Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dianthi Nidaul Hasanah
"[ABSTRAK
Hasil Survei YLKI pada tahun 2013 juga menunjukkan bahwa, pelanggaran merokok di wilayah KTR paling banyak adalah supir dan kernet angkutan umum di Jakarta. Terdapat 57% supir dan kernet yang tetap merokok di dalam angkutan umum meskipun sudah ada Pergub No. 88 Tahun 2010 mengenai Kawasan Dilarang Merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok di angkutan umum pada supir angkot di kawasan Terminal Kampung Rambutan tahun 2014. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yang dilakukan pada 90 orang responden, yaitu supir angkot perokok aktif di kawasan Terminal Kampung Rambutan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 61,1% supir angkot yang merokok di dalam angkutan umumnya dalam kondisi sedang ngetem maupun menyetir. Faktor sikap dan kriteria tipe perokok adalah faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di angkutan umum pada supir angkot. Oleh sebab itu, untuk kedepannya perlu dilakukan promosi kesehatan terkait rokok dan KDM yang lebih gencar dari pengelola terminal dan penegasan peraturan KDM yang perlu ditingkatkan lagi.

ABSTRACT
, YLKI survey results in 2013 showed that smoking violations in the KTR most is precisely by th drivers and conductors of public transport in Jakarta. There are 57% of drivers and conductors who continue to smoke in public transport although there was Pergub No. 88 Tahun 2010 regarding Smoking Area Prohibitation. The purpose of this study was to determine what factors are associated with smoking behavior in public transport on public transportation drivers in Kampung Rambutan Terminal in 2014. This quantitative study with cross-sectional design using purposive sampling conducted on 90 respondents, which is active smoking minivan drivers in Kampung Rambutan Terminal. The instrument used in this study was a questionnaire. The results of this study indicate that there are 61.1% minivan drivers who smoke in public transport in the condition of waiting their passengers and driving. Attitude and type of smoking are the associated factors with smoking behavior in public transport on public transportation drivers. Therefore, for the future needs to be done related to health promotion and smoking area prohibitation more intensively by terminal’s superintendents. And Smoking Area Prohibitation regulation needs to be improved again.]
"
2015
S57841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hilmar
"Di SLTP Swasta Kecamatan Tapos, proporsi tindakan merokok siswa laki-laki (30,4%) dibandingkan pada siswa perempuan (1,5%) pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran prilaku merokok pada siswa SLTP Swasta Kecamatan Tapos dan juga faktor-faktor yang berhubungan. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pemilihan sample menggunakan cluster random.
Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku merokok siswa SLTP Swasta di Kecamatan Tapos adalah Fakor pengetahuan terhadap bahaya rokok (p value=0,00) faktor sikap responden terhadap prilaku merokok sebesar (p value=0,02), faktor keluarga terhadap prilaku merokok (p value=0,01), dan faktor pertemanan berkelompok (peer group) dengan prilaku merokok siswa (p value=0,01).

Private Junior High School District in Tapos, measures the proportion of male students smoked (30.4%) than among female students (1.5%) in 2012. The purpose of this study to know the description of smoking behavior in junior high school students as well as Private Sub Tapos related factors. Design used in this study was cross sectional with a selection of sample using a random cluster.
The results of the study are the factors associated with smoking behavior of junior high school students in District Private Tapos is Fakor knowledge of the dangers of smoking (p value = 0.00) respondents' attitudes factor for smoking behavior (p value = 0.02), family factors on smoking behavior (p value = 0.01), and the friendship factor group (peer group) with student smoking behavior (p value = 0.01).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eneng Vini Widianti
"Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian. Jumlah perokok di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Selain itu, usia memulai kebiasaan merokok di Indonesia relatif tergolong muda. Penelitian ini berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Siswa SMP Negeri 'X' di Kota Bogor Tahun 2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor-faktor (umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan rokok, keterjangkauan terhadap rokok, perilaku merokok keluarga, perilaku merokok teman, perilaku merokok guru, dan paparan iklan rokok) dengan perilaku merokok remaja di SMP Negeri 'X' Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 250 siswa. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 23,2% responden pernah merokok, 38,1% berjenis kelamin laki-laki dan 12,4% berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil uji khai kuadrat terdapat empat variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 'X' Kota Bogor diantaranya jenis kelamin dengan OR 4,342, keterjangkauan terhadap rokok dengan OR 0,242, ketersediaan rokok dengan OR 3,624 dan perilaku merokok teman dengan OR 5,559. Dengan tingkat kepercayaan 95% untuk semua variabel.

Smoking is a public health concern because it lead to variety of illnesses and even death. The number of smokers in Indonesia from year to year tends to increase. In addition, age started smoking in Indonesia is relatively young. This study entitled Factors Associated with Smoking Behavior Junior High School "X" Students in the city of Bogor in 2014.
Purpose of this study was to determine the relationship between the factors (age, sex, knowledge, attitudes, cigarette availability, affordability of cigarettes, family smoking behavior, smoking behavior of friends, teachers smoking behavior and exposure to cigarette advertising) with adolescent smoking behavior in Junior High School "X" Bogor. This research is a quantitative study using cross-sectional design. The sample in this study amounted to 250 students. This study used a questionnaire as a measure of research.
The results of this study showed that 23,2% of respondents had ever smoked 38,1% were male and 12,4% female. Based on the test results khai squares are four variables have a significant association with smoking behavior in students of SMP Negeri "X" Bogor including sex with OR 4,342, affordability of cigarettes with OR 0,242, availability of cigarettes with OR 3,624 and smoking behavior of friends with OR 5,559. With a confidence level of 95% for all variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raehana
"Penelitian ini membahas salah satu masalah kesehatan di kalangan remaja yaitu perilaku merokok. Fenomena ini diteliti untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan merokok siswa/i yang merokok di SMP Negeri 36, Jakarta Timur tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 220 responden dan pengambilan sampel menggunakan proportional stratified random sampling. Berdasarkan hasil analisis univariat, terdapat 75.5% responden yang tidak merokok. Faktor-faktor yang berhubungan dengan siswa/i yang merokok di SMP Negeri 36 adalah jenis kelamin, keterjangkauan terhadap rokok, keterpaparan iklan promosi rokok, merokok pada guru, dan merokok pada teman.

This study addresses one of the health problems among teenager is the phenomenon of smoking behavior. This phenomenon is examined to look at the factors associated with smoking students at SMPN 36, East Jakarta in 2014. This study uses quantitative methods with cross-sectional study design (cross sectional) with a sample of 220 respondents and uses proportional stratified random sampling sampling. Based on the results of the univariate analysis, there were 75.5% of respondents who don’t smoke. Factors associated with smoking behavior is gender, affordability of cigarettes, cigarette promotional advertising exposure, smoking of teachers, and smoking of friends."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Perilaku merokok mahasiswa keperawatan menjadi isu penting bagi pelaksanaan peran dan fungsi tenaga kesehatan di masa datang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok mahasiswa keperawatan di Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan 252 responden diperoleh secara stratified random sampling.
Hasil menunjukkan terdapatnya hubungan bermakna antara pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, stres, pengaruh orang tua, saudara, dan teman sebaya, pengetahuan bahaya rokok, sikap, dan iklan rokok dengan perilaku merokok (α < 0.05). Sikap merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku merokok. Program antisipasi pencegahan perilaku merokok perlu dikembangkan di institusi pendidikan keperawatan.

Smoking behavior of nursing students becomes issue for future implementation of health personnel?s roles and functions. This study aimed to identify factors associated to smoking behavior of nursing students in South Kalimantan. It applied cross-sectional design to 252 respondents.
The results indicate the presence of significant relationship between parental education and income, stress, influence of parents, siblings, and peers, knowledge of the dangers of smoking, attitudes, and cigarette ads to smoking behavior (α < 0.05). Attitude is the most dominant factor influencing smoking behavior. The prevention anticipation program of smoking in nursing education institutions need to be developed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31785
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurmanah
"ABSTRAK
Remaja usia 15-17 tahun merupakan masa kritis dari tahap tumbuh kembang
remaja yang rentan terhadap perilaku merokok. Pola asuh orang tua merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku remaja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok siswa
SMA. Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik
melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
ialah simple random sampling dengan responden penelitian sebanyak 276 orang di
SMA Negeri 38 Jakarta. Hasil riset menjelaskan 58.3% perempuan, 59.4% berusia
16 tahun, 56 responden perokok aktif kebanyakan laki-laki, merokok 1-10
batang/hari. Pada uji chi square didapatkan hubungan antara pola asuh orang tua
dengan perilaku merokok siswa SMA (p= 0.000) dan didapatkan hubungan antara
jenis kelamin dengan perilaku merokok siswa SMA (p=0.000, OR= 8.766).
Peneliti merekomendasikan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai korelasi
pola asuh orang tua dengan perilaku merokok siswa SMA.

ABSTRACT
Adolescents aged 15-17 years is a critical period of adolescent growth and
development stages that are susceptible to smoking behavior. Parenting style is
one of the factors that influence adolescent behavior. This study aims to determine
the relationship of parenting style with high school students' smoking behavior.
This research is a quantitative research survey design with cross sectional analytic
approach. The sampling technique used is simple random sampling with survey
respondents as much as 276 people in SMA Negeri 38 Jakarta. The results of
research to explain 58.3% female, 59.4% aged 16 years, 56 respondents active
smokers mostly male, smoking 1-10 cigarettes / day. In the chi square test found
the relationship between parenting parents with high school students smoking
behavior (p = 0.000) and obtained relationships between the sex with a high
school student smoking behavior (p = 0.000, OR = 8766). The researcher
recommends further research on the correlation parenting style with high school
student smoking behavior."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Saria Diah Ayu Gufronika
"Bahaya asap rokok merupakan penyebab utama pencemaran udara di dalam ruangan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menyadari perlunya adana kebijakan yang memberikan perlindungan terhadap para perokok pasif. Lahirnya PERDA Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang mengatur tentang KDM, menempatkan pemerintah Prpvinsi DKI Jakarta sebagai pemerintah provinsi pertama di Indonesia yang mengatur tentang KDM.
Tesis inimembahas tentang implementasi kebijakan KDM di Provinsi DKI Jakarta khususnya di pusat perbelanjaan Senayan City, Plaza Semanggi dan Blok M Mall. Penelitian ini bermaksud melihat bagaiman implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Pertanyaan penelitian pada tesis ini adalah bagaimana implementasi kebijakan KDM di pusat perbelanjaan dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan ini.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data gabungan. Hasil penelitian ini menyarankan perlunya pengawasan secara rutin dengan keterlibatan berbagai pihak terkait. Selain itu, perlu peningkatan kerjasama yang baik antara stakeholder terkait sehingga implementasi kebijakan ini dapat mencapai hasil yang optimal.

The dangers of cigarette smoke is a major cause of indoor air pollution. The Jakarta Provincial government was really sure that they need a policy to provides protection for passive smoker. Local Regulation Policy (PERDA) of Jakarta Provincial Government Number 2/2005 about air pollution control, include No Smoking Area Policy, put they as the first provincial government that regulated the No Smoking Area Policy.
This thesis discusses about implementation of No Smoking Area Policy in Jakarta, especially in shopping center in jakarta selatan: Senayan City, Plaza Semanggi and Blok M Mall.
This research is a quantitative study using mixed data collection techniques between quantitative and qualitative. The result of the study suggests the need for regular monitoring of the provincial government of the Jakarta, consistent law enforcement for violators policy and the need to involve the community in monitoring this implementation policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianison
"Saat ini tembakau telah dikonsumsi di seluruh dunia dan 65-85% tembakau itu dikonsumsi dalam bentuk rokok. Berbagai masalah kesehatan telah timbul akibat kebiasaan merokok yang telah melanda dunia saat ini. Badan kesehatan dunia (WHO) dan organisasi kesehatan lainnya giat berkampanye untuk menangani masalah epidemi merokok. Diperkirakan dewasa ini 2,5 juta orang meninggal tiap tahunnya akibat penyakit-penyakit yang timbul karena merokok. Bahaya merokok telah diketahui orang sejak lebih dari 400 tahun yang lalu namun laporan mengenai penyakit yang berhubungan dengan rokok baru ada sekitar abad ke-18 yaitu ditemukannya kanker bibir dan kanker hidung.
Sekarang kita sedang berhadapan dengan suatu bencana medis terbesar yaitu penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki. Sudah lama dikenal bahwa asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia dan berhubungan dengan 25 penyakit di tubuh manusia dari kepala sampai kaki, dari kanker sampai impotensi. Sekitar 54,5% penduduk laki-laki dan 1,2% perempuan yang ada di Indonesia adalah perokok Secara keseluruhan sekitar 27,7% persen penduduk Indonesia adalah perokok meskipun data lokal menunjukkan basil yang berbeda-berbeda. Berdasarkan data WHO 2002, Indonesia menduduki urutan kelima dalam konsumsi rokok di dunia. Setiap tahunnya dikonsumsi sekitar 215 miliar batang rokok, dengan total biaya lebih dari 100 triliun. Di dunia diperkirakan terdapat sekitar 1,2 milyar perokok, 800 juta diantaranya terdapat di negara berkembang.
Merokok adalah salah satu penyebab kematian manusia di dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan terdapat 4,9 juts kematian tiap tahun akibat rokok, berarti terdapat satu kematian tiap 8 menit. Angka ini diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2030. Centers for Disease Control and Preventions (CDC) saat ini tengah bekerja keras mengatasi masalah yang timbul akibat rokok dengan membuat program pengontrolan dan pencegahan pemakaian rokok secara global. Program ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak di dunia. Bentuk program itu antara lain adalah surveillance global tentang rokok. Ada empat surveillance global yaitu Global Youth Tobacco Survey (GYTS), Global School Personnel Survey (GSPS), Global Medical Doctors Survey (GMDS) dan Region Survey of Country Specific Tobacco-related Information (Regional Survey).
Salah satu bentuk konkrit ikut membantu program WHO adalah dengan melakukan GSPS di kota Depok. Kota Depok merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Jakarta, terletak di selatan kota Jakarta. Luas daerahnya adalah 200,29 km2, terdiri dari 6 kecamatan, 63 kelurahan dan jumlah penduduk 1.369.461 jiwa. Terdapat 126 sekolah menengah pertama (SMP) di Depok ini yang tersebar di 6 wilayah, terdiri dari 14 SMP negeri dan 112 SMP swasta. Selama ini belum ada data tentang kekerapan merokok, data tentang pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok pada guru dan karyawan SMP di Depok ini."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T20856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Widowaty
"Penelitian ini membahas mengenai perilaku merokok pada siswa SMP. Hal ini dilatarbelakangi meningkatnya jumlah perokok muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh stereotipi perokok dan konformitas terhadap perilaku merokok sebagai upaya untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor perilaku merokok pada siswa SMP. Pada stereotipi perokok, peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu dan hasil elisitasi. Sedangkan aspek konformitas disusun berdasarkan alasan untuk melakukan dan tidak melakukan konformitas (Baron & Byrne, 2003). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Partisipan penelitian ini adalah 120 siswa SMP di Jakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perilaku merokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas dapat dijadikan sebagai prediktor pada perilaku merokok siswa SMP. Hasil analisis multiple regression, R =0, 631, R2 = .398, menunjukan bahwa stereotipi perokok dan konformitas secara bersama-sama menyumbang sebesar 39,8 % terhadap perilaku merokok pada siswa SMP. Di antara stereotipi perokok dan konformitas, ditemukan bahwa stereotipi perokok memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap perilaku merokok siswa SMP. Selain itu, melalui hasil analisis t-test ditemukan adanya perbedaan stereotipi perokok dan konformitas yang signifikan antara partisipan yang merokok dan yang tidak merokok.

The research studies smoking behavior among middle school students. This research's aim is to examine how much smoker stereotype and conformity influence smoking behavior on middle school students. To measure smoker stereotype the research uses the previous research and elicitation. While aspects of conformity arranged by reasons to conform and not to conform (Baron & Byrne, 2003). The design of this research is ex post facto field study. Participants of this research are 120 middle school students in Jakarta.
This research's results that smoker stereotype and conformity influence smoking behavior in middle school student. This meant that smoker stereotype and conformity was predictors toward smoking behavior on middle school students. The multiple regression analysis showed R =0, 631, R2 = .398. This meant that smoker stereotype and conformity were effectively contribution 39,4 %. Smoker stereotype had greater contribution than conformity. Beside that, this research also finds that there is a significant difference in smoker stereotype and conformity between smokers and non smokers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Eru Saprudin
"Kebiasaan merokok pada remaja .di dunia maupun di Indonesia terutama Jakarta cukup tinggi, yang didukung oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain faktor keluarga dan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana faktor keluarga terutama struktur fungsional keluarga yang terdiri dari: struktur peran, nilai-nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur kekuatan keluarga mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja di SLTP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Sebagai confounding yaitu karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, suku, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, serta lingkungan dan. media Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang ditakukan pada remaja SLIP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Sampel diambil secara random sampling sebanyak 107 responden dari 10 SLTP.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara: struktur peran keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja SLTP (p value= 0,002), nilai-nilai keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja (p value 0,003), komunikasi dengan kebiasaan merokok pada remaja (p value 0,033). Sedangkan hubungan struktur kekuatan keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p value 0,06). Adapun karakteristik responden (confounding) yang berhubungan secara signifikan dengan kebiasaan merokok pada - remaja yaitu jenis kelamin (p value= 0,002), Iingkungan (p value= 0,004) dan media (p value= 0,001). Faktor yang paling dominan mempengaruhi struktur fungsioonal keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja ialah hubungan nilai-nilai keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja setelah dikontrol oleh variabel lingkungan dengan ratio OR = 19,65 (> 10 %).
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada keluarga untuk mengoptimalkan peran anggota keluarga yang seimbang dan saling mendukung. Selain itu keluarga agar menjaga nilai-nilai keluarga dengan tidak merokok di depan remaja, melakukan komunikasi secara teratur dengan remaja dan melibatkan remaja dalam pengambilan keputusan. Untuk Kepala sekolah dan staf agar tidak merokok di depan remaja, mengoptimalkan kegiatan UKS, OSIS dan ektrakurikuler, serta membuat slogan yang menarik untuk pencegahan merokok Perawat komunitas dapat bekerja sama dengan keluarga, tokoh masyarakat, dan instansi terkait dalam melakukan family empowerment dan promosi kesehatan tentang pencegahan dan bahaya merokok bagi kesehatan.

The smoking habit in teenagers around the world including in Indonesia, especially Jakarta, is pretty high, supported by several factors influencing it. Some of the factors are family and environment. The purpose of this study is to analyze how far the family factors, like the functional structure of family, which consists of role structure, family values, communication process, and family structure strength influences the smoking habit in teenagers in SLTP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. The confounding are the respondent characteristic such as genders, ethnics, parent's educational backgarounds, parent's job field, and also environment and media. This study is a cross sectional study implemented toward teenagers at SLTP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan_ The samples are taken randomly from 107 respondent from 10 Junior High Schools.
The result of this study shown significant correlations between the family role structure and the smoking habit in teenagers (p value- 0,002), family values and teenagers smoking habit (p value= 0,003), communication and smoking habit (p value= 0,033). Meanwhile the family strength structure and smoking habit in teenagers do not show any significant correlation (p value= 0,06). Respondent characteristics (confounding), which are significantly related to the smoking habit in teenagers, are sexual gender (p value= 0,002), environment (p value=0,004) and media (p value= 0,001). The most dominant factor influencing the functional structure in family to the smoking habit in teenagers in the family values correlation to the smoking habit after being controlled by the environment variables with ratio OR - 19,65 (> 10 %).
Based on this study, it is advisable that family?s should balance the family members role optimally and support each other within the family members. Furthermore families should raise their values by not smoking in front of the teenagers and giving them the wrong examples, having interactive communications with the teenagers regularly and involve the in decision-making process. For the headmasters, teachers, school staff do not smoke in front of the students, and the optimal the use of School Health Organization (Usaha Kesehatan Sekolah) and other extra curriculums activities. Schools can also make attractive slogans of saying no to smoking habit in teenagers. Community nurses can work together with families and authorities in optimal zing family roles and health promotion about preventions and the danger of smoking to our health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>