Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7298 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Alfa Siti Azizah
"Ruang lingkup dan Cara penelitian : Jet lag adalah sekumpulan gejala-gejala yang dihubungkan dengan zona waktu dan irama sirkadian, dan berdampak lugs terhadap fisik,mental dan emosional. Masalah jet lag dan kaitannya dengan produktivitas belum terungkap secara jelas, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang insidensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan jet lag. Penelitian untuk mengetahui insidensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan jet lag dilakukan secara kohort prospektif terhadap 62 orang karyawan PT ` P' yang melakukan perjalanan ibadah haji tahun 1998. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan pengisian kuisioner.
Hasil dan kesimpulan : Insidensi jet lag setelah penerbangan Timur-Barat sebesar 88,71% sedangkan insidensi jet lag setelah penerbangan Barat-Timur 93,55%. Setelah penerbangan Barat-Timur insidensi jet lag berhubungan bermakna secara statistik dengan faktor pra penerbangan (umur, jenis pekerjaan), dan pada penerbangan Timur-Barat faktor yang berhubungan sangat bermakna secara statistik adalah faktor selama penerbangan (aktivitas ringan di pesawat). Insidensi pada kelompok yang tidak berolah raga adalah sebesar 96% yang lebih besar bila dibandingkan dengan insidensi jet lag pada kelompok yang berolah raga dalam hal ini 83,78 %. Derajat jet lag pada penelitian ini hanya ditemukan derajat ringan dan sedang. Pada penerbangan Timur-Barat derajat ringan 77,42%, derajat sedang 11,29%, sedangkan setelah penerbangan Barat-Timur derajat ringan 87,10%, derajat sedang hanya 6,45%. Dengan diketahuinya faktor yang dapat mempengaruhi turunnya insidensi jet lag dapat dilakukan upaya penurunan insidensi jet lag.

Scope and method of study: Jet lag is a group of symptoms relation with time zone and circadian rhythm. Jet lag affects our physic, mental and emotional. Relationship of jet lag and productivity hasn't been conclusive yet. A Cohort prospective study was conducted in order to know the incidence of jet lag and its related factors, among 62 PT' P `employees who did the pilgrimage to Mecca in 1998. Data was collected with physical examination, environmental measurement and using questionnaire.
Result and conclusion: The jet lag incidence after East-West flight is 88,71%, and after West-East is 93,55 % incidence. After West-East flight, incidence of jet lag is related significant with pre flight factors, such as age and kind of job. After East-West flight, the factor that influence is in flight factor such as light activity. The jet lag incidence of the pilgrims who regularly do physical exercise there is 83,78% while jet lag incidence of who do not physical exercise regularly is 96%. There are only light degree and middle degree of jet lag severity in this study. After East-West flight light degree is 11,29%, middle degree is 77,42%. After West-East flight, light degree jet lag is 6,45% and middle degree jet lag is 87,10%. The result of this study concerning the jet lag incidence and its related factors can be used to control and prevent the jet lag.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Bagus Hendro Bawono
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah financial distress, kepemilikan publik, pergantian KAP, implementasi IFRS, good/bad news dan pencatatan saham pada papan utama/pengembangan mempengaruhi Audit report lag, reporting lag,dan total lag,. Sampel yang digunakan merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2012 kecuali sektor perbankan dan lembaga keuangan bukan bank.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress akan mengalami ARL dan total lag yang lebih lama. Perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar proporsinya dalam penelitian ini memiliki ARL dan total lag yang lebih lama, dan reporting lag memiliki waktu yang lebih pendek. Perusahaan yang mengalami good news memilki ARL yang lebih singkat dan reporting lag yang lebih lama Variabel kontrol ukuran KAP berpengaruh signifikan negatif terhadap total lag, sedangkan variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap ARL, dan total lag.

This study aimed to analyze whether financial distress, public ownership, auditor change, IFRS implementation, good/bad news, corporate share listing on main board/development board affect audit report lag, reporting lag and total lag. The sample used to represent listed companies in Indonesia Stock Exchange (BEI) in period 2011-2012 except bank and non-bank financial institution.
This research found that the distress company will have longer ARL and total lag. Company with large public ownership will have longer time on ARL and total lag, and for the reporting lag found have shorter time. Company that have good news found to have shorter ARL and longer reporting lag. Control variable auditor size have significant negative effect to total lag, and for control variable company size have significant negative effect to ARL and total period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roland Tejo Prayitno
"Tesis ini membahas tentang transitory dengan produk utama dari transitory ini adalah peluang spasial (spatial opportunity). Ide utama dari transitory ini adalah tentang keberlanjutan suatu ruang. Ruang transitory menjadi ruang normalisasi untuk memungkinkan munculnya
peluang spasial (spatial opportunity), yang mana peluang ini memiliki peranan penting dalam menjaga keberlanjutan ruang tersebut. Ruang dalam tesis ini dipahami sebagai suatu konfigurasi (place) pada lokasi tertentu yang beroperasi. Konfigurasi yang beroperasi ini kemudian didasarkan dari tiga parameter, yaitu arah, kecepatan, dan waktu, dimana disini kemudian saya menemukan pergerakkan sebagai bentuk konfigurasi yang beroperasi. Pergerakkan ini kemudian didisrupsi dengan strategi indeterminacy untuk kemudian menjadikan pergerakkan ini menjadi pergerakkan drifting. Dalam drifting inilah kemudian titik peluang spasial diproduksi dengan intensitas tinggi. Titik peluang spasial ini menawarkan peluang interaksi, dimana dalam kasus ruang yang saya angkat, yaitu ruang komersial, menjadi sangat penting dalam mempertahankan relevansinya (keberlanjutannya) dalam keseharian keberadaan ruang ini.

This thesis is discussing about transitory, whereas the main product of this transitory notion is spatial opportunity. The main idea of transitory is about continuity of space, whereas this continuity is the result of the production of new/next space, adapting its relevance with the context. Transitory space is the normalization space to open the possibility of spatial opportunity production, whereas this spatial opportunity plays important role to maintain the continuity of the space. The term space in this thesis is conceived as an operational state of a configuration (place) at certain location. There are three parameters that make a configuration operate, that is vector, velocity, and time, whereas then, I found movement is a form of a configuration that is in operational state. This movement then, will be disrupted by the "indeterminacy" strategy, to induce this movement to become drifting. In drifting, the spatial opportunity will be produced with higher level of intensity. This spatial opportunity offers an interaction opportunity, which plays important role in this thesis's spatial case, commercial space. It is fundamental for a commercial space to constantly produce interaction opportunity between the actors (seller and buyer), to maintain its continuity and relevance as an everyday business area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Syifa Zarfira
"This study explores the idea of spatial presence that breaks bodily limitation in an immersive virtual environment. Spatial presence refers to the possibilities of body to conduct activities and moves in space, which is shaped by the way the body inhabits the space. Spatial presence is constructed by embodiment in the idea of limit, as a way of virtually experiencing vast possibilities that are difficult to achieve in reality. Virtual narrative contributes to breaking the bodily limitation through the possibilities of transformation of identity, role, and spatial-temporal manipulation of the body in spatiotemporality. This study investigates the immersive virtual experience of To the Moon (2018) by Laurie Anderson and Hsin-Chien Huang and explores how its narratives are able to construct the spatial presence of the body that breaks the limit. This study argues that spatial presence can be dynamically constructed through the interplay between body, environment, and virtual narratives leading to the breakthrough of the body breaking limit. Evidently, the way the body is able to shift its role and identity fluidly to adapt to its environmental surroundings signifies a sense of breaking limitations through relations between virtual narrative, body, and environment.

Studi ini mengeksplorasi gagasan spatial presence yang melampaui ketebatasan tubuh dalam lingkungan virtual yang imersif. Spatial presence merujuk pada kemungkinan tubuh untuk melakukan aktivitas dan bergerak di dalam ruang, yang dibentuk cara tubuh menghuni ruang tersebut. Spatial presence dikonstruksi oleh perwujudan terhadap limitasi, sebagai cara virtual untuk mengalami berbagai kemungkinan yang luas dan sulit dicapai dalam kenyataan. Narasi virtual berkontribusi dalam melampaui keerbatasan tubuh melalui kemungkinan-kemungkinan transformasi identitas, peran, dan manipulasi spatial-temporal tubuh dalam spasiotemporalitas. Studi ini menyelidiki pengalaman virtual imersif pada To the Moon (2018) oleh Laurie Anderson dan Hsin-Chien Huang dan bagaimana narasinya mampu mengkonstruksi spatial presence pada tubuh yang melampaui batas. Studi ini berargumen bahwa spatial presence dapat dikonstruksi secara dinamis melalui interaksi antara tubuh, lingkungan, dan narasi virtual yang berujung pada terobosan body breaking limit. Terbukti, bagaimana tubuh mampu menggeser peran dan identitasnya secara tidak tetap untuk beradaptasi dengan lingkungannya menandakan adanya rasa melampaui batas melalui hubungan narasi virtual, tubuh, dan lingkungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Asril Sani
"Disiplin geografi senantiasa berorientasi pada pendekatan holistik dengan ciri utama memadukan pemahaman akan proses fisik-alamiah dan proses sosial. Pada awalnya, usaha pemaduan tersebut dilakukan secara kualitatif namun perkembangan zaman metode yang digunakan dilakukan secara kuantitatif dan saat ini menggunakan Sistim Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Salah satu masalah yang menarik adalah penerapannya pada kajian mengenai deforestrasi.
Kajian yang terkait telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai hubungan kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinan terhadap deforestasi. Untuk itu penting dilakukan pengujian beberapa metode ( Statistik Peason dan Spatial Autocorrelation) untuk mengetahui hubungan variabel tersebut.
Hasil kajian menunjukkan bahwa kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinan memiliki korelasi dan autokorelasi yang positif dengan deforestasi meskipun angka yang di tunjukkan relatif kecil. Selain itu, penggunaan metode spatial autocorrelation memungkinkan kita melihat wilayah- wilayah mana yang signifikan sehingga muncul angka autokorelasinya.

Geography always try to understanding with a holistic approach with combine physical process and social processes. Initially, the effort was undertaken as a qualitative development of the age but the method used be either quantitative, and at this time we can use Geographical Information System and Remote Sensing. One of the interesting problems is the study on the implementation is deforestation.
Related study has been conducted by several researchers on the relationship of population density and poverty rate with deforestation. It is important to know the relationship between each variables by use several methods (Statistics Peason and Spatial Autocorrelation).
The results of the study show that population density and poverty level have a positive number both of correlation and autocorrelation with deforestation, although the numbers is relatively small. In addition, the use of spatial autocorrelation method allows us to see where areas give a significant number.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34066
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Harlianto
"Uji independensi dua buah vektor adalah suatu uji yang sering dilakukan saat melakukan analisis multivariat pada data. Uji independensi dua buah vektor dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antar tiap variabel yang terdapat pada vektor pertama dengan tiap variabel yang ada pada vektor kedua. Uji yang umum dilakukan adalah uji rasio likelihood. Uji rasio likelihood mengasumsikan data berasal dari populasi yang berdistribusi normal multivariat sehingga mungkin saja akan terjadi penurunan performa pada uji ini apabila digunakan pada data yang tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal multivariat. Pada skripsi ini dibahas mengenai uji spatial sign multivariat yang distandardisasi yang dapat digunakan pada data yang berasal dari populasi yang berdistribusi eliptik.

Independence test of two vectors is a test that frequently used in multivariate analysis. Independence test of two vectors is used to investigate dependence of a variable in the first vector to a variable in the second vector. The common test of independency between two vectors is the likelihood ratio test. This test assumes multivariate normal of the data so if the datas not normally distributed, the ratio likelihood test have decreasing performance. This undergraduate thesis developed standardized multivariate spatial sign test which is can be used for elliptical distribution data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S61246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Casmito
"Skripsi ini membahas variasi keruangan industri manufaktur di Kabupaten Tegal yang bertujuan untuk menjelaskan pola persebaran industri berdasarkan persamaan dan perbedaan industri dalam ruang. Persamaan dan perbedaan industri tersebut dilihat dari potensi dan kinerjanya sedangkan untuk menjelaskan keruangannya digunakan tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi industri. Untuk melihat potensi dan kinerja industri digunakan metode location quotient dan shift share. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari potensinya, jenis industri di Kabupaten Tegal yang berorientasi pada bahan baku, sebagian besar basis di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif rendah. Sedangkan jenis industri yang berorientasi pasar, sebagian besar basis di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif tinggi. Ditinjau dari kinerjanya, sebagian besar jenis industri yang berdaya saing penuh berada di wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas dan tingkat aglomerasi yang relatif rendah.

The focus of this study is to explain the spatial variation of manufacturing industry in Tegal Regency. The purpose of it is to explain the manufacturing industry distribution pattern based on the sameness and difference (variation) in space. For explaining the variation is used the manufacturing industry potention and performance. The accessibility and agglomeration rate is used to explain the manufacturing industry space aspect. Location quotient and shift share analysis for measuring the manufacturing industry potention and performance. This research is descriptive and use spatial approach.
The result of this research is showing that based on the manufacturing industry potention, most of resources-based industry is base and located in the region with low accessibility and agglomeration rate relatively while the market-based industry is base and located in the region with high accessibility and agglomeration rate relatively. Based on the manufacturing industry performance, most of industry which have full competitiveness is located in the region with low accessibility and agglomeration rate relatively."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34132
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>