Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rininta Aprilia Kasdjono
"Latar Belakang: Selama preparasi kemomekanis, umumnya terjadi ekstrusi debri ke periapeks yang dapat memicu respon inflamasi dan memperlambat penyembuhan jaringan periapeks. ProTaper® dilaporkan menyebabkan banyak esktrusi debri, dan belum ada data mengenai ekstrusi debri oleh generasi barunya, ProTaper Next®
Tujuan: Menganalisis jumlah ekstrusi debri pada gigi yang dipreparasi dengan ProTaper® dan ProTaper Next®.
Metode: Enam puluh gigi premolar dibagi dalam dua kelompok (kelompok ProTaper® dan ProTaper Next®) sama besar. Ekstrusi debri pada preparasi ditampung dalam tabung, dan perbedaan berat tabung sebelum preparasi dan sesudah preparasi merupakan jumlah debri terekstrusi
Hasil: kelompok ProTaper® menghasilkan debri lebih banyak daripada kelompok ProTaper Next®. Secara statistik (t-test) perbedaanya bermakna (p<0,005).
Kesimpulan: jumlah debri pada preparasi dengan ProTaper Next® lebih sedikit daripada pada preparasi dengan ProTaper.

Background: debris extrusion during chemomechanical preparation could trigger inflammatory response and delay periapical healing. Instrumentation with ProTaper® is reported to cause significant debris extrusion, while no data available with ProTaper Next®.
Objective: to analyze the amount of debris extruded in instrumentation with ProTaper® and ProTaper Next®.
Methods: sixty premolars were divided evenly into two groups; the first group was instrumented with ProTaper® and the other one with ProTaper Next®. Debris ekstruded during instrumentation was collected in a bottle and the difference between the weight of the bottle before and after intrumentation was considered as the amount of debris extrusion.
Results: debris extrusion by instrumentation with ProTaper® was greater than instrumentation with ProTaper Next®, and statistically significant (t-test, p<0,005).
Conclusion: the amount of debris extrusion produced by ProTaper Next® was less than produced by ProTaper®
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trini Santi Pramudita
"Preparasi saluran akar menghasilkan ekstrusi debri, memicu respons inflamasi di periapeks.
Tujuan: Mengamati perbedaan jumlah ekstrusi debri ke periapeks pada saluran akar yang dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dan resiprokal.
Metode: Tigapuluh dua gigi premolar secara acak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontiyu. Kelompok 2 menggunakan gerakan resiprokal. Penimbangan tabung penampung debri dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah preparasi. Perbedaan berat tabung tersebut dianggap sebagai berat debri terekstrusi.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 (p=0,844)
Kesimpulan: Perbedaan gerakan preparasi saluran akar menggunakan rotasi kontinyu maupun resiprokal tidak memengaruhi jumlah ekstrusi debri ke periapeks.

Root canal preparation produces debris extrusion, lead to inflammation in periapical tissue.
Objective: Assess the differences of periapically extruded debris amount after preparation using continous rotation and reciprocating motion.
Method: Thirty two premolars in a receptor tube were randomly divided into 2 groups. Group 1 was prepared using continuous rotation, Group 2 using reciprocating motion. Amount of the extruded debris was obtained by the receptor tube weight differences before and after preparation.
Results: The difference between groups were not statistically significant (p = 0,844).
Conclusion: Continuous rotation and reciprocating motion have no influence in the amount of periapically extruded debris.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of the study was to evaluate cyclic fatigue resistance of two NiTi instruments and to analyse their surface, fractographic and matrix morphology under ESEM/EDS and optical microscopy. WaveOne Primary and ProTaper Universal F2 brand new instruments were subjected to fatigue testing in an artificial canal with 5.0 mm radius and 60° angle of curvature. Seventy-two instruments were divided into three groups (n = 24), according to the selected kinematics: WaveOne using reciprocation (A); ProTaper using reciprocation (B) or rotation (C). Time to fracture was recorded. Data were analysed with ANOVA and Tukey test. ESEM/EDS analysis was conducted on new files to examine surface characteristics and on fractured fragments to identify the fractographic features. Metallographic analysis was performed with optical microscope on new instruments to evaluate alloy properties. Significant differences were found with Group A, which was statistically more resistant to cyclic fatigue (P < 0.05) than the other groups. Surface analysis of new instruments showed both in WaveOne and ProTaper files the presence of deep milling marks. ESEM fractographic analysis of WaveOne showed multiple crack origins with an area of fatigue propagation wider than ProTaper instruments, in which a single crack origin could be detected. EDS analysis confirmed the equiatomic NiTi composition. Metallographic analysis under optical microscope revealed in WaveOne instruments the presence of nano-crystalline martensitic grains embedded in austenite matrix, presence which could not be found in ProTaper files. WaveOne NiTi files revealed higher resistance to fatigue stress, suggesting extended working time in clinical applications."
ODO 102:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Arniawaty
"Latar Belakang: Preparasi saluran akar berpotensi menyebabkan ekstrusi debri nekrotik dan bakteri intrakanal yang dapat memicu respon inflamasi di periapeks. Teknik instrumentasi, desain file, dan teknik irigasi diketahui memengaruhi potensi terjadinya ekstrusi debri dan bakteri.
Tujuan: Menganalisis dan membandingkan efek penggunaan single file rotasi kontinyu dan resiprokal terhadap terjadinya ekstrusi debri dan E.faecalis.
Metode: Tiga puluh dua gigi premolar rahang bawah, akar tunggal dipilih secara acak dikontaminasi bakteri E.faecalis isolat klinis ke dalam saluran akar, lalu dibagi menjadi dua kelompok. Saluran akar dipreparasi menggunakan single file gerakan rotasi kontinyu (One Curve), dan single file gerakan resiprokal (Reciproc Blue). Model Myers dan Montogomery digunakan untuk mengumpulkan ekstrusi debri dan bakteri. Jumlah ekstrusi debri diketahui dari selisih berat tabung debri sebelum dan setelah instrumentasi. Sementara ekstrusi E.faecalis diketahui dengan identifikasi koloni hijau-biru pada media chromagar selektif. Analisis statistik menggunakan uji Mann Whitney dan komparatif kategorik.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jumlah ekstrusi debri (p=0,513) dan persentase terjadinya ekstrusi E.faecalis (p=0,479) pada kelompok uji menggunakan single file rotasi kontinyu dengan resiprokal. Simpulan: Instrumen single file rotasi kontinyu dan resiprokal, berpotensi menyebabkan ekstrusi debri dan E.faecalis, namun tidak ditemui perbedaan bermakna pada jumlah ekstrusi debri dan E.faecalis di antara kedua gerakan tersebut.

Background: Root canal preparation potentially cause extrusion of necrotic debris and intracanal bacteria which lead to inflammation in periapical tissue. The preparation technique, file design, and irrigation techniques influences the risk of debris and bacterial extrusion.
Objective: The purpose of this study was to evaluate and compare the effects of rotating and reciprocating single file on debris and E.faecalis extrusion.
Method: Thirty-two mandibular premolars, single roots randomly contaminated with E.faecalis bacterial isolates into the root canal, then divided into two groups. The root canals were prepared using rotating single file (One Curve) and reciprocating single file (Reciproc Blue). Myers and Montogomery models are used to collect debri and bacterial extrusions. The amount of debris extrusion is known from the difference of the debris tubes weight before and after instrumentation. While E.faecalis extrusion is known by identification of blue-green colonies on selective chromagar media. Non parametric test like Mann Whitney test and categorical comparative test were applied to determine the significant difference among the group.
Results: There was no significant difference between debris extrusion (p = 0.513) and the percentage of E.faecalis extrusion (p = 0.479) among the group using rotating and reciprocating single file.
Conclusions: In this study, both rotating and reciprocating single file system used resulted in some debris and E.faecalis extrusion, but there were no significant differences in the number of debris and E.faecalis extrusion between the instrumentation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eveline Marceliana Liman
"Ruang lingkup dan metodologi : Keberhasilan perawatan endodontik sangat dipengaruhi oleh tindakan preparasi saluran akar, terutama pada daerah 113 apeks. Preparasi saluran akar pada daerah ini merupakan tahap yang paling sulit dan lama yang dapat menyebabkan stress dokter gigi. Hal ini disebabkan oleh faktor anatomi dan morfologi sistim saluran akar yang sangat kompleks, keterbatasan kemampuan alat serta kemampuan operator. Sampai saat ini jarum endodontik tipe File K manual masih dianggap yang terbaik namun masih terdapat keterbatasan dalam hal membersihkan dan kecepatan preparasi saluran akar. Kehadiran henpis Canal Leader (CL) yang menggerakkan jarum endodontik secara helicoidal dan diikuti dengan sistim irigasi merupakan hal yang menjanjikan. Untuk membuktikannya secara SEM dilakukan penelitian yang memperlihatkan perbedaan kemampuan antara CL dan File K manual dalam membersihkan saluran akar. Evaluasi kebersihan difokuskan pada daerah 2 mm dari apeks.
Hasil dan kesimpulan : Hasil preparasi saluran akar dengan CL lebih bersih dibandingkan File K manual, meskipun secara statistik tidak berbeda bermakna (chi-square p value = 0,065; P > 0,05). Waktu instrumentasi CL lebih cepat dari manual walaupun secara statistik tidak berbeda bermakna (t-test, p value = 0,794; P > 0,05).
"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Furqan
"Residu Ca(OH)2 dapat mengganggu hermetisitas obturasi saluran akar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tiga metode pembersihan residu Ca(OH)2. Metode. Tigapuluh premolar bawah dipeparasi dengan ProTaper sampai F3, kemudian diberi medikamen Ca(OH)2 dan disimpan selama 7 hari. Setelah itu, sampel dibagi tiga sama banyak. Residu Ca(OH)2 di Kelompok I dibersihkan dengan irigan gabungan NaOCl-EDTA, kelompok II dengan CanalBrush, dan Kelompok III dengan file NiTi. Sampel kemudian dibelah arah buko-lingual dan residu diperiksa dengan mikroskopstereo dan program Axiocam. Hasil. Pembersihan paling baik adalah pada kelompok II, disusul oleh kelompok III, dan kelompok I, walaupun secara statistik tidak berbeda signifikan (p <0,05). Kesimpulan. Ketiga metode menghasilkan efek pembersihan residu Ca(OH)2 yang tidak berbeda.

The residu of Ca(OH)2 will hamper the hermeticity of root canal obturation. The aim of this study was to analyze the effectiveness of the methods of its removal. Methods. Root canal preparation was performed on 30 lower premolar using Proaper system. The Ca(OH)2 paste was put on the root canal for 7 days. The samples were then divided equally into three groups. The residu of Ca(OH)2 in group I, II, and III were removed by combined irrigant of NaOCl-EDTA, Canal Brush, and NiTi file respectively. After bisected bucco-lingually, the residu was assessed under stereomicroscope (12x magnification) and AxioCam. Results. Substantially, the most effective method was group II, followed by group III and I, but statistically no significance difference (p < 0.05). Conclusion. The canal brush is the best methods in removing Ca(OH)2 residu, although the difference is statistically not significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sean Otista Hananta
"Resin kompositterus dikembangkan untuk meningkatkan performa estetiknya. Resin komposit terbaru yaitu nanofiller dan nanohybrid yang masih diperdebatkan ketahanannya terhadap zat warna minuman kopi. Penelitian ini bertujuan membandingkan perubahan warna permukaan resin komposit nanofiller dan nanohybrid setelah perendaman kopi. Terdapat 36 sampel yang dibagi dalam 6 kelompok dengan ukuran diameter 6 mm, tebal 3 mm. Pengukuran warna menggunakan vita easyshade classic yang diurutkan berdasarkan value. Hasil data dianalisis menggunakan Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test. Didapatkan Perubahan warna pada nanohybrid lebih sedikit dibandingkan pada nanofiller dan secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Sehingga nanohybrid memiliki ketahanan terhadap zat warna yang lebih baik daripada nanofiller.

Resin composites continue developed to improve aesthetic performance. The newest composite resin are nanofiller and nanohybrid where color resistance to coffee drinks still debating. The aim of this study is to compare surface discoloration nanofiller and nanohybrid resin composites after immersion coffee. There are 36 samples were divided into 6 groups with a diameter of 6 mm, thickness 3 mm. Color measurements using vita easyshade classic that is sorted by value.Results data were analyzed using the Wilcoxon test and Mann-Whitney Test. Changes in color on nanohybrid lower than the nanofiller and statistically significant (p<0.05). Therefore nanohybrid has resistance to color better than nanofiller.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Wulandari
"Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan transportasi yang sangat disukai bagi banyak pengguna jasa di wilayah Jakarta. Harga tiket yang murah dan bebas dari kemacetan di jalan raya menjadi salah satu alasan mengapa KRL sangat diandalkan. Untuk dapat melayani calon penumpangnya terutama pada waktu sibuk maka perlu dilakukan penelitian untuk menentukan headway dan jumlah armada yang harus disediakan.
Tahap Pertama yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah melakukan peramalan jumlah penumpang untuk lima tahun kedepan selanjutnya melakukan simulasi dengan menggunakan ProModel. Lamanya headway dan jumlah bus yang diperoleh dari hasil simulasi akan menjadi hasil akhir dari penelitian ini.

Kereta Rel Listrik (KRL) or Electrical Rail Train is one of Jakarta urban people‟s favorite transport modes. Its fair-price ticket and traffic-jam-free way make this mass rapid transport highly dependable. In order to be able to serve the passengers during peak time, the project need to have a research in term of time headway and number of trains should be placed.
First phase of this thesis is to forecast the number of passengers for the next five years, than build scenario using ProModel simulation. The headway period and number of trains that shoud be placed from the simulation will be resulting this thesis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29775
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astika Kurniawati
"Paint, salah satu jenis organic coating, merupakan zat yang dapat digunakan untuk melindungi baja dari lingkungannya sehingga dapat mencegah proses korosi. Perkembangan teknologi membuat paint dapat diaplikasikan di lingkungan air laut, seperti glass flake epoxy coating yang mengandung pigmen micro glass flake. Namun keberhasilan proteksi dari paint sangat ditentukan oleh preparasi permukaan yang baik. Sehingga diperlukan sistem pelapisan dan preparasi permukaan yang baik.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui ketahanan korosi, kekuatan adesi, dan ketahanan termal dari glass flake epoxy coating pada substrat baja karbon. Preparasi permukaan dilakukan dengan pengamplasan dengan variasi grit amplas 100, 150, dan 180. Rasio pencampuran volum antara base dan activator yang digunakan ialah sebesar 2,5:1, 3,5:1, dan 4,5:1.
Ketahanan korosi dari lapisan diketahui melalui pengujian sembur garam selama 96 jam. Sedangkan kekuatan adesi lapisan dengan substrat diketahui melalui pulloff adhesion test (dengan kekuatan tarik maksimal alat sebesar 3,5 N/mm²). Untuk mengetahui ketahanan termal lapisan dilakukan pemanasan pada temperatur 150°C selama 15 menit. Pengamatan metalografi juga dilakukan untuk mengetahui struktur dari lapisan film dan juga lapisan interface antara lapisan film dan substrat baja.
Dari pengujian sembur garam didapat nilai peringkat lebar goresan pada semua sampel uji menurun dari 10 menjadi 9 dengan meningkatnya waktu pemaparan. Sedangkan dari pengujian adesi didapat hasil bahwa kekuatan adesi dari lapisan ialah lebih besar dari 3,5 N/mm² karena tidak ada lapisan film yang terangkat dari substrat baja hingga kekuatan tarik maksimal 3,5 N/mm². Secara visual, lapisan film tidak mengalami kerusakan setelah proses pemanasan.

Paint, one type of organic coatings, is a substance can be used to protect steel from its environment so that corrosion can be prevented. Technology development makes paint can be used in marine environment, like glass flake epoxy coating containing micro glass flake pigment. However, good surface preparation has strong effect in producing successful paint protection. So, there must be a good painting system and a good surface preparation to create a good protection.
This research was conducted to evaluate corrosion resistance, adhesion strength, and thermal resistance of glass flake epoxy coating in steel substrate. Surface preparation was performed by grinding using grinding grit of 100, 150, and 180. Mix ratios of volume between base and activator used were 2,5:1, 3,5:1, and 4,5:1.
The corrosion resistance was known by salt spray test with 96 hours of exposure. The adhesion strength was acquired from pull-off adhesion test (with 3,5 N/mm² maximum tensile strength). The coating was heated in 150°C temperature for 15 minutes to get thermal resistance value of the coating. Metallographic examination was also performed to observe the structure of the coating film and interface layer between the coating film and the substrate.
From the salt spray test, the value of rating number decreased from 10 to 9 with increasing exposure time. The adhesion strength of the coatings was higher than 3,5 N/mm², because there were no failure of all film until 3,5 N/mm² maximal tensile load were applied to the coating. From visual examination, there were no film degradation after heating."
2008
S41721
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wisnu Putranto
"Smear layer dapat menghambat sterilisasi saluran akar dan adaptasi bahan pengisi di sepertiga apeks. Untuk menghilangkannya, selain menggunakan bahan irigasi juga diperlukan teknik irigasi yang yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai hasil pembersihan dinding saluran akar dari smear layer di daerah sepertiga apeks yang diirigasi menggunakan teknik irigasi sonik dan tehnik irigasi manual-dinamik.
Metode: Tigapuluh dua gigi premolar tetap dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 menggunakan teknik irigasi sonik. Kelompok 2 menggunakan teknik irigasi manual-dinamik. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebersihan dinding saluran akar pada sepertiga apeks dengan menggunakan SEM pada semua kelompok. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok 1 dan 2 (p=0,256).
Kesimpulan: Kedua jenis teknik irigasi baik sonik maupun manual-dinamik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Namun secara deskriptif, teknik irigasi sonik memberikan hasil kebersihan sepertiga apeks yang lebih baik dibandingkan dengan teknik irigasi manual-dinamik.

Smear layer can inhibite sterilization of root canal and adaptation of root canal filling material on apical third of root canal wall. To eliminate it, besides using irrigation materials are also needed proper irrigation techniques. The purpose of this study was to obtain more information of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall irrigated using sonic and manual-dynamic irrigation techniques.
Materials and Method: thirty two whole-extracted premolars were divided into 2 groups. Group 1 were irigated sonicly, Group 2 were irrigated with manual-dynamic. The cleanliness of smear layer on apical third of root canal wall from both groups then inspected using SEM. The data obtained were analyzed using Kolmogorov-smirnov test.
Results: There was no significant difference between Group 1 and Group 2 (p = 0,256)
Conclusion: Both types of irrigation techniques does not show statistically significant difference. But descriptively, sonic irrigation technique provided better result of the cleaning of smear layer on apical third of root canal wall than manual-dynamic irrigation technique.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>