Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
MDB 6:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Renita Fatma, Author
"Reksadana adalah salah satu bentuk investasi di pasar modal yang telah dan masih terus berkembang pesat. Setelah sempat ikut terpuruk pada masa krisis moneter pada tahun 1997, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi di awal tahun 2000, bisnis reksadanapun menggeliat kembali.
Jenis reksadana yang paling berkembang pesat adalah reksadana pendapatan tetap, sedangkan reksadana dengan pertumbuhan yang paling kecil adalah reksadana saham. Begitupun dengan jumlah penelitian terhadap kinerja reksadana, kinerja yang selama ini paling banyak diteliti adalah kiner:ja reksadana pendapatan tetap. Penelitian ini ingin melihat gambaran kinerja reksadana saham yang dikelola oleh manajer investasi di Indonesia selama tahun 2002-2004, sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi para investor bahwa kinerja reksadana saham juga relatif bisa diandalkan sebagai tempat investasi.
Dalam karya akhir ini, pengukuran reksadana saham dibatasi hanya menggunakan metode Sharpe Measure, karena dalam metode ini risiko yang diukur telah mencakup risiko sistematis dan tidak sistematis. Setelah ukuran kinerja diperoleh, maka untuk menentukan apakah kinerja tersebut baik atau tidak akan dibandingkan dengan benchmark-nya yaitu kinerja pasamya, dalam hal ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga telah diukur kinerjanya menggunakan metode yang sama. Jika outperformed terhadap pasar berarti kinerja reksadana baik, sedangkan sebaliknya jika underperformed berarti buruk. Terakhir dilakukan pengujian ada tidaknya hubungan antara kinerja reksadana saham dengan umur reksadana.
Hasil yang didapat penulis, temyata sejak talmn 2002 hingga tahun 2004, kinerja reksadana saham yang dikelola oleh Manajer lnvestasi di Indonesia berdasarkan metode Sharpe, cukup baik tetapi tidak stabil. Pada tahun 2002 dan 2004, diatas 70% reksadana saham outperformed terhadap kenerja pasar, tetapi pada tengah periode yang diteliti yaitu pada tahun 2003 justru terjadi sebaliknya dimana hanya 23,5% yang outperformed terhadap kinerja pasar. Reksadana yang memiliki kinerja positif dan melebihi kinerja pasar serta selama tiga tahun berutut-turut berada di peringkat 10 teratas adalah Schroder Dana Prestasi Plus, Bahana Dana Prima, Rencana Cerdas, Citi Reksadana Ekuitas dan Reksa Dana Mawar.
Adapun dari hubungan antara umur reksadana dengan kinerja reksadana, ternyata tidak terdapat korelasi yang signifikan dengan tingkat keyakinan 95%.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rachmawati
"Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27, reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor yang kemudian akan diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Berdasarkan sudut pandang hukum, produk reksadana terbagi atas reksadana konvensional dan reksadana syariah. Saat ini lebih dari dua puluh perusahaan investasi tercatat dalam situs BAPEPAM, yang telah menerbitkan produk reksadana dari sub kategori syariah disamping mengeluarkan produk reksadana konvensional. Berdasarkan adanya fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana kinerja reksadana bebasis syariah jika dibandingkan dengan reksadana berbasis konvensional, dari masing-masing perusahaan investasi maupun secara keseluruhan, baik dari kategori reksadana saham, campuran maupun kategori reksadana pendapatan tetap. Selain menggunakan risk-adjusted return yang dihitung menggunakan Sharpe ratio, penelitian ini menambahkan tiga unsur baru dalam melakukan penilaian kinerja reksadana. Ketiga unsur itu adalah besarnya AUM (Asset Under Management), pertumbuhan AUM, dan biaya reksadana. Penilaian kinerja reksadana yang melibatkan keempat unsur tersebut, dilakukan dengan menggunakan metode ?normal Z score?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sebagian besar perusahaan investasi yang menjadi objek penelitian, kinerja produk reksadana berbasis syariah yang dikelolanya lebih unggul dibandingkan dengan kinerja reksadana berbasis konvensionalnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thanthowie Jauharie
"Reksadana adalah salah satu jenis investasi yang diminati oleh banyak orang, karena dilakukan oleh manajer investasi sehingga investor dapat merasa lebih aman. Reksadana saham merupakan jenis reksadana yang dapat memberikan return terbesar. Namun reksadana tidak terlepas dari risiko sistematis atau faktor ekonomi makro seperti IHSG, Nilai Tukar, inflasi, dan kasus Covid-19 yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana. Terdapat 172 sampel reksadana saham yang diuji menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah IHSG dan nilai tukar berpengaruh signifikan negative, inflasi berpengaruh signifikan positif sedangkan kasus Covid-19 tidak berpengaruh signifikan pada Kinerja reksadana saham di Indonesia.

Mutual funds are one type of investment that many people are interested in, because they are carried out by investment managers where investors can feel more secure. There are seven types of mutual funds, stock mutual funds are the type of mutual funds that can provide the biggest returns. However, mutual funds cannot be separated from system risk, the purpose of this study is to analyze the effect of macroeconomic factors such as inflation, exchange rates, JCI, and the case of Covid-19 on the return of stock mutual funds in Indonesia. A sample of 172 mutual funds were selected using purposive sampling technique and tested in this study, data were collected from Thompson Reuters and Bank Indonesia. The method used in this research is multiple linear regression analysis. The result of this research is JCI and exchange rate have a negative significant effect and inflation have a positive significant effect on equity mutual funds performance in Indonesia, while the covid-19 cases has no significant effect on equity mutual fund performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Purwanti
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia selama periode Agustus 2004 hingga Agustus 2007 dengan mempertimbangkan variabel popularitas reksadana, biaya reksadana., resiko reksadana, kemampuan manajer investasi dalam hal market timing dan portfolio selection Hal terakhir adalah mencoba untuk membangun suatu portfolio pasif dan mengukur kinerja reksadana saham berdaszu-kan Return Based Style Analjvsis. Penelitian ini membuktikan bahwa kinerja reksadana saham yang diteliti memiliki kinenja yang lebih baik dari kinerja pasar. Setelah memasukkan variabel popularitas reksadana, biaya neksadana, resiko reksadana, kemampuan manajer investasi dalam hal market timing dan portfolio selection, ada beberapa reksadana yang mampu menunjukkan kekonsistenan dalam kinmjanya. Sedangkan pada pengujian dengan menggunakan Return Based Style Analysis menunjukkan bahwa hanya sedikit dari reksadana yang diteliti yang dapat menggungguli kinezja portfolio pasif yang dibangun sebagai benchmark-nya. Selain itu dengan menggunakan Return Based Style Analysis mcnunjukkan bahwa sebagiau besar dari reksadana yang diteliti mengalokasikan asetnya pads scktor barang-barang konsumsi, sektor pertambangan dan sektor infrastruktur.

This stuaja aimed to examine mutual jitnd pedormance in Indonesia for August 2004 - August 2007 qier taking into consideration popularity, cost, risk and analyze market timing and porfolio selection of equityjiand manager. Finalbv, this study to build a style and measure fund pergnnmance based on that style used Return Based Style Analysis. This study evidence mutual jitnd in Indonesia for this periode outpeiarm to their benchmark. Then, this stuay indicates after taking factors popularity cost, riks, market timing ability and porgfolio selection there are several mutual fund have constlstentlyjbr their peizrmance. For Return Based Style Anabfsis show that stockjitnd in this study have their most asset alocation on consumer goods sector, mining sector and infasrruktur sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33621
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Dewi Akbarini
"Penelitian ini bertujuan untuk meriyelidiki pengaruh dari faktor-faktor tertentu terhadap kinerja dari reksadana. Jumlah dari reksadana telah meningkat secara pesat pada beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang semakin membaik sejak krisis yang terjadi pada tahun 1997. Karena reksadana merupakan sebuah investasi yang menarik belakangan ini, penulis hendak menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksadana. Sampel yang diambil adalah reksadana yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan terdaftar di Bursa Saham di Indonesia. Penulis mcnemukan 245 reksadana yang terdaftar, tapi hanya terdapat 215 reksadana yang masih bertahan hingga sekarang. Penulis memeiiksa perdagangan reksadana-reksadana tersebut dari tahun 1999-2003. Kemudian penulis menemukan hanya terdapat 36 reksadana yang diperdagangkan dari tahun 1999-2003. Dan karma ketidak lengkapan data, maka kemudian penulis hanya memperoleh 34 reksadana yang dapat dianalisa. Penulis menganalisa korelasi antara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja reksadana yaitu: 1. Besarnya dana yang dikelola oleh manajer investasi. 2. Afiliasi dari manajer investasi, apakah ia manajer investasi lokal atau joint venture. 3. Kekhususan dari manajer investasi di dalam mengelola reksadana. 4. Umur dari reksadana itu sendiri.
Penelitian ini membagi waktu penelitian menjadi 2 periode : sebelum terjadinya "booming" reksadana (tahun 1999 sampai dengan 2001) dan setelah terjadinya "booming" reksadana (tahun 2002 dan seterusnya). Indikasi terjadinya booming ditunjukkan oleh data statistik atas kinerja reksadana, khususnya peningkatan pesat atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari reksadana. Dan data statistik diperoleh bahwa NAB reksadana meningkat dengan pesat di tahun 2002 dan seterusnya.

This research is about the factors influencing the performance of mutual funds. The number of mutual funds has been rapidly increased for the last several years. The increasing was caused by the better economic condition since the crisis held in year 1997. Since mutual funds have become an interesting investment these days, the author would like to investigate the factors influencing the performance of mutual funds. The samples are mutual funds managed by investment companies listed in the Indonesian Stock Exchange. We found 245 mutual funds listed in Indonesian Stock Exchange, but only 215 mutual funds still exist until now. We reviewed their trading from year 1999 to year 2003. Next we found 36 mutual funds traded between years 1999 to year 2003. Because of the uncompleted data reason, we finally collected only 34 mutual funds to be analyzed. We analyzed the correlation between the factors influencing the mutual fund's performance which are : I. The size of the deposit managed by the investment company 2. The affiliation of the Investment Manager, whether it is a local or joint venture. 3. The focus of the investment company in managing the mutual fund. 4. The age of mutual funds itself.
This research divides the time horizon into two periods: before the "booming" of the mutual funds (year 1999 to year 2001) and after the "booming" of the mutual funds (year 2002 and after). The booming indication arises from the statistical data of the performance of mutual funds. From the statistical chart we can see that the Net Asset Values of mutual funds were rapidly increased in year 2002 and after.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Latifiana
"Pertumbuhan reksa dana yang semakin meningkat tiga tahun terkakhir ini, membuat para investor tampaknya harus tetap waspada. Prahara yang muncul di industri reksa dana tentu membuat mereka harus berhati-hati dalam menetapkan pilihan reksa dana yang tepat. Karena tingkat pengembalian yang tinggi belum tentu merupakan reksadana terbaik. Investor tidak seharusnya hanya melihat dari tingkat pengembalian saja, tetapi juga dari risko dalam berinvestasi. Dalam hal ini investor harus dapat memilih manajer investasi yang memiliki kemampuan pemilihan saham yang superior.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidak adanya manajer investasi di reksa dana saham Indonesia yang memiliki nilai alfa positif dan untuk membandingkan stock selection ability manajer investasi reksa dana saham di Indonesia dari kedua model yang digunakan. Kedua model yang digunakan, yaitu Single Index Model dan Multi Index Model. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan selama periode 2005-2007.
Hasil penelitian ini mampu menunjukkan dan membuktikan bahwa terdapat manajer investasi yang memiliki nilai alfa positif, artinya manajer investasi tersebut memiliki kemampuan pemilihan saham yang superior. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa metode Single Index Model lebih dapat diaplikasikan di Indonesia daripada Multi Index Model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Ardiyanto
"Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang sedang berkembang pesat. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan yang signifikan dalam hal jumlah reksa dana, jumlah pemodal, dan total Nilai Aktiva Bersih. Oleh karena itu, pemodal semakin banyak memiliki pilihan sehingga selain mempertimbangkan manfaat yang dapat diberikan oleh reksadana, pemodal juga harus melihat kinerja reksa dana tersebut.
Pada penelitian ini kinerja reksa dana yang akan diteliti dibatasi pada kinerja manajer investasi dalam hal stock selection ability dan market timing ability. Stock selection ability adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana sehingga memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada imbal hasil pasar. Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi untuk memilih saat yang tepat dalam membeli atau menjual saham dalam portofolio reksa dana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah manajer investasi mempunyai stock selection ability dan market timing ability atau tidak. Model yang digunakan adalah Model Treynor dan Mazuy (1966) dan Model Henrikkson dan Merton (1981), Berdasarkan Model Treynor dan Mazuy, diregresikan antara kelebihan imbal hasil portofolio sebagai variabel terikat dengan kelebihan imbal hasil pasar dan kuadrat kelebihan imbal hasil pasar sebagai variabel bebas. Pada Model Henrikkson dan Menon, diregresikan antara kelebihan imbal hasil portofolio sebagai variabel terikat dengan kelebihan imbal hasil pasar dan variabel dummy (1 apabila rm-rf> 0, dan 0 apabila lainnya) yang sudah dikalikan dengan kelebihan imbal hasil pasar sebagai variabel bebas.
Hasil penelitian berdasarkan Model Treynor dan Mazuy menunjukkan bahwa dari 14 reksa dana yang diteliti, ternyata manajer investasinya tidak ada yang mempunyai stock selection ability dan market timing ability. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya koefisien Be dan B2 yang positif dan signifikan pada a = 5%.
Sementara itu, hasil penelitian berdasarkan Model Henrikkson dan Merton menunjukkan bahwa hanya 1 dari 14 reksa dana yang diteliti, yang manajer investasinya mempunyai stock selection ability. Reksa dana tersebut adalah BNI Reksa Dana Berkembang dengan koefisien 6g sebesar 0.018622 (signiikan pada a = 5%). Artinya stock selection ability memberikan kontribusi peningkatan imbal hasil reksa dana BNI Reksa Dana Berkembang sebesar 1.8622 basis poin per bulan untuk setiap kenaikan imbal hasil reksa dana BNI Reksa Dana Berkembang sebesar 100 basis poin per bulan dengan asumsi tidak ada variabel lain yang mempengaruhi.
Sedangkan hasil penelitian terhadap market timing ability menunjukkan bahwa tidak satupun dari 14 reksa dana yang diteliti, yang manajer investasinya rnempunyai market timing ability. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya koefisien 62 yang positif dan signifikan pada a = 5%. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bontrissa Lesmana
"Reksadana mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1990-an. Tetapi mulai meningkat dengan pesat pada sekitar tahun 2003 hingga 2005. Pertumbuhan yang cepat ini antara lain dipengaruhi oleh rendahnya tingkat suku bunga SBI yang berada di level 7% sampai dengan 8%. Dalam waktu singkat, reksadana telah menjadi primadona alternatif investasi baru di masyarakat pada periode tersebut. Hal ini terlihat dari pertumbuhan dana kelolaan yang sangat pesat yaitu dari hanya 46 trilyun pada tahun 2002 meningkat pesat menjadi 69,5 trilyun rupiah pada tahun 2003 dan bahkan puncaknya mencapai lebih dari 120 trilyun rupiah pada bukan Januari 2005. Pada masa ini reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang paling bersinar. Jumlah dana kelolaannya meningkat sangat pesat. Dui dana kelolaan 57 trilyun rupiah pada tahun 2003, meningkat pesat hainpir 50 % menjadi 85 triltun pada tahun 2004. Peningakatan dana kelolaan pada reksadana pendapatan tetap ini sangat jauh jika dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya. Pada tahun 2004 dari total dana kelolaan sebesar 100 trilyun, 85%nya adalah reksadana pendapatan tetap.
Bapepam mulai tanggal 1 Januari 2005 menerapkan peraturan tentang penetapan harga obligasi sesuai dengan harga pasar (marked to market), dimana harga pasar tersebut mengacu pada referensi tertentu. Dengan berlakunya harga referensi untuk acuan harga wajar obligasi, pencatatan aset-aset obligasi dari manajer investasi tidak boleh dicatata berdasarkan harga histories atau harga teoritis lagi, namun berdasarkan harga referensi, sehingga naik turunnya harga obligasi di pasar, akan langsung tercermin di dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana.
Penelitian ini berusaha untuk melihat kinerja dan volatilitas NAB reksadana sebelum dan sesudah kebijakan marked to market diberlakukan, khususnya reksadana pendapatan tetap di Indonesia. Waktu penelitian yang dipilih adalah dengan membandingkan kinerja dan volatilitas NAB reksadana pendapatan tetap selama setahun sebelum dan sesudah penerapan kebijakan marked to market tanggal 1 Januari 2005.
Hasil yang didapat penulis ternyata kinerja reksadana pendapatan tetap, setelah penerapan marked to market ternyata mengalami penurunan tajam, terlihat dari hasil kinerja Sharpe positif reksadana yang sebelum penerapan marked to market terdiri dari 13 reksadana, menurun menjadi hanya 2 reksadana yang memiliki kinerja Sharpe positif. Sedangkan dengan menggunakan metode Treynor, kinerja reksadana pendapatan tetap, setelah penerapan marked to market ternyata juga mengalami penurunan tajam, terlihat dari hasil kinerja Treynor positif reksadana yang sebelum penerapan marked to market terdiri dari 12 reksadana, menurun menjadi hanya 5 reksadana yang memiliki kinerja Treynor positif.
Sedangkan volatilitas reksadana pendapatan tetap mengalami peningkatan setelah diterapkannya marked to market. Dianalisa dengan menggunakan standar deviasi, ternyata olatilitas reksadana pendapatan tetap setelah penerapan marked to market menjadi lebih tinggi dibanding sebelum penerapan marked to market.
Jika diuji dengan F test, hasilnya adalah hanya dua reksadana yang volatilitas setelah marked to market dipengaruhi secara signifikan oleh volatilitas sebelum /narked to market. Artinya terjadinya volatilitas yang tinggi pada sebagian besar reksadana yang diteliti, bukan dipengaruhi oleh data historis volatilitas reksadana yang bersangkulan, namun lebih disebabkan oleh faklor-faktor lain yang terjadi pada saat itu.

Mutual Fund was introduced in Indonesia in early 1990's. The growth rate of mutual fund in Indonesia started to increases significantly in 2003 to 2005. The low interest rate played a big role in the booming of mutual fund. Mutual fund became a favorite alternative investment in this period, where mutual fund could give the investors with return more than 10% while the interest rate can only offers 7% return. The most popular mutual fund on this period is the fixed income mutual fund.
Started from 1 January 2005, Bapepam implemented the policy about marked to market value, where the mutual fund price refers to certain reference price based on the market price quotation results. Therefore, all the bond assets owned by the mutual fund has to be recorded based on the price reference and not by historical or theoretical price anymore.
This research aims to analyze the performances and volatilities of Mutual Fund's Net Asset Value (NAV) before and after the implementation of the marked to market regulation. Furthermore, this research will focus on the performances and volatilities of the fixed asset type of mutual fund. The time period of this research will be one year before and after 1 January 2005.
The results of this research support the arguments that the performances of mutual fund are declining, while the volatilities are increasing. This research is using the Sharpe and Treynor methods for performance measurement and standard deviation as well as f-test method for volatility measurement. The f-test result shows that the volatilities of mutual fund after the implementation of marked to market regulations are not affected by the volatilities before the marked to market regulations implemented, however, significantly influenced by other factors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suot, Ronald Carolus Lasut Sahelangi
"For over more than a decade, the mutual funds industry in Indonesia showed its dynamic development. Thanks to the advantage of small-amount investment characteristic, this investment product had reached brooader scope of sicety as its investors, compared to the conventional type of investment tools such as equities and bonds. As a stock-based instrument, equity funds offers the highest expected return, complied with greater risk for the bearer. This type of investment is a great deal for aggressive investors that is looking for highest benefit from the market. This study uses Data Envelopment Analysis (DEA) and the Malmquist Index method to measure the relative efficiency of equity funds in Indonesia, as well as the productivity change for the 2004-2006 period. The result shows that for the period observed there has been an increase of the productivity change for equity funds in Indonesia. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>