Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Junaedi
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat eksipien ko-proses dari campuran kappa dan iota karagenan pada perbandingan tertentu yang dikombinasi dengan pragelatinisasi pati singkong propionat (PPSP), selanjutnya mengkarakterisasi eksipien ko-proses dan menggunakannya dalam formulasi sediaan gastroretentif tablet mengapung.
Pada penelitian ini, tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan menggunakan famotidin sebagai model obat. Formulasi tablet mengapung dibuat dengan eksipien koproses karagenan dan PPSP dengan perbandingan tertentu. Daya mengembang dan keterapungan tablet mengapung dievaluasi. Pelepasan obat dari tablet mengapung diteliti dan dianalisa dengan menggunakan beberapa model persamaan kinetika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula A dengan eksipien koproses karagenan : PPSP (1:1) sebanyak 60 % dengan HPMC 10% menghasilkan formula yang terbaik dengan waktu mengapung 11,42 ± 1,53 menit dengan lamanya keterapungan selama 20 jam. Formula tersebut juga menunjukkan profil pelepasan yang terkendali dengan model kinetika Higuchi serta mekanisme difusi non Fickian.

The aim of this study was to make a coprocess excipients from the mixture of kappa and iota carrageenan on specific comparisons, combined with the pregelatinized cassava starch propionate (PPSP) , further characterized the coprocess excipients and used the formulation in processed gastroretentif preparation of floating tablet.
In this study, tablets were made by wet granulation method and using famotidine as a model drug. Some formulations of floating tablets were prepared by varying the composition of the excipients coprossed carragenan with a certain ratio. The swelling and buoyancy of the floating tablets were evaluated. Furthermore, the drug release from the floating tablets were studied and analyzed using several models of kinetic equations.
The results showed that formula A with excipients coprocessed carragenan (1:1) as much as 60% with 10% HPMC produce the best formula and floating lag time 11.42 ± 1.53 minutes and total floating time for 22 hours. The formula also revealed a profile of controlled drug release and approached to Higuchi kinetics model and the non Fickian diffusion mechanism."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
T31802
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luhur Cayektie
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33126
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi E. Tania
"Saat ini, pengembangan eksipien untuk sediaan farmasi ditujukan untuk meningkatkan efek terapetik dari obat dan mengurangi frekuensi pemberian obat sehingga dapat meningkatkan kepatuhan dari pasien. Hal ini dapat dicapai dengan penyalutan tablet lepas terkendali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan mengkarakterisasi eksipien koproses pregelatinisasi pati singkong(PPS) dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) pada perbandingan 4:1. PPS dibuat dengan memasak pati singkong diatas suhu gelatinisasinya dan penambahan air pada perbandingan tertentu. Kemudian dicampur dengan HPMC dan dikarakterisasi sifat fisikokimia dan fungsionalnya. Dalam penelitian ini eksipien koproses digunakan sebagai salut tablet lepas terkendali, dan teofilin digunakan sebagai model obat. Tablet inti dan tablet salut dievaluasi sesuai ketentuan Farmakope Indonesia dan acuan farmasetika lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan eksipien koproses PPS-HPMC perbandingan 4:1 pada kosentrasi 4% w/w dapat digunakan sebagai bahan salut tablet lepas terkendali."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33153
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alawiyah Aswar
"Eksipien koproses merupakan kombinasi dua atau lebih eksipien yang memiliki keuntungan penampilan yang tidak dapat dicapai oleh pencampuran secara fisik biasa dengan eksipien yang sama. Kombinasi eksipien yang dipilih dapat melengkapi satu sama lain untuk menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien sekaligus dapat mempertahankan atau meningkatkan sifat eksipien yang diinginkan. Pregelatinisasi pati singkong (PPS) sebagai matriks hidrofilik belum menghasilkan laju disolusi obat yang konstan, oleh sebab itu pada penelitian ini dikombinasikan dengan karboksimetilselulosa (CMC). Sifat pembentuk gel dari CMC diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pembentukan gel dari pati, sebagai matriks dalam sediaan lepas terkendali sehingga mampu menahan pelepasan obat dari sediaan.
Koproses PPS - CMC dibuat dengan mendispersikan PPS dalam air (1:5) dan CMC dengan konsentrasi 5% b/v, keduanya dicampurkan dengan berbagai perbandingan yaitu 4:1, 3:1, dan 2:1. Eksipien koproses 4:1 dan 2:1 digunakan sebagai matriks dalam sediaan tablet serta dilakukan perbandingan dengan matriks PPS dan CMC sebagai eksipien awal penyusunnya. Tablet dibuat menggunakan metode granulasi basah dengan teofilin sebagai model obat. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa eksipien koproses yang dihasilkan memiliki sifat fisik lebih baik dibandingkan eksipien awal penyusunnya (PPS dan CMC), namun sebagai matriks belum mampu menahan pelepasan obat dengan baik."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Pradana
"Pregelatinisasi pati singkong (PPS) merupakan pati yang mengalami modifikasi fisika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan fungsionalitas dari PPS dengan membuat koproses yang terbuat dari PPS dan metilselulosa (MC) dengan variasi perbandingan 2:1, 3:1, dan 4:1, serta mengaplikasikan eksipien koproses tersebut sebagai bahan penyalut tablet teofilin yang dapat menahan pelepasan obat. Eksipien koproses dikarakterisasi meliputi morfologi, distribusi ukuran partikel, indeks kompresibilitas, laju alir dan sudut istirahat, analisis termal, higroskopisitas, viskositas, kekuatan gel, daya mengembang, dan analisis gugus fungsi. Tablet teofilin yang disalut dengan PPS, MC, dan koproses PPS-MC (4:1) dikarakterisasi serta dibuat profil pelepasan obat dalam medium klorida pH 1,2 dan fosfat pH 7,2. Hasil karakterisasi koproses PPS-MC menunjukkan peningkatan fungsionalitas PPS dan sinergisme PPS dengan MC. Sementara itu, uji pelepasan obat secara in vitro menunjukkan tablet teofilin yang disalut dengan MC 1%, koproses PPS-MC (4:1) 4% dan 2% dapat memperlambat pelepasan obat pada kedua medium."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa
"Pregelatinisasi pati singkong propionat (PPSP) merupakan hasil modifikasi fisika dan kimia pati singkong, yang diperoleh dengan mereaksikan pregelatinisasi pati singkong dengan asam propionat anhidrida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik eksipien koproses yang dihasilkan dari kombinasi PPSP dengan campuran kappa dan iota karagenan (1:1) dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Karakteristik yang dilakukan adalah karakteristik fisika, kimia dan fungsional. Koproses PPSP dengan karagenan dibuat dari campuran kappa dan iota karagenan (1:1) dengan tiga perbandingan yaitu koproses A (1:1), B (2:1), dan C (3:1) kemudian dikarakterisasi. Berdasarkan evaluasi, koproses C (PPSP: [karagenan kappa: iota karagenan = 1:1] (3:1)) dapat digunakan sebagai eksipien sediaan lepas terkendali.

Pregelatinized cassava starch propionic (PPSP) is a result of physical and chemical modification of cassava starch, which is obtained by reacting cassava starch with propionic anhydride acid. The aimed of this study is to know the characterictics of coprocessed exipient which is produced from combining pregelatinized cassava starch propionic with carrageenan (kappa:iota (1:1)) can be used as an excipient in pharmaceutical dosage forms. The characterictics of being done is characteristic of physical, chemical and functional. Coprocess ppsp with carrageenan (kappa:iota (1:1)) was made with three ratio A (1:1), B (2:1), and C (3:1), after that coprocessed is characterictics. Based on the evaluation, coprocess C (PPSP: [carrageenan kappa:iota carrageenan = 1:1] (3:1)) can be used as a controlled release dosage excipient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42930
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Rezki Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sediaan granul mengapung dengan sistem lepas terkendali menggunakan pregelatinisasi pati singkong propionat sebagai pembentuk matriks. PPSP dikombinasi dengan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dengan konsentrasi tertentu, untuk mengoptimalkan kemampuannya menghambat laju pelepasan obat. Granul mengapung dibuat dengan sistem effervescent menggunakan metode granulasi basah, dan digunakan teofilin sebagai model obat. Berdasarkan evaluasi distribusi ukuran partikel digunakan granul ukuran 711-1180 µm sebagai sediaan. Formula PPSP dan HPMC (1:1) mampu mengembang sampai 428.86 % selama 4 jam. Formula itu mampu mengapung di dalam medium asam selama 48 jam, dan mampu menahan pelepasan obat selama 8 jam mencapai 39.63 % dengan mekanisme pelepasan obat melalui kombinasi antara proses difusi dan erosi. PPSP tidak dapat digunakan sebagai pembentuk matriks tunggal untuk menghambat laju pelepasan obat, sedangkan kombinasi penggunaan PPSP dan HPMC dapat digunakan untuk menghambat laju pelepasan obat.

This study is to investigate the characteristic of floating granules based on controlled release system using pregelatinized cassava starch propionate (PPSP) as the matrix forming. Pregelatinized cassava starch propionate was combined with Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) with certain concentration, to optimize its controlled release ability. The floating granules was prepared with effervescent system using wet granulation method, and theophylline was used as the drug`s model. Based on the granules distribution, floating granule`s size was 711-1180 µm. Combination between PPSP and HPMC (1:1) swelled until 428.86% for 4 hour. This formula buoyed in acid medium for 48 hours and released the drug for 39.63 % in 8 hours by mechanism of diffusion and erosion. PPSP cannot be used as single matrix former to control drug`s released, furthermore the combination between PPSP and HPMC can be used as the matrix former for controlled release dosage form."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32774
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Yogaswara
"Koproses merupakan suatu konsep baru dari dua atau lebih eksipien yang berinteraksi pada tingkat subpartikel. Tujuan koproses adalah meningkatkan fungsionalitas secara sinergis dan menutupi sifat tidak diinginkan dari masing-masing eksipien. Koproses dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi pati sebagai bahan penyalut dalam industri farmasi dikombinasi dengan etil selulosa untuk menghasilkan sediaan lepas terkendali. Eksipien koproses pragelatinisasi pati singkong (PPS) - etil selulosa (EC) dibuat dengan cara mengkombinasikan PPS dan EC dengan rasio 2:1, 3:1, dan 4:1 kemudian dikarakterisasi. Eksipien koproses PPS-EC yang dipilih sebagai bahan penyalut adalah perbandingan 4:1. Eksipien koproses PPS-EC 4:1 dapat digunakan sebagai bahan penyalut yang mengendalikan pelepasan obat.

Co-process is a new concept of two or more excipients that interact at the level of sub-particles. The purpose of co-process is to improve the functionality co-process synergistically and cover unwanted nature of each excipients. Co-process can be done to improve the function of starch as an ingredient in the pharmaceutical industry coated combined with ethyl cellulose to produce off the preparation of control. Pregelatinized cassava starch (PCS) - ethyl cellulose (EC) co-process excipients is made by combining PCS and EC by a ratio of 2:1, 3:1, and 4:1 and characterized. PCS-EC co-process excipients selected as coated material is 4:1 ratio. PCS-EC co-process excipients 4:1 can be used as a coating tablet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita
"Koproses merupakan suatu konsep baru dari dua atau lebih eksipien yang berinteraksi pada tingkat subpartikel. Tujuan koproses adalah meningkatkan fungsionalitas bahan secara sinergis dan menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien. Pada penelitian ini tujuan dilakukannya koproses adalah untuk meningkatkan fungsi pati sebagai bahan penyalut dalam industri farmasi dikombinasi dengan Na-CMC untuk menghasilkan sediaan lepas terkendali.
Koproses PPS-CMC dibuat dengan cara mengkombinasikan PPS dan Na-CMC dengan rasio 2:1, 3:1, dan 4:1 kemudian dikarakterisasi. Koproses PPS-CMC yang dipilih sebagai bahan penyalut adalah perbandingan 4:1. PPS-CMC koproses 4:1 dapat digunakan sebagai bahan penyalut yang mengendalikan pelepasan obat selama 6 jam pada tiga kali penyalutan.

Coprocessing is a novel concept involves interactions of two or more excipients at the subparticle level. The aimed of coprocessed are providing a synergy of functionality improvements as well as masking the undesirable properties of the individual excipients. The aimed of this study is using coprocessed to improve starch function as a film former combine with sodium carboxymethylcellulose (SCMC) to make controlled release products.
Coprocessed pregelatinized starch-SCMC is the result of combining pregelatinized starch and SCMC in ratio 2:1, 3:1, and 4:1, after that the coprocessed is characterized. The well-chosen coprocessed as a film former is ratio 4:1. Coprocessed pregelatinized starch-SCMC 4:1 can be used as film former to controlling the release of drugs for 6 hours for three times coating.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32937
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>