Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Rooscote
"ABSTRAK
Die soldering merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi dalam proses pengecoran cetak tekanan tinggi, akibat pelekatan aluminium cair dengan baja 8407 S dan Dievar sebagai material cetakan pengecoran tekanan tinggi sehingga produk cor sulit untuk dikeluarkan. Dalam rangka meminimalisir terjadinya fenomena ini dilakukan proses perlakuan permukaan mekanik dan pengerasan permukaan terhadap permukaan material cetakan. Pada penelitian ini material baja 8407 S dan baja Dievar dilakukan dua variabel perlakuan permukaan berbeda yaitu shot peening saja dan double shot peening dengan nitridisasi yang selanjutnya dilakukan proses pencelupan ke dalam paduan aluminium cair ADC12 sebagai simulasi proses pengecoran cetak tekanan tinggi dengan perbedaan waktu tahan yaitu 0.5, 5 dan 30 menit. Karakterisasi meliputi kekerasan permukaan, pengamatan struktur mikro, identifikasi elemen pada lapisan intermetalik yang terbentuk dan kehilangan berat dari material baja 8407 S dan baja Dievar. Hasil yang diperoleh bahwa baja 8407 S pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan kekerasan permukaan yang lebih tinggi, yaitu 1402 VHN dibandingkan dengan variabel shot peening saja yaitu 536 VHN. Demikian pula pada baja Dievar yang dilakukan proses double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan kekerasan permukaan yang lebih tinggi, yaitu 1402 VHN dibandingkan dengan variabel shot peening saja yaitu 503 VHN. Selain itu pada waktu pencelupan 30 menit, baja 8407 S pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan ketebalan rata-rata compact intermetallic layer yang lebih rendah yaitu 17,1 μm dibandingkan dengan variabel shot peening saja, yaitu 18 μm. Dan pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi tidak terbentuk broken intermetallic layer sedangkan dengan shot peening saja, yaitu terbentuk 91,66 μm. Demikian pula baja Dievar pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan ketebalan rata-rata compact intermetallic layer yang lebih rendah yaitu 22,2 μm dibandingkan dengan shot peening saja, yaitu 27,77 μm. Dan pada perlakuan double shot peening dengan nitridisasi menghasilkan broken intermetallic layer yang lebih rendah, yaitu 40,2 μm dibandingkan dengan shot peening saja, yaitu terbentuk 113 μm. Hal ini mengindikasikan dengan perlakuan double shot peening dengan nitridisasi dapat meminimalisir terjadinya die soldering
ABSTRACT
Die soldering is one of the problems that is frequently encountered in high pressure die casting process, due to molten aluminium stick on the surface of 8407 S steel and Dievar steel as a material of high pressure die casting so that the cast product remains there after the ejection. In order to minimize the occurrence of this phenomenon, mechanical surface treatment and surface hardening of the mold material has been done. In this study, the material 8407 S steel and Dievar steel treated by two different variables of surface treatment, i.e. double shot peening with nitriding and shot peening only process were dipped into molten aluminum alloy ADC12 as a simulation of die casting process and held for 0.5, 5 and 30 minute. Characterization includes surface hardness, microstructure observation, identification of elements on the intermetallic layer formed and weight loss of the material. The results of the research showed that 8407 S steel treated by double shot peening with nitriding has higher surface hardness, 1402 VHN than the shot peening only process, 536 VHN. Similarly with Dievar steel treated by double shot peening with nitriding has higher surface hardness, 1402 VHN than the shot peening only process, 503 VHN. In addition, on the immersion time for 30 minutes, 8407 S steel treated by double shot peening with nitriding produce lower average thickness of the compact intermetallic layer, 17.1 μm than the shot peening only process, 18 μm. Moreover, doule shot peening with nitriding does not form broken intermetallic layer compared with the shot peening only process formed broken intermetallic layer, 91.66 μm. Similarly with Dievar steel treated by double shot peening with nitriding produce lower average thickness of the compact intermetallic layer, 22.2 μm than the shot peening only process, 27.77 μm. Moreover, double shot peening with nitriding produce lower average thickness of the broken intermetallic layer, 40.2 μm than the shot peening only process, 113 μm. This indicates that material treated by double shot peening with nitriding could minimize the occurrence of die soldering"
2015
S57797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuke Ferdilia Prasiwi
"Die soldering merupakan masalah yang sering terjadi dalam proses Die Casting. Die soldering merupakan peristiwa penempelan aluminium cair dengan baja sebagai material cetakan yang mengakibatkan produk cor sulit dilepaskan dari cetakan. Untuk meminimalisasi die soldering, dilakukan perlakuan pada permukaan baja 8407 Supreme dan Dievar berupa nitridisasi dan shot peening. Pada penelitian ini, baja 8407 Supreme dan Dievar diberi dua variabel perlakuan permukaan, yaitu : shot peening dan nitriding-shot peening yang selanjutnya dilakukan pencelupan pada Aluminium ADC12 cair dengan tiga variabel waktu pencelupan, yaitu : 0,5; 5; 30 menit. Karakterisasi yang dilakukan adalah kekerasan makro, kekerasan mikro, pengamatan struktur mikro, identifikasi fasa dan senyawa intermetalik serta kehilangan berat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baja 8407 Supreme dan Dievar dengan perlakuan nitriding? shot peening memiliki kekerasan mikro dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan perlakuan shot peening saja. Pada baja 8407 Supreme ketebalan compact layer berkurang dari 19 μm menjadi 17 μm dan ketebalan broken layer berkurang dari 96 μm menjadi 80 μm. Pada baja Dievar ketebalan compact layer berkurang dari 38 μm menjadi 19 μm dan ketebalan broken layer berkurang dari 119 μm menjadi 45 μm. Hal ini mengindikasikan baja 8407 Supreme dan Dievar yang diberi perlakuan nitriding-shot peening memiliki ketahanan terhadap die soldering yang lebih baik dibandingkan dengan hanya dilakukan shot peening.

Die soldering is a problem happened in High Pressure Die Casting (HPDC). Die soldering is sticking phenomenon between molten aluminium with the surface of steel which makes cast product difficult to eject. In order to minimize die soldering, surface treatments such as shot peening and nitriding were done on the 8407 Supreme steel and Dievar steel. In this research, 8407 Supreme steel and Dievar steel were treated by two variables shot peening and nitriding-shot peening dipped into molten aluminum alloy ADC12 and with three variables of dipped times 0.5; 5; 30 minutes. Characterization included surface hardness, microstructure observation, identification of phase and intermetallic compund and weight loss.
The results of the investigation shown that 8407 Supreme steel and Dievar steel are treated by nitriding?shot peening have two times higher of hardness than are treated by shot peening. On 8407 Supreme steel the thickness of compact layer decreased from 19 μm to 17 μm and the thickness of broken layer also decreased from 96 μm to 80 μm. On Dievar steel the thickness of compact layer decreased from 38 μm to 19 μm and the thickness of broken layer also decreased from 119 μm to 45 μm. These results prove that 8407 Supreme steel and Dievar steel are treated by nitriding?shot peening have a better resistance to die soldering than are treated by shot peening.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkhi Aldilla
"Die soldering terjadi ketika lelehan alumunium menempel ke permukaan material cetakan dan tetap tertinggal setelah pengeluaran produk cor, yang berakibat pada peningkatan biaya produksi dan kehilangan produksi pada industri pengecoran. Perlakuan permukaan seperti nitridisasi dianggap sebagai cara yang efektif dalam menahan terjadinya reaksi soldering. Pada penelitian ini, baja perkakas H13 dengan tiga perlakuan permukaan berbeda dicelup ke dalam lelehan alumunium ADC12 pada temperatur 680°C dan di tahan selama 30 detik, 30 menit, 2 jam, dan 5 jam.
Karakterisasi permukaan baja difokuskan pada struktur mikro, distribusi kekerasan, komposisi kimia, kekasaran permukaan, dan kehilangan berat dari baja perkakas H13. Hasilnya ditemukan bahwa shot peening sebelum nitridisasi menghasilkan kekerasan permukaan dan kedalaman lapisan nitrida yang lebih tinggi, yaitu 1033 HV (68 HRC) dan 105 µm, dibanding dengan perlakuan nitridisasi saja, 1033 HV (68 HRC) dan 105 µm.
Hasil pernelitian ini juga menunjukkan bahwa perlakuan permukaan yang berbeda memberikan morfologi permukaan yang berbeda, dimana perlakuan shot peening saja menghasilkan kecenderungan soldering yang disertai pembentukan lapisan intermetalik; namun soldering tidak ditemukan pada permukaan dengan perlakuan nitridisasi dan shot peening yang dilanjut dengan nitridisasi.

Die soldering occurs when molten aluminum sticks to the surface of a die material and remains there after the ejection of the part. This resulted in low productivity and economic value in the foundry industry. Nitriding surface treatment is considered as an effective way to prevent soldering. In this research, H13 tool steel with three different surface treatments were dipped into the molten of ADC12 at temperature 680°C and held for 30 seconds, 30 minutes, 2 hours, and 5 hours.
Characterizations on the surface of the steel were focused on the microstructure, microhardness profile, chemical composition, surface roughness, and weight loss of the H13 tool steel. It was found that shot peening prior to nitriding gives a higher surface hardness and depth of nitride layer of H13 tool steel, 114 HV (>70 HRC) and 120.5 µm, than the nitriding only process, 1033 HV (68 HRC) and 105 µm.
The research results also showed that different surface treatment produced different morphologies of the steel surface in which the shot peening only treatment showed a soldering tendency with the present of intermetallic layer; while the soldering was not found on the nitrided and shot peened - nitrided sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Stefany Aprilya Natasha Br.
"Die Soldering merupakan fenomena pelengketan produk cor pada cetakan yang mengakibatkan rusaknya produk cor dan cetakan. Hal ini mengakibatkan penurunan produktifitas pada industri otomotif. Pada penelitian ini, dilakukan proses perlakuan permukaan mekanik dan pengerasan permukaan terhadap permukaan material cetakan. Pada penelitian ini material baja 8407 Supreme dan baja Dievar dilakukan 2 variabel perlakuan permukaan berbeda yaitu shot blasting - shot peening dan shot blasting - nitridisasi - shot peening. Simulasi proses die casting dilakukan denga uji celup ke dalam paduan aluminium cair ADC12 pada temperatur 680oC, dengan perbedaan waktu tahan yaitu 0,5;5;30 menit. Karakterisasi yang dilakukan meliputi kekerasan permukaan, pengamatan struktur mikro, identifikasi elemen pada lapisan intermetalik yang terbentuk dan kehilangan berat dari material baja 8407 Supreme dan Dievar.
Hasil penelitian menunjukkan kekerasan permukaan material dengan proses N-SP lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya mengalami proses SP. Berdasarkan hasil pengujian SEM-EDS pada proses pencelupan dengan waktu tahan 30 menit menunjukkan ketebalan lapisan intermetalik yang terbentuk setelah proses N-SP mengalami penurunan dibandingkan dengan material yang hanya diberi perlakuan SP. Broken layer yang terbentuk berkurang 54% pada baja 8407 Supreme yaitu dari 96,352μm menjadi 44,302 μm sedangkan pada Dievar berkurang dari 119,76 μm menjadi 81,51 (32%). Sedangkan untuk ketebalan compact intermetallic layer juga mengalami penurunan dari 19,412 μm menjadi 18,022 μm pada baja 8407 S, sedangkan pada Dievar yang diberikan perlakuan N-SP tidak terbentuk compact intermetallic layer. Sedangkan pada pencelupan dengan waktu tahan 30 detik, tidak mengindikasikan bahwa lapisan intermetalik terbentuk.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, material yang diberikan perlakuan shot blasting - nitriding - shot peening memiliki ketahanan terhadap die soldering yang lebih baik dikarenakan menghasilkan kekerasan permukaan yang lebih keras sehingga meminimalisir lapisan intermetalik yang terbentuk, dibandingkan dengan hanya dilakukannya proses shot blasting - shot peening.

Die soldering is a phenomenon where the casting product is attached to the die which causes damage to both the casting product and the die. This phenomenon decreases the production capacity in automotive industry. This research aims to find a solution by conducting mechanical treatment and surface hardening on the die. In this research, 8407 Supreme and Dievar steel were heat treated with different treatments consist of shot blasting - shot peening and shot blasting - nitriding - shot peening. Die casting process was simulated by dipping the samples into molten aluminum alloy ADC12 at 680 oC, with different holding time from 0.5, 5, and 30 minutes. Characterization consists of surface hardness test, microstructure observation, intermetallic layer identification, and weight loss of the Dievar and the 8407 Supreme steel material.
The results showed that, the surface hardness of a material with N-SP treatment is higher than SP only treatment. Based on SEM-EDS test on samples with 30 mins holding time, the intermetallic layer in N-SP treated samples is less than SP treated samples. Broken layer formed was reduced to 54% for the 8407 Supreme steel, the decreased was ranged from 96,352μm to 44.302 μm, while the decreased for Dievar was ranged from 119.76 μm to 81.51μm (32%). As for compact intermetallic layer thickness, it is also decreased from 19.412μm to 18.022 μm for 8407 Supreme steel, while the Dievar with the given treatment of N-SP did not form a compact intermetallic layer. On the other hand, immersion with holding time of 0.5 min, there is no indication that the intermetallic layer is formed.
Based on the results obtained from this study, the material treated with shot blasting - nitriding - shot peening shows better resistance to die soldering, due to higher surface hardness, which minimize the intermetallic layer formation, compared with samples treated only with shot blasting - shot peening.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Herliawan
"Karakterisasi soldering pada die casting mengharuskan cetakan memiliki ketahanan erosi dan juga bebas dari kegetasan white layer pada nitriding. Penggabungan Shot peening dan nitriding adalah proses perlakuan pada permukaan yang biasa digunakan untuk meningkatkan kekuatan untuk komponen struktural maupun mekanis Pada penelitian ini material H13 pebanding yaitu H13 Premium dan H13 Superior yang masing masing dilakukan 5 variasi proses perlakuan permukaan dan 2 variasi waktu tahan pada proses nitriding kemudian dicelup ke dalam lelehan alumunium ADC12 pada temperatur 680°C dan di tahan selama 30 detik, 5 menit, dan 30 menit.
Karakterisasi permukaan baja difokuskan pada struktur mikro, distribusi kekerasan, komposisi kimia, kekasaran permukaan, dan kehilangan berat dari baja perkakas H13. Hasilya didapat H13 modifikasi menunjukkan kekerasan hingga 1416 HV serta selisih ketebalan lapisan compound dan broken layer pada soldering yaitu 13.35 μm dan 73.14 μm dibandingkan dengan shot peening saja. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa variasi shot peening sebelum dan sesudah nitriding menghasilkan ketahanan soldering yang lebih baik.

Soldering characteristic on die casting makes it's should be has high wearability erotion and also realeased from white layer embrittlement on nitriding process. Both of shot peening and nitriding are kind of process which can increasing surface strength characterization in structural or mechanical components and also as an effective way to prevent soldering. In this case research, H13 tool steel will be compared with supreme and superior which each part of materal has 5 combination surface treatment and 2 kind of holding time of nitriding. Then dipped into the molten of ADC12 Alumnium at temperature 680°C and held for 30 second, 5 minutes and 30 minutes.
Characterizations on the surface of the steel were focused on the microstructure, microhardness profile, chemical composition, surface roughness, and weight loss of the H13 tool steel. Result found that H13 modification show hardness until 1416 HV and diffence thickness compound and broken layer on soldering 13.35 μm and 73.14 μm compare with only shot peening treatment. This research result showed that best resistance to soldering create from combination shot peening before and after nitriding.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Herliawan
"Karakterisasi soldering pada die casting mengharuskan cetakan memiliki ketahanan erosi dan juga bebas dari kegetasan white layer pada nitriding. Penggabungan Shot peening dan nitriding adalah proses perlakuan pada permukaan yang biasa digunakan untuk meningkatkan kekuatan untuk komponen struktural maupun mekanis Pada penelitian ini material H13 pebanding yaitu H13 Premium dan H13 Superior yang masing masing dilakukan 5 variasi proses perlakuan permukaan dan 2 variasi waktu tahan pada proses nitriding kemudian dicelup ke dalam lelehan alumunium ADC12 pada temperatur 680oC dan di tahan selama 30 detik, 5 menit, dan 30 menit.
Karakterisasi permukaan baja difokuskan pada struktur mikro, distribusi kekerasan, komposisi kimia, kekasaran permukaan, dan kehilangan berat dari baja perkakas H13. Hasilya didapat H13 modifikasi menunjukkan kekerasan hingga 1416 HV serta selisih ketebalan lapisan compound dan broken layer pada soldering yaitu 13.35 μm dan 73.14 μm dibandingkan dengan shot peening saja. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa variasi shot peening sebelum dan sesudah nitriding menghasilkan ketahanan soldering yang lebih baik.

Soldering characteristic on die casting makes it?s should be has high wearability erotion and also realeased from white layer embrittlement on nitriding process. Both of shot peening and nitriding are kind of process which can increasing surface strength characterization in structural or mechanical components and also as an effective way to prevent soldering. In this case research, H13 tool steel will be compared with supreme and superior which each part of materal has 5 combination surface treatment and 2 kind of holding time of nitriding. Then dipped into the molten of ADC12 Alumnium at temperature 680oC and held for 30 second, 5 minutes and 30 minutes.
Characterizations on the surface of the steel were focused on the microstructure, microhardness profile, chemical composition, surface roughness, and weight loss of the H13 tool steel. Result found that H13 modification show hardness until 1416 HV and diffence thickness compound and broken layer on soldering 13.35 μm and 73.14 μm compare with only shot peening treatment. This research result showed that best resistance to soldering create from combination shot peening before and after nitriding.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T45424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati
"In this study, H13 tool steel and Cr-Mo-V steel were treated by two different types of surface treatments, i.e. double shot peening with nitriding and single shot peening. Samples were dipped into the molten aluminum alloy ADC12 as a simulation of the die casting process and held there for 0.5, 5, and 30 minutes. Several characteristics were analyzed, including surface hardness, microstructure observation, and identification of elements on the intermetallic layer formed. The results of the research showed that H13 steel treated by double shot peening with nitriding had higher surface hardness (1402 VHN) than when treated by shot peening only (536 VHN). A similar tendency emerged with the Cr-Mo-V steel, which had 1402 VHN and 503 VHN after treatment with double shot peening with nitriding and the single shot peening process. In addition, with a dipping time of 30 minutes, the H13 steel treated by double shot peening with nitriding produced a lower average thickness of the compact intermetallic layer. Moreover, double shot peening did not form a broken intermetallic layer, while single shot peening formed one (91.66 µm). Likewise, the Cr-Mo-V steel treated by double shot peening with nitriding produced a thinner compact intermetallic layer than single shot peening, 22.2 µm vs. 27.77 µm, as well as a lower average thickness of the broken intermetallic layer, 40.2 µm vs. 113 µm. This indicates that material treated by double shot peening with nitriding could minimize the occurrence of die soldering."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkhi Aldilla
"[ABSTRAK
Pada proses pembentukan logam metode die casting, nitridisasi memegang
peranan penting dalam peningkatan umur pakai dies. Inovasi proses perlakuan
permukaan yang dilakukan sebelum nitridisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi nitridisasi dan kedalaman lapisan nitrida pada baja H13 Modifikasi.
Nitridisasi gas dilakukan dalam vacuum furnace, pada suhu 510oC selama 5 jam.Shot peening dilakukan dengan menggunakan bola baja dengan tekanan 461 kPa.
Shot blasting dilakukan sebagai metode pembersihan permukaan material menggunakan partikel SiC. Karakterisasi permukaan sampel sebelum dan sesudah
variasi proses difokuskan pada perubahan struktur mikro, distribusi kekerasan
mikro, dan komposisi kimia lapisan nitridisasi. Dari proses nitridisasi yang
didahului shot peening, didapatkan kekerasan maksimal 1196 HV dengan kedalaman efektif lapisan difusi 72 !m. Nilai ini lebih besar dari proses nitridisasi
tanpa didahului perlakuan permukaan, yang menghasilkan kekerasan maksimal 1101,4 HV dengan kedalaman efektif lapisan difusi 54!!m. Variasi proses nitridisasi dengan shot peening menghasilkan ketebalan white layer 4,1!!m; lebih tebal dari proses nitridisasi tanpa shot peening 3,7!!m. Sedangkan pada nitridisasi
yang tidak didahului perlakuan permukaan tidak ditemukan adanya white layer.
ABSTRAK
In the die casting practice, nitriding represents an important factor in enhancing
the service life of dies. Surface treatment innovation prior to nitriding in this
research aim to increased the nitriding efficiency and the depth of nitrided layer of
H13 Modification steel. The gas nitriding process was performed at temperature
510oC for 5 hours in a vacuum furnace. Shot peening was performed prior to
nitriding using a cast steel ball with 461 kPa nozzle pressure. Shot blasting with
SiC particle was also performed as a surface cleaning method. Characterizations
on the surface of steel were done before and after the variation of nitriding process
with focused on the microstructure, microhardness profile, and the chemical
composition of the nitrided layer formed. It was found that shot peening prior to
nitriding significantly increased the nitriding kinetics, that results in 1196 HV
maximum surface hardness with 72 !m effective case depth. This results were
higher than the nitriding process without prior surface preparation, which have
only 1101,4 HV maximum surface hardness with 54!!m effective case depth.
While the nitrided only process did not formed a white layer, the shot peened
sample was found to have a white layer with 3,7!!m thick., In the die casting practice, nitriding represents an important factor in enhancing
the service life of dies. Surface treatment innovation prior to nitriding in this
research aim to increased the nitriding efficiency and the depth of nitrided layer of
H13 Modification steel. The gas nitriding process was performed at temperature
510oC for 5 hours in a vacuum furnace. Shot peening was performed prior to
nitriding using a cast steel ball with 461 kPa nozzle pressure. Shot blasting with
SiC particle was also performed as a surface cleaning method. Characterizations
on the surface of steel were done before and after the variation of nitriding process
with focused on the microstructure, microhardness profile, and the chemical
composition of the nitrided layer formed. It was found that shot peening prior to
nitriding significantly increased the nitriding kinetics, that results in 1196 HV
maximum surface hardness with 72 !m effective case depth. This results were
higher than the nitriding process without prior surface preparation, which have
only 1101,4 HV maximum surface hardness with 54!!m effective case depth.
While the nitrided only process did not formed a white layer, the shot peened
sample was found to have a white layer with 3,7!!m thick.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S54223
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sasi Kirono
"ABSTRAK
pegas daun merupakan komponen mesin yang banyak digunakan
sebagai suspensi kendaraan bermotor, Oleh karena pegas
daun dalam fungsinya selalu menerima beban dinamis maka pe
gas tersebut perlu mempunyai ketahanan kelelahan yang baik,
Hal ini dapat dicapai dengan cara memllih bahan pegas serta
proses perlakuan yang optimal,
Dalam penelitian ini, studi diarahkan untuk mendapatkan
kondisi proses perlakuan yang paling optimal seperti
proses perlakuan panas dan shot peening, Untuk proses perla
kuan panas dilakukan beberapa variasi suhu austenitisasi dipilih
antara 800°C sampai dengan 880°C dan suhu temper dipilih
antara iflO°C sampai dengan 530°C, Salah satu proses per
lakuan panas tersebut mengikuti standar prosedur sesuai yang
diterapkan di pabrik.
Dari hasil proses perlakuan panas dan shot peening ,
kemudian dilakukan pengamatan pada bahan baja pegas SUP 9
mengenai sifat-sifat mekanis seperti kekuatan tarik, keuletan,
ketangguhan, kekerasan, kelelahan (fatigue) dan perubahan
struktur mikro.
Hasil penelitian menunjukkan bakwa kekuatan statis
maupun kekuatan dinamis sangat dipengaruhi oleh temperatur
temper untuk mendapatkan kondisi optimal, proses shot peer
ing untuk heberapa proses perlakuan panas yang dilakukan pada
kelelahan umur terbatas. Kenaikan umur kelelahan pada
perlakuan panas dan shot peering tergantung sifat kekuatan
tarik maksimum dan ketangguhan dari bahan.
Hasil penelitian diatas selanjutnya ditunjang dengan
pemeriksaan fraktografi permukaan patahan benda uji untuk
menjelaskan mekanisme kegagalan, khususnya karena kelelahan,
Dari penelitian ini diperoleh bahwa kegagalan kelelahan disebabkan
oleh mekanisme perubahan yang terdiri dari 3 (tiga)
tahapan yakni; terjadinya awal retak, penjalaran retak dan
patah akhir."
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardiyanto
"ABSTRAK
Farilr adalah Salah safn kegaga/an malarial yang disebabkan oleh bcban bernlang (dinamis). Kcgagalan faiik yang .sering mnncul selama pengoperasian par!
pesawar (Thbe & Brackei dari Manybld Cooling Air Drrbine Case ofPrari & Wlwirney Engine Type J T9D - 7Q nnruk pesawal Boeing B74 7 - 200) ada/ah pada daerah lavan.
Pengelasan yang digunakan nnlnk perbaikan, dapai menyebabkan pernbahan mi/frostruklur dan sU`al - sifa! mekanis pari, seria rneryadi renian lerhadap iegangan sisa. Dengan menerapkan melode perlalcuan panas annealing dan sho! peening pada hasil pengelasan diharapkan umurfatil: par! yang menggunakan bajh lahan kara! AISI 34 7 dapar dilingkafkan.
Penelilian ini mengunakan maierial :gi plale dengan kerebalan 1,8 mm sebanyal: 2 buah nnink masing - masing perlaknan Peilaknan pertama hasi/
pengelasan, lredna periakuan panas annealing hasil pengelasan, dan keliga perlalcnan panas annealing dan sho! peening hasil pengelasan, Pengelasan yang dilalcnkan unrnk semua perlakr.-an menggnnalcan merode GTAW (Gas Ynngsren Arc Welding) dengan arns 83 anrpere. Untnk perlalman kedna dan keiiga, material :ni dipanaslcan sampai Iemperatnr annealing 1050 OC diiahan selama 3 rneni! 30 deiilc kemndian didingin/can di dalam dapnr sampai lemperalnr /camar. Perlaknan ketiga selarnntnya dilalmkan proses sho! peening _nada permukaan material :ji dengan inlensiias 2 siklus per 60 delill. P?Hg?Ul0l1fGlfklflll(lk semna perlalman menggnnakan mode pembebanan bending dengan legangan sebesar 90% dari iegangan luluh logam indn/r. Dafa falik yang diambil adalah jnmlah sililns, fora makro dan mikro perpafahan.
Hasil penelitian mernngukkan bahwa perlalcnan panas annealing hasil pengelasan (perialman kedua) memberilfan siklus yang Iebih banyak. Sedangkan perlaknan panas annealing dan shot peening hasil pengelasan (perlalaian lceliga) dihasilkan siklns yang lebih rendah. Dari fenomena lersebn! dapa! disimpnlkan bahwa peningkaran umur funk terhadap baja iahan kara! AISI 347 yang lelah mengalami pengelasan lerjadi pada perlalman kedua.

"
2000
S41564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>