyze the waiting time of outpatient medicine services using Lean Six Sigma approach. This research is operational research with qualitative and quantitative approaches.
The results of this research that the average of waiting time is 1 hour 21 minutes 48 seconds with 7.40% of value-added and 92.49% of non-value-added. The biggest waste category is waiting, followed by other categories, such as motion, defects, overprocessing, human potential, and inventory. The bottleneck of medicine service is the process of medicine preparation with the root cause of problem using fishbone diagram is man category.
The suggestion for process improvements consist of realization of workload calculations, 5S, standardization of work, visual management, kaizen, software repairs, machine for queue number, room expansion, poli cepat and layout changes. Based on that suggestions, future state map results show that waiting time decreased to 49 minutes 8 seconds with 12.38% of value-added and 87.62% of non-value- added.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanti Diliasari
"Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan Lean Six Sigma sebagai strategi untuk mengurangi waktu tunggu di klinik anak Rumah Sakit X, yang merupakan aspek kritis dalam memengaruhi kepuasan pasien dan mutu layanan rawat jalan. Waktu tunggu yang berkepanjangan telah menjadi isu utama yang perlu diperbaiki, terutama di klinik anak yang memiliki kunjungan tertinggi namun belum mencapai target Indikator Nasional Mutu (INM). Penelitian ini menggunakan pendekatan action research selama satu minggu dengan mengamati 60 pasien yang memiliki janji temu di klinik tersebut. Perbaikan seperti peningkatan waktu pemeriksaan dokter, pengaturan ulang ruang pengkajian dan pengurangan pemborosan telah signifikan dalam mengurangi waktu tunggu dari 55.94 menit menjadi 29.60 menit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Lean Six Sigma berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan di Klinik Anak Rumah Sakit X. Langkah-langkah ini diharapkan dapat terus meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas pelayanan di lingkungan Klinik Anak Rumah Sakit X serta menunjukkan potensi Lean Six Sigma  dalam konteks pelayanan kesehatan.

This study aims to evaluate the implementation of Lean Six Sigma as a strategy to reduce waiting times at the pediatric clinic at X Hospital, which is a critical aspect in influencing patient satisfaction and the quality of outpatient services. Prolonged waiting times have become a major issue that needs to be improved, especially in pediatric's clinic which have the highest number of visits but have not yet reached the National Quality Indicator (INM) target. This study used an action research approach for one week by observing 60 patients who had appointments at the clinic. Improvements such as increasing doctor examination times, reorganizing assesment rooms, and reducing waste have been significant in reducing waiting times from 55.94 minutes to 29.60 minutes, The results of this research show that the implementation of Lean Six Sigma has succeeded in increasing the efficiency and quality of services at the pediatric's clinic at X Hospital. It is hoped that these steps will continue to improve operational efficiency and service quality in the pediatric clinic environment at X Hospital and demonstrate the potential of Lean Six Sigma in the context of heath services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Mulyanto
"Tesis ini merupakan suatu penelitian dengan metode penelitian kualitatif terhadap waktu pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Gading Pluit Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu pelayanan IGD serta mencari penyebab lamanya waktu pelayanan IGD. Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu pelayanan IGD terhadap pasien yang berobat ke IGD RS Gading Pluit selama bulan Januari 2016. Waktu pelayanan IGD maksimal 90 menit dihitung sejak pasien masuk ke IGD atau setelah dilakukan triase pada pasien.
Dilakukan observasi terhadap proses pendaftaran pasien, triase pasien, asuhan keperawatan dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi serta konsultasi dokter spesialis. Terhadap waktu pelayanan pasien IGD yang melebihi waktu 90 menit dilakukan penelusuran penyebab lamanya pelayanan. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai penyebab lamanya waktu pelayanan IGD.
Dari penelitian didapatkan bahwa waktu pelayanan IGD dipengaruhi faktor-faktor kategori triase pasien dan diagnosis penyakit pasien. Rata-rata waktu pelayanan IGD untuk kategori gawat darurat (Label Merah) adalah 70 menit 40 detik sedangkan rata-rata waktu pelayanan untuk kategori darurat tidak gawat (Label Kuning) adalah 80 menit 40 detik. Saran-saran penelitian : membatasi tindakan konsultasi ke dokter spesialis hanya untuk kasus-kasus gawat darurat, waktu pelayanan IGD sebaiknya berbeda berdasarkan kategori pasien dan menjamin proses triase berjalan dengan prosedur yang berlaku.

This thesis is a study with qualitative research methods to the service time ER RS Gading Pluit Jakarta. The research objective was to determine the ER service time and find the cause of the length of time emergency services. The study was conducted by calculating the time emergency services to patients who went to the emergency room Gading Pluit Hospital during January 2016. ER maximum service time of 90 minutes is counted since the patient go to the ER or after triage on patients.
Observations on the process of patient registration, triage, nursing care and physician examination, laboratory test, radiological examination and consultation specialist. ER patient care over time that exceeds 90 minutes unpacking the cause of the length of service. Depth interviews were conducted to obtain information about the cause of the length of time the emergency services.
This research's result, the service time ER affected by category of emergency and patient diagnosis. Average services time for emergency category (red label) is 70 minutes while the average time of emergency services for urgent category (yellow label) is 80 minutes 40 seconds. Suggestions research : limiting the action to consult a specialist only for cases of emergency, emergency service time should be different by category triage patients and ensure the process runs with the applicable procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masfupah
"Instalasi Gawat Darurat IGD memberikan pelayanan yang cepat dan tepat untuk mencegah kondisi kesehatan pasien memburuk dan mencegah kematian dan kecacatan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa patient flow dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma. Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dan kuantitatif dengan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyze, dan Improve. Observasi dilakukan dengan teknik Time Motion Studies mulai dari pasien datang sampai perawat melakukan serah terima pasien diruang rawat inap yang dibagi menjadi4 cycle respon time dokter, waktu observasi, boarding dan transfer pasien, wawancara mendalam, telaah dokumen.
Hasil penelitian dari 30 pasien rata-rata respon time dokter pada pasien level II adalah 35 menit 5 detik, dan pada pasien level III selama 43 menit 4detik. Total Lead time 6 Jam 56 menit 08 detik. Hasil identifikasi value stream mappingdari 4 cycle didapatkan respon time dokter membutuhkan waktu 00:46:38, Waktu Observasi 01:29:47, Waktu Boarding 04:17:02 dan transfer pasien 00:22:42. ProporsiNon value Added secara keseluruhan adalah 84.95 dan Value added sebesar 15,05, dengan total waste selama 05:53:29 detik.
Hasil analisis Five Whys menunjukan adanya bottleneck di boarding pada proses kegiatan pencarian dan penempatan kamar 2:45:04 dengan penyebab yaitu ketersediaan kamar, sistem waiting list karena menunggu pasien pulang, pasien asuransi atau rencana pulang, kebijakan beset kamar, sistem pencarian kamar di Front Office dan kebijakan titip kamar. Upaya penerapan Lean Six Sigma diharapkan dapat memperbaiki kinerja di IGD, selain menghilangkan waste dan memaksimalkan nilai valu-added, mengetahui akar masalah, perbaikan kualitas dan peningkatan efisiensi kinerja secara terus menerus.

Emergency Departement provides fast and precise services to prevent the patient 39s deteriorating health condition and prevent death and disability. This study aimed to analyze patient flow by using Lean Six Sigma approach. The design of this research are qualitative and quantitative analysis with reference framework DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Observation was conducted with Time Motion Studies technique from patient arriving until nurse performed patient handover in in patient room which was divided into 4 cycles doctor respontime, observation time, boarding and patient transfer, in depth interview, study document.
Research result from 30 patients on average the physician 39s response time at patient level II was 35 minutes 5seconds, and in the patient 39s level III for 43 minutes 4 seconds. Total Lead time 6 Hours56 mins 08 sec. Identification result of value stream mapping from 4 cycle got doctor time response time 00 46 38, Observation Time 01 29 47, Boarding Time 04 17 02 and patient transfer 00 22 42. Proportion of Non value added as a whole is 84.95 and Value added of 15.05, with total waste for 05 53 29 sec.
Five Whys analysis results showed that there are a bottleneck in the process of searching and placing the room 2 45 04 with the cause of room availability, waiting list system waiting for the patientto go home, insurance patient or return plan, room beset policy, in the Front Office androom care policies. We suggest to apply Lean Six Sigma to improve performance in theER, in addition to eliminating waste and maximizing the value valu added, knowingthe root of the problem, quality improvement and continuous improvement inperformance efficiency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Nurseptiani
"Waktu tunggu menjadi indikator penilaian mutu pelayanan di IGD. Waktu tunggu pasien diIGD mempengaruhi tingkat keparahan pasien dan kenyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan. Triase menjadi bagian proses penting dalam melakukan pemilahan pasien dan pemberian intervensi medis sesuai dengan kondisi kegawatannya sehingga dapat menurunkanangka mortalitas dan morbiditas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pasien di IGD RSUD Kramat Jati serta melihat hubungan triase terhadap waktu tunggu. Penelitian dilakukan di IGD RSUD Kramat Jati pada tanggal 15-30Mei 2017 secara kuantitatif n=230 , dan secara kualitatif dengan wawancara mendalam 4 Informan sebagai pendalaman informasi mengenai SPO Triase, Formulir Triase, dan Kebijakan Penetapan Waktu Tunggu.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yangbermakna antara warna triase dengan waktu tunggu dengan p-value sebesar 0,014.Diharapkan dalam penelitian ini dilakukan perbaikan terhadap SPO Triase, sosialisasi triasekepada petugas IGD, penyesuaian ruangan IGD sesuai standar Departemen Kesehatan.

Waiting time is part of the indicator of quality of service in Emergency Room. Waiting time patients in ER affect the severity of patients and comfort patients in treatment. Triage is part of important process for sorting patients and medical intervention based on their severity and illness so that it can reduce mortality and morbidity rate in ER.
This study attempts to analyze factors which can affect waiting time in ER at Kramat Jati Hospital and relation between triage and waiting time. Research was conducted on 15 30 May 2017 using quantitativ method n 230 and qualitative method through in depth interview 4 informants about SPO Triage, Form Triage, and policy about waiting time.
The result showed that are correlation between colors triage and waiting time with p value 0,014. Expectation from this research are improvement for SPO Triage, share information about triage for nurse and doctor at ER, and adjusment room of ER according to standard the ministry of health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Inas Pratiwi
"Bed Occupancy Ratio (BOR) Rumah Sakit Hermina Bekasi setiap tahunnya mengalami peningkatan, begitupula dengan jumlah pasien yang masuk rawat inap melalui instalasi gawat darurat. Peningkatan ini menyebabkan adanya penumpukan pasien boarding di instalasi gawat darurat yang belum dapat ditransfer ke ruang rawat inap. Penelitian ini menganalisis proses boarding dan transfer pasien dari IGD ke rawat inap melalui pendekatan lean six-sigma dengan teknik time motion study kepada 30 pasien. Pendekatan lean memperlihatkan persentase aktivitas value added dan non value added sedangkan six sigma memberikan gambaran variasi kegiatan pada proses.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien membutuhkan waktu selama 2 jam 31 menit 48 detik dalam proses boarding dan transfer dengan persentase aktivitas value added 20,77 dan non value added 79,23. Berdasarkan analisis 5whys didapatkan akar penyebab masalah yaitu pemulangan pasien yang belum terencana.

Every year, Bed Occupancy Ratio (BOR) of Hermina Hospital Bekasi has increased, as well as the number of patients who admitted to the hospital through emergency room. This increase leads to the buildup of boarding patients at emergency departments that can not be transferred to the inpatient room. This study analyzes the boarding and transfer of patients from ED to inpatient room through lean six sigma approach with time motion study from 30 patients. The lean approach shows the percentage of value added and non value added activities while six sigma provides an overview of the activity variations in the process.
The results showed that the patient took 2 hours 31 minutes 48 seconds in the process of boarding and transfer with the percentage of value added activities 20.77 and non value added activities 79.23. Based on 5whys analysis, the root cause of the problem is the unplanned discharge patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sentari Shela Hapsari
"ABSTRACT
Proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan di RSUP Fatmawati masih belum optimal, ditunjukan dengan penyelenggaraan yang belum sesuai dengan peraturan, masih ada rekam medis yang terlambat, bahkan tidak kembali dari Instalasi Rawat Jalan IRJ ke Instalasi Rekam Medis dan Pusat Data Informasi IRMPDI pada hari dimana rekam medis digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan dari IRJ ke IRMPDI dengan pendekatan lean six sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan selama 183,09 menit dengan value added 41,55 menit 22,7 dan non value added 141,54 menit 77,3, proses paling lama terjadi pada langkah pengembalian rekam medis dari IRJ ke IRMPDI karena menunggu petugas IRMPDI mengambil rekam medis. Waste paling besar yaitu waste waiting sebesar 124,16 menit atau 87,72 dari total seluruh waste yang ditemukan. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori man. Berdasarkan analisis tersebut diberikan usulan berupa pembuatan standarisasi kerja, penghitungan beban kerja, melakukan rapat koordinasi, membagi pekerjaan ke dalam periode waktu tertentu heijunka, dan meningkatkan pengawasan.

ABSTRACT
The process of returning outpatient medical records at RSUP Fatmawati is not optimal enough, indicated by the process is not in accordance with existing regulations, medical records are late, and not returned from Outpatient Installation IRJ to Installation of Medical Record and Information Data Center IRMPDI at the same day when it used. The aim of this research is to get analysis result of outpatient medical records return process from IRJ to IRMPDI using lean six sigma approach. This research is operational research type that use quantity and quality design. The results of this research were described with the value stream mapping that showed lead time of outpatient medical records return process for 183,09 minutes, with value added 41,55 minutes 22,7 and non value added 141,54 minutes 77,3, the longest process occurs on returning of medical record form IRJ to IRMPDI due to the waiting of IRMPDI officers to take medical records. The biggest waste is waiting for amount of 124,16 minutes 87,72 of the total waste. Based on fishbone diagram analysis it is known that the root cause of medical record problem mostly comes from man category. Based on that analysis, an improvement proposal will be given as the following development of work standarization, workload calculation, coordination meeting, devide the work into a certain period of time implementation of heijunka, and improvement of supervision. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>