Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan, 2014
746.662 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Widayati
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004
746.662 NAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Ainina Balqis
"Penelitian ini membahas mengenai adaptasi yang dilakukan oleh perempuan pekerja rumahan kupas bawang di Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur terhadap perubahan-perubahan yang dialami selama pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan teknik purposive sampling sebagai teknik pemilihan informan. Pemilihan informan tersebut menyasar pada perempuan peekrja rumahan kupas bawang yang sudah berkeluarga di Kelurahan Kebon Pala sebagai informan utama dan anggota keluarga dari perempuan pekerja rumahan kupas bawang sebagai informan triangulasi untuk meningkatkan kualitas penelitian. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara semi-terstruktur (wawancara mendalam), dan observasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perempuan pekerja rumahan kupas bawang di Kelurahan Kebon Pala melakukan pola strategi adaptasi di masa pandemi Covid-19 dengan menambah penghasilan seperti dengan membuka usaha dan mencari pekerjaan lain, berhemat, dan mendaftarkan diri pada bantuan pemerintah yang mana pada prosesnya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menghambat maupun mendukung. Perempuan pekerja rumahan kupas bawang yang melakukan adaptasi selama pandemi Covid-19 menghasilkan perubahan yang terjadi pada keluarga mereka baik perubahan yang signifikan maupun tidak yang membuat keluarga mereka dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera II. Hal tersebut sama dengan kondisi keluarga mereka sebelum pandemi Covid-19 yang juga dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera II.

This research discusses the adaptation did by peel onion women home-based workers in Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur towards the changes during Covid-19 pandemic. This research is a descriptive research with qualitative approach. This research also using purposive sampling technique as informants selection. The selection of these informants targeted on the peel onion women home-based workers as main informant and their family member as triangulation informant to improve the quality of the research. Data collection of this research was done by literature study, semi-structured interview (in-depth interview), and observation. The result of this research explain that peel onion women home-based workers in Kelurahan Kebon Pala have adopted a pattern of adaptation strategies during Covid-19 pandemic by increasing their income such as making a business and looking for another job, saving money, and registering for public assistances, which in process of the adaptation is inseparable of many obstacles and supports. The peel onion women home-based workers have been adapted during Covid-19 pandemic, there are many changes that peel onion women home-based workers’ families got, whether it is significant or not. The changes resulting from the adaptation of the peel onion women home-based workers made their family categorized as Keluarga Sejahtera II. This condition as same as their previous condition before Covid-19 pandemic which their families categorized as Keluarga Sejahtera II too."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Muhammad
"Warga Kampung Pulo yang tergusur telah direlokasi ke Rusunawa Jatinegara Barat yang berseberangan dengan Sungai Ciliwung dan berhadapan langsung dengan Kampung Pulo. Rusunawa dibangun di atas lahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan dana APBN. Terdiri dari dua tower, 16 lantai dan 520 unit tinggal. Rusunawa Jatinegara Barat memiliki fasilitas berupa lobi, posko kesehatan, PAUD, Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera), lift dan musholla. Meskipun memiliki banyak fasilitas, masih banyak warga yang tidak nyaman tinggal di rusun tersebut karena dikenakannya uang sewa perbulan serta kecil nya unit tinggal yang mereka tempati, sehingga terganggunya aktivitas warga yang tinggal. Pemerintah membangun Rusunawa Jatinegara Barat dengan ketentuan empat anggota keluarga (2 orang tua dan 2 anak) untuk setiap unit tinggalnya, namun banyak anggota keluarga yang tinggal dengan jumlah anggota melebihi ketentuan tersebut, ditambah mereka juga menjadikan unit tinggal mereka sebagai tempat usaha

Home-based enterprises, sehingga unit tingal mejadi sangat sesak. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menelaah strategi warga pelaku HBE Home-based enterprises) dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi mereka tinggal maupun berkerja. Sehingga hasil penulisan dapat menjelaskan bagaimana anggota keluarga pelaku HBE (Home-based enterprises) menciptakan intervensi di dalam unit tinggal untuk menciptakan kenyamanan bagi mereka.

The displaced residents of Kampung Pulo have been relocated to West Jatinegara Rented Flats, located next to the Ciliwung River and directly facing Kampung Pulo. The Flats built on the DKI Jakarta Provincial Government land with APBN funds. Consisted of two towers, 16 floors and 520 units. West Jatinegara Rented Flats also provides facilities such as lobbies, health posts, PAUD, Food Centers, elevators and prayer rooms. Even though, there are still many residents who are not comfortable living in the Flat because they must pay the monthly rate and small living units that they occupy, thus disrupting the activities of family members who live. The government was built the Flats with a standard for four family members (2 parents and 2 children) for each residential unit, but many family members who live with members are more than the standard set, plus they also make their unit as residence business (Home-based enterprises). Before being moved to the Flats, most of the residents of Kampung Pulo worked as traders in their homes. So the results of this writing is explanations how family members of HBE (Home-based enterprises) actors create interventions within the living unit to create their own comfort."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basmanelly
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Lirenzsa
"Menurut BPS 2017, Tambora merupakan salah satu area terpadat di Jakarta dengan jumlah penduduk 260.100 orang di dalam area seluas 5,4 km2. Salah satu hal yang menonjol di Tambora adalah keberadaan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu aktifitas ekonomi informal yang lazim ditemukan. Di dalam satu gang, kita dapat menemukan beberapa hunian yang melakukan kegiatan industri konfeksi di dalamnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para aktor dalam industri konfeksi berbasis hunian menegosiasi ruang untuk memenuhi kegiatan bekerja dan bertinggal dalam ruang yang terbatas. Mereka menegosiasi ruang dengan cara melakukan satu kegiatan di area yang sama terus-menerus, membagi-bagi fungsi ruang, dan meletakan objek-objek tertentu yang mendefinisikan kegiatan. Para pemilik usaha membangun rumah bertingkat dan secara ukuran lebih besar untuk menginjeksi aktifitas bekerja tanpa mengganggu privasi yang dibutuhkan oleh tiap keluarga. Proses negosiasi diekspansi hingga ke ruang publik sebagai respon dan adaptasi terhadap kesesakan di dalam hunian. Studi dilakukan untuk menonjolkan hubungan antara proses interupsi domestik dengan industri konfeksi berbasis hunian hingga ke area publik yang membentuk respon serupa sebagai karakteristik satu permukiman. Karakteristik yang terbentuk dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola permukiman dan memperbaikinya dengan menonjolkan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu kekhasan Tambora.

With the population is 260.100 (BPS 2017) and covers the area of 5.4 km2, Kampung Tambora was one of the highest density urban areas in Jakarta. This settlement is well known for its confection home-based industry that supports the livelihood of the community. In one alley, we can find several houses run the business of confection industry. Inside the house, women and men work and live together by means of negotiation with the limited space. This study aims to understand how all actors in confection home-based industry negotiate the space, as they have to fulfill both the domestic and working needs in a limited space. The study shows how they negotiate using spatial practice, placement of space function, and arrangement of objects to define the activities. They also create multi-stories house to inject working activities without interrupting the privacy of domestic needs. The negotiation process expanded into the communal alley as their way to adapt and cope with crowding. Therefore, this study also reveals how the domestic activities inside the house spatially interrupted the alley, which is considered as the public domain. As similar response done by other houses, this process of negotiation characterized the way of living at Kampung Tambora. The finding of this study in Kampung Tambora can be used to identify the pattern of home-base industry settlement and improve the living condition of similar type of settlements in other high dense kampungs in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrah Eriska Putri
"Home-Based Enterprise (HBE) bukanlah hal yang jarang ditemukan pada permukiman di negara berkembang. Terbatasnya dana untuk menjalankan usaha, membuat HBE sebagai satu cara paling umum yang dilakukan warga berpenghasilan rendah memenuhi kebutuhan ekonominya.  Dengan bermodalkan ruang hunian sebagai lokasi usaha berbagai kegiatan ekonomi informal dapat dimulai warga. Bagaimana HBE masuk kedalam sebuah hunian telah banyak di bahas dalam studi di ebrbagai daerhah, namun fakta di Kampung Muka, Jakarta Utara bisa jadi berbeda. Studi ini akan mengungkap cara warga beradaptasi dengan memanfaatkan ruang hunian sebagai ruang ekonomi.  Melalui proses observasi lapangan dan pengumpulan data empiris secara langsung studi ini menunjukkan bahwa posisi HBE dalam ekonomi warga Kampung Muka ternyata bukan hanya sebagai penambah penghasilan, namun bahkan merupakan sumber utama penghidupan.  Pada akhirnya juga akan terlihat cara warga Kampung Muka beradaptasi dengan ruang hunian yang sangat terbatas dan berbeda dengan studi yang pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia.

Home-Based Enterprise (HBE) is not rarely found in settlements in developing countries. Limited funds to run a business, make HBE the most common way for low-income residents to meet their economic needs. By capitalizing on residential space as a location for businesses various informal economic activities can be started by residents. How HBE has entered into a dwelling has been discussed in a variety of studies, but the facts in Kampung Muka, North Jakarta can be different. This study will reveal how people adapt by utilizing residential space as an economic space. Through the field observation process and direct empirical data collection this study shows that the HBE position in the economy of Kampung Muka residents is not only an income enhancer, but even a major source of livelihood. In the end, it will also be seen how the residents of Kampung Muka adapt to very limited and different residential spaces from studies that have been done before in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Adji Priatna
"Skripsi ini membahas mengenai peran penghuni atau pemilik home-based enterprise dalam memberikan evaluasi dan respon terhadap kondisi rumah sehingga menghasilkan pengaturan ruang domestik dan home-based enterprise. Kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur saya jadikan studi kasus karena selain kawasan ini merupakan tempat tinggal saya, saya melihat adanya ketertarikan pemilik rumah di tepi jalan ini untuk membuka tempat usahanya di rumah. Pelanggan menjadi salah satu faktor pembeda dari HBE di tepi jalan dibandingkan dengan di dalam pemukiman. Adanya kegiatan pelanggan membuat intervensi terhadap kebutuhan keamanan ruang domestik. Dalam pembahasan, saya mengelompokan HBE berdasarkan jenis komoditas dan kepemilikan. Saya memilih 3 kasus yang dapat mewakili pengelompokan tersebut dan memiliki karakteristik HBE yang unik. Saya mengamati dan menganalisis kondisi pengaturan ruang kegiat an yang terjadi pada saat ini untuk mengetahui strategi adaptasi apasaja yang dilakukan penghuni rumah. Setelah itu saya menganalisis alasan penghuni rumah melakukan strategi adaptasi tersebut. Hasil pembahasan ini selain menambah pengetahuan mengenai home-based enterprise, juga dapat memahami pentingnya HBE bagi pemilik sehingga pemilik mengatur ruangnya agar HBE tetap berjalan dan berdampingan dengan kegiatan domestik.

This thesis discusses the role of occupants or owners of home-based enterprise in providing evaluation and response to the condition of the house so as to produce domestic and home-based enterprise space arrangement. Halim Perdanakusuma area, East Jakarta as a case study because besides this area is where I live, I saw the interest of homeowners on this roadside to open their businesses at home. The customer is one of the distinguishing factors of roadside HBE compared to settlement. The existence of customer activities to intervene in the security needs of domestic space. In the discussion, I group HBE by commodity type and ownership. I chose 3 cases that can represent the grouping and have unique HBE characteristics. I observe and analyze the condition of the spatial arrangement that is happening at the moment to find out what adaptation strategies the occupants of the house are doing. After that, I analyzed the reasons why the residents did the adaptation strategy. The results of this discussion in addition to increasing knowledge about home-based enterprise, can also understand the importance of HBE for the owner so that the owner arranges his space so that HBE continues to run and side by side with domestic activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadya Kanzanabilla
"Pandemi Covid-19 dianggap sebagai salah satu ancaman kesehatan global utama, Untuk meminimalkan kontak fisik antar individu dan untuk mencegah infeksi baru, banyak perusahaan menerapkan bekerja dari rumah. Namun bekerja dari rumah berdampak negatif bagi kesehatan salah satunya keluhan musculoskeletal meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor yang dapat mempengaruhi keluhan muskuloskeletal selama bekerja dari rumah menggunakan metode literature review melalui database online ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar pada tahun 2020-2021. Hasil pencarian didapatkan sebanyak 10 artikel, yang berasal dari Jepang, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Spanyol, Itali, Estonia, Kroasia dan Amerika. Hasil dari telaah Pustaka menunjukan prevalensi keluhan musculoskeletal berkisar antara 64,6%-70,5% dan secara signifikan nyeri meningkat selama bekerja dari rumah yang menunjukkan adanya hubungan bekerja di rumah dengan keluhan muskuloskeletal dan hubungan faktor individu, antara lain memiliki umur >30 tahun, jenis kelamin perempuan, indeks massa tubuh gemuk, stres psikososial sedang-berat, penurunan aktivitas olahraga. Faktor pekerjaan, antara lain postur kerja yang tidak ergonomis dan durasi kerja >8jam/hari mempengaruhi keluhan muskuloskeletal.

Pandemic Covid-19 is considered as one of the major global health problems. To establish physical contact between individuals and to prevent new infections, many companies are implementing work from home. However, work from home has a negative impact on health, one of which is increased musculoskeletal disorders. This study aims to determine the description and factors that can affect musculoskeletal disorders while work from home using a literature review method through the online databases ProQuest, PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar in 2020-2021. The search results obtained 10 articles, which came from Japan, Saudi Arabia, Indonesia, Turkey, Spain, Italy, Estonia, Croatia and America. The results of the literature review show that prevalence musculoskeletal disorders ranging from 64,6%-70,5% and significally pain increased during work from home which indicated there is an association between work from home and musculoskeletal disorders and factors that influence is individual factors, including having age > 30 years, female gender, fat body mass index, moderate-severe psychosocial stress, decreased physical activity. And occupational factors, including non ergonomic work posture and work duration >8 hours/day affect musculoskeletal disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research identifies Laweyan houses and factors that influences the changes process within the up and down of batik industries. The preliminary research identifies two houses typology at Kampong laweyan, namely: the Juragans houses (owner of the enterprise or the employer) and the batik workers’ houses. The research then explores socio-economics relation among kampong’s inhabitant related to their house transformation. The fieldwork find out that there is no longer working relation between the Juragans and the workers. However, the differences between the houses typologies are noticeable.
The transformation of laweyan houses’ physical forms are driven by the function changes as a place for batik production and the activities involved. Factors affect the batik Laweyan production sustainability influences the changes of Laweyan houses. This research categorizes houses-typo morphology-changes into: parceling, house function, house façade.
This research concludes that the houses changes tend to be modernized, although traditional characteristic are still maintained. The elements/characteristics of houses that are not changing include: the main building, border wall between houses that create narrow street. These evident show that spatial changes are not always followed by house form change.
"
710 JIAUPI 9:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>