Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrio Nugroho
"Makalah ini mengeksplorasi tentang bagaimana konten seksuaal begitu kental dalam film komedi. Makalah ini berusaha menjelaskan fenomena di mana film komedi, terutama di Indonesia banyak menggunakan konten seksual untuk meraup untung. Makalah ini mengungkap bahwa industri perfilman Indonesia sudah dimasuki oleh budaya populer (Barat) di mana Hollywood menjadi pemimpin tren budaya populer dalam seni perfilman. Konten seksual yang banyak ditemukan dalam film komedi Indonesia sejalan dengan Teori Budaya Industri yang dipaparkan oleh Theodore Adorno.
Film komedi Hollywood memang menggunakan unsur seksual sebaga pemanis film itu sendiri. Di Indonesia sendiri, yang menggunaka konten seksual sebagai konten tambahan utama dalam film komedi sudah ada dari era 70-an. Budaya industri sudah memiliki standar bahwa film komedi yang menambahka unsur seksual akan laku di pasaran sehingga tinggal sedikit tempat bagi para pelaku industri perfilman yang tidak ingin memasukan unsur seks ke dalam film komedi.
Makalah ini menemukan bahwa film komedi yang tidak menambah unsur seksual di dalamnya maka akan sulit mendapat tempat di masyarakat luas yang direpresentasikan sebagai pasar. Sehingga perkembangan film komedi Indonesia menjad seragam, dan yang berbeda dengan budaya populer akan ditinggalkan atau dikonsumsi oleh kalangan tertentu.

This study explores how the content seksuaal so thick in the comedy. This study attempted to explain the phenomenon in which the comedy, especially in Indonesia, many use to reap a profit of sexual content. This study revealed that the Indonesian film industry has been infiltrated by popular culture (Western Culture) in which Hollywood became the leader of popular cultural trends in the art of cinema. Sexual content found in many Indonesian comedy film in line with the theory presented by the Cultural Industries Theodore Adorno.
Hollywood comedies do use sexual element as a sweetener film itself . In Indonesia alone, which make use of sexual content as the main additional content existing in the comedy of the 70's. Cultural industries already have a standard that comedy would attach sexually explicit behavior in the market which will leave little room for the actors of the film industry who do not want to incorporate elements into the sex comedy.
This study found that the comedy does not add to the sexual element in it then it will be difficult to get a place in the wider community is represented as a market. So the development of Indonesian comedy faint uniform, and that is different from the popular culture will be abandoned or consumed by certain circles.
"
Depok: [Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;;, ], 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dewi
"Lingkungan stratejik perusahaan di era disruptive ini, menunjukkan ketidak pastian. Organisasi dituntut untuk metransformasi aktivitasnya bila ingin tetap bertahan pada peta persaingan. Dengan menggunakan perspektif kewirausahaan stratejik, dan metodologi mixed method, penelitian ini mengkaji peran orientasi kewirausahaan dalam mencapai kinerja terbaik perusahaan melalui mediasi inovasi model bisnis dan aset relasional stratejik sebagai intangible asset yang inimitable. Penelitian ini dilakukan pada 105 rumah sakit swasta di Indonesia pada konteks masa transisi reformasi kebijakan, yang mencetuskan disruptive innovation, serta efek digital disruption. .
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orientasi kewirausahaan pada organisasi rumah sakit berpengaruh signifikan positif terhadap pencapaian kinerja organisasi, baik secara langsung maupun mediasi inovasi model bisnis. Kekuatan kolaborasi manajemen rumah sakit dengan profesi dokter terbukti merupakan aset relasional yang bersifat kritis bagi tercapainya kinerja terbaik rumah sakit, yang sangat mempengaruhi inovasi model bisnis rumah sakit. Hasil penelitian ini memperkuat bukti penerimaan konsep kewirausahaan dalam industri perumah sakitan, karena sering dianggap bertentangan dengan sifat produk jasa kesehatan sebagai public service.

The strategic environment of the firms in this disruptive era indicate the uncertainty, so that all firms are required to make a transformation of the business in order to maintain its position on the competition map. By using a strategic entrepreneurship perspective and mixed method, this study examines the role of entrepreneurial orientation in achieving the best performance of the firm through the mediation of business model innovation and strategic relational assets as intangible assets that are inimitable. This study was conducted at 105 private hospitals in Indonesia, in the context of the transition period of policy reform, which sparked disruptive innovation, as well as digital disruption effects.
The results of this study concluded that entrepreneurial orientation in hospital organizations has a significant positive effect on the achievement of organizational performance, both directly and through the mediation of the business model innovations. The strength of the collaboration of hospital - physician relation is proven to be a critical relational asset for achieving the best performance of hospitals, which greatly influences the innovation of hospital business models. This study reinforce the evidence of acceptance of the concept of entrepreneurship in the hospital industry, which is considered contrary to the nature of health care service as a public service.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2565
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyo
"Banyak perusahaan menanggapi munculnya model bisnis baru dengan melakukan inovasi model bisnis. Namun tidak semua perusahaan memiliki kinerja yang bagus. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana hubungan orientasi kewirausahaan dengan inovasi model bisnis dan bagaimana hal ini berdampak pada kinerja perusahaan. Studi ini mengembangkan sudut pandang teoretis untuk menjawab pertanyaan tersebut. Berfokus pada hubungan antara atribut orientasi kewirausahaan, formalisasi; kapabilitas teknologi informasi, inovasi model bisnis, dan kinerja untuk memperjelas keterkaitan di antara konstruk-konstruk ini. Menggunakan data empiris dari industri aplikasi dan games, tesis ini menyatakan inovasi model bisnis mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan. Dilakukannya inovasi dalam hal penciptaan nilai, inovasi pada proposisi nilai, dan inovasi pada penangkapan nilai dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Inovasi model bisnis juga memediasi hubungan antara orientasi kewirausahaan dengan kinerja, dapat di simpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja, orientasi kewirausahaan saja tidak cukup, di dalam perusahaan harus terdapat atribut orientasi kewirausahaan dalam kerangka inovasi model bisnis. Dan untuk membentuk orientasi kewirausahaan yang tepat, perusahaan memerlukan kapabilitas teknologi informasi yang mumpuni.

Many companies respond to the emergence of new business models by innovating business models. But not all companies have good performance. This raises the question of how entrepreneurial orientation relationships with business model innovations and how this has an impact on company performance. This study develops a theoretical perspective to answer that question. Focusing on the relationship between attributes of entrepreneurial orientation, formalization; information technology capabilities, business model innovations, and performance to clarify the interrelationships between these constructs. Using empirical data from the application and games industry, this thesis states that business model innovation has a significant relationship with company performance. Innovation in terms of value creation, innovation in value propositions, and innovation in value capture can influence company performance. Business model innovation also mediates the relationship between entrepreneurial orientation and performance, it can be concluded that to improve performance, entrepreneurial orientation is not enough, within the company there must be an entrepreneurial orientation attribute within the framework of business model innovation. And to form the right entrepreneurial orientation, companies need a capable information technology capability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Bhakta Adhyatma
"Briket shisha splitting merupakan salah satu penyebab produk reject terbesar. Splitting merupakan fenomena terpecahnya briket shisha dalam keadaan terbakar, ketika dijatuhkan dari ketinggian 30 cm atau ketika dijepit dengan shisha tongs. Apabila terjadi splitting pada sampel briket shisha yang diuji, maka produk briket yang dihasilkan bersamaan dengan sampel dapat dikategorikan sebagai produk reject. Fenomena briket splitting diduga akibat kekuatan briket yang bervariasi dikarenakan tidak seragamnya proses produksi briket shisha. Mengingat masih sedikit standar dan riset terkait proses produksi briket shisha. Pada studi ini, dilakukan eksperimen pengukuran dan pengujian terhadap variabel-variabel pada proses produksi briket shisha, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya splitting pada briket shisha. Kemudian, diketahui bahwa splitting disebabkan oleh komposisi campuran tidak terukur dengan baik dan belum terdapat standar parameter dari hasil di setiap tahap proses produksi. Oleh karena itu dilakukan eksperimen perbaikan dengan membuat standar parameter proses produksi, dan dilakukan factorial design of experiment pada faktor-faktor penyebab briket splitting. Lalu, diketahui ketika parameter proses produksi dijaga konsisten dan pada penambahan tepung tapioka sejumlah 4% (dari jumlah massa bubuk arang) serta dengan waktu mixing selama 10 menit, dihasilkan briket dengan keseragaman kekuatan terbaik dan tidak terjadi splitting. Karena pada kondisi ini menghasilkan kekuatan kompresi dengan range perbedaan kekuatan paling rendah sebesar 280,14 N dan rata-rata kekuatan sebesar 362,36 N (sudah melampaui kekuatan minimum sebesar 137 N agar tidak terjadi splitting).

Splitting shisha briquettes is one of the biggest causes of product rejects. Splitting is the phenomenon of shisha briquettes breaking apart while burning, when dropped from a height of 30 cm or when clamped with shisha tongs. If splitting occurs in the shisha briquette sample being tested, then the briquette product produced together with the sample can be categorized as a reject product. The splitting briquette phenomenon is thought to be due to varying briquette strengths due to the non-uniformity of the shisha briquette production process. Considering that there are still few standards and research regarding the shisha briquette production process. In this study, experimental measurements and tests were carried out on variables in the shisha briquette production process, to determine the factors that cause splitting in shisha briquettes. Then, it was discovered that splitting was caused by the mixture composition not being measured properly and there were no standard parameters for the results at each stage of the production process. Therefore, improvement experiments were carried out by creating standard production process parameters, and factorial design of experiment was carried out on the factors causing briquette splitting. Then, it was discovered that when the production process parameters were maintained consistently and with the addition of 4% tapioca flour (of the mass of charcoal powder) and with a mixing time of 10 minutes, briquettes were produced with the best strength uniformity and no splitting occurred. Because in this condition it produces compression strength with the lowest strength difference range of 280.14 N and an average strength of 362.36 N (already exceeding the minimum strength of 137 N to avoid splitting)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yopan
"Untuk mengembangkan solusi efektif dan mempertahankan keunggulan kompetitif, perusahaan IoT harus terus melakukan inovasi model bisnis. Terlepas dari kebutuhan perusahaan IoT untuk memperbarui model bisnis mereka untuk secara efektif menciptakan nilai bagi pelanggan dan menangkap nilai bagi perusahaan, faktor signifikan dari inovasi model bisnis untuk perusahaan IoT masih terus menerus diteliti hingga saat ini. Studi ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi faktor-faktor signifikan dari inovasi model bisnis dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan IoT. Penelitian ini menggunakan metode PLS-SEM dengan melibatkan sampel 75 perusahaan IoT. Digital Leadership, Customer Orientation teridentifikasi sebagai faktor signifikan dari inovasi model bisnis dan mampu meningkatkan performa perusahaan IoT

To develop effective solutions and maintain a competitive advantage, IoT companies must continuously innovate business models. Despite the need for IoT companies to update their business models to effectively create value for customers and capture value for companies, the significant factors of business model innovation for IoT companies are still being researched. This study is intended to explore the significant factors of business model innovation and their impact on enterprise IoT performance. This study uses the PLS-SEM method involving a sample of 75 IoT companies. Digital Leadership, Customer Orientation identified as significant factors of business model innovation and able to improve IoT company performance."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Fajar Kirana
"Biseksualitas seringkali hanya dipandang sebagai salah satu dari orientasi seksual, identitas seksual, atau perilaku seksual. Pada kenyataannya, biseksual tidak hanya dapat dilihat dari salah satu sudut pandang. Lewat pengalaman hidup seseorang yang mengakui diri sebagai seorang biseksual, biseksualitas dapat dilihat dari berbagai sudut. Untuk dapat mengetahuinya, saya melakukan pengamatan dan wawancara mendalam kepada empat informan yang mengakui identitas seksualnya sebagai biseksual. Melalui pengalaman mereka dalam mengidentifikasi diri hingga akhirnya memilih identitas seksual dan pengalaman mereka dalam menjalin relasi, saya berusaha melihat bahwa biseksual tidak hanya dipandang sebagai orientasi seksual saja, identitas seksual saja, atau perilaku seksual saja.

Bisexuality mostly just seen as one of the sexual orientation, sexual identity, or just as sexual behaviour. In fact, bisexual can?t just seen as one of the third. From the life histories of someone who identified their self as bisexual, bisexuality can be seen from many point of view. Therefore, I conduct observations and in-depth interviews of four people who identified their self as bisexual. From their identifying their sexual identity experience until they decide to choose their sexual identity and from their relationship experiences, I try to look that bisexual not just as sexual orientation or just as sexual identity, or just sexual behaviour."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Fristy Syahara
"Tesis ini mengkaji pembentukan pemahaman baru mengenai gender dan seksualitas pada diri penggemar laki-laki melalui keterlibatan mereka dalam konsumsi dan produksi AU boys love. AU boys love merupakan subgenre dari fanfiction yang berfokus pada hubungan romantis antara laki-laki dengan menggunakan idola Kpop sebagai visualisasi. Penelitian dilakukan di media sosial twitter dengan menggunakan pendekatan Cyber Ethnography dan dianalisis menggunakan dua konsep teoritik yaitu undoing gender dan matriks heteroseksual dari Judith Butler. Adanya kebingungan akan orientasi seksual juga ketertarikan terhadap Kpop, membuka jalan menuju konsumsi AU boys love. Melalui konsumsi AU boys love dan interaksi dalam ruang virtual, penggemar diberikan gambaran serta informasi mengenai kehidupan gay. Temuan riset menunjukkan bahwa kehadiran matriks heteroseksual memicu terjadinya pembatalan gender, dan ruang virtual boys love menjadi media yang menjembatani hal ini. Sebagai media yang mampu memberikan ruang dan wawasan bagi penggemar, sehingga penggemar dapat mengkonfirmasi ketertarikan mereka terhdap laki-laki, juga melakukan pembatalan gender tidak hanya di dunia maya, juga di dunia nyata. Upaya pembatalan gender dilakukan dengan cara mengungkapkan ketertarikan terhadap laki-laki, aktif dalam berkencan dan berhubungan seksual, serta menjadikan pengalaman percintaan dan seksual yang mereka miliki sebagai inspirasi untuk memproduksi AU boys love. Saya berargumen bahwa konsumsi dan produksi AU boys love membentuk suatu ruang virtual yang dapat membantu penggemar untuk menerima diri dan orientasi seksualnya, juga melakukan pembatalan gender sehingga dapat membentuk diri mereka saat ini.

This thesis examines the formation of a new understanding of gender and sexuality in male fans through their involvement in the consumption and production of AU boy’s love. AU boy’s love a subgenre of fanfiction that focuses on romantic relationships between boys using K-pop idols as visualizations. The research was conducted on Twitter social media using the Cyber Ethnography approach and analyzed using two theoretical concepts: Heterosexual Matrix and Undoing Gender from Judith Butler. Confusion about sexual orientation and interest in K-pop, paving the way for consuming AU boy’s love. Through consuming AU boy’s love and interactions in virtual space, fans are given an overview and information about gay life. Research findings show that that the presence of the heterosexual matrix triggers undoing gender, and the virtual space of a boy's love becomes a medium that bridges this. As a medium that can provide space and insight for fans, so that fans can confirm their attraction to men, it also carries out undoing gender in cyberspace and the real world. Efforts to undoing gender are carried out by expressing interest in men, being active in dating and having sexual relations, and using their romantic and sexual experiences as inspiration for producing AU boy's love. I argue that the consumption and production of AU boy's love forms a virtual space that can help fans to accept themselves and their sexual orientation, as well as Undoing gender so they can shape who they are today."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rasyid Hermas Sudibya
"Skripsi ini membahas tentang sensor konten asusila dan kekerasan dalam film bioskop yang dijalankan oleh Lembaga Sensor Film. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis empiris terhadap implementasi kebijakan sensor di masyarakat. Wawancara dilakukan kepada informan yang terdiri dari anggota LSF, sineas film, dan masyarakat pecinta film indonesia. Hasil Penelitian menunjukkan adanya perubahan dalam paradigma penyensoran pasca ditetapkannya Undang Undang No 33 Tahun 2009 tentang Perfilman dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film. Perubahan tersebut menuju kepada penyensoran yang lebih tidak mengekang para pembuat film dan diharapkan di masa depan sensor film dapat digantikan sepenuhnya dengan klasifikasi film.

This research discusses about the censorship of pornographic and violence content in feature film run by Lembaga Sensor Film. The research was conducted by analyzing empirical implementation in censorship. Interviews were conducted to the informant that consists of members of LSF, film maker and Indonesian film lovers. Research shows that there is a change in censorship paradigm after goverment issued Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 about Film and Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2014 about Lembaga Sensor Film. The changes lead to lest restrain on censorship, and in the future film censorship can be replaced entirely with film classification.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S62613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nurhadi Tri Wibowo
"Tesis ini bertujuan untuk mengeksplorasi orientasi komunikasi kelompok co-cultural dari stand-up comedian disabilitas dalam industri komedi di Indonesia. Orientasi komunikasi sendiri merupakan sebuah konsep yang mengacu pada pendirian tertentu yang diambil oleh anggota kelompok budaya co-cultural selama interaksi mereka dalam struktur masyarakat yang dominan di dalam teori co-cultural. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist denganpendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus, untuk menghasilkan pemahaman yang jelas tentang bagaimana pengalaman orientasi komunikasi dari stand-up comedian disabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah orientasi komunikasi kelompok co-cultural stand-up comedian disabilitas memiliki pendekatan komunikasi yang cenderung asertif dengan hasil yang diinginkan cenderung berupa akomodasi dan asimilasi. Usia saat mengalami disabilitas secara total dan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh stand-up comedian disabilitas, turut berperan dalam terbentuknya hasil yang diinginkan dalam orientasi komunikasi. Lingkungan industri komedi yang lebih luas di Indonesia masih membuat stand-up comedian disabilitas memilih pendekatan yang bersifat asertif dalam menyampaikan keresahan tentang isu disabilitas. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran singkat untuk memahami orientasi komunikasi terhadap kelompok co-cultural, dalam hal ini penyandang disabilitas, baik secara teoritis dan juga praktis.

This thesis explores the communication orientation of co-cultural groups of stand-up comedians with disabilities in the comedy industry in Indonesia. Communication orientation is a concept that refers to a particular stance taken by members of a co-cultural group during their interactions within the dominant societal structure in co-cultural theory. This research uses a post-positivist paradigm with a qualitative approach and case study research methods to produce a clear understanding of the communication orientation experiences of stand-up comedians with disabilities. The results of this research are that the communication orientation of a group of co-cultural stand-up comedians with disabilities has a communication approach that tends to be assertive, with the desired results managing to be accommodation and assimilation. The age when experiencing total disability and the educational background of a disabled stand-up comedian also play a role in the formation of the desired results in communication orientation. Indonesia's wider comedy industry environment still makes stand-up comedians with disabilities choose an assertive approach to conveying concerns about disability issues. This research is expected to provide a brief overview to understand communication orientation towards co-cultural groups, in this case, people with disabilities, both theoretically and practically."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Angga Negoro
"Naik turunnya harga komoditas merupakan tantangan penting yang harus dihadapi oleh
perusahaan berbasis komoditas agar dapat bertahan dan berkembang. Meningkatnya
volatilitas siklus bisnis ini telah meningkatkan kesulitan dalam merespons secara
strategis. Sebuah studi empiris telah dilakukan untuk membangun model organisasi bagi
perusahaan berbasis komoditas guna menangani masalah ini secara mendasar.
Penelitian ini menggunakan metodologi Structural Equation Modeling–Partial Least
Square (SEM-PLS) untuk menganalisis 130 manajemen puncak yang mewakili 99
perusahaan pertambangan dan Minyak Sawit Mentah (CPO) di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan berbasis komoditas dapat memiliki kinerja
yang lebih baik dengan menjadi organisasi ambidekstrus. Untuk mencapai hal ini,
perusahaan perlu memiliki orientasi terhadap siklus bisnisnya, yang ditentukan oleh visi
manajemen puncak dan ketidakpastian lingkungan.
Penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur yang ada tentang manajemen strategis
terkait dengan organisasi ambidekstrus, visi manajerial, orientasi organisasi,
ketidakpastian lingkungan, dan implikasi kinerjanya. Penelitian ini memberikan saran
manajerial dengan mengusulkan model yang dapat memberikan wawasan berharga dalam
tujuan membangun perusahaan ambidekstrus siklus bisnis.

The ups and down in commodity prices is arguably important challenges to deal with for
commodity-based firms in order to strive and survive. The increasing volatility of this
business cycle has increased the difficulties in responding strategically. An empirical
study has been undertaken to build an organizational model for commodity-based firms
to deal with this issue fundamentally.
This study used the Structural Equation Modeling–Partial Least Square (SEM-PLS)
methodology to analyze 130 top management representing 99 different mining and Crude
Palm Oil companies in Indonesia. It found that commodity-based firm can have better
performance by being an ambidextrous organization. In order to achieve this, firms need
to have orientation towards its business cycle and this orientation is determined by its top
management foresight and environmental uncertainties.
This study contributes to the existing literature on strategic management in relation to
ambidextrous organization, managerial foresight, organizational orientation,
environmental uncertainty, and its performance implications. The study provides
managerial advice by proposing a model that could give valuable insights in the purpose
of building business cycle ambidextrous company.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>