Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahadiansyah Ramadhani
"Durian merupakan buah tropis yang umum ditemukan di Asia Tenggara. Durian berasal dari keluarga Malvaceae dan genus Durio. High-density lipoprotein atau HDL adalah zat yang tidak larut dalam air dan memiliki fungsi untuk membawa kolesterol ester dan kolesterol dari jaringan kembali ke hati. Diyakini bahwa konsumsi durian berlebihan dapat menyebabkan status kesehatan yang buruk karena dapat meningkatkan tingkat kolesterol. Dalam penelitian ini, kami ingin mencoba untuk mengetahui apakah rumor ini benar atau tidak. Kami melakukan penelitian dengan rancangan penelitian eksperimental. Kami menggunakan tikus, dikelompokkan, dan kami memberi durian dalam periode tertentu. Pada setiap akhir periode, kami mengorbankan tikus dan mengambil darah untuk pemeriksaan. Kami menggunakan kit untuk mengukur tingkat HDL dan membandingkannya dengan kelompok kontrol yang tidak mengkonsumsi durian.
Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi HDL lebih rendah pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol di ketiga perbandingan. Namun, nilai p ditemukan tidak signifikan. Bentuk penelitian lain telah menemukan bahwa durian mengandung fenol dan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan. Antioksidan dapat mengurangi risiko memiliki penyakit kardiovaskular dengan mencegah proses oksidasi LDL khusus oleh radikal bebas, spesies oksigen reaktif, dan spesies nitrogen reaktif. Rendahnya tingkat HDL adalah faktor risiko untuk aterosklerosis. Tapi, kita harus melihat dari pendekatan yang komprehensif mengenai konsumsi durian. Kita harus mengeksplorasi parameter lain seperti kolesterol total, LDL, dan trigliserida. Tingkat kolesterol total dalam penelitian ini mengalami penurunan. Jadi, kita tidak bisa menilai bahwa durian adalah buruk bagi kesehatan. Penyelidikan lebih lanjut mengenai profil lipid dan risiko memiliki penyakit kardiovaskular perlu dilakukan.

Durian is a tropical fruit commonly found in South East Asia. It comes from the family of Malvaceae and the genus of Durio. High-density lipoprotein or HDL is a substance that is insoluble in water and has the function to carry cholesterol and cholesterol esters from the tissues back into the liver. It is believed that durian consumption moreover if excessive can lead to bad health status due tot he increase of cholesterol level. In this research, we want to try to learn if this rumor is true or not. We done the research with experimental research design. We used rats, grouped them, and we give them durian in a certain period of time. In the end of each period, we sacrificed the rats and took their blood for examination. We use a kit to measured the HDL level and compare it to a control group who does not consume durian.
The results showed lower HDL concentration in the intervention group compare to the control group in all three comparison. However, the p value is not significant for two comparisons. Form other studies, we had found that durian contains phenols and flavonoids which has antioxidant properties. Antioxidant can reduce the risk of having cardiovascular diseases by preventing the oxidation process specifically LDL by the free radicals, reactive oxygen species, and reactive nitrogen species. Low level of HDL is risk factors for atherosclerosis. But, we have to look from comprehensive approach regarding this durian consumption. We have to explore other parameters such as the total cholesterol, LDL, and Triglycerides. The total cholesterol level in this research is decreasing. So, we cannot judge that durian is bad for the health. Further investigations regarding the lipid profile and the risk of having cardiovascular disease is need to be done.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Pradikto
"Durian merupakan salah satu jenis buah yang terkenal dikalanagn masyarakat, termasuk di Indonesia. Banyak rumor yang berkembang dikalangan masyarakat bahwa konsumsi buah durian dapat meningkatkan level trigliserida dalam darah. Trigliserida sendiri adalah salah satu jenis lemak yang sangat penting badi tubuh dan berperan dalam berbagai sistem fisiologi dalam tubuh seperti pembentukan membrane sel, sumber energy, penyerapan vitamin A, D, E, K dan juga menjaga panas tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan rumor tersebut dan memberikan informasi kepada masyarakat tentag pengaruh konsumsi durian terhadap kadar trigliserida darah.
Penelitian ini menggunaka metode experimental kepada tikus sebagai subjek. Data diambil pada bulan Juli 2012. Durian yang telah diencerkan diberikan kepada tikus melalui injeksi oral dengan 3 perlakuan berbeda, yaitu tikus diberi makan durian selama 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu, ditambah dengan sekelompok tikus yang diberi makan pelet biasa sebagai kontrol. Data diolah menggunakan SPSS .
Hasil menunjukan pada kelompok tikus kontrol mean trigliserida darah sebesar 184,073. Pada kelompk tikus yang diberikan makan durian hasilnya menunjukan pada tikus mingu 1 memiliki mean kadar trigliserida darah sebesar 138,423, pada tikus minggu 2 memiliki mean trigliserida darah sebesar 126,962, dan pada tikus minggu 3 memiliki mean kadar trigliserida darah sebesar 633,447. Dari hasil analisis SPSS hasil menunjukan bahwa data tidak signifikan.
Sebagai kesimpulan, terjadi penurunan kadar trigliserida darah pada tikus yang diberi makan hanya durian pada minggu 1 dan 2, sedangkan terjadi peningkatan kadar trigliserida darah pada tikus yang hanya diberi makan durian pada minngu 3, dengan korelasi positif.

Durian is one of popular fruits among people including in Indonesia. There is rumor spreading in societythat by consuming durian it can raise the blood triglyceride level. Triglyceride itself is a type of fat that very important which is very important for human body and has important roles in physiology system of our body like in cell membrane construction, energy sources, absorption of vitamin A, D, E, K and keep heat in our body.
This research's purpose is to prove that rumor and give the information to society about the effect of durian consumption on the blood triglyceride level.
This research uses experimental method with rats as subjects. These data was taken on July 2012. The diluted durian is given through oral injection to rats with 3 different variables, which are given durian for 1 week, 2 weeks, and 3 weeks, plus with a group of rats that was feed with ordinary rats food as a control group. The data is processed using SPSS.
The results show that from the control group rats the mean of blood triglyceride level is 184,073. In a group of rats that was fed with durian for 1 week the mean of blood triglyceride level is 138,423, in group of rats which was fed with durian for 2 weeks the mean of blood triglyceride level is 126,962, while in group of rats fed with durian for three weeks the mean of blood triglyceride level is 633,447. From the analyzing process using SPSS it shows that the results data is not significant.
In conclusion, there is a reduction of blood triglyceride level in groups of rats fed only by durian for 1 week and 2 weeks, while there is an elevation of blood triglyceride level of a group of rats fed only by durian for 3 weeks, with positive correlation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aljufri
"Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Indonesia menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Penyakit Kardiovaskuler menjadi penyebab utama dengan 31,9% termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%).1 Risiko penyakit meliputi makanan. Salah satu makanan yang dipercaya mempunyai hubungan dengan penyakit jantung dan strok adalah durian. Durian (Durio spp.) adalah salah satu buah tropis yang disenangi di regio Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berita yang beredar dimasyarakat menyatakan bahwa konsumsi durian dalam jumlah besar pada waktu relatif singkat dapat menyebabkan yang efek tidak baik untuk kesehatan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah konsumsi durian dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat berpengaruh terhadap kadar kolesterol plasma tikus.
Dalam percobaan ini setiap grup yang terdiri dari grup kontrol maupun intervensi terdiri atas enam ekor tikus. Grup pertama mengkonsumsi durian selama satu minggu, grup kedua diberi intervensi durian selama dua minggu dan grup ketiga diberi intervensi durian selama tiga minggu. Durian yang diberikan dilarutkan dalam air dengan dosis yang sama dengan konsumsi lima buah durian/manusia/hari. Tikus lalu dikorbankan diakhir percobaan dan darahnya diambil untuk mengukur level dari kolesterol menggunakan kit (ST. Reagensia, Indonesia). Riset ini dilakukan dalam periode Juli 2012 sampai April 2013.
Pada minggu pertama, level kolesterol dari enam tikus yang hidup adalah 68,617 + 21,676 mg/dL. Pada minggu kedua experimen, level kolesterol darah dari grup kedua yang terdiri dari tiga ekor adalah 58,534 + 7,528 mg/dL dan grup perlakuan tiga minggu memiliki nilai kolesterol 55,654 + 0,489 mg/dL dengan nilai kolesterol darah dari kontrol keseluruhan sebesar 75,497 + 15,486 mg/dL. Dari percobaan ini, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kolesterol darah. Namun, secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,5). Dapat dilihat bahwa kolesterol tidak meningkatkan level kolesterol darah.
Dari survei literatur, ditemukan bahwa durian tidak mengandung substansi yang berbahaya. Di sisi lain, hasil percobaan menunjukkan tidak ada peningkatan level kolesterol darah bahkan sebaliknya. Studi literature menyatakan bahwa durian mengandung substansi antioxidan yang secara tidak langsung dapat mengurangi level kolesterol darah.

Since long time, Durian (Durio spp.) is appreciated and consumed widely in Southeast Asia countries. However, there is a rumor among people that consuming durian in a relatively great number and in relatively short time could cause dangerous effect such as increase in the blood cholesterol level, heart attack, abortion, or even stroke. Therefore, the aim of this investigation is to test whether the durian consumption in relatively long time could increase the blood cholesterol level.
A number of rats were divided randomly into a group of 6 animals. The first group was fed with durian for 1 week, second group for 2 weeks, and the third group for 3 weeks. The durians were dissolved in water in a dose equivalent to five-durians/ human/day. The rats were sacrificed at the end of each period and blood was collected for cholesterol level, which is determined using a special kit (ST. Reagensia, Indonesia). The research was conducted from July 2012 to April 2013.
At the first week, the blood cholesterol level of 6 survival rat was 68,617 + 21,676 mg/dL. After 2 weeks of experiment, the blood cholesterol level of the second group 3 of 9 was 58,534 + 7,528 mg/dL. Later on, in 3 weeks intervention the blood cholesterol level (3 rats) was 55,654 + 0,489 mg/dL. Compare to blood cholesterol level in control group (5 rats), which was 75,497+ 15,486 mg/dL In conclusion, it seems that there were a decrease in blood cholesterol level in durian fed rats. However, statistical analysis shows that the different is not significant. It appears that the durian consumption did not increase blood cholesterol level.
From literature survey it is found that durian does not contain any harmful substance. Instead of increasing blood cholesterol level, durian contains antioxidant substance, which indirectly can reduce the blood cholesterol level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Gilang Edi
"Durian Durio zibethinus merupakan tumbuhan tropis yang terkenal dengan rasa buahnya yang khas dan bentuk yang berduri Terdapat dugaan di masyarakat bahwa mengkonsumsi durian dalam jumlah besar dapat mencetus munculnya penyakit kardiovaskular seperti stroke namun hingga saat ini belum terbukti kebenarannya Studi menunjukkan bahwa durian mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah tinggi yang dapat mengurangi stres oksidatif dan berpotensi mencegah berbagai penyakit inflamasi dan degeneratif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi durian terhadap kadar glutation GSH plasma darah sebagai biomarker stres oksidatif Tiga puluh dua Tikus Sprague Dawley dengan berat 100 150 mg dibagi menjadi 4 grup Grup kontrol hanya diberi makan dan minum ad libitum Grup minggu 1 minggu 2 dan minggu 3 berturut turut diberi 10 ml larutan durian 10 gram 10 ml pada pagi dan siang hari setiap hari per oral selama 1 minggu 2 minggu dan 3 minggu selain makan dan minum normal ad libitum Level GSH plasma diukur dengan metode Ellman menggunakan spektrofotometri Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kontrol kadar GSH plasma pada minggu 1 dan 2 meningkat sedangkan pada minggu 3 lebih rendah dengan selisih minimal Perbedaan kadar GSH antar grup tidak dapat dianalisis karena populasi sampel pada akhir studi tidak mencukupi.

Durian Durio zibethinus is a tropical fruit famous for its exotic taste and thorny shape There are a notion in the community that excessive consumption of durian can aggravate one rsquo s health and cause cardiovascular diseases which has no evidence yet Durian contains abundant amount of antioxidant beneficial in ameliorating oxidative stress promoting the potential to prevent cardiovascular and degenerative diseases This research aims to understand the effect of durian consumption to plasma glutathione GSH level as a biomarker of oxidative stress The study used 32 Sprague Dawley rats weighted 100 150 mg divided into 4 groups control 1 week 2 weeks 3 weeks treatment Control group was given water and normal diet ad libitum while 1 week 2 weeks 3 weeks group were given 10 ml diluted durian juice 10 gram 10 ml twice in the morning and the afternoon daily per oral with water and normal diet ad libitum for 1 week 2 weeks 3 weeks respectively Level of plasma GSH was measured using spectrophotometry following Ellman 39 s method Result showed increase of plasma GSH level in 1st and 2nd week compared to control while 3rd week level was minimally lower than control value The difference between each group was not statistically comparable due to low n number."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeane Andini
"Hipertensi merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Dari Riskesdas tahun 2007 dilaporkan prevalensi penduduk Indonesia usia di atas 18 tahun yang menderita hipertensi mencapai 31,7%. Hipertensi seringkali disertai perubahan-perubahan metabolik, salah satunya dislipidemia.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan kadar High Density Lipoprotein (HDL) terhadap kendali tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian dilaksanakan dengan metode cross sectional menggunakan data sekunder dari 117 rekam medis pasien hipertensi poliklinik penyakit dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Chi-square.
Dari hasil penelitian didapatkan jumlah pasien hipertensi tidak terkendali sebanyak 48 pasien (41%). Jumlah pasien hipertensi tidak terkendali dengan kadar HDL rendah sebanyak 11 pasien (61,1%), sedangkan jumlah pasien hipertensi terkendali dengan kadar HDL rendah sebanyak 7 pasien (38,9%).
Dari penelitian ini didapatkan proporsi pasien hipertensi tidak terkendali dengan kadar HDL rendah secara signifikan lebih besar dibandingkan pasien hipertensi terkendali dengan kadar HDL rendah, namun nilai p=0,060 (p>0,05) yang didapatkan menyimpulkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan bermakna antara kadar HDL terhadap kendali tekanan darah pada pasien hipertensi poliklinik penyakit dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Hypertension is a major public health problem in Indonesia. Riskesdas 2007 reported the prevalence of Indonesia's population aged over 18 years who suffering hypertension achieve 31.7%. Hypertension is often accompanied by metabolic changes, one of them is dyslipidemia.
This study aims to prove the association of High Density Lipoprotein (HDL) level to blood pressure control in hypertensive patients. Research is carried out by cross sectional method using secondary data from 117 medical records of hypertensive patients at internal medicine clinic Cipto Mangunkusumo general hospital. Hypothesis testing is done using the Chi-square test.
From the results, the number of uncontrolled hypertensive patients were 48 patients (41%). The number of uncontrolled hypertensive patients with low HDL level were 11 patients (61.1%), while the number of controlled hypertensive patients with low HDL level were 7 patients (38.9%).
From this study, the proportion of uncontrolled hypertensive patients with low HDL level is significantly greater than controlled hypertensive patients with low HDL level, but the value of p = 0.060 (p> 0.05) were obtained concluded that no statistically significant relationship between the level of HDL to blood pressure control in hypertesive patients at internal medicine clinic Cipto Mangunkusumo general hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadhilah Sari
"Stroke ialah salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis utama di Indonesia. Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang setiap tahun meningkat jumlahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio Low Density Lipoprotein LDL terhadap High Density Lipoprotein HDL dengan kejadian stroke pada penduduk usia dewasa. Penelitian ini menggunakan data dari studi kohort PTM penyakit tidak menular tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini ialah penduduk usia dewasa yang menjadi responden penelitian studi kohort faktor risiko PTM di kota Bogor tahun 2011 yang berjumlah 1506 dan dianalisis menggunakan uji regresi logistik dengan signifikansi statistik di lihat berdasarkan interval kepercayaan 95. Prevalensi sampel pada penduduk usia dewasa di kota Bogor yang menderita stroke sebesar 1,26, responden dengan rasio LDL terhadap HDL yang tinggi sebesar 35,66. Responden dengan usia 46 tahun sebesar 34,26 dengan prevalensi jenis kelamin terbanyak pada perempuan sebesar 53,45 dan yang berpendidikan rendah sebesar 54,58, responden yang obesitas sebesar 27,42, responden dengan kadar kolesterol total tinggi sebesar 38,45 serta responden dengan kadar trigliserida tinggi sebesar 17,07. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara rasio LDL terhadap HDL dengan kejadian stroke dengan adjusted prevalens odds rasio 3,909 95 CI 1,346-11,354. Rasio LDL terhadap HDL yang tinggi berisiko terhadap kejadian stroke pada penduduk usia dewasa.

Stroke is one of the main causes of death and neurological disability in Indonesia. Stroke is a cerebrovascular disease which increases in number every year. This study aims to determine the effect of the ratio of Low Density Lipoprotein LDL to High Density Lipoprotein HDL with the incidence of stroke in the adult population. This study used data from the PTM (non-communicable disease) cohort study risk factor in 2011. The sample in this study was adult population 25-65 years who were respondents to the PTM cohort study in Bogor in 2011 which numbered 1506 and analyzed using regression tests logistics with statistical significance are seen based on 95 confidence intervals. Sample prevalence in adult population in the city of Bogor who suffered a stroke of 1.26, respondents with a high ratio of LDL to HDL were 35.66. Respondents with a age of sebesar46 years were 34.26 with the highest prevalence of sex in women amounting to 53.45 and those with low education were 54.58, respondents who were obese were 27.42, respondents with high total cholesterol levels were 38, 45 and respondents with high triglyceride levels of 17.07. The results showed that there was a significant relationship between the ratio of LDL to HDL and the incidence of stroke with an adjusted prevalence odds ratio of 3.909 95 CI 1.346-11.354. The high ratio of LDL to HDL is at risk for the incidence of stroke in the adult population."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolin
"Obesitas merupakan penurun kualitas hidup, menggangu emosi dan keuangan individu, keluarga dan sosial mereka. Subjek juga akan mengalami peninhgkatan resiko yang berkaitan dengan kondisi seperti penyakit jantung koroner, dibetes tipe II, stroke, osteoartritis dan kanker. Indeks massa tubuh, gambaran lemak dan skor nafsu makan merupakan indeks yang sering digunakan dalam mengontrol obesitas. Modifikasi diet, intervensi gaya hidup, intervensi farmakologi dan pembedahan merupakan pilihan terapi obesitas, namun pilihan terapi yang aman dan efektif sangat diperlukan.
Terapi akupunktur secara signifikan dapat menurunkan indeks massa tubuh dengan mereduksi jaringan lemak viseral abdomen, yang mengarah ke regulasi metabolisme lemak. Laserpunktur merupakan intervensi yang menstimulasi titik akupunktur tradisional mengguankan terapi laser. Dibandingkan dengan akupunktur manual, laserpunktur memiliki berbagai kelebihan seperti aplikasi yang mudah, dosis yang dapat tepat diukur , tidak nyeri dan tidak invasif.
Penelitian ini menilai efek kombinasi laserpunktur dan intervensi diet terhadap kadar high density lipoprotein, trigliserida, indeks massa tubuh dan skor nafsu makan pasien obesitas. Tiga puluh delapan pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok, kelompok laserpunktur dan intervensi diet (n = 19) dan kelompok laserpunktur sham dan intervensi diet (n = 19). Kedua kelompok menerima intervensi diet dan sesi laserpunktur yang sama, 3 kali/minggu selama 4 minggu. Pengukuran kadar high density lipoprotein, trigliserida, indeks massa tubuh dan skor nafsu makan dilakukan sebelum dan sesudah sesi terapi.
Hasil menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada indeks massa tubuh (p=0,000, CI 95%) dan skor nafsu makan (p=0,000, CI 95%) antara kelompok laserpunktur dan intervensi diet dengan kelompok laserpunktur sham dan intervensi diet. Kelompok laserpunktur dan intervensi diet juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kadar high density lipoprotein (p=0,000, CI 95%) dan trigliserida (p=0,000, CI 95%) sebelum dan sesudah sesi terapi. Penemuan ini menunjukkan bahwa kombinasi laserpunktur dan intervensi diet memberikan efek yang baik terhadap kadar high density lipoprotein, trigliserida, indeks massa tubuh dan skor nafsu makan pada pasien obesitas.

Obesity is a detriment to quality of life, places emotion and financial burden on the individual, their families, and society. Subjects also have an increased risk of associated conditions, such as coronary heart disease, type II diabetes, stroke, osteoarthritis, and cancers. Body mass index, lipid profile, and appetite score are the indices commonly used for controlling obesity. Dietary modification, lifestyle interventions, pharmacological interventions, and surgery are treatment choices for obesity, but more safe and effective treatment options are needed.
Acupuncture therapy significantly reduces body mass index by reducing the abdominal visceral adipose tissue content, which lead to regulating lipid metabolism. Laserpuncture is an intervention that stimulates traditional acupoints using laser therapy. Compared to manual acupuncture, laserpuncture has multiple advantages, including ease of application, dose measurement precision, painlessness, and noninvasiveness.
This study investigates the effect of combined laserpuncture and diet intervention on high density lipoprotein level, trigliceride, body mass index, and appetite score in obese patient. Thirty eight patients were divided randomly into two groups, laserpuncture with diet intervention group (n = 19) and sham laserpuncture with diet intervention group (n =19). Both group received the same diet intervention and sessions of laserpuncture, 3 times/week for 4 weeks. Body mass index measurement, high density lipoprotein levels, trigliceride levels, and appetite score were assessed before and after the treatment course.
The result shows there is a statiscally significant difference on body mass index (p=0,000, CI 95%) and  appetite score (p=0,000, CI 95%) between the laserpuncture with diet intervention group and sham laserpuncture with diet intervention group. The laserpuncture with diet intervention group also shows a statiscally significant difference on high density lipoprotein level (p=0,000, CI 95%) and trigliceride level (p=0,000, CI 95%) before and after treatment course. These findings suggest that combined laserpuncture and diet intervention has good effect on high density lipoprotein level, trigliceride, body mass index, and appetite score in obese patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irnawaty Rasyid
"Prevalensi obesitas cenderung meningkat di berbagai belahan dunia sehingga dapat meningkatkan risiko kardiometabolik pada berbagai penyakit. Salah satu tata laksana obesitas yang paling efektif adalah modifikasi gaya hidup, yaitu pengaturan diet. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan dengan desain uji klinis acak tersamar ganda, paralel, dua kelompok, bertujuan mengetahui pengaruh suplementasi serat larut dan diet rendah kalori seimbang (DRKS) selama 4 minggu berturut-turut terhadap berat badan (BB), kadar kolesterol highdensity lipoprotein (HDL) dan trigliserida (TG) serum pada subyek obes I usia 30-50 tahun. Berdasarkan kriteria inklusi, didapatkan 31 subyek yang dibagi menjadi dua kelompok, 15 orang kelompok perlakuan (KP) mendapat DRKS 1200 kkal/hari dan psyllium husk (PH) 8,4 g/hari, dan 16 orang kelompok kontrol (KK) mendapat DRKS 1200 kkal/hari dan plasebo. Sebanyak 28 subyek menyelesaikan penelitian ini. Suplementasi PH ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping yang serius. Jumlah asupan energi total subyek KP 1130,9 ± 221,9 kkal/hari lebih tinggi signifikan (p = 0,02) daripada KK 1024,3 ± 269,9 kkal/hari. Asupan serat subyek rendah; KP 17,2 ± 2,8 dan KK 8,6 (5,2−15,2) g/hari, walaupun dengan suplementasi PH. Penurunan BB dan peningkatan kadar kolesterol HDL serum sedikit lebih banyak tidak signifikan pada KP (-1,8 ± 0,8 kg dan 0,0 ± 4,3 mg/dL) dibandingkan KK (-1,6 ± 0,9 kg dan -0,4 ± 5,9 mg/dL). Penurunan kadar TG serum KP -1,5 (-416−77) mg/dL lebih rendah tidak signifikan dibandingkan dengan KK -10,0 ± 31,3 mg/dL. Pada penelitian ini belum dapat dibuktikan suplementasi PH 8,4 g/hari dan DRKS 1200 kkal/hari dibandingkan DRKS 1200 kkal/hari saja selama 4 minggu berturut-turut lebih baik dalam menurunkan BB dan mempengaruhi kadar kolesterol HDL dan TG serum pada subyek obes I.

The prevalence of obesity has been increasing globally, thus it likewise made an escalation the risk of cardio metabolic diseases. One method to encounter obesity is lifestyle modification such as the diet. This research was a preliminary study with double blinded randomized clinical trial, parallel, two groups, aims to understand the effects of soluble fiber suplementation and low calorie balanced diet (LCBD) on weight, high-density lipoprotein (HDL) cholesterol and triglycerides serum for obese I subjects age 30-50 years, for four weeks successively. Base on inclusion criteria, 31 subjects are divided into two groups, 15 subjects for treatment (T) receive 1200 kcal/day of LCBD and 8,4 g/day of psyllium husk (PH) and 16 subjects for control (C) receive 1200 kcal/day of LCBD and placebo. 28 subjects accomplish this research. PH suplement were being tolerate decently, and no serious side effect developed. Total energy intake from all T subjects were 1130,9 ± 221,9 kcal, significantly higher (p = 0,02) than C subjects 1024,3 ± 269,9 kcal/day. Subjects intake of fibers were low, even adding PH supplementation; 17,2 ± 2,8 for T subjects and 8,6 (5,2-15,2) g/day for C subjects. Weight loss and HDL cholesterol serum level enhancement were insignificantly higher on T subjects (-1,8 ± 0,8 kg and 0,0 ± 4,3 mg/dL) compared to C subjects (-1,6 ± 0,9 kg and -0,4 ± 5,9 mg/dL). TG serum level derivation on T subjects are -1,5 (-416−77) mg/dL insignificantly lower than C subjects -10,0 ± 31,3 mg/dL. This research has still yet able to prove that suplementation of PG 8,4 g/day and LCBD 1200 kcal/day in compare to only 1200 kcal/day of LCBD and placebo in 4 weeks consecutively are better in weight loss and affect the level of HDL cholesterol and TG serum on obese I subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Elvi
"Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan asam lemak tak jenuh tunggal (ALTJT) serta faktor-faktor lainnya dengan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) plasma penderita penyakit jantung koroner (PJK).
Tempat: Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian kasus-kontrol tanpa berpasangan, yang telah disetujui oleh panitia tetap penilai etik penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sebanyak 134 orang penderita PJK diikut sertakan dalarn penelitian ini, terdiri dari 67 orang kelompok kasus (kadar kolesterol HDL plasma <35 mg/dL) dan 67 orang kelompok kontrol (kadar, kolesterol HDL plasma (35 mg/dL). Pengambilan subyek penelitian dilakukan dengan metode consecutive sampling. Data yang dikumpulkan meliputi: karakteristik demografi, asupan zat gizi makro dengan metode tanya ulang 1x24 jam dan food frequency questionnaire (FFQ) semikuantitatif 3 bulan terakhir, kebiasaan olahraga, merokok, minum alkohol, indeks massa tubuh (IMT) dan rasio lingkar pinggang/lingkar panggul (rasio Lpi/Lpa).
Hasil: Berdasarkan karakteristik demografi, kelompok kasus dan kontrol setara. Asupan ALTJT kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kelompok kasus namun tidak berbeda bermakna. IMT kedua kelompok berada pada kategori obes I dan tidak berbeda bermakna. Terdapat hubungan yang bermakna antara rasio Lpi/Lpa dengan kadar kolesterol HDL plasma (p=0,034;OR=2,55; 95%CI=1,06-6,15). Didapatkan korelasi positif yang bermakna antara asupan ALTJT dengan kadar kolesterol HDL pada kelompok kontrol Terdapat korelasi negatif yang bermakna antara rasio Lpi/Lpa dengan kadar kolesterol HDL plasma pada kelompok kontrol (p=0,03;r=0.23). Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara variabel-variabel lain yang diteliti dengan kadar kolesterol HDL plasma.
Kesimpulan:
1. Terdapat korelasi positif yang bermakna antara asupan ALTJT dengan kadar kolesterol HDL plasma pada kelompok control.
2. Terdapat korelasi negatif yang bermakna dari rasio Lpi/Lpa dengan kadar kolesterol HDL plasma pada kelompok kontrol.
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara rasio Lpi/Lpa dengan kadar kolesterol HDL plasma.
4. Hubungan antara asupan ALTJT (15% dari kalori total dengan kadar kolesterol HDL plasma, pada penelitian ini belum dapat dibuktikan.)

Objective: The aim of this study was to determine the relationship between of mono unsaturated fatty acid (MUFA) intake and other factors with plasma high density lipoprotein (HDL) cholesterol level on coronary heart diseases (CHD) patients.
Place: Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Method: The design was unmatched case- control study, which has been approved by ethical committee Faculty of Medicine University of Indonesia. One hundred and thirty four patients with CHD as subjects of the study, consist two groups. 67 subjects as case (plasma HDL cholesterol < 35 mg/dL) and 67 subjects as control group (plasma HDL cholesterol (35 mg/dL) respectively. Consecutive sampling method was used to obtain the subjects. Data collected were demographic characteristics, macronutrient intake using 24 hours recall and semiquantitative food frequency questionnaire (FR)) method in the last three month, smoking habit, alcohol consumption, exercise, body mass index (BMI), and waist hip ratio (WHR) measurements.
Results: Demographic characteristic of both groups were similar. MUFA intake in the control group was higher than case, but no significant difference was found between groups. No significant difference was found in term of the BMI between case and control group. There was significant relationship between WHR and plasma HDL cholesterol (p0.034; OR=2,55; 95%CI= 1,06-6,15). Significant positive correlation between MUFA intake and plasma HDL cholesterol in the control group was found (p=O,Ol;r~,29). There was significant negative correlation between WHR and plasma HDL cholesterol in the control group (p=),03;r=-0,23). Other variables did not show any relationship with plasma HDL cholesterol.
Conclusion:
1. There was significant positive correlation between MUFA intake and plasma HDL cholesterol and negative correlation between WHR and plasma HDL cholesterol in the control group.
2. There was significant relationship between WHR and plasma HDL cholesterol. Relationship between of MUFA intake (l5% total calorie and plasma HDL cholesterol has not been proved yet.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T12362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lontoh, Semuel Robert
"Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu PS (Pollen Substitute) terhadap konsentrasi High-Density Lipoprotein (HDL) dan Low-Density Lipoprotein (LDL) dalam plasma darah tikus yang diberi diet tinggi lemak. Dua puluh empat ekor tikus dibagi dalam 4 kelompok, terdiri atas kelompok kontrol normal yang diberi pakan standar (KK1), kelompok kontrol perlakuan yang diberi diet tinggi lemak (KK2), dan kelompok perlakuan yang diberi diet tinggi lemak serta larutan madu PS dengan dua konsentrasi larutan berturut-turut yaitu 10% dan 20% (KP1 dan KP2). Bahan uji diberikan setiap hari selama 14 hari berturut-turut. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0 (T0) dan ke-14 (T14), kemudian dilakukan analisis konsentrasi HDL-LDL berdasarkan metode Cholesterol Oxidase-Phenol Amino Phenazone (CHOD-PAP).
Hasil uji Kruskal-Wallis (P > 0,05) untuk konsentrasi HDL menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antar rerata kelompok perlakuan. Sedangkan, hasil uji Anava (P< 0,05) untuk konsentrasi LDL menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan efek pemberian madu PS terhadap penurunakonsentrasi LDL dan peningkatan konsentrasi HDL plasma.

The present study was conducted to investigate the effects of PS Honey intake on plasma High Density Lipoprotein (HDL) and Low-Density Lipoprotein (LDL) concentrations in male Sprague-Dawley rats fed with hyperlipidemic diets. Twenty-four male rats were divided into 4 groups, consisting of normal control group (KK1) fed with standard diets, treatment control group fed with high fat diets (KK2), and treatment group fed with high fat diets and PS honey solution in different concentration, 10% and 20% (KP1 and KP2) respectively. Treatment was given orally and administered daily for 14 consecutive days. HDL and LDL levels were measured at day 0 (T0) and day 14 (T14) using Cholesterol Oxidase- Phenol Amino Phenazone (CHOD-PAP) method.
Kruskal-Wallis test results (P >0,05) showed no significant effect of treatment on HDL concentration. Anova test results (P < 0,05) showed a significant effect of treatment on LDL. The results demonstrated the potential beneficiary effect of dietary PS Honey in lowering LDL and increasing HDL plasma consentrations.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>