Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Surabaya: Revka Petra Media, 2011
303.4 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Asa Nisi
"Penggabungan usaha atau megjer merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memacu pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan nilai untuk pemegang saham. Potensi penambahan nilai bagi pemegang saham dapat terjadi apabila terdapat sinergis dari penggabungan usaha tersebut, dimana nilai perusahaan gabungan lebih besar dari pada jumiah nilai masing-masing perusahaan apabila kedua perusahaan tersebut beroperasi scbagai dua entitas bisnis yang berbeda.
Menilik dari kondisi-kondisi yang dialami cleh PT Multistrada Arah
Sarana Tbk ("MASA'") dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk ("PSDN"), dimana PSDN sedang mengalami kesulitan keuangan namun memiliki prospek masih baik, sedangkan MASA memerlukan kepastian pasokan bahan baku untuk menunjang kontinuitas produksinya. maka mejer merupakan salah satu wacana yang dapat dipertimbangkan baik oleh manajemen maupun pemegang mayoritas kedua perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan
Langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan merjer adalah dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh perusahaan yang akan diakuisisi serta melakukan penilaian terhadap pcrusahaan sehingga diperoleh harga akuisisi yang layak.
Untuk mencari nilai sinergi yang terjadi dari penggabungan usaha tersebut, dilakukan valuasi terhadap nilai masing-masing perusahaan scbagai entitas bisnis tersendiri dan valuasi nilai perusahaan pasca meger. Nilai sinergi diperoleh dengan mencari selisih nilai perusahaan pasca merjer dan nilai total kedua perusahaan sebelum merjer
Business mergers or mergers are one of the company's strategies to spur company growth and increase shareholder value. The potential for additional value for shareholders can occur if there is a synergy from the merger, where the value of the combined company is greater than the total value of each company if the two companies operate as two different business entities.
Judging from the conditions experienced by PT Multistrada Arah Sarana Tbk ("MASA'") and PT Prasidha Aneka Niaga Tbk ("PSDN"), where PSDN is experiencing financial difficulties but has good prospects, while MASA requires certainty in the supply of raw materials to support the continuity of production. then the merger is one discourse that can be considered by both the management and the majority holders of the two companies to increase the value of the company.
The step that must be taken before carrying out a merger is to conduct a thorough evaluation of the company to be acquired and conduct an assessment of the company in order to obtain a reasonable acquisition price.
To find the value of the synergy that occurs from the business merger, an evaluation of the value of each company as a separate business entity is carried out and the valuation of the post-merger company value. The synergy value is obtained by finding the difference between the post-merger company value and the total value of the two companies before the merger
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, 1997
R 351 Ind i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"buku ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas dalam bahasa yang ringan tentang skenario pencapaian kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan infrastruktur. Karena itu, bukan tanpa kesengajaan bila buku ini didesain untuk menjadi bacaan yang menarik, terutama mengetengahkan teks yang berbicara dalam bahasa populer serta menghindari kerumitan dari sisi pemahaman teknis"
Jakarta: Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
R 363.598 IND j 2)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Farahdina Al Anshori
"Di Kawasan Perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT), pembangunan infrastruktur listrik belum terlaksana secara optimal. Selain sebagai provinsi dengan rasio elektrifikasi terendah, pendanaan dari Pemerintah terbatas, serta ada terlalu banyak pihak dalam pembuatan dan implementasi kebijakan di Kawasan Perbatasan yang mengakibatkan perlunya koordinasi ekstra. Untuk itu riset ini diawali dengan mempertanyakan bagaimana kondisi pembangunan infrastruktur di sana. Ditemukan bahwa kondisinya belum optimal karena koordinasi dan komunikasi antar lembaga pemerintah sendiri masih belum berjalan baik, anggaran terbatas, dan tidak menarik bagi investor. Padahal ada keinginan, termasuk dari masyarakat untuk menumbuhkan ekonomi lokal yang jelas membutuhkan stabilitas pasokan listrik. Menghadapi problematika tersebut, skema blended finance ditawarkan sebagai alternatif dengan perspektif collaborative governance sebagai dasar mengingat sudah pasti ada kolaborasi dalam menjalankan blended finance. Di samping mengkonstruksi skema yang dapat dijadikan alternatif tersebut, desain kolaborasi yang sesuai dengan sistem konteks blended finance juga dikonstruksi berdasarkan tiga teori collaborative governance, yaitu dari Donahue & Zeckhauser, Emerson & Nabatchi serta Ansell & Gash. Hasilnya, penelitian ini mengusulkan bahwa untuk pembangunan infrastruktur di Kawasan Perbatasan Darat, dapat digunakan skema blended finance untuk level usaha kecil yang terdiri dari dua tahapan, yaitu feasibility study dan joint venture. Skema ini kemudian direplikasi dan diagregasi untuk menarik dana katalis dengan skala yang lebih besar. Dalam skema ini, sejumlah hal yang harus diperhatikan adalah para pemangku kepentingan, jenis dan peran setiap investor, sumber dana dari publik atau swasta, instrumen pendanaan, serta jangka waktu kerjasamanya. Dalam menjalankan skema blended finance ini, kolaborasi dilakukan dengan memadukan ketiga model kolaborasi yang telah disebutkan. Para aktor kolaborasi harus memperhatikan sejumlah prasyarat serta pendorong yang akan mempengaruhi jalannya proses kolaborasi. Skema blended finance dan desain kolaborasi ini diharap dapat diaplikasikan dalam meningkatkan kerjasama di pemerintahan dan pihak terkait untuk mengakselerasi pembangunan di Kawasan Perbatasan Darat di NTT dan menjadi solusi ketika pembangunan terhambat karena permasalahan pendanaan.

At the border of Nusa Tenggara Timur (NTT), the development of electricity infrastructure has not been implemented optimally. Apart from being the province with the lowest electrification ratio, funding from the Government is limited, and there are too many parties in policy-making and its implementation at the border which results in the need for extra coordination. Therefore, this research begins by questioning the condition of infrastructure development there. It was found that conditions were not optimal because coordination and communication between government agencies themselves were still not running well, the budget was limited, and it was not attractive to investors. Whereas they, including the local community, desire to grow the local economy, which clearly requires a stable supply of electricity. Facing these problems, a blended finance scheme is offered as an alternative with a collaborative governance perspective as a basis considering that there is definitely collaboration in carrying out blended finance. In addition to constructing the alternative scheme, collaboration with blended finance as its system context is also constructed based on three collaborative governance theories, i.e. from Donahue & Zeckhauser, Emerson & Nabatchi, and Ansell & Gash. As a result, this study proposes that for infrastructure development at the border, a blended finance scheme can be used is in the small business level which consists of two stages, namely a feasibility study and a joint venture. This scheme is then replicated and aggregated to attract catalyst funds on a larger scale. In this scheme, a number of things that must be considered are the stakeholders, the type and role of each investor, sources of funds from the public or private sector, funding instruments, and the period of cooperation. In adopting this scheme, collaboration is carried out by combining the three collaboration models that have been mentioned. Collaborative actors must pay attention to a number of prerequisites and drivers that will affect the course of the collaboration process. It is hoped that this blended finance scheme and collaborative design can be implemented to increase cooperation in government and related parties to accelerate development at the border of NTT and become a solution when development is hampered due to funding problems."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The development of many in most regencies/minicipalities in cross-border area is left behind,compare with the development archieve in other regions in Indonesia
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andayani Listyawati
"Abstrak
Timur tengah utara (TTU) provinsi nusa tenggara timur merupakan salah satu kawasan perbatasan darat dengan timor leste. kawasan perbatasan umumnya identik dengan permasalahan tingginya angka kemiskinan, yang dapat dilihat dari tingginya jumlah keluarga prasejahtera yang bermukim. penelitian berjenis deskriptif ini bertujuan mengetahui karakteristik masyarakt perbatasan dalam upaya mempertahankan kehidupan dan merupakan kajian mengetahui karakteristik masyarakt perbatasan dalam upaya mempertahankan dan merupakan kajian masyrakat di TTU, NTT. Sumber data adalah keluarga yang bertempat tinggal di Bikomi Utara, TTU, NTT sebagai lokasi penelitian. pengumpulan data menggunakan kuisnoner, wawancara (fgd), obserbasi dan telaah dokumen. data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat kawasan perbatasan antar negara dalam kategori terbatas secara sosial ekonomi danidentik dengan kemiskinan yang disebabkan oleh keterbatasan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam setempat. direkokmendasikan kepada kementerian sosial dan instansi terkait lain agar berkolaborasi dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat perbatasan melalui program pendampingan. hal ini untuk mengantisipasi agar program layanan sosial yang masuk dapat dinikmati dan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat kawasan perbatasan"
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, 2018
360 UI-MIPKS 42:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>