Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Masruroh
"Ibadah haji merupakan ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut untuk mampu secara jasmani dan rohani agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Hasil pemeriksaan kesehatan pada calon Jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2022 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan diagnosa penyakit tertinggi. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko hipertensi yang ditandai dengan kadar LDL yang tinggi, HDL yang rendah dan/atau trigliserida yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dislipidemia dengan kejadian hipertensi derajat 1. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan tahap kedua pada calon Jemaah haji yang diunggah pada Siskohatkes. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi derajat 1 sebesar 24,28%, sedangkan prevalensi dislipidemia sebesar 43,9%. Calon Jemaah haji sebagian besar berusia kurang dari 60 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki pendidikan tinggi dan bekerja, tidak merokok dan tidak minum alkohol, mengalami obesitas sentral dan tidak menderita DM. Hasil penelitian diperoleh bahwa calon Jemaah haji yang mengalami dislipidemia berisiko 1,5 kali (95%CI: 1,2-1,8) lebih tinggi untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan dengan calon Jemaah haji yang tidak mengalami dislipidemia setelah dikontrol obesitas sentral. Penelitian ini menyarankan kepada Jemaah haji untuk membatasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, melakukan senam aerobik, tidak merokok, dan menerapkan pola makan rendah karbohidrat untuk mencegah dislipidemia serta rutin cek kesehatan untuk deteksi dini PTM. Diharapkan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dapat memperbaharui Siskohatkes dan mewajibkan pemeriksaan kesehatan tahap pertama. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon diharapkan melakukan sosialisasi terkait petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan kepada petugas pengelola haji di Puskesmas.

Hajj is a physical worship, so pilgrims are required to be able physically and spiritually so that they can carry out the whole series of pilgrimage properly. The results of medical examinations for prospective haj pilgrims in Cirebon district in 2022 show that hypertension is the highest disease diagnosis. Dyslipidemia is a risk factor for hypertension which is characterized by high levels of LDL, low HDL and/or high triglycerides. The purpose of this study was to determine the assocaition between dyslipidemia and the incidence of grade 1 hypertension. The research design used was Cross Sectional, using secondary data from the results of the second stage of health examinations on prospective hajj pilgrims uploaded on Siskohatkes. Data analysis used the Chi-Square and Cox Regression tests. The results showed that the prevalence of grade 1 hypertension was 24.28%, while the prevalence of dyslipidemia was 43.9%. Prospective pilgrims are mostly aged less than 60 years, female, have higher education and work, do not smoke and do not drink alcohol, have central obesity and do not suffer from DM. The results of the study showed that pilgrims who had dyslipidemia had a risk of 1.5 times (95% CI: 1.2-1.8) to suffer from grade 1 hypertension compared to pilgrims who did not dyslipidemia after controlling for central obesity. This study advises pilgrims to limit their consumption of foods high in saturated fat and trans fat, do aerobic exercise, not smoke, and adopt a low-carbohydrate diet to prevent dyslipidemia and routine health checks for early detection of NCDs. It is hoped that the Hajj Health Center, Ministry of Health can renew Siskohatkes and mandatory first stage of health examination. The Cirebon District Health Office can inform technical guidelines for health examination to haj management staff at the Puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunyan, John
London : Oxford University Press, 1930
823.42 BUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Itah Sri Utami
"Latar belakang: Jemaah haji yang berangkat ke tanah suci harus melalui pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan istithaah kesehatan. Namun tingginya jemaah berusia lanjut ikut berpengaruh pada tingginya angka morbiditas dan mortalitas jemaah haji Indonesia di tahun 2017. Studi ini merupakan suatu penelitian untuk mengetahui penyebab kematian jemaah haji dalam penerbangan tahun 2017.
Metode: Desain penelitian ini adalah kualitatif, secara khusus metode ini mengikuti langkah-langkah verbal auotopsy dengan narasumber dokter tenaga kesehatan haji yang menangani kasus kematian di penerbangan, serta data-data pemeriksaan yang ada, serta wawancara dengan pusat kesehatan haji.
Hasil: Sepuluh kematian dalam penerbangan dilaporkan dalam laporan haji 2017, dimana sembilan kematian terjadi saat kembali ke tanah air. Sepuluh kasus kematian penerbangan dilaporkan pada tahun 2017, di mana sembilan kasus terjadi selama penerbangan kembali ke Indonesia. Berdasarkan wawancara dengan narasumber penyebab kematian terjadi hipoksia sebagai akibat dari (1) anemia, yang tidak diobati, (2) penyakit jantung; (3) Penyakit paru obstruktif kronik. Ada kemungkinan satu emboli paru karena trombosis vena dalam yang melepaskan ke aliran darah. Hipoksia sebagai faktor aerofisiologis, terjadi pada jemaah haji dengan risiko tinggi jantung, paru, SSP, DVT. Kurangnya pemahaman terhadap hipoksia dan risikonya termasuk penanganan yang adekuat berkontribusi terhadap terjadinya kematian pada jemaah dipenerbangan haji. Skrining yang dilakukan dalam pemeriksaan I dan II masih belum memperhatikan hal-hal yang terkait tentang penerbangan. Padahal jemaah haji akan terpapar lama dikondisi yang pada dasarnya tidak fisiologis di dalam lingkungan pesawat. Secara khusus pengetahuan petugas kesehatan terhadap risiko dalam penerbangan perlu ditingkatkan.

Background: Pilgrims who went to holy land had to undergo health examination and stated "istitaah". However because of the high number of the elderly that contributed to the morbidity dan mortality of the pilgrims from Indonesia in 2017. This purpose of this study was describe the cause of in flight mortality in 2017.
Method: The study design was qualitative, specifically following the method of verbal autopsy with medical doctor who handle that cases as the resource persons, we assessed the available data of the cases and also interviewed the pilgrim health center at the ministry of health.
Result: Ten cases in flight mortality were reported in 2017, where nine cases occurred during return flight to Indonesia. Based on the interview with the resource person cause of death was hypoxia happened as a result of (1) anemia, which was untreated; (2) heart diseases; (3) Chronic obstructive pulmonary diseases. There was a possibility of one pulmonary embolism due to deep vein thrombosis that release to the blood stream. Hypoxia as an aerophysiological factor, occurs in pilgrims with a high risk of heart, lung, CNS, DVT. Lack of understanding about hypoxia, the risk and adequate treatment, contributed to the in flight mortality among the pilgrims. The first and the second screening had not yet put attention to identify the risk of flying.In fact, the pilgrims were exposed quite long in an nonphysiologic environment inside the cabin. In particular there was a need to improve the knowledge on risks in aviation.
Conclusion: Aerophysiologyc factor that to inflight mortality of pilgrims in 2017 where hypoxia dan pulmonary embolism. The health system was not optimal, The health service system has not been implemented optimally, special training and assistance in aviation medicine is required."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elvi Puriatarza
"Ibadah haji merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi yang mampu. Agar dapat melaksanakan wajib dan rukun haji harus sehat fisik dan mental. Daftar tunggu jemaah haji Indoesia semakin lama karena kouta haji Indonesia sekitar 200.000.jemaah haji. Hal ini berdampak meningkatnya jemaah risti setiap tahun. Berdasarkan data Siskohatkes Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan jumlah jamaah risti tahun 2015-2017 62,7% - 67 %., dengan tingkat kebugaran kurang. Sesuai denga Permenkes No. 62 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan diantarakan bahwa untuk dapat melaksanakan ibadah haji dengan tingkat kebugaran minimal cukup. Untuk meningkatakn kebugaran jasmni dilakukan pembinaan kebugaran jasmani pada masa tunggu dan pada masa keberangkatan. Pencatatan dan pelaporan pembinaan kebugaran jasmani masih masih manual. Dan belum dilakukan outomatisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi pembinaan kebugaran jasmani yang mampu menggambarkan status kebugaran, latihan fisik yang dianjurkan dan memberikan informasi kapan evaluasi status kebugaran setelah tiga bulan latihan fisik. Peneliti menggunakan SDLC denganpendekatan RAD karena waktu singkat dan cepat serta dengan dikombinasikan dengan pendekataan Kendal untuk mengidentifikasi sistem yang berjalan dan kebutuhan pengembangan sistem. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan telaah dokumen di Dinas Kesehatan Kota Palembang. Masalah pada sistem informasi yang teridentifikasi pada komponen input, proses, output dan basis data. Dengan dikembangkannya aplikasi sistem informasi ini maka data kebugaran jasmani tersimpan kedalam database sehingga bisa melihat riwayat kebugaran dan dapat memudahkan dalam pengolahan data.
Rekomendasi dimasa yang akan datang Pusat Kesehatan Haji perlu membuat Modul pembinaan Kebugaran jasmani yang terpisah dengan pembinaan masa tunggu dan pembinaan pada masa kerangkatan dan aplikasi yang dikembangkan disosialisasikan melalui pertemuan sehingga diketahui oleh pelaksana kesehatan haji di Lapangan.

Once in a lifetime every Muslim is expected to undergo a holy pilgrimage, known as Hajj. Every year an estimated two million Muslim pilgrims gather from all around the world to perform the holy pilgrimage. The waiting list of Indonesian pilgrims is getting longer This has an impact on rising worshipers every year. Based on data, Siskohatkes Health Hajj Center Ministry of Health number of pilgrims risti 2015-2017 62.7% - 67%. With the lower fitness level. In accordance with minister of health regulation No. 62 2016 about Istithaah Health, the pilgrimage to be able to perform level of fitness is enough. Existing information systems can not be used as needed, Recording and reporting of physical fitness is still manual. And has not automation.
This research aims to develop a physical fitness information system that can provides information of the fitness status, physical exercise recommended and provide information when the fitness status evaluation after three months of physical exercise.The researchers used SDLC with the RAD approach because of the short and fast time and combined with the Kendal approach to identify on an existing system and development needs. Collecting data using interviews, observation and review of documents. Data collection using interview method, observation and review document at Health Office of Palembang City.Problems with information systems identified in input, process, output and database components. With the development of this information system application then the physical fitness data stored into the database so that it can see the history of fitness and can facilitate the processing of data.
Recommendations in the future The Haj Health Center needs to create a separate physical fitness Module with the of the waiting period and in the future Departures and applications developed are socialized through meetings by Hajj health practitioners.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudiyanto
"Penelitian ini dilakukan pada 161.619 jemaah haji yang berangkat menunaikan ibadah haji dengan haji reguler pada tahun 2012 M. Metode penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional studies. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan tahun 2012 M dan analisis dilakukan dengan metode analisis cox regression.
Faktor yang memberi pengaruh terhadap kematian jemaah haji tahun 2012 M adalah jenis kelamin, usia, jumlah penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan tahap akhir/embarkasi. Laki-laki memiliki risiko kematian sebesar 1,4 kali (95% CI: 1,12-1,66) p=0,00 dibandingkan dengan perempuan. Semakin tua usia jemaah semakin tinggi risiko untuk mengalami kematian, jemaah pada kelompok usia 50-59 tahun memiliki risiko 3,6 kali (95% CI: 2,26-5,77) p= 0,00, Jemaah pada kelompok usia 60-69 tahun memiliki risiko 6,3 kali (95% CI: 3,90-10,08) p= 0,00, Jemaah pada kelompok usia 50-59 tahun memiliki risiko 16,1 kali (95% CI: 10,03-25,82) p= 0,00 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan kelompok usia kurang dari 50 tahun. Semakin banyak jumlah penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan ternyata akan semakin tinggi risiko untuk mengalami kematian. Jemaah dengan satu riwayat penyakit terdiagnosis akan memiliki risiko sebesar 1,2 kali (95% CI: 0,89-1,64) p= 0,22, jemaah dengan dua riwayat penyakit terdiagnosis akan memiliki risiko 1,55 kali (95% CI: 1,12-2,14) dan bermakna secara statistik dengan nilai p= 0,01, jemaah dengan tiga atau lebih riwayat penyakit terdiagnosis akan memiliki risiko 2,9 (95% CI: 7,1,80-4,54) p= 0,00 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan jemaah tanpa memiliki penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan tahap akhir/embarkasi.
Jemaah yang terdiagnosis penyakit sistem pernapasan akan memiliki risiko 1,54 kali (95% CI: 1,06-2,22) p=0,023 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan jemaah yang tidak terdiagnosis penyakit sistem pernapasan, jemaah yang terdiagnosis penyakit infeksi dan parasit akan memiliki risiko 1,96 kali (95% CI: 1,10-3,50) p=0,02 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan jemaah yang tidak terdiagnosis memiliki penyakit infeksi dan parasit.
Sebaiknya umat Islam menunaikan ibadah haji sebelum usia 50 tahun, dan petugas lebih memberikan perhatian kepada jemaah dengan usia lebih dari 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, yang berangkat pada gelombang kedua dengan riwayat penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan tahap akhir/embarkasi dan terdiagnosis penyakit sistem pernapasan, penyakit infeksi dan parasit lain. Kelengkapan dan validitas data yang dihimpun oleh sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan tahun 2012 M sudah baik namun masih terdapat kelemahan diantaranya kemampuan penegakan diagnosis penyakit pada pemeriksaan kesehatan jemaah haji di setiap tingkat pelayanan, kemampuan penegakan diagnosis penyakit yang menjadi penyebab kematian oleh petugas kesehatan haji di setiap tingkat pelayanan, kemampuan menghimpun, melakukan rekapitulasi data yang lengkap serta akurat oleh petugas siskohatkes dan petugas surveilans pada setiap tingkat pelayanan kesehatan haji tahun 2012 M.

The mortality rate of ordinary Indonesian Hajj Pilgrims in 2012 AD is 2,13 ?. This research conducted to the 161.619 ordinary Indonesian Hajj Pilgrims in 2012 AD. Design of the studywas cross-sectional studies. The sources of basic data for analisis were integrated computerization data in 2012 AD. Analysis for done using cox regression.
Factor that contribute to the death of ordinary Indonesian Hajj Pilgrims are sex, age and diagnosis of deseases from the last diagnosis. The men have 1,4 time risk of death (95% CI: 1,12-1,66) p=0,00 compared to the women. The older pilgrims they have higher risk to die. The pilgrims of 50-59 years old have 3,6 time risk of death (95% CI: 2,26-5,77) p= 0,00, The pilgrims of 60-69 years old have 6,3 time risk of death (95% CI: 3,90-10,08) p= 0,00, The pilgrims of more then 69 years old have 16,1 time risk of death (95% CI: 10,03-25,82) p= 0,00 compared to those less then 50 years old. Pilgrims who have many diagnosis of disease they have higger risk for death. Pilgrims with one diagnosis of disease have 1,2 times risk of death (95% CI: 0,89-1,64) p= 0,22, pilgrims with two diagnosis of diseases have 1,5 times risk of death kali (95% CI: 1,12-2,14), pilgrims have more than two disease they have 2,9 times risk of death (95% CI: 7,1,80-4,54) p= 0,00 compared to healthy pilgrims or pilgrims without diagnosis of disease.
Hajj pilgrims who have lung diseases have 1,54 times risk of death (95% CI: 1,06-2,22) p=0,023 compared to those pilgrims who have lung disease, Hajj pilgrims who have lung diseases have 1,96 times risk of death kali (95% CI: 1,10- 3,50) p=0,02 compared to those pilgrims who have infection disease and other parasit. Muslims should perform the pilgrimage before the age of 50 years and officers pay more attention to the congregation with more than 50 years of age, male sex, which set off the second wave with a history of disease diagnosed at late stage medical examination/embarkation and disease diagnosis system respiratory, infectious disease and other parasites.
Completeness and validity of data collected by a computerized system of integrated health pilgrimage in 2012 AD was good but there are still weaknesses include the ability of the diagnosis of diseases in health examination pilgrims at every level of service, the ability to diagnosis the disease was the cause of death by health care workers in Hajj every level of service, the ability to collect, perform a complete data summary and accurately by siskohatkes officers and surveillance officers at every level of health care Hajj in 2012 AD."
2013
T39189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Khaerunnisa Rizqiani
"Wisata Pilgrim merupakan salah satu jenis pariwisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat yang banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Kabupaten Demak merupakan kesultanan di masa lalu yang memiliki banyak peninggalan bersejarah. Fasilitas wisata pilgrim primer yang dikembangkan dengan tema wisata religi yaitu Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga. Keduanya memiliki pengaruh terhadap perubahan wilayah terbangun dan fungsi bangunan di sekitar fasilitas primer wisata yang mengarah pada kelengkapan fasilitas pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk menginformasikan potensi wisata pilgrim, perubahan wilayah
terbangun dan perubahan fungsi bangunan pendukung wisata pilgrim di Kabupaten Demak secara keruangan. Potensi Wisata Pilgrim dan berbagai perubahan didapatkan dari survey lapang, wawancara informan dan studi literatur.
Kemudian diberikan penilian terhadap potensi dan fasilitas yang ada sehingga akan memberikan daya dukung wilayah terbangun wisata pilgrim. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis deskriptif dengan
pendekatan keruangan. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan wilayah terbangun dan fungsi bangunan pendukung potensi wisata pilgrim di Kabupaten Demak masih rendah. Hal ini dikarenakan rencana pariwisata pemerintah belum
mengarah pada pengembangan wisata pilgrim tetapi pada agrowisata dan kolaborasi beberapa macam pariwisata, persepsi akan wisata pilgrim pun belum dikenali oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

Pilgrim Tourism is one type of tourism that is associated with religion , history, customs and beliefs people or groups in a society that is mostly done by an
individual or group to the holy places, to the tombs of the great or exalted leader, to a hill or mountain is considered sacred , burial place as the leader of a human
figure or a full magical legend. Demak is a sultanate in the past that has a lot of historical relics. Primary pilgrim tourist facilities developed under the theme of
religious tourism, namely Demak Great Mosque and the Tomb of Sunan Kalidjaga. Both have an influence on changes in pave surface and function of the buildings around the primary facilities that lead to the complete of tourism
facilities. This study aims to inform the pilgrim tourism potential, changes in the pave surface and change the function of the building support pilgrim tourism in Demak with spatial point of view. Pilgrim Tourism Potential and various changes obtained from field survey, informant interviews and literature studies. Then given scoring of the potential and existing facilities that will provide the carrying capacity of the pave surface and building function support pilgrim tourism. The method of analysis used in the study is descriptive analysis method with spatial approach. The results of this study are changes in pave surface and building function support pilgrim tourism potential in Demak still low. This is because the government's tourism plan has not led to the development of pilgrim tourism but the collaboration of several kinds of agro tourism, pilgrim tourism perception is not yet recognized by the community and local government.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Humaira
"Angka kematian jemaah haji Indonesia pada tahun 2022 mencapai angka tertinggi di dunia, yaitu 91 orang dari total jumlah jemaah haji. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui gambaran antara karakteristik dan penyakit jemaah dengan angka kematian jemaah haji Indonesia tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara variabel usia dengan kematian jemaah haji dan tidak ditemukan hubungan antara jenis kelamin dan riwayat merokok terhadap kematian jemaah haji. Penyakit tertinggi yang diderita oleh seluruh jemaah Haji Indonesia pada tahun 2022 adalah gangguan sistem endokrin dan penyakit tertinggi yang diderita jemaah haji yang meninggal adalah gangguan pada sistem sirkulasi. Peneliti menyarankan adanya tindakan preventif keperawatan dan edukasi kesehatan kepada calon jemaah haji. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendalami faktor-faktor risiko kematian jemaah haji, termasuk faktor lingkungan, pola hidup, dan riwayat kesehatan sebelumnya.

The mortality rate of Indonesian Hajj pilgrims in 2022 reached the highest worldwide, with 91 individuals out of the total pilgrims. This study aims to explore the relationship between the characteristics and diseases of pilgrims and the mortality rate among Indonesian Hajj pilgrims in 2022. The research adopts a quantitative descriptive approach with a cross-sectional design. The findings reveal a correlation between age and the mortality rate of Hajj pilgrims, while no significant correlation is found between gender and smoking history with the mortality rate. The prevalent health issue among all Indonesian Hajj pilgrims in 2022 is the endocrine system disorder, and the highest affliction among deceased pilgrims is circulatory system disorders. The researchers recommend implementing preventive nursing measures and health education for prospective Hajj pilgrims. Further research is necessary to delve into the risk factors for the mortality of Hajj pilgrims, including environmental factors, lifestyle patterns, and previous health history."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudini
"Jumlah jamaah haji Indonesia yang menunaikan haji di Arab Saudi setiap tahun adalah yang terbanyak. Jumlahnya adalah seperlima dari seluruh jamaah didunia yang berhaji di Arab Saudi dengan rata-rata per tahun setidaknya lebih dari 200.000 jamaah haji. Banyaknya jumlah jamaah haji diikuti juga tingginya insiden kematian dibandingkan dengan negara islam lainnya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui insiden kematian jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H beserta faktor risikonya.
Desain penelitian dengan cohort retrospektif dimana variabel independen berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status risiko tinggi, menderita penyakit sistem sirkulasi dan respirasi. Data dianalisis dengan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang ada dan analisis bivariat menggunakan chi square dengan nilai pengamatan di nyatakan dalam nilai p dengan tingkat kemaknaan () 5% dan CI 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H. Sampel menggunakan seluruh populasi dengan kriteria inklusi terdaftar dalam Siskohatkes Kemenkes RI pada pemeriksaan akhir di embarkasi keberangkatan serta data yang ada terisi lengkap yaitu sejumlah 148.049 jamaah haji.
Penelitian ini mendapatkan angka insiden kematian yang terjadi pada jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H sebesar 4,3 per 1.000 jamaah haji. Dimana usia lanjut (> 61 tahun) memiliki risiko 16,8 kali (95% CI: 11,6-25,5), pensiunan 14,76 kali (95% CI: 10,8-20,2), pendidikan rendah 2,13 kali (95% CI: 1,67-2,71), berusia > 60 tahun dan memiliki paling sedikit satu riwayat penyakit 9,62 kali (95% CI: 7,12-13,04), menderita penyakit sistem sirkulasi 2,52 kali (95% C: 2,12-3,00), dan menderita penyakit sistem respirasi 3,20 kali (95% CI: 2,27-4,48) untuk mengalami kematian pada jamaah haji reguler Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih baik lagi untuk menurunkan insiden kematian dengan optimalisasi pembinaan kesehatan jamaah haji sebelum keberangkatan terutama yang mempunyai status risiko tinggi seperti usia lanjut, pendidikan menengah kebawah, menderita penyakit sirkulasi atau respirasi. Disamping itu pentingnya edukasi agar jamaah haji mengoptimalkan pemanfaatan layanan kesehatan yang ada serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

The number of Indonesian pilgrims who perform the Hajj in Saudi Arabia every year is the highest compare to the other countries, which is one-fifth of the total global number of pilgrims in Saudi Arabia, with an average of at least more than 200,000 pilgrims per year. A large number of Indonesian pilgrims are consequently followed by the high incidence of mortality compared to other Islamic countries. This study aimed to determine the death incidence of Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H as well as its risk factors.
This study used retrospective cohort study design with the independent variables are age, sex, occupation, education, high-risk status, health status of circulatory system diseases and respiration. Data were analyzed by univariate analysis to determine the frequency distribution of a given variable and bivariate analysis using chi square with observed values showed in the p-value of the significance level () 5% and 95% CI. The population in this study is all Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H. Samples use the entire population with the inclusion criteria listed in Computerized Integrated Hajj System for Health (Siskohatkes) Ministry of Health of Republic of Indonesia in the final inspection at the embarkation of departure which are 148.049 pilgrims.
This research obtained 4.3 per 1,000 pilgrims of death incidence that occurred in Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H, with the elderly (> 61 years) had a risk of 16.8 times (95% CI: 11.6 to 25.5), retired 14.76 times (95% CI: 10.8 to 20.2), low education 2.13 times (95% CI: 1.67 to 2.71), aged > 60 years and had at least one history of disease 9.62 times (95% CI: 7.12 to 13.04), suffered from circulatory system diseases 2.52 times (95% C: 2.12 to 3.00), and suffered from respiratory system diseases 3.20 times (95% CI: 2.27 to 4.48) for the death in Indonesian regular pilgrims. It is required a great effort to decrease the death incidence by optimizing health coaching pilgrims before departure, especially the pilgrims who have the high risk status such as the elderly, low and medium educational level pilgrims, and pilgrims with the circulatory or respiratory disease. In addition, the importance of education in order to optimize the utilization of the existing health services for pilgrims as well as clean and healthy life behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>